"Apa? Lyorna Gravesku. Cepat antarkan aku ke depan! Aku tidak sabar untuk menyambutnya."
Sementara salah satu menantu perempuan Kakek Karl mengeluh. "Pasti ada sesuatu yang diinginkan oleh anak itu. Karena setiap kali dia datang kesini, dia pasti mengeluhkan sebuah masalahnya." "Apa kau baru saja bergumam?" Kakek Karl menoleh tajam ke menantu perempuannya itu. "Tidak ayah. Aku tidak bicara apapun." "Jangan pernah katakan sesuatu yang buruk-buruk tentang cucu kesayanganku atau kalian semua akan mengetahui akibatnya!" "Baik ayah." Lyorna Graves menangis tetapi tanpa suara. Pintu yang sangat besar dibuka oleh dua penjaga mansion. Lyorna Graves langsung bertemu dengan kakeknya. Kakeknya mengulurkan kedua tangannya kepada Lyorna Graves. Lyorna Garves menangis semakin deras dan berhamburan ke pelukan kakeknya. "Kakek!" Lyorna Graves meraung-raung. "Cucuku, apa yang terjadi? Kenapa kamu sampai menangis seperti ini? Apakah ayahmu memarahimu lagi? Atau Ishaan menyakitimu?" Lyorna Graves menggelengkan kepalanya. "Aku tidak menyukai bodygaurd baruku yang dibawa oleh ayah, kakek. Dia sangat kurang ajar kepadaku. Dia seharusnya dipecat sejak awal." "Apa? Bodyguard baru? Kakek baru mengetahui soal ini. Rian! Hubungi Nolan untuk datang kesini sekarang juga!" "Baik ayah." Lyorna Graves langsung panik. Dia menarik diri. Dia menatap pamannya, Rian. "Tidak. Tidak. Jangan hubungi ayahku!" "Kamu tenang saja Lyorna Graves. Nolan tidak akan berani memarahimu jika ada kakek." "Tapi dia akan memarahiku setelah aku pulang." "Kakek tidak akan membiarkannya. Tinggalah disini untuk sementara waktu!" "Lyorna dibutuhkan di kantor Ishaan!" "Diam kamu Greer!" "Memangnya boleh jika aku tinggal disini untuk sementara waktu kakek?" tanya Lyorna Graves karena dia tahu anggota keluarganya yang lain tidak menyukainya. Terutama kebanyakan penghuni mansion ini kecuali kakeknya. "Tentu saja sayang! Tidak ada yang bisa melarangmu!" Lyorna Graves melirik ke para paman dan bibinya. "Baiklah kakek, aku akan tinggal disini." "Tetapi kamu harus taati peraturan yang ada di mansion ini!" Vidalia menatap tajam pada Lyorna Graves. Rian sudah menghubungi Nolan. Dia tidak memberitahunya untuk datang, karena jika Nolan datang, dia akan dimarahi oleh ayahnya. Dia memberitahu Nolan jika putrinya menangis di hadapan kakeknya. Amarah Nolan langsung tersulut. Dia menyuruh Akash Norville untuk bersembunyi supaya tidak ketahuan oleh ayahnya. "Aku penasaran kenapa Nolan tiba-tiba mengganti bodyguard putrinya. Tampaknya tidak ada yang salah dengan Sereia. Mungkinkah dia cuma menginginkan sosok laki-laki untuk menjaga putrinya? Namun dia bodoh memilihnya. Bagaimana bisa cucu kesayanganku sampai menangis seperti itu? Dia harus kumarahi. Dan kalian semua cari bodyguard itu di rumah cucuku sampai ketemu kemudian bawa ke hadapanku! Aku harus memberinya pelajaran karena sudah membuat cucuku menangis!" Kakek Karl menyuruh banyak pengawalnya untuk membawa bodyguard baru Lyorna Graves. Tidak lama kemudian setelah kepergian para pasukan itu, Nolan datang ke mansion ayahnya. Dia segera menghadap ke ayahnya. "Ayah, bagaimana kabarmu hari ini? Semoga kamu sehat selalu." "Seharusnya aku yang bertanya padamu, Nolan. Bagaimana kamu memberikan perhatian dan kasih sayang kepada putrimu selama ini? Aku ingin tahu. Aku dengar kamu mengganti bodyguardnya. Kelihatannya tanpa persetujuannya. Aku ingin tahu alasan dibaliknya. Dia menangis. Itu sudah keterlaluan." "Ayah tidak lerlu khawatir soal seperti itu. Tidak seperti sepupunya yang lain, dia enggan ditemani oleh beberapa orang untuk keperluan keamanannya. Akhir-akhir ini dia kerap bercerita