Mobil yang dikendarai Tayo mendarat sempurna di depan pintu masuk. Lekas, Gifran turun usai membuka sabuk pengaman. Laki-laki itu, tidak sabar ingin memberitahukan perihal rencana syuting iklan yang akan mereka lakukan dalam waktu dekat.
Kaki panjangnya menapaki lantai marmer yang mengkilat, Gifran langsung menaiki undakan tangga menuju kamarnya. Dia, tak sabar ingin menceritakan dan meminta pendapat Serena perihal rencana perusahaan.
Tangannya mendorong daun pintu berwarna putih. Tanpa sengaja, dia melihat istrinya sedang di balkon. Laki-laki itu meletakkan jas dan tas kerjanya ke atas sofa di kamar mereka. Lalu menyusul sang istri yang ada di balkon. Tapi, langkahnya terhenti saat mendengar Serena sedang berbicara dengan seseorang di telepon. Padahal sudah beberapa langkah lagi dia sampai di belakang istrinya.
“Iya, La. Lo, ‘kan tahu sendiri kalau pernikahan kami hanya sebatas kesepakatan antara gue dan si laki-laki kedondong. Jadi, ga masalah &lsq
Serena masih diam sembari menggosok punggung Gifran. Mendengarkan cerita suaminya yang membahas mengenai kenaikan saham perusahaannya beberapa hari ini.“Kamu, nggak ada acara ‘kan sabtu weekend nanti?” tanya Gifran yang masih asyik menikmati sentuhan dari balik punggungnya. Istrinya benar-benar bisa diandalkan dalam urusan membantunya mandi.“Tidak. Memangnya kenapa?”“Ada acara teman. Kebetulan, aku ingin mengajakmu berkenalan dengan rekan-rekan yang lain. Agar, nanti kamu terbiasa ikut dalam jamuan pesta nanti.”Serena diam mendengarkan ucapan suaminya. Sejenak, dia mencerna perkataan suaminya yang mengatakan akan mengajaknya ikut pertemuan. Bukankah, Serena sudah mengatakan bahwasanya mereka akan berpisah. Tapi, kenapa justru sekarang, sikap Gifran begitu berbeda saat ini.Walaupun dia sempat menghadiri pesta rekan suaminya beberapa waktu yang lalu, tapi Serena dan Gifran memilih berpisah dengan m
Usai keduanya memakai baju, Gifran mengajak Serena turun makan malam bersama dengan keluarga besar. Terlihat semua anggota sudah duduk menempati kursi meja makan masing-masing. Gifran dan Serena yang baru datang langsung mendaratkan tubuhnya di kursi yang biasa mereka tempati makan. Kedatangan pasangan ini, membuat atensi semua keluarga tertuju pada mereka berdua.Betapa tidak, Gifran yang notabene baru saja pulang kerja sore tadi terlihat sangat segar dan terus menyunggingkan senyuman di sudut bibirnya sesaat sampai duduk di meja makan. Beda halnya, dengan Serena. Gadis itu malah malu-malu karena telat bergabung bersama keluarga suaminya di meja makan.Mama Lusi, papa Antoni hanya diam dan tersenyum melihat anak dan menantunya datang ke meja makan bergandengan. Beda halnya, dengan Gina dan Sony. Pasangan suami istri yang baru saja dikaruniai anak itu, tertawa seraya mengkode satu sama lain.“Maaf. Kami terlambat,” ucap Gifran saat menarik kursi untu
Tak perlu menunggu lama, kini pasangan suami istri itu sudah beradu peran untuk syuting iklan baru produk bumbu masakan B&G. Seperti yang diharapkan, Serena dapt berakting dengan baik. layaknya model dan artis prifesiona. Itulah yang membuat daya tarik para staf senang dengan kepribadian dan kepiawaian Serena dalam berakting.Jika dilihat, gadis itu bukan berasal dari dunia entertainment. Tapi, dengan cepat Serena paham perihal tugas dan tanggung jawabnya dalam berkating di depan kamera. Mimik muka dan gesturenya terlihat natural di depan kamera.Ditemani Gifran sang suami Serena menampilkan akting romantic layaknya suami istri yang menyambut suaminya pulang. lalu membuatkan masakan yang akan dicicipi oleh Gifran. Akting keduanya di depan kamera sangat terlihat natural dan menuai pujian. Sebab, mereka sebagai partner job bisa memaksimalkan seluruh kemampuan.Adegan mencicipi masakan istrinya seraya memeluk dari belakang terlihat sa
