Mulai hari ini, Tomi disibukkan dengan pekerjaan yang benar-benar banyak. Selain, memegang tanggung jawab, ia juga harus menyelesaikan pekerjaan sebelumnya yang sedang menanti.Pagi-pagi sekali pemuda berkemeja navy itu sampai di mejanya. Tomi langsung mengaktifkan komputer dan memulai rancangan untuk presentasi nanti siang. ia tidak ingin terjadi kesalahan saat presentasi nanti. Menurutnya, ini adalah kesempatan yang jarang sekali di dapat meeting bersama atasan.“Pagi, Pak. Mau kopi?” tanya ibu-ibu paruh baya berseragam cleaning service yang sedang membersihkan ruangan departemennya.“Tidak usah, Bu. Saya bisa buat sendiri, kok. Ibu lanjut aja kerjanya.”“Baik, Pak. Kalau Bapak butuh apa-apa bisa hubungi, saya,” ujar ibu petugas kebersihan itu. dan lanjut membersihkan dari satu meja ke meja lainnya.Menjelang pukul 08.00 Tomi baru menyelesaikan materi presentasinya. Satu per satu temannya pun datang. Ia pun bergegas ke belakang pantry untuk membuat kopi. Ia sedikit bernafas lega kar
Enam bulan berlalu, akhirnya Lela memberanikan diri untuk menerima Tayo. selama beberapa bulan terakhir ini ia terus berperang dengan segala kegundahan dan kebimbangan mengenai perasaannya. Tidak ingin terlalu merepotkan banyak pihak, makanya Lela memutuskan untuk membuka hatinya pada seseorang yang tak lain adalah, Tayo.Trauma mengenai kehilangan seseorang yang disayang tepat dihari pernikahan membuat Lela tertutup dan tidak membuka hati untuk laki-laki manapun. Semua yang ia lakukan hanya untuk menjaga hatinya dengan sang kekasih meski sudah berbeda dunia.Rasa cintanya tidak pernah hilang begitu saja tatkala cinta yang baru datang mengisi hatinya. ia pun bertekadn akan memulai semuanya dengan mengisi hal-hal yang baru dan bermanfaat.“Aku akan terus mendukung apapun keputusan kamu.” Saat ini, mereka sudah berada di sebuah mal. Keduanya duduk di salah satu yang ada di mal itu. kopi menjadi menu untuk keduanya.“Terima kasih. Aku juga sangat berterima kasih. Selama ini kamu sudah ba
Lamunan Tomi buyar saat salah satu rekannya datang membawa kopi. “Anak muda, ngapain melamun di taman siang bolong begini. Apa kamu nggak takut nanti kesambet hantu bolong,” kekeh temannya duduk mengambil tempat di sampingnya.“Nggak kok, Bang,” sahut Tomi seraya meraih kopi dari tangan rekannya. Rekan Tomi yang beberapa tahun tua darinya pun terkekeh mendengar ucapan pemuda yang ada di sampingnya.“Kamu itu lucu banget kayak anak abg saja,” ledeknya tertawa. “Kalau masalah perempuan memang ribet. Apalagi, selama beberapa bulan ini kamu di sini. wajar saja jika kekasihmu itu marah. Karena kamu lebih mementingkan pekerjaan daripada berkomunikasi dengannya,” ujar rekannya.“Abang salah. aku nggak punya pacar, Bang.” Bantah Tomi. Selama ini dibenaknya tidak pernah terpikirkan untuk pacaran. Selama ini ia hanya fokus belajar dan menyelesaikan kuliahnya agar bisa segera mendapatkan pekerjaan. Memiliki kekasih tidak termasuk dalam daftarnya.Lagi-lagi rekan Tomi tertawa. Ia tidak menyangka
Sampai di apartemennya, Tiara meraih ponselnya di samping nakas tempat tidurnya. setelah berganti baju, ia mengambil tempat di ujung ranjang mencoba menghubungi nomor yang ada di balik kartu nama yang diberikan oleh Lela.“Semoga terhubung,” gumam Tiara menekan angka yang tertera di ponselnya. Namun sayang, saat mulai terhubung tiba-tiba ponsel Tiara lowbet.“Yah lowbet. Apes bener deh,” keluh Tiara seraya mencari charger di dalam tasnya. semenjak sampai dari bandara Tiara tidak memperhatikan daya ponselnya sehingga lowbet. Ia pun merebahkan badannya beristirahat menyambut esok hari.Sementara itu, Lela yang baru sampai di rumah langsung mengabari adiknya, Tomi perihal kedatangan Lela. namun, sayang saat dihubungi ponsel adiknya itu sibuk.“Hem. Biarlah nanti Tiara sendiri yang menghubunginya. Setidaknya aku sudah memberikan nomor ponselnya.” Lela berjalan menuju dapur mencari air minum di dalam kulkas.***Keesokan harinya, Tiara sudah bersiap menuju kantor. mulai hari ini ia akan m
