Sampai di apartemennya, Tiara meraih ponselnya di samping nakas tempat tidurnya. setelah berganti baju, ia mengambil tempat di ujung ranjang mencoba menghubungi nomor yang ada di balik kartu nama yang diberikan oleh Lela.“Semoga terhubung,” gumam Tiara menekan angka yang tertera di ponselnya. Namun sayang, saat mulai terhubung tiba-tiba ponsel Tiara lowbet.“Yah lowbet. Apes bener deh,” keluh Tiara seraya mencari charger di dalam tasnya. semenjak sampai dari bandara Tiara tidak memperhatikan daya ponselnya sehingga lowbet. Ia pun merebahkan badannya beristirahat menyambut esok hari.Sementara itu, Lela yang baru sampai di rumah langsung mengabari adiknya, Tomi perihal kedatangan Lela. namun, sayang saat dihubungi ponsel adiknya itu sibuk.“Hem. Biarlah nanti Tiara sendiri yang menghubunginya. Setidaknya aku sudah memberikan nomor ponselnya.” Lela berjalan menuju dapur mencari air minum di dalam kulkas.***Keesokan harinya, Tiara sudah bersiap menuju kantor. mulai hari ini ia akan m
Semenjak kehadiran Tiara saat ini, membuat Tomi yang awalnya kini lebih bersahaja. Semua rekan-rekannya yang menyadari sikap dan perilaku Tomi mendadak bertanya-tanya. Ada apa gerangan yang terjadi sehingga Tomi yang biasanya tidak terlalu banyak bicara kini menjadi pribadi yang hangat.Seperti saat ini, Tomi ikut bergabung dalam diskusi ruang yang biasa mereka lakukan. Entah gerangan apa yang menghampiri pria muda jangkung itu sehingga ikut larut dalam pembahasan yang langka ini. semua rekannya yang ada di sana heran sekaligus senang dengan sikap terbuka Tomi yang selama ini hanya diam.Saat sedang asyik-asyiknya bercakap dengan rekannya di jam yang hampir istirahat, ponsel Tomi berdering menampilkan nama yang tertera di layar gawainya. Kebetulan saat ini mereka semua sudah menyelesaikan pekerjaan sehingga sembari menunggu jam istirahat, rekan-rekannya berdiskusi. “Maaf, ya aku angkat telepon dulu,” ucap Tomi pada rekannya. Laki-laki itu pun berlalu menuju meja kubikelnya. Lalu mengg
“Jadi kapan kalian akan mengadakan lamaran secara resmi?” tanya Serena duduk di sofa dengan perut yang besar. ya, kehamilan Serena ini sudah menginjak lima bulan. Sebagai seorang suami Gifran sangat antusias menantikan anak kedua mareka yang diperkirakan akan lahir kembar. Mengenai jenis kelamin, keduanya belum tahu. yang jelas kata dokter ada dua bayi yang ada di dalam rahim Serena saat ini.“Nunggu Tomi kembali dari luar kota. Minggu depan pekerjaan terakhirnya di sana akan rampung,” jawab Lela. saat ini mereka sedang berkumpul di taman belakang kediaman Castanyo.Semenjak keluarga besar mengetahui Serena hamil keduanya mengandung bayi kembar, kedua mertuanya dan orang tuanya melarang wanita itu untuk beraktivitas banyak. Karena sewaktu-waktu kondisi Serena mudah sekali lelah dibanding dengan kehamilan pertamanya saat mengandung Danish.Danish yang sudah lincah berjalan saat ini menjadi cucu kesayanagn semua oma dan opanya. Setiap minggu Raja dan Ratu datang mengunjungi cucu mereka
Setelah berdiskusi dengan Lela dan juga Tomi tentang lamaran, Tayo bernafas lega akhirnya mereka sepakat langsung mengadakan lamaran. Satu minggu setelah lamaran, kedua sejoli itu melangsungkan acara pernikahan yang terletak di sebuah hotel bintang lima yang ada di ibu kota.Saran dari Gifran diterima juga oleh Tayo. Buktinya saat ini ia sudah melepas masa lajangnya bersama wanita pujaan hatinya, Lela.“Selamat menempuh hidup baru. Tiket honeymoon ke Paris sudah siap. Silahkan nikmati waktu kalian selama satu minggu di sana.” Gifran berucap pada kedua mempelai saat bersalaman di pelaminan.“Terima kasih, Tuan. saya tidak tahu harus berkata apa. hanya ucapan terima kasih yang bisa saya ucapkan.” Kata Tayo kepada atasannya.Gifran menepuk lengan tangan kanannya. “Santai saja. saya serahkan masalah bisnis ke Paris ke tanganmu. Kamu, ‘kan tahu kalau saat ini Serena mengandung dan membutuhkan perhatian khusus.”“Iya, Tuan. saya mengerti.”Tampak Gifran terharu melihat Tayo akhirnya menikah