Keesokan paginya, tanpa mereka sadari guling yang menjadi pemisah diantara mereka berdua kini sudah tak ada. Pasangan suami istri yang masih canggung itu masih tidur dalam posisi berpelukan. Serena nampak, nyaman bersandar pada dada bidang suaminya yang kekar dan berotot. Mungkin, gadis itu mengira yang dipeluknya saat ini adalah bantal guling yang dipeluk sangat erat.Begitupun juga, dengan Gifran. Laki-laki itu memeluk istrinya dengan tenang. Dia tidak menyadari jika keduanya sudah tidur saling berpelukan.Mama Ratu sejak tadi menunggu anak dan menantunya sarapan bersama. Hampir satu jam menunggu, sepasang suami istri itu belum juga menampakkan tanda-tanda batang hidungnya.Sampai mama Ratu naik menuju kamar anaknya guna untuk mengecek mereka berdua. Sudah beberapa kali mama Ratu mengetuk pintu kamar anaknya, tapi tidak terdengar sahutan dari dalam. Bahkan, mama Ratu menempelkan telinganya ke daun pintu untuk mendengar apa yang dilakukan mereka berdua.
Menjelang jam 11 keduanya baru bangun saat matahari sudah semakin meninggi. Serena yang masih dalam pelukan Gifran perlahan melepaskan diri. Merasa ada pergerakan, Gifran membuka matanya. Melihat istrinya baru saja bangun, Gifran ikut duduk.“Sekarang jam berapa?” tanya Gifran yang masih mengucek-ngucek matanya yang baru saja terbuka.“Jam 11 siang.” Serena menjawab singkat karena lekas ingin masuk ke dalam kamar mandi. Saat akan beranjak dari tempat tidur. Gifran menahan pergelangan tangan istrinya. Membuat Serena menoleh ke belakang.“Mari, mandi bersama,” ajak Gifran tanpa basa-basi. Ucapan suaminya membuat wajah Serena memerah. Seketika dia sadar dan melepaskan cekalan tangannya. “Jangan ngaco!” balas gadis itu tanpa basa-basi lalu dengan cepat masuk ke dalam kamar mandi yang ada di dalam kamarnya.Jangan tanyakan bagaimana debaran jantung Serena saat ini. Gadis itu, masih berdiri di belakang pitu menetr
Seperti rencana sebelumnya, Gifran menepati janjinya. Sore hari di penghujung akhir pekan, laki-laki jangkung itu membawa istrinya ke sebuah hotel yang terletak di pinggir pantai.Gifran berulang kali membujuk istrinya agar ikut menemaninya. Menggunakan segala cara demi meyakinkan Serena untuk ikut bersamanya.“Ayolah, ini acara kantor. Masa, sebagai pimpinan aku sendirian di sana. biasanya ‘kan kalau acara seperti ada istri yang menemani. Aku nggak mau kalau kamu tidak ikut. Pokoknya, kamu harus ikut. Akan ada banyak wartawan di sana. Bagaimana, kalau mereka menanyakanmu. Apa yang harus ku jawab!”Gifran masih berseru keras agar Serena bisa ikut bersamanya. Laki-laki itu tidak ingin rencana yang sudah dia persiapkan dari jauh-jauh hari gagal.“Kenapa kamu maksa banget sih!” Tolak wanita itu. Serena yang sibuk memasukkan baju Gifran ke dalam koper sejenak melirik suaminya yang duduk di sofa kamar mereka. “Ya, kamu, &lsq