mengenai stalker. Sereia mana mungkin bisa melindunginya." "Katanya bodyguard itu sudah kurang ajar. Kamu membiarkannya begitu saja? Aku yakin cucuku sudah memintamu untuk memecatnya! Sebenarnya apa yang kamu pikirkan?" "Pria itu memang tidak pernah lengah sampai membuat putriku tidak nyaman. Dia hanya perlu terbiasa dengan keamanan yang ketat. Ayah tahu sendiri kalau aku protektif terhadap putriku." "Aku sudah menyuruh banyak orang untuk menangkap bodyguard yang kau bawa itu!" "Baiklah. Terserah ayah. Aku mau menemui putriku dulu." "Awas saja jika kamu memarahinya!" Nolan mengabaikan peringatan ayahnya. Setelah menemui putrinya, dia langsung memarahinya. "Kau pikir apa yang kau lakukan Lyorna Graves? Sudah kubilang keluarga besar jangan sampai tahu perihal ini! Tetapi kamu malah datang kesini dan mengadu pada kakek!" "Itu karena ayah tidak mau memecat Akash Norville!" "Katakan padaku, apa yang sudah dia lakukan sampai msmbuatmu menangis!" "Dia mengganggu Noctis." Nolan menghela nafas. "Apa yang dia lakukan benar. Noctis juga dicurigai. Siapapun, bahkan keluarga besar dicurigai atas ancaman pembunuhan terhadapmu. Berpikirlah Lyorna Graves!" "Ayah tidak mengerti." "Nolan!" Nolan dan putrinya menoleh pada Kakek Karl. "Orang-orang yang kusuruh tidak menemukan bodyguard yang kau bawa. Kau sembunyikan dimana dia?" "Aku juga tidak tahu. Dia ahli bela diri. Dia juga cerdas. Kabur dari kejaran orang-orang yang dikirim ayah adalah sesuatu yang mudah baginya. Itu sebabnya aku menempatkannya disamping putriku." "Tidak. Ayah pasti menyuruhnya untuk kabur kan?" tanya Lyorna Graves penuh selidiik. "Ayah bahkan tidak tahu kalau kakekmu akan menangkap Akash Norville," jawab Nolan. "Selain itu, dia mungkin tahu. Jika dirinya sampai tertangkap, dia tidak akan bisa memenuhi janjinya lagi untuk menjagamu." "Apa-apaan itu?" ketus Lyorna Graves. "Nolan. Cepat pecat bodyguard itu sekarang! Aku tidak akan membiarkan Lyorna Graves pulang ke rumahnya jika masih ada bodyguard itu!" "Ayah tenang saja. Jika dia tidak dapat ditemukan, berarti dia sudah pergi. Sebentar lagi juga dia akan mengirimkan surat pengunduran diri kepadaku!" Nolan terdengar percaya diri. Lyorna Graves tidak percaya sama sekali. Dia pergi menjauhi ayahnya menuju lantai dua. Dia duduk di sebuah kursi seraya menikmati pemandangan di depannya. Akash Norille tidak mungkin pergi begitu saja. Namun, dia juga bisa melakukannya karena dia pasti menyadari kesalahannya yang sudah sangat fatal. Lyorna Graves menghubungi pacarnya. Sayangnya, tidak diangkat. "Noctis, apakah kamu masih marah kepadaku?" Lyorna Graves berbisik di angin pagi yang sejuk. Terdengar langkah kaki mendekat. "Lyorna Graves. Aneh melihatmu berada di mansion kakek pagi-pagi sekali. Sepertinya ada masalah yang sangat serius sampai melibatkan semua orang. Aku sempat mendengar berbagai rumor tentangmu tetapi karena batasan diantara kita, aku tidak mau mengatakannya kepadamu secara langsung. Bagaimanapun karena kita adalah sepupu, aku harus tetap menghormatimu. Bagaimana kabarmu?" Joana adalah salah satu sepupunya yang paling cantik. Dibandingkan dirinya, Joana lebih populer. "Baik. Kamu bagaimana Joana? Aku mendengar bisnismu sukses bersama kakakmu?" "Ya. Kami harus menghadiri acara di sebuah kapar persiar sebentar lagi. Makanya aku bangun pagi. Apakah kamu mau ikut? Mumpung kamu berada disini." "Tidak." "Kenapa?" "Soalnya aku khawatir dipermalukan." "Ya ampun Lyorna Graves. Bagaimana bisa kamu berpikir sampai sejauh itu? Memangnya siapa yang berani mempermalukan anggota keluarga Rainhold. Justru kau adalah cucu kesayangan kakek dibandingkan diriku. Kau