Share

Rasa pahit seketika memenuhi mulut Sarah

"Wulan!" ucap Fatih memeluk istrinya.

"Maafkan aku, Lan. Aku mohon jangan pernah mengucapkan kata cerai lagi, aku tidak mau kehilangan kamu, Lan. Aku mohon,"

"Sudah, Mas. Jangan di jalan, malu dilihat orang," ucap Wulan mengurai pelukan suaminya.

"Aku cemburu, aku tidak ingin ada laki-laki lain di hatimu,"

"Kita bicarakan di rumah saja, Mas." jawab Wulan. Ia pun berjalan menuju rumahnya.

Sesampainya di rumah, mereka berdua pun segera naik ke kamarnya. Seketika bayang-bayang video menjijikan itu kembali teringat di benak Wulan.

Mata Wulan menyusuri isi kamar, melihat barang-barang yang tak lagi berada di posisinya, bahkan lemari baju miliknya pun terlihat berantakan. Siapa lagi pelakunya jika buka Eva.

"Ibu sudah pulang?" tanya Wulan memulai percakapan. Ia sengaja bersikap biasa seolah tidak terjadi apa-apa.

"Sudah, mungkin sekarang sudah tidur," jawab Fatih. "Wulan, berjanjilah tidak akan pernah mengucap kata itu lagi," Wulan mengangguk dan menjawab.

"Baiklah, Mas. Aku berjanji tidak
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status