“Aura pengantin baru emang keliatan beda yah,” ledek Gifran sesaat masuk ke dalam mobil yang dikemudikan pagi ini. Sejak lima menit yang lalu Tayo sudah stand bay di depan rumah menjemput atasannya.Yang diledek hanya melengkungkan sudut bibir. Kemudian fokus dengan kemudi yang dikendalikannya. “Gimana pertemuan kemarin dengan Tuan Xavier?” tanya Gifran.“Tuan Xavier sangat bahagia mendengar kita akan menanamkan investasi di Paris. ia menantikan ini sudah sangat lama. dan ahirnya setelah sekian lama akan tewujud dalam waktu dekat.Mobil membelaj jalanan ibu kota yang dipadati kendaraan roda dua maupun roda empat. Mengendarai selama 45 menit akhirnya mereka sampai di kantor.“Bawa semua berkas kontrak kerjasama yang perlu ditandatangani!” titah Gifran saat masuk ke dalam ruangannya.“Baik, Tuan.”Setelah berkutat setelah seharian dengan berkas-berkas yang ada di hadapannya akhirnya, Gifran merebahkan punggungnya ke sandaran kursi dengan memejamkan mata sejenak.Tayo yang masuk ke dalam
Tangis suara bayi menggema di dalam ruangan. baru saja Serena bertarung nyawa melahirkan anak keduanya yang berjenis kelamin perempuan. Bayi mungil yang merah itu didekapkan di dadanya dengan penuh haru dan bahagia.Gifran yang sejak tadi di dalam menemani sang istri berjuang sangat bersyukur melihat istri dan anak keduanya lahir dengan selamat.“Sayang terima kasih sudah melahirkan anak-anak kita.” ujar Gifran mengecup kening istrinya yang masih terbaring di atas ranjang memeluk sang buah hati.Tidak ada kebahagiaan yang lebih baik dari hadirnya anggota baru di dalam kelaurga. Itulah yang Gifran rasakan saat ini. Laki-laki berparas aktor Korea itu rela meninggalkan membatalkan meetingnya demi menemani sang istri melahirkan. Untung saja, klien yang ia temui adalah sahabatnya sewaktu kuliah jadi ia tidak perlu khawatir mengganti meeting tersebut di waktu lain.“Permisi, Pak, Bu. Bayinya kami bersihkan dulu,” ujar dokter yang membantu persalinan Serena tadi. sebab, usai lahir bayi terse
Semenjak kelahiran kedua buah hatinya hari-hari Gifran dipenuhi dengan canda tawa serta tangisan yang membuat suasana rumah semakin ramai. suasana seperti inilah yang sejak dari dulu menjadi impiannya. Menjadi seorang ayah dan suami yang setiap pulang ke kantor disuguhkan pemandangan yang hangat melihat anak dan istri tertawa bahagia bahkan menangis bahagia. Bagi, Gifran ini sudah menjadi hal yang biasa dalam hidupnya.Tak hanya, Gifran saja yang mengalami hal seperti ini. Kedua orang tuanya pun sangat terhibur dengan suasana yang ribut dengan suara tawa mapun tangis sang cucu kesayangan. Semenjak Gina dan suaminya Sony beserta anaknya Mery ke Singapura, Lusi dan Antoni tidak merasa kesepian ditinggal dengan anak kandung mereka. Karena bagi mereka, masih ada Gifran, Serena, Danish dan Dea yang akan menyorakkan suasana rumah yang besar ini.“Sayang, anak-anak pada ke mana?” tanya Gifran yang baru saja masuk ke kamar usai pulang dari kantor.“Diajak jalan-jalan sama mama papa.” Serena s
Setelah puas mendapatkan layanan menyenangkan dari istri tercinta bibir Gifran tidak berhenti tersenyum. betapa tidak, ia tidak tahu betapa ganasnya Serena memainkan tongkat samurainya yang membuat dirinya melayang menuju angkasa.Keluar dari kamar mandi untuk mandi yang kedua kalinya, Gifran mendekati sang istri yang sedang sibuk menyiapkan pakaian suaminya.“Mas senang… banget kamu bisa mengambil peran memuaskan saat lagi palang merah,” bisik Gifran di telinga sang istri tanpa melepaskan pelukannya di pinggang ramping Serena.Serena memutar tubuh menghadap suaminya seraya memberikan sebuah kaos hitam dengan celana pendek selutut abu-abu.“Sebaiknya, Mas pakai baju dulu. untuk komentarnya nanti setelah Mas selesai.” Serena tersenyum genit sambil mengedipkan mata kirinya. Melihat reaksi sang istri, Suami yang sekarang menjadi papa dua anak itu terlihat sangat manis seakan tidak ingin melepaskan sang istri walau hanya sedetik saja. Baginya aroma tubuh Serena sudah menjadi candu bagi se