mendapatkan lebih banyak perhatiannya termasuk soal warisan." "Warisan seharusnya dibagi rata." "Coba kamu bilang begitu pada kakek! Tidak mungkin bukan, Lyorna Graves? Kalau begitu aku pamit dulu. Segera susul kami kalau kamu mau ikut!" Lyorna Garves tidak akan pernah melakukannya. Lyorna Graves mulai mengantuk. Dia pun berbaring di kursi tersebut. Sampai akhirnya dia tertidur. Satu-persatu sepupunya menghampirinya tetapi mundur lagi karena tidak mau mengganggunya tidur. "Nona Lyorna Graves. Ada surat untukmu."Sampai akhirnya seorang pengawal berdiri di dekat Lyorna Graves. Dia memanggil lagi, mencoba membangunkan Lyorna Graves dengan kalimat tegasnya dengan hati-hati. Sayangnya, Lyorna Graves tidak kunjung bangun. Akhirnya dia menyelipkan surat dibawah tangan Lyorna Graves yang menopang wajahnya. Lyorna Graves bangun saat jam menunjukkan pukul sembilan. Cahaya matahari membangunkannya. Lyorna Graves kaget mendapati sebuah surat jatuh. Dia mengambilnya. Tidak ada nama pengirimnya ataupun namanya. Dia membukanya. Teruntuk Nona Lyorna Graves. Saya menulis dengan berat hati untuk memohon pengampunan atas tindakan yang tidak pantas dan kesetiaan saya. Di saat lemah, pengawal rendahan ini melupakan dirinya sendiri, dan kata-kata yang terucap hanya membawa luka di mana kegembiraan seharusnya menghiasi hari-harimu. Perintahkan orang malang ini untuk melakukan penebusan dosa apa pun yang dapat memberikan penangguhan dipecat. Mohon, Nona Lyorna Graves, katakanlah anda tidak akan melemparkan pel
Akash Norville mengangguk. Ekspresi wajahnya tampak cemas. Lyorna Graves sampai terkejut melihat Akash Norville sampai memasang ekspresi seperti itu. Apakah nyali Akash Norville menjadi ciut karena dia membentaknya?"Jaga diri nona baik-baik."Lyorna Graves mengabaikan ucapan Akash Norville yang terdengar lembut.Lyorna Graves berencana ke rumah pacarnya setelah itu menemui Sereia."Noctis, kenapa kamu tidak menjawab panggilanku? Apakah kamu marah?"Begitu sampai di halaman rumah Noctis, Lyorna Graves terkejut saat menyaksikan Noctis yang sedang workout tiba-tiba berlari ke dalam rumah begitu melihatnya. Dia sampai harus mengejarnya."Berhenti disana!"Noctis berhenti berlari dan berteriak kepada Lyorna Graves."Apa saja yang sudah dia lakukan padamu sehingga kamu menjadi seperti ini?""Kau hanya mempermainkanku Lyorna Graves. Aku serius padamy selama ini. Tetapi kau ternyata cuma mempermainkanku saja. Ini semua sangat aneh. Tiba-tiba saja kau mendapatkan bodyguard baru tanpa memberit
“Apakah nona tahu? Salah satu kebiasaan saya sewaktu di tempat sebelumnya adalah berburu burung.” Lyorna Graves cukup terkejut. “Orang sepertimu?” Lyorna Graves pikir, Akash Norville adalah pria yang sangat baik sampai-sampai berburu tidak ada di dalam kamus hidupnya. Namun ternyata dia di luar dugaan. “Nona berpikir saya orang seperti apa? Saya tidak berpikir bahwa memburu burung adalah tindakan yang keji. Saya dan teman-teman saya biasanya melakukannya di hutan.” “Bagaimana dengan hutannya?” Lyorna Graves langsung penasaran dengan hutan tempat tinggal Akash Norville. “Itu tempat yang indah. Jika nona suka dengan suasana yang tenang, angin lembut, pemandangan hijau, dan suara air sungai mengalir, nona akan menyukainya.” “Apakah hutan tersebut terletak di panti asuhan tempatmu tinggal?” “Ya. Disana juga ada.” “Apa maksudmu disana juga ada?” Akash Norville tidak mengatakan apapun. "Kenapa kamu diam saja, Akash Norville?" desak Lyorna Graves. “Ada banyak hutan
