Psikopat (Kuhabisi Suamiku Dengan Elegan10)Aku terpaksa bergadang sampai pagi gara-gara ngurusin si bibit pelakor itu. Kok bisa ya, sudah pindah alam aja masih nyusahin orang. Kesal aku.Saking kesalnya, aku cincang-cincang aja dia sekalian sampai halus, terus potongan dagingnya aku masukin ke freezer. Lumayan kan harga daging lagi mahal. Jadi, untuk bulan ini tidak perlu beli daging lagi."Indah! Mas lapar."Begitu keluar dari kamar mandi, aku mendengar suara suamiku memanggil. Masih hidup dia rupanya."Eh, Paksu sudah bangun! Bagaimana sayang? Abis traveling kemana aja? Apa sudah lihat bagaimana bentuk neraka, belum?" tanyaku ramah sembari mendekati dirinya.Kebetulan aku baru selesai keramas, dan belum mengenakan pakaian juga. Jadi, nggak masalah juga deh, buat manas-manasin suamiku. Biasanya kalau posisiku lagi begini, Paksu pasti maksa minta dilayani. Bahkan dia nggak ngasi aku untuk berganti pakaian terlebih dahulu.Kadang suka kesel juga, sih. Abis mandi, malah harus mandi lag
Psikopat(Kuhabisi Suamiku Dengan Elegan 11)[Sayang! Entar malem Mami ngundang kamu untuk makan malam bareng. Kamu datang ya!] Aku tersenyum ketika menerima pesan dari Elvan, kekasih pujaan hatiku.[Oke, sayang. Aku pasti dateng, kok.]Segera kubalas pesan darinya.[Oh, iya. Emangnya ada acara apa, Sayang?] Aku balik bertanya.Namun, tidak ada balasan lagi dari Elvan.Menjelang sore, baru dia menghubungiku kembali.[Sayang, kamu siap-siap ya! Sebentar lagi aku dateng menjemput.]Aku langsung membalasnya.[Oke.]Aku pun berhias, menyempatkan diri untuk pergi ke salon kecantikan. Agar calon ibu mertuaku tidak lagi menganggap remeh terhadapku. Akan aku buktikan bahwa aku bisa lebih cantik dari dia.Kadang suka heran dengan mahkluk satu itu, setiap kali aku berkunjung ke rumahnya, dia selalu saja menunjukkan sikap tak suka.Ada saja yang salah pada diriku dimatanya.Namun, berkat support dari Elvan, aku masih bertahan untuk tetap melanjutkan hubungan kami."Kamu yang sabar ya, Sayang! Si
Psikopat (Kuhabisi Suamiku Dengan Elegan 12)Sepuluh hari aku dirawat dirumah sakit akibat cedera yang aku derita karena ulahku sendiri. Selama itu pula Andra bersaudara menjagaku.Kata ibu, kedua pria itu tak mau pulang dari rumah sakit demi untuk menungguiku. Namun, kedua saudara itu juga terlihat tidak begitu akur, seperti sedang bermusuhan. Bahkan kata ibu, ibu tidak pernah melihat mereka saling bicara."Bagaimana keadaanmu, Sayang? Apa yang terjadi? Kenapa kamu nekat melakukan hal buruk seperti ini?" Elvan sangat mengkhawatirkan keadaanku.Namun aku tak menjawab, dan tak ingin lagi bicara padanya. Aku tahu bahwa dia sangat menyayangiku, dan tak bisa kupungkiri bahwa aku juga merasakan hal yang sama. Aku teramat sangat menyayanginya. Namun keadaannya saat ini telah berubah. Aku tidak ingin terjadi keributan antara Elvan dan kakaknya. Aku juga tidak ingin mengecewakannya yang akan membuatku hancur sendiri untuk yang kedua kalinya.Jadi, untuk menghindari Elvan dan bisa lepas darin
Psikopat (Kuhabisi Suamiku Dengan Elegan 13)"Kamu tau Indah, alasan kenapa Mas selalu mengajakmu langsung turun kelapangan untuk membantu, Mas?" tanya suamiku lagi.Aku menggeleng. Setahuku, dia hanya butuh bantuan. Udah, gitu aja."Itu karena Mas ingin mengajari kamu tentang bagaimana cara untuk bertahan hidup, dan menghindar dari musuh. Hidup ini kejam Indah. Adakalanya kita tidak tahu mana kawan dan mana pula lawan. Dari itu, Mas ingin agar kamu belajar dan terbiasa untuk mengenal siapa kawan dan siapa pula lawan kamu yang sesungguhnya."Aku merasa tersindir ketika Mas Andra mengucapkan kata-kata itu. Rasanya ingin sekali wajahku ini aku celupin kedalam minyak mendidih agar tidak dapat lagi dikenali olehnya, saking malunya."Dan kamu tahu Indah, siapa musuh kita yang sesungguhnya?"Aku kembali menggeleng. Karena selama ini aku tidak pernah merasa memiliki musuh, setelah aku bisa memaafkan kesalahan Mas Andra sewaktu awal-awal menikah dulu, dan sebelum aku mengetahui bahwa dia tela
