Siang ini, Serena datang ke toko utama untuk bertemu dengan Lela secara langsung. Baginya ini adalah hal penting yang harus segera dibicarakan. Ia tidak ingin melihat sahabatnya itu terus seperti itu. Serena ingin Lela maju dan bangkit tanpa mengingat masa kelamnya yang terus menerus. Ia ingin sahabatnya itu memiliki masa depan yang cemerlang.Setelah hampir 30 menit mengemudikan kendaraan, akhirnya kendaraan yang dibawa Serena sampai di depan toko kue miliknya. Ini adalah toko cabang pertama yang memiliki sejuta kesan dan kenangan. Di mana, kisah asmaranya pun terjadi di sini.Mendorong pintu yang terbuat dari kaca bening, Serena disambut oleh salah satu karyawannya yang memiliki tugas menyambut tamu di depan pintu.“Lela, ada di mana sekarang?” tanya Serena membuka kacamata yang bertengger pada hidung mancungnya.“Di dalam ruangannya, Nona,” jawab karyawan yang berdiri di dekat pintu.“Saya ke sana dulu.” Serena pamit pada karyawannya. tidak lupa ia mengulas senyuman yang cantik, be
Serena menyusul sang suami yang sudah menunggunya. Akting yang sedang ia lakonkan bersama sang suami membuat Lela dan Tayo mau tak mau, harus menyusul mereka untuk menyerahkan laporan.“Mas, apa kita nggak keterlaluan merepotkan mereka berdua? bukankah tadi, kita bersama mereka. dan tiba-tiba saja Lela dan Tayo mendapatkan tugas untuk mengantarkan berkas yang kita minta untuk mereka. bukankah ini keterlaluan bagi mereka berdua?” tanya Serena dengan rasa bersalah. Ia sudah di dalam mobil milik suaminya membelah jalanan ibu kota menuju sebuah restoran yang sebelumnya sudah di booking terlebih dahulu oleh si Tayo.Gifran yang sedang fokus menyetir pun menoleh ke sang istri. “Bukankah ini rencana yang kamu inginkan, sayang?” tanya menimpali. Ia menginjak rem saat tepat di depan lampu merah.“Iya, Mas. Tapi, aku kasian sama Lela dan Tayo kalau ngerepotin mereka. padahal ‘kan berkas tadi bisa-“ belum selesai Serena berkata, Gifran langsung memegang tangan sang istri untuk menenangkan.“Ngga
Saat masih menyantap makanan yang disajikan, Tayo dan Lela baru saja tiba. Serena mempersilahkan keduanya duduk sembari memanggil pelayan untuk menyiapkan makanan mereka.“Ayo, silahkan di makan!” ajak Serena saat pelayan sudah menyajikan makanan untuk Tayo dan Lela.“Tidak usah canggung begitu. Ini bukan pertama kalinya kita makan bersama seperti ini. jadi tidak usah sungkan,” kata Gifran sembari memotong kecil daging steak untuk sang istri.Tayo pun mulai menikmati makanan yang ada di depannya. Begitupun dengan Lela. Gadis itu, juga menggerakkan tangannya dan memulai mengunyah. Suasana makan malam itu terasa hangat dan tidak menimbulkan kecanggungan antara Lela dan Tayo. Malah keduanya sudah akrab dibanding sebelumnya di mobil. ini berkat Serena dan Gifran yang tahu cara mencairkan suasana. Pasangan suami istri itu tahu kalau Tayo dan Lela sangat canggung satu sama lain.Untuk memudahkan rencananya, Serena bersama sang suami, Gifran membuka percakapan diantara mereka dengan santai.