"Tuan Nolan, ada telepon dari panti asuhan," ucap salah satu pengawalnya seraya menyerahkan sebuah telepon rumah. Terdengar suara Tuan Bram yang terkesan tegas dan dingin. Dia langsung menuju ke inti pembicaraan sampai-sampai membuat Nolan yang hendak duduk seketika mengurungkan niatnya. "Orang-orang yang kamu suruh membuat kekacauan di tempatku. Aku ingin kamu bertanggung jawab sekarang juga. Sulit bagiku mengatasi mereka. Anak-anakku masih dalam perjalanan. Mereka mungkin akan membunuh orang-orang suruhanmu. Cepat perintahkan mereka untuk mundur sebelum terlambat." Tuan Bram terus-menerus didesak oleh orang-orang suruhan Lyorna Graves untuk mengungkapkan latar belakang Akash Norbville lebih banyak padahal dia telah menyampaikan semua yang dia ketahui mengenai Akash Norville. Akash Norville bagaimanapun cukup tertutup. Dia hampir tidak pernah menceritakan apa yang telah dilaluinya selama ini pada pemilik panti asuhan yang telah dianggapnya sebagai ayahnya sendiri. Sehingga
"Rian, aku ingin berkunjung ke rumah cucuku, Lyorna Graves dan tinggal disana untuk sementara waktu. Siapkan keperluannya!" titah Kakek Karl dengan nada dingin. Semenjak Lyorna Graves datang ke mansionnya sambil menangis layaknya anak kecil, dia tidak pernah berhenti memikirkannya. Menurut kabar dari pengawal yang dia kirimkan ke rumah Lyorna Graves, bodyguard baru itu telah dihukum di sebuah gubuk tetapi gubuk itu benar-benar seperti sebuah tempat tinggal daripada ruangan untuk hukuman. Kakek Karl mana mungkin puas. Setelah cucunya menangis dan ayahnya bahkan tidak peduli padanya malah membela bodyguard baru, dia tidak sabar ingin melihatnya secara langsung. Sayangnya, Rian tak setuju. "Ayah, saat ini, bukan saatnya untuk bersantai," ucap Rian. "Apakah menurutmu aku kesana untuk bersantai?" tanya Kakek Karl kesal. "Aku mengerti. Jika kamu mau, kita bisa memasang cctv di setiap sudut rumah Lyorna bahkan smapai di sekitar rumahnya." "Aku ingin melihatnya langsung! K
Lyorna Graves tengah bekerja ketika suara ketukan pintu mengalihkan perhatiannya. Jarang sekali ada orang yang mengganggunya saat dia sibuk bekerja. Sejak awal, dia telah memperingati orang-orang rumah untuk tidak mengganggunya apalagi hanya sekedar untuk makan. Dia tahu kapan waktunya istirahat dan harus makan. Lyorna Graves berteriak kecil, "Masuk saja!" Lyorna Graves masih memfokuskan perhatiannya pada berkas-berkas di meja sehingga dia masih belum mengetahui siapa orang yang masuk. Lagipula orang itu pasti akan segera memberitahu apa yang terjadi setelah itu dia tinggal menjawab dan orang itu akan pergi. Namun kalau kakeknya datang, dia tidak bisa melanjutkan pekerjaannya karena harus menyapa kakeknya lebih dulu. Menyadari orang itu cuma diam saja beberapa meter di depannya, Lyorna Graves akhirnya mendongak dan matanya seketika melebar. Lyorna Graves yakin, apabila dia menyuruh Akash Norville untuk melukai dirinya sendiri, pria itu segera melakukannya. Apalagi dikurung di s
"Selama mereka tidak terbukti jahat, aku masih akan tetap bekerja disini. Dan mengenai difitnah, tentu saja, selama aku tidak melakukan kesalahan apapun, aku akan baik-baik saja," kata Akash Norville. "Mereka bisa mendorongmu jika mereka mau meskipun kamu tidak bersalah. Kamu tidak memiliki apapun, Akash Norville. Bahkan aku belum tentu bisa membantumu," ucap pemilik panti asuhan. "Tentang itu...anda tidak perlu khawatir. Saya yang sudah membawa Akash Norville kesini jadi saya akan bertanggung jawab untuk keamannya," kata Nolan. "Bagaimana bisa kau mengatakan itu saat kau mengirimkan orang-orang untuk mengacau disini?" Pemilik panti asuhan itu terdengar sangat marah tetapi nada bicaranya begitu dingin. Tanpa mereka tahu, Lyorna Graves memandangi ayahnya dan Akash Norville dari jendela di lantai atas dengan raut wajah kesal. Mungkin sebentar lagi Akash Norville pergi untuk selamanya. Dia tak perlu lagi memuaskan rasa penasarannya terhadap pria itu. Seharusnya dia lega tet