Gifran masih memandangi istrinya yang tertidur nyenyak. Merasakan Serena bergerak membuka matanya perlahan, laki-laki itu justru pura-pura menutup mata. Dia ingin tahu, bagaimana reaksi istrinya saat bangun.Benar saja, kedua mata Serena perlahan terbuka menyesuaikan cahaya matahari pagi. Gadis itu mendapati dirinya terbangun dari pelukan suami yang masih terlelap tidur. Perlahan Serena bergerak tanpa ingin membangunkan suaminya. “Ya, Tuhan kenapa bisa, aku tidur nyaman di dada bidang suamiku.” gerutu Serena sesaat memperhatikan suaminya yang berbaring di atas ranjang sangat lelap.Gadis itu menginjakkan kakinya ke atas lantai kamar langsung menuju kamar mandi membersihkan diri sebelum Gifran bangun. selama di dalam kamar mandi Serena mengutuk dirinya yang mudah terpesona pada paras rupawan Gifran yang tertidur damai. Bahkan ia berkali-kali menepuk kepalanya.Sementara itu Gifran bangun saat merasakan ranjang di sampingnya kosong. “Pasti dia su
Tak butuh waktu bagi mereka untuk mendapatkan pujian dari warga net. Usai menyelesaikan sarapan dan keluar dari area restoran, Serena dan Gifran menjadi trending topik seketika di situs pencarian. Kemsraan yang mereka lakukan saat sarapan tadi membuat warga net iri dengan. Bahkan, mereka memuji kecantikan Serena yang terlihat natural hanya dengan riasan make up yang natural.Pagi ini, Gifran mengajak Serena bertemu dengan rekan bisnisnya yang kebetulan liburan juga di hotel ini. mereka duduk di salah satu kafe yang terletak di tepi pantai.“Kamu, nggak keberatan, ‘kan kalau kita ke kafe dulu ngopi. Kebetulan, di sini ada rekan bisnisku yang tengah berlibur.” Terang Gifran.“Baiklah.” Sahut Serena singkat.Mereka berdua tiba di kafe yang berjarak 50 meter dari hotel tempat mereka menyantap makanan. Keduanya memilih berjalan kaki sembari menikmati pemandangan laut yang begitu tenang di saat pagi ini. burung-burung beterba
Kesuksesan perilisan produk di Dubai berhasil menyita perhatian dunia. Pasalnya iklan yang terpampang di layar besar yang ada di gedung-gedung pencakar langit di sana menampilkan pasangan suami istri yang menjadi model produk mereka sendiri. Gifran dan Serena bak model internasional yang sangat piawai bergaya di depan kamera. Pencapaian ini membuat nama mereka melejit sebagai pasangan suami istri yang sangat romantis. Awalnya banyak masayarakat awam yang tidak mengetahui identitas mereka, namun seiring dengan laku kerasnya produk clothing B&G membuat keduanya semakin dikenal masyarakat lewat wawancara sebuah majalah fashion dunia.Lusi dan Antoni siang itu bermain di taman samping dengan cucunya lekas memanggil kedua cucunya.“Danish, Dea! Lihat foto siapa ini?” tanya Lusi sembari memperlihatkan gambar foto Gifran dan Serena.“Mama dan Papa! Ini mama dan papa.” Jawab kedua cucunya serentak. Semenjak beredarnya foto Serena dan Gifran di majalah fashion, kedua anak mereka sangat antus
Dua bulan kemudianSetiap pagi manusia disibukkan dengan berbagai rutinitas. Mulai dari bangun tidur bahkan sampai menjelang tidur. manusia masih saja disibukkan dengan berbagai kegiatan yang tiada hentinya. Ini berlaku bagi manusia yang memiliki tingkat kesibukan yang tinggi dalam mengumpulkan pundi-pundi uang dan harta benda.Tidak terkecuali dengan pasangan suami istri yang baru. Tomi dan Tiara pagi-pagi sudah disibukkan dengan kegiatan mereka masing-masing di kantor. walau berbeda tempat kerja keduanya berusaha tetap kompak dan tidak mempermasalahkan hal tersebut.“Mas, pakaianmu sudah aku taruh di atas tempat tidur. Aku turun dulu.” ucap Tiara kepada suaminya yang ada di dalam kamar mandi.Perempuan yang berpakaian kemeja peach kerah bermodel V bertali pita dipadukan dengan rok pensil warna mocca di bawah lutut, menuruni anak tangga menuju dapur. Tiara selalu berusaha setiap pagi menyiapkan sarapan untuk suami tercinta. Walau dengan menu sederhana.Dua potongan roti sandwich menj