Psikopat(Kuhabisi Suamiku Dengan Elegan 14)"Mas! Kamu tidak apa-apa, kan?" Mas Andra hanya diam."Mas! Bangun, Mas! Kamu jangan pergi, Mas!" Aku histeris ketika menyadari bahwa suamiku telah tiada. Dia telah pergi untuk selama-lamanya."Mas! Kenapa kamu tega meninggalkan Indah sendirian, Mas? Bukankah sudah Indah katakan bahwa Mas harus kuat! Mas harus sembuh!"Aku memukul-mukul jasad suamiku yang sudah kaku."Bangun, Mas!"*Ini minggu kedua suamiku tiada. Secara otomatis aku sudah sah menyandang status sebagai janda. Sedangkan jasad Mas Andra aku simpan baik-baik di freezer , dengan menyuntikkan zat pengawet sejenis formalin.Sedangkan jasad gundiknya, yang sudah aku cincang-cincang sebelumnya sudah aku singkirkan jauh-jauh dari rumahku dengan membuangnya ke sungai. Agar dia menjadi santapan buaya dilautan sana.Rencananya, aku ingin membangun sebuah ruangan khusus dilantai bawah untuk suamiku. Aku ingin membuat ruangan itu bersuhu dingin agar jasad suamiku bisa utuh dan tahan leb
Psikopat (Kuhabisi Suamiku Dengan Elegan 15)Elvan?"Apa yang ingin kamu lakukan Indah?" bisik pria itu tepat di telingaku. " Hem, kenapa kamu ingin melakukan itu lagi?" Dia melepaskan pelukannya dari tubuhku dengan mendorong sedikit tubuhku agar menjauh dari tubuhnya, lalu menatap lekat kedua bola mataku.Aku terpana ketika menatap wajah itu. Wajahnya begitu teduh, tatapan matanya terlihat sayu. Apakah dia benar-benar Elvan? Tanpa sadar, aku membelai wajah itu. Dan rasanya seperti nyata. "Indah! Apa yang telah terjadi? Kenapa kamu mencoba untuk bunuh diri kembali?Dan kenapa kamu menyimpan jasad Andra di sini?"Ha? Jasad?Sontak aku tersadar bahwa pria yang ada di hadapanku kini adalah nyata, bukan mimpi.Dan aku baru ingat bahwa di ruangan ini aku juga sedang menyimpan jenazah suamiku.Gawat! Benar-benar gawat. Aku harus bagaimana? Kenapa orang ini sampai berada disini? Beribu tanda tanya berkelebatan di kepalaku.Tubuhku bergoncang, merasa ketakutan, bahwa apa yang aku sembunyikan
Psikopat (Kuhabisi Suamiku Dengan Elegan 16)Sesuai dengan janjinya malam tadi, ternyata Elvan datang lagi. "Tidak apa-apa kamu datang kesini untuk menemuiku, Elvan?" tanyaku ketika dia sampai."Emangnya kenapa?""Nanti ada yang marah.""Erika?" Aku mengangguk."Sudah aku katakan jangan membahas masalah dia ketika aku bersamamu, Indah. Cukup kita membicarakan tentang masalah kita saja, Sayang." Elvan membelai rambutku dengan lembut."Tapi bagaimana jika dia tahu kamu berhubungan lagi denganku?" Aku membiarkan tangannya bergerilya manja membelai rambut, hingga menjalar kebagian wajah ini."Biarin saja. Mungkin itu sudah menjadi takdirnya."Wow, kejam sekali."Apa dia nanti tidak mencarimu?""Jangan khawatir, Erika tidak ikut pulang ke sini, Sayang." Elvan berucap dengan begitu lembut.Ha, berarti dia masih berada diluar negeri."Bagaimana dengan Mami. Apakah dia juga tidak akan mencarimu?""Aku rasa Mami tidak akan sempat untuk mengurusiku. Dia sedang sibuk dengan urusannya, terutama
Psikopat (Kuhabisi Suamiku Dengan Elegan 17)Dengan cepat, ibu mertua menghampiriku. Tanpa ada aba-aba terlebih dahulu, dia langsung menjambak rambutku yang panjangnya sebahu."Berani kamu ya sama Mami! Kamu pikir kamu ini siapa, ha?" Ibu mertua begitu bernafsu menghajarku."Lepasin, Mi! Lepasin!" Aku menahan tangannya agar tenaganya tidak terlalu kuat menjambak rambutku. Ternyata dugaanku salah, nenek tua ini masih bertenaga rupanya. Aku terlalu anggap remeh terhadap dirinya tadi."Apa kamu! Masih berani melawan sama Mami, ha? Dasar tidak tahu diri." Mami melepaskan tarikannya dengan kasar hingga aku terpental kebelakang. Belum sempat berdiri sempurna, dia kembali mendekat, menjambak rambutku kembali sembari menampar pipiku.Sakit, sih."Berani-beraninya kamu ingin merampas apa yang menjadi milikku, ha! Dasar perempuan tidak tahu diri. Murahan. Mana Andra? Dimana kamu sembunyikan anakku?" Wajahnya terlihat garang.Aku kembali berusaha untuk melepaskan diri dari cengkraman singa betin