"Sebagai seorang bawahan, bukankah kamu terdengar memaksa?" ketus Lyorna Graves. Akash Norville lagi-lagi meminta maaf pada Lyorna Graves. Lyorna Graves merasa sangat muak mendengarnya. "Itu benar. Sebagai seorang bodyguard, kamu terdengar memaksa. Tentu saja, setelah membuat cucuku menangis seperti itu, kamu pikir memiliki kesempatan?" tanya Kakek Karl dingin. "Tidak ada yang peduli dengan sumpahmu ataupun semacamnya. Kau tidak becus dan bersikap seperti pecundang! Itu kenyataannya!" Akash Norville tidak mengelak. Lyorna Graves benci dengan sikap Akash Norville yang tetap tenang meski dihujani hujatan. "Itu benar kakek. Aku sudah tidak tahan dengannya lagi. Sebaiknya kakek perintahkan ayah untuk membawanya pergi dari sini sekarang juga," kata Lyorna Graves dingin. Lyorna Graves melipat kedua tangannya di dada dan menatap Akash Norville dengan dingin. Akash Norville hendak meminta Lyorna Graves untuk tidak memecatnya, tetapi Nolan lebih dulu bicara. "Akash Norv
"Sebagai seorang bawahan, bukankah kamu terdengar memaksa?" ketus Lyorna Graves. Akash Norville lagi-lagi meminta maaf pada Lyorna Graves. Lyorna Graves merasa sangat muak mendengarnya. "Itu benar. Sebagai seorang bodyguard, kamu terdengar memaksa. Tentu saja, setelah membuat cucuku menangis seperti itu, kamu pikir memiliki kesempatan?" tanya Kakek Karl dingin. "Tidak ada yang peduli dengan sumpahmu ataupun semacamnya. Kau tidak becus dan bersikap seperti pecundang! Itu kenyataannya!" Akash Norville tidak mengelak. Lyorna Graves benci dengan sikap Akash Norville yang tetap tenang meski dihujani hujatan. "Itu benar kakek. Aku sudah tidak tahan dengannya lagi. Sebaiknya kakek perintahkan ayah untuk membawanya pergi dari sini sekarang juga," kata Lyorna Graves dingin. Lyorna Graves melipat kedua tangannya di dada dan menatap Akash Norville dengan dingin. Akash Norville hendak meminta Lyorna Graves untuk tidak memecatnya, tetapi Nolan lebih dulu bicara. "Akash Norv
"Selama mereka tidak terbukti jahat, aku masih akan tetap bekerja disini. Dan mengenai difitnah, tentu saja, selama aku tidak melakukan kesalahan apapun, aku akan baik-baik saja," kata Akash Norville. "Mereka bisa mendorongmu jika mereka mau meskipun kamu tidak bersalah. Kamu tidak memiliki apapun, Akash Norville. Bahkan aku belum tentu bisa membantumu," ucap pemilik panti asuhan. "Tentang itu...anda tidak perlu khawatir. Saya yang sudah membawa Akash Norville kesini jadi saya akan bertanggung jawab untuk keamannya," kata Nolan. "Bagaimana bisa kau mengatakan itu saat kau mengirimkan orang-orang untuk mengacau disini?" Pemilik panti asuhan itu terdengar sangat marah tetapi nada bicaranya begitu dingin. Tanpa mereka tahu, Lyorna Graves memandangi ayahnya dan Akash Norville dari jendela di lantai atas dengan raut wajah kesal. Mungkin sebentar lagi Akash Norville pergi untuk selamanya. Dia tak perlu lagi memuaskan rasa penasarannya terhadap pria itu. Seharusnya dia lega tet
Lyorna Graves tengah bekerja ketika suara ketukan pintu mengalihkan perhatiannya. Jarang sekali ada orang yang mengganggunya saat dia sibuk bekerja. Sejak awal, dia telah memperingati orang-orang rumah untuk tidak mengganggunya apalagi hanya sekedar untuk makan. Dia tahu kapan waktunya istirahat dan harus makan. Lyorna Graves berteriak kecil, "Masuk saja!" Lyorna Graves masih memfokuskan perhatiannya pada berkas-berkas di meja sehingga dia masih belum mengetahui siapa orang yang masuk. Lagipula