Pernikahan Tomi dan Tiara diadakan di salah satu hotel mewah di kawasan ibu kota. Setelah menyelesaikan tadi pagi serangkaian prosesi akad nikah kini dua orang manusia yang berbeda jenis kelamin itu akhirnya bersatu dalam ikatan suci tali pernikahan di mata hukum dan agama.Tiara yang tampil cantik dengan busana kebaya putih tulang membuat auranya sebagai pengantin sangat cantik. kedua sejoli itu memakai pakaian adat pada saat prosesi akad tadi. Tomi pun tampil gagah dalam balutan jas tutup berwarna putih senada dengan pakaian Tiara.“Semoga kalian langgeng dan segera diberi momongan,” ucap mama Tiara kepada keduanya saat proses sungkeman.Rasa haru dan bahagia melihat adik semata wayangnya melepas masa lajangnya membuat Serena menititkkan air mata bahagia. Melihat hal itu, Tayo merengkuh bahu sang istri dan memberi kecupan di pelipisnya.“Jangan sedih, sayang. Bukankah ini yang kau inginkan sejak kemarin-kemarin? Melihat Tomi bersanding dengan pilihannya.” Ucap Tayo menenangkan sang
Tiga bulan sudah, Tomi menjalani serangkaian perawatan untuk memulihkan kondisinya. Tiara dengan setia menemani calon suaminya memberikan dukungan yang tiada henti.“Dari seluruh pemeriksaan, kondisi Tomi sudah kembali baik. Kepala, lengan, dan kaki yang terluka sudah pulih kembali semula. Ini hal yang baik untuk Tomi bisa kelaur dari rumah sakit.” jelas dokter laki-laki paruh baya dengan kacamata yang menggantung di hidungnya.“Benarkah, Dok?” tanya Tomi tersenyum senang.Dokter paruh baya itu mengangguk. Lalu berkata, “Iya, Tuan. Hari ini anda sudah bisa pulang.”Tiara yang berdiri di samping ranjang Tomi pun turut bahagia mendengar penjelasan dokter.“Selamat, sayang. Akhirnya kamu keluar juga hari ini.” Tiara menggenggam kedua tangan Tomi.“Baiklah, kalau begitu Saya permisi,” ujar dokter laki-laki paruh baya itu.”***Kepulangan Tomi menjadi berita yang sangat membahagiakan bagi kakaknya. Pasalnya, selama di rumah sakit, Lela bolak-balik bergantian dengan Tiara menjaga Tomi. Belu
Setelah melakukan penyelidikan, Gifran sudah mengantongi bukti kasus yang menimpa Tomi. Ia sangat geram mengetahui ternyata ada yang senagaja ingin menjatuhkan citra perusahaannya. Selama ini ia berpikir, ia sama sekali tidak pernah mengusik lawan saingannya. Namun, semua itu di luar perkiraannya. Ternyata diam-diam, karyawannya ada yang sengaja berkoalisi dengan pihak lawan untuk menjatuhkannya secara pelan-pelan.Untung saja, Gifran mengetahui dengan cepat. Terlambat sedikit saja, bisa jadi pembangunan yang ada di kota V tersendat karena adanya isu yang mengkambinghitamkan dirinya.“Tuan, tidak usah kahwatir. Saya sudah menghubungi HRD untuk memecat yang bersangkutan. Bisa dipastikan ia tidak akan mendapatkan pekerjaan di manapun di negeri ini. karena kita sudah membeberkan kartu asnya. Begitupun, dengan Tuan Simon. Sekarang ini perusahaannya berada di ambang kehancuran.” Ujar Tayo.Gifran tidak menyangka jika Simon salah satu rekan bisnisnya ternyata memiliki dendam yang sangat dal