Semenjak Tomi disibukkan magang di kantor B&G, ia sangat jarang menjemput kakaknya pulang ke rumah. kesibukannya sebagai mahasiswa tingkat akhir menjadi dua kali lipat. Selain, magang di perusahaan besar, Tomi juga disibukkan mengurus skripsinya. Oleh karena itu, waktu untuk menjemput Lela sang kakak, kadang terlewat.“Kak, maaf hari ini aku lembur di kantor. Rencana aku ingin mengerjakan skripsiku di sini saja sembari mempelajari pekerjaan yang saat ini kuhadapi. Kan lumayan, bekerja sambil mengumpulkan data langsung,” ucap Tomi usai mengunyah nasi goreng masuk ke dalam mulutnya.“Nggak apa-apa. asalkan kamu pulang nggak kemalaman,” kata Lela. tangannya meraih kerupuk yang ada di dalam toples. Menjadi lauk pasangan nasi goreng di tambah dengan segelas teh yang sudah tersaji di depan mereka.Usai sarapan, Tomi pun berpamitan pada sang Kakak. Selama beberapa bulan ini, Tiara sudah tidak perlu dikawal dan tinggal di rumah Tomi lagi, karena pelaku yang menculik Tiara beberapa waktu yang
Kedua pipi Lela memerah bak tomat matang saat Tayo berterus terang. Ia tidak menyangka Serena akan datang ke toko pagi-pagi sekali. Sebab, tidak biasanya sahabatnya itu datang lebih awal. Yang ada, Serena datang menjelang makan siang ataupun setelah makan siang. Namun kali ini, ia dikejutkan dengan kehadiran Serena yang sudah berdiri di hadapannya pagi-pagi sekali.Lela mendadak salah tingkah saat dirinya ketahuan oleh Serena diantar Tayo. Dari raut wajah Serena yang sejak tadi mengulas senyum membuat Lela menangkap kalau sahabatnya itu sudah memikirkan sesuatu yang menurutnya sangat tidak wajar.“Pantas saja, pagi ini suamiku mengendarai mobil sendirian, ternyata kamu sudah janjian yah sama, Lela,” ujar Serena memperhatikan Tayo dan Lela secara bergantian. Ibu satu anak itu tersenyum seraya menaikkan kedua alisnya untuk menggoda pasangan yang sama-sama kaku.“Serena, nggak yah! aku tadi itu numpang sama Tayo tidak sengaja. Kebetulan dia lewat pas aku nunggu bus. Eh, tiba-tiba dia nya
Interview yang dilakukan sebuah majalah ibu kota berlangsung lancar. Serena merasa lega usai wawancara bersama wartawan. Ini tidak lepas dari Lela yang sudah mempersipakan semuanya dengan teliti sehingga tidak ada kendala sepanjang interview tadi.Duduk di kursi mejanya, Serena menyenderkan kepala ke belakang. “Thank’s ya, La. Ini semua karena berkat kamu yang sudah menyiapkan bahan wawancara,” ucap Serena memejamkan mata sejenak seraya bersedakap dada.“Biasa aja kali, Ren. Kayak baru pertama kali aja wawancara,” timpal Lela meletakkan dua gelas ice cappucino di atas meja.“Ya, kamu ‘kan tahu sendiri kalau kali ini aku sama sekali nggak tahu kalau ada interview. Lagian, sudah lama juga sejak terakhir kali aku melakukan wawancara saat peresmian outlet di salah satu mall. Hanya itu sampai disitu. Setelah itu nggak ada lagi.”Aroma ice cappucino yang menguar membuat Serena membuka mata. Perempuan bermata bulat itu menegakkan badan usai mencicipi minuman yang ada di atas mejanya.“Eh, ng
Hari berganti minggu, minggu berganti bulan, dan bulan berganti dengan tahun. Tidak terasa sudah dua tahun Tomi bekerja di perusahaan B&G. setelah menyelesaikan magang dan kuliahnya, ia langsung dipanggil bergabung masuk menjadi salah satu karyawan B&G grup. Selama menjalani magang di kantor pusat B&G, Tomi banyak menyumbangkan ide-idenya untuk kemajuan perusahaan yang bergerak di berbagai bidang dan jasa.Performa B&G sebagai salah satu perusahaan terbesar nomor satu di ibu kota tidak lepas dari peranan tangan dingin seorang CEO yang cerdas dan mempunyai pemikiran yang luas. Ini semua berkat dukungan dari sang istri tercinta dan juga keluarganya.Selama dua tahunan bekerja di B&G, Tomi semakin mengidolakan sosok atasannya yang sangat humble pada setiap karyawan. Tidak lupa, Gifran juga memberikan apresiasi setiap bulan pada karyawan yang memiliki kinerja bagus. Langkah yang diambil, Gifran membuat para karyawan semangat bekerja. Sehingga membuat para karyawan berlomba-lomba performa
Mulai hari ini, Tomi disibukkan dengan pekerjaan yang benar-benar banyak. Selain, memegang tanggung jawab, ia juga harus menyelesaikan pekerjaan sebelumnya yang sedang menanti.Pagi-pagi sekali pemuda berkemeja navy itu sampai di mejanya. Tomi langsung mengaktifkan komputer dan memulai rancangan untuk presentasi nanti siang. ia tidak ingin terjadi kesalahan saat presentasi nanti. Menurutnya, ini adalah kesempatan yang jarang sekali di dapat meeting bersama atasan.“Pagi, Pak. Mau kopi?” tanya ibu-ibu paruh baya berseragam cleaning service yang sedang membersihkan ruangan departemennya.“Tidak usah, Bu. Saya bisa buat sendiri, kok. Ibu lanjut aja kerjanya.”“Baik, Pak. Kalau Bapak butuh apa-apa bisa hubungi, saya,” ujar ibu petugas kebersihan itu. dan lanjut membersihkan dari satu meja ke meja lainnya.Menjelang pukul 08.00 Tomi baru menyelesaikan materi presentasinya. Satu per satu temannya pun datang. Ia pun bergegas ke belakang pantry untuk membuat kopi. Ia sedikit bernafas lega kar