Semenjak kehadiran Tiara saat ini, membuat Tomi yang awalnya kini lebih bersahaja. Semua rekan-rekannya yang menyadari sikap dan perilaku Tomi mendadak bertanya-tanya. Ada apa gerangan yang terjadi sehingga Tomi yang biasanya tidak terlalu banyak bicara kini menjadi pribadi yang hangat.Seperti saat ini, Tomi ikut bergabung dalam diskusi ruang yang biasa mereka lakukan. Entah gerangan apa yang menghampiri pria muda jangkung itu sehingga ikut larut dalam pembahasan yang langka ini. semua rekannya yang ada di sana heran sekaligus senang dengan sikap terbuka Tomi yang selama ini hanya diam.Saat sedang asyik-asyiknya bercakap dengan rekannya di jam yang hampir istirahat, ponsel Tomi berdering menampilkan nama yang tertera di layar gawainya. Kebetulan saat ini mereka semua sudah menyelesaikan pekerjaan sehingga sembari menunggu jam istirahat, rekan-rekannya berdiskusi. “Maaf, ya aku angkat telepon dulu,” ucap Tomi pada rekannya. Laki-laki itu pun berlalu menuju meja kubikelnya. Lalu mengg
“Jadi kapan kalian akan mengadakan lamaran secara resmi?” tanya Serena duduk di sofa dengan perut yang besar. ya, kehamilan Serena ini sudah menginjak lima bulan. Sebagai seorang suami Gifran sangat antusias menantikan anak kedua mareka yang diperkirakan akan lahir kembar. Mengenai jenis kelamin, keduanya belum tahu. yang jelas kata dokter ada dua bayi yang ada di dalam rahim Serena saat ini.“Nunggu Tomi kembali dari luar kota. Minggu depan pekerjaan terakhirnya di sana akan rampung,” jawab Lela. saat ini mereka sedang berkumpul di taman belakang kediaman Castanyo.Semenjak keluarga besar mengetahui Serena hamil keduanya mengandung bayi kembar, kedua mertuanya dan orang tuanya melarang wanita itu untuk beraktivitas banyak. Karena sewaktu-waktu kondisi Serena mudah sekali lelah dibanding dengan kehamilan pertamanya saat mengandung Danish.Danish yang sudah lincah berjalan saat ini menjadi cucu kesayanagn semua oma dan opanya. Setiap minggu Raja dan Ratu datang mengunjungi cucu mereka
Setelah berdiskusi dengan Lela dan juga Tomi tentang lamaran, Tayo bernafas lega akhirnya mereka sepakat langsung mengadakan lamaran. Satu minggu setelah lamaran, kedua sejoli itu melangsungkan acara pernikahan yang terletak di sebuah hotel bintang lima yang ada di ibu kota.Saran dari Gifran diterima juga oleh Tayo. Buktinya saat ini ia sudah melepas masa lajangnya bersama wanita pujaan hatinya, Lela.“Selamat menempuh hidup baru. Tiket honeymoon ke Paris sudah siap. Silahkan nikmati waktu kalian selama satu minggu di sana.” Gifran berucap pada kedua mempelai saat bersalaman di pelaminan.“Terima kasih, Tuan. saya tidak tahu harus berkata apa. hanya ucapan terima kasih yang bisa saya ucapkan.” Kata Tayo kepada atasannya.Gifran menepuk lengan tangan kanannya. “Santai saja. saya serahkan masalah bisnis ke Paris ke tanganmu. Kamu, ‘kan tahu kalau saat ini Serena mengandung dan membutuhkan perhatian khusus.”“Iya, Tuan. saya mengerti.”Tampak Gifran terharu melihat Tayo akhirnya menikah
“Aura pengantin baru emang keliatan beda yah,” ledek Gifran sesaat masuk ke dalam mobil yang dikemudikan pagi ini. Sejak lima menit yang lalu Tayo sudah stand bay di depan rumah menjemput atasannya.Yang diledek hanya melengkungkan sudut bibir. Kemudian fokus dengan kemudi yang dikendalikannya. “Gimana pertemuan kemarin dengan Tuan Xavier?” tanya Gifran.“Tuan Xavier sangat bahagia mendengar kita akan menanamkan investasi di Paris. ia menantikan ini sudah sangat lama. dan ahirnya setelah sekian lama akan tewujud dalam waktu dekat.Mobil membelaj jalanan ibu kota yang dipadati kendaraan roda dua maupun roda empat. Mengendarai selama 45 menit akhirnya mereka sampai di kantor.“Bawa semua berkas kontrak kerjasama yang perlu ditandatangani!” titah Gifran saat masuk ke dalam ruangannya.“Baik, Tuan.”Setelah berkutat setelah seharian dengan berkas-berkas yang ada di hadapannya akhirnya, Gifran merebahkan punggungnya ke sandaran kursi dengan memejamkan mata sejenak.Tayo yang masuk ke dalam