Sementara itu di proyek, Tomi yang baru saja berdiskusi dengan salah satu tehnisi berdampingan keluar. “Tuan awas!” teriak salah satu pekerja yang melihat rangka bangunan roboh. Rangka gedung timur yang sudah terpasang sempurna tiba-tiba saja ambruk menimpanya.Namun na’as, Tomi dan rekannya tidak sempat menyelamatkan diri. Sehingga mereka berdua mengalami cedera parah yang sangat serius. Para pekerja yang menyaksikan insiden tersebut langsung berlarian membawa Tomi dan rekan mereka cedera.Ambulans yang dipesan sudah datang. Kedua orang itu cepat dibawa ke rumah sakit untuk mendapatkan perawatan insentif.Di kediaman Tayo, Lela yang baru saja menidurkan Tala, terkejut mendapat kabar dari rumah sakit perihal tentang Tomi. “Tidak. tidak mungkin!” Ia langsung menguhubungi suaminya Tayo untuk mengkonfirmasi apakah berita tersebut benar atau tidak.Sementara itu kantor B&G pusat, semua orang sangat terkejut dan tidak menyangka jika Tomi mengalami kecelakaan kerja. Apalagi Tayo dan Gifran
Hari pertama, Tomi disibukkan meninjau proyek yang sedang dalam tahap pembangunan. Ia yang bertugas sebagai penanggung jawab proyek harus memastikan tidak ada kendala serius selama pengerjaan.Dengan memakai topi pelindung disertai rompi pelindung, Tomi memberikan arahan kepada para pekerja yang sedang sibuk.“Apa tidak ada kendala yang serius di sini?” tanya Tomi kepada salah satu mandor yang bekerja di sini.“Tidak ada, Pak. Sesuai dengan arahan, Bapak kami menyiapkan segalanya dengan baik,” jawab laki-laki umur 40-an yang bertugas sebagai kepala mandor.“Saya harap juga begitu. Sehingga proyek ini bisa selesai sesuai tenggak waktu yang telah ditentukan.”“Iya, Pak. Kami akan bekerja keras menyelsaikan sampai batas waktu yang, Bapak berikan.”Setelah perbincangan sedikit dengan kepala mandor, Tomi pun menuju bangunan yang ada di sebelah timur. Rangka dari bangunan tersebut sudah terpasang, sehingga ia ke sana untuk mengecek apakah sudah berjalan sesuai dengan rencana.Selama berkeli
Tomi bertolak ke kota V untuk memipin pembangunan proyek di sana. sebelum pesawat lepas landas, ia mengabarkan kepada Tiara bahwa sebentar lagi pesawat akan take off. Namun, panggilan video call dari Tiara di ponsel membuat Tomi menggeser icon hijau pada ponsel merek buah.“Kamu hati-hati di sana. Jaga mata. jangan genit-genit. Ada hati yang harus kamu jaga di sini.” pesan Tiara dari seberang dengan wajah yang ditekuk. Ia merasa sangat sedih melepas kepergian Tomi kali ini. tidak biasanya Tiara merasa gelisah. Namun, ia tidak utarakan secara langsung kepada calon suaminya karena tidak ingin membuat Tomi merasa terbebani.Tomi tersenyum mendengar nasehat dari wanita pujaannya yang sebenatr lagi akan menjadi istrinya.“Siap, Nyonya. Aku akan selalu ingat pesan dan nasehat Nyonya,” hibur Tomi di kursi bisnis yang saat ini ia duduki.“Kamu jaga diri. Jaga kesehatan. Jangan telat makan. Jangan begadang. Kalau lagi capek di kantor istirahat sejenak. Jangan terlalu memaksakan bekerja jika ko
Setelah proses lamaran, Tomi disibukkan dengan pekerjaan yang baru menang tender. Selama satu bulan kedepan ia akan berada di luar kota untuk memantau proses pembangunan sebuah kawasan taman kota yang rencananya dimulai pekan depan.“Bagaimana persiapan ke kota V pekan depan, apa persiapannya sudah 90 persen?” tanya Gifran saat Tomi masuk menyerahkan rancangan proposal yang sudah diperbarui usai meeting kemarin.“Iya, Tuan. Semua akan berjalan sesuai dengan rencana. Jadi mulai minggu depan kita Saya dan tim akan menuju lokasi untuk memantau secara langsung permbuatan taman kota yang ada di kota V.” jelas Tomi menyerahkan proposal untuk diperiksa dan ditandatanagi ulang oleh pimpinannya.Gifran megangguk. “Untuk kesekian kalinya aku mempercayakan proyek ini kepadamu. Aku yakin kamu bisa menghandle proyek ini. Berikan yang terbaik untuk walikota V agar ia kagum dengan kita sebagai pelaksana.”“Terima kasih atas kepercayaan, Anda Tuan. Saya akan memberikan yang terbaik untuk perusahaan i