Sementara itu di kediaman Serena, setelah mendapatkan informasi dari Lela sahabatnya tadi saat waktu menceritakan perihal dirinya izin, Serena merasa simpati atas apa yang menimpa teman adik sahabatnya. Di dalam kamar, ia menjatuhkan tubuhnya di sofa. Di sana ia duduk sembari memikirkan nasib Tomi adiknya Lela.Walau secara tidak langsung mengusik Lela, namun Serena tetap saja khawatir saat mengetahui masih ada kemungkinan penjahat tersebut mengincar Tiara.“Ini tidak bisa dibiarkan. Aku harus ngomong masalah ini sama, Mas Gifran.” Kata Serena. Ibu satu anak itupun segera beranjak dari sana menuju ruang kerja sang suami yang berada di bawah.Sampai di depan pintu ruang kerja sang suami, perlahan Serena mengetuk pintu. Gifran yang hari itu pulang cepat sengaja melanjutkan perkerjaannya di kediaman ruang kerjanya. melihat sang istri masuk, Gifran segera beranjak dari kursi menuju sofa yang ada di depan mejanya.“Sayang, tumben kamu ke mari?” tanya Gifran menyambut kedatangan sang istri
Serena berharap kerjasama antara suaminya dengan Rafael bisa berjalan lancar sehingga terjalin keakraban yang bagus untuk kedua perusahaan. Bukan hanya untuk menjadikan perusahaan Rafael aman dari beberapa orang yang ingin berbuat jahat terhadapanya. Melainkan sebagai tameng agar beberapa pihak yang selama ini iri dengan pencapaian Rafael bisa berpikir lebih dulu untuk menyerangnya.“Mas, sudah penuhi permintaan kamu, sayang. Jadi, sekarang kamu harus penuhi juga permintaan aku.” Kata Gifran saat masuk kamar mendapati sang istri tengah menggantikan baju sang anak.Ucapan sang suami membuat kening Serena berkerut. Jadi suaminya itu meminta imbalan. “Kamu ngomong apa, Mas? berarti kamu nggak ikhlas terima tawaran kerja sama itu kalau tidak ada imbalan dari aku? Imbalan apa yang kamu maksud, Mas? jangan buat aku bingung deh!” cecar Serena dengan sejumlah pertanyaan.Ibu muda satu anak itu tidak peduli dengan kehadiran sang suami yang sepertinya sedang memberi kode agar melanjutkan rencan
Meskipun Serena mengatakan suaminya berubah menjadi omes. Namun, hal itu tidak menjadi maslaah bagi Gifran. Sebagai suami ia tidak ingin terlalu pusing dengan pemikiran istrinya yang menganggapnya berubah. Yang penting bagi dirinya ia bisa memberikan perhatian dan kasih sayang yang penuh bagi keluarganya.Seperti biasa, setelah melakukan aktivitas bertukar keringat malam ini, Gifran yang masih segar itu memakai kembali pakaiannya dan mengambil air putih yang ada di atas nakas. Membasahi kerongkongannya yang kering setelah berpetualang menuju surga dunia.Sejenak, ia menoleh ke arah sang istri. Ia tersenyum melihat sang istri terlelap di balik selimut. Ia pun menyingkirkan surai hitam yang menutupi wajah cantik Serena. Lalu dikecupnya dengan penuh kasih sayang. “Selamat tidur sayang. Semoga malaikat kecil hadir dalam perutmu dan memberikan adik bagi Danish.” Tangan Gifran berpindah turun meraba perut rata sang istri. Ia pun kembali masuk bergabung ke dalam selimut berbaring mengistirah
Usai sesi peresmian outlet yang ada di salah satu mall, Serena tinggal beberapa saat melayani pembeli yang datang sejak tadi. Mereka tidak ingin melewatkan kesempatan yang langka ini bertemu dengan Serena, Gifran dan seluruh keluarga B&G.“Aku mau cake tiramisu.” Ucap salah satu pembeli. “Baik, nona. ditunggu yah!” Dengan cekatan Serena mengambil cake tersebut.Booth yang baru mereka buka hari ini, pengunjungnya sangat ramai. Serena senang bukan main. Ia tidak mengira akan seramai ini pada pembukaan cabang ini.“Nggak nyangka, ternyata masayarakat sangat antusias hari ini.” Serena duduk di salah satu kursi tunggu. Hari ini tokonya tutup lebih awal karena stok mereka sudah habis. Dan akan dilanjutkan kembali besok hari.Duduk berhadapan Lela, Serena mendudukkan Danish ke pangkuan sahabatnya. Sepertinya Danish tahu jika Lela adalah sahabatnya. Buktinya, bayi itu sangat tenang berada di dekat orang lain selain keluarganya.“Sepertinya, Danish sangat suka bersamamu. Buktinya, kali ini ia
melihat sang istri resah, Gifran mendekati Serena yang tengah duduk melamun di sofa dalam kamar usai menidurkan Danish.“Apa yang menjadi beban pikiranmu sayang. Akhir-akhir ini, Mas perhatikan kamu sering melamun. Apa yang kamu sembunyikan dari, Mas?” tanya Gifran duduk di samping sang istri. Meraih tangan sang istri kemudian dielus. Gifran yang baru saja dari ruang kerja mendapati sang istri duduk mengkhayal.Serena menggeleng. “Nggak ada kok, Mas.” Serena mengalihkan tatapannya ke depan. Tidak ingin membuat suaminya khawatir dan ikut memikirkannya. Cukup dia saja yang seperti itu.“Kamu nggak bisa berbohong sama aku. Aku tahu, saat ini kamu tengah menyembunyikan sesuatu. Ayo, katakan. Apa yang menjadi beban pikiranmu. Siapa tahu, Mas bisa bantu.” Kata Gifran sambil mengusap bahu sang istri.Ayah satu anak itu sangat peka jika istrinya lagi sedang ada masalah. Bagi, Gifran apapun permasalahn yang dialami sang istri itu akan menjadi masalahnya juga.“Gini, mas aku itu kepikiran sama
Siang ini, Serena datang ke toko utama untuk bertemu dengan Lela secara langsung. Baginya ini adalah hal penting yang harus segera dibicarakan. Ia tidak ingin melihat sahabatnya itu terus seperti itu. Serena ingin Lela maju dan bangkit tanpa mengingat masa kelamnya yang terus menerus. Ia ingin sahabatnya itu memiliki masa depan yang cemerlang.Setelah hampir 30 menit mengemudikan kendaraan, akhirnya kendaraan yang dibawa Serena sampai di depan toko kue miliknya. Ini adalah toko cabang pertama yang memiliki sejuta kesan dan kenangan. Di mana, kisah asmaranya pun terjadi di sini.Mendorong pintu yang terbuat dari kaca bening, Serena disambut oleh salah satu karyawannya yang memiliki tugas menyambut tamu di depan pintu.“Lela, ada di mana sekarang?” tanya Serena membuka kacamata yang bertengger pada hidung mancungnya.“Di dalam ruangannya, Nona,” jawab karyawan yang berdiri di dekat pintu.“Saya ke sana dulu.” Serena pamit pada karyawannya. tidak lupa ia mengulas senyuman yang cantik, be
Serena menyusul sang suami yang sudah menunggunya. Akting yang sedang ia lakonkan bersama sang suami membuat Lela dan Tayo mau tak mau, harus menyusul mereka untuk menyerahkan laporan.“Mas, apa kita nggak keterlaluan merepotkan mereka berdua? bukankah tadi, kita bersama mereka. dan tiba-tiba saja Lela dan Tayo mendapatkan tugas untuk mengantarkan berkas yang kita minta untuk mereka. bukankah ini keterlaluan bagi mereka berdua?” tanya Serena dengan rasa bersalah. Ia sudah di dalam mobil milik suaminya membelah jalanan ibu kota menuju sebuah restoran yang sebelumnya sudah di booking terlebih dahulu oleh si Tayo.Gifran yang sedang fokus menyetir pun menoleh ke sang istri. “Bukankah ini rencana yang kamu inginkan, sayang?” tanya menimpali. Ia menginjak rem saat tepat di depan lampu merah.“Iya, Mas. Tapi, aku kasian sama Lela dan Tayo kalau ngerepotin mereka. padahal ‘kan berkas tadi bisa-“ belum selesai Serena berkata, Gifran langsung memegang tangan sang istri untuk menenangkan.“Ngga
Saat masih menyantap makanan yang disajikan, Tayo dan Lela baru saja tiba. Serena mempersilahkan keduanya duduk sembari memanggil pelayan untuk menyiapkan makanan mereka.“Ayo, silahkan di makan!” ajak Serena saat pelayan sudah menyajikan makanan untuk Tayo dan Lela.“Tidak usah canggung begitu. Ini bukan pertama kalinya kita makan bersama seperti ini. jadi tidak usah sungkan,” kata Gifran sembari memotong kecil daging steak untuk sang istri.Tayo pun mulai menikmati makanan yang ada di depannya. Begitupun dengan Lela. Gadis itu, juga menggerakkan tangannya dan memulai mengunyah. Suasana makan malam itu terasa hangat dan tidak menimbulkan kecanggungan antara Lela dan Tayo. Malah keduanya sudah akrab dibanding sebelumnya di mobil. ini berkat Serena dan Gifran yang tahu cara mencairkan suasana. Pasangan suami istri itu tahu kalau Tayo dan Lela sangat canggung satu sama lain.Untuk memudahkan rencananya, Serena bersama sang suami, Gifran membuka percakapan diantara mereka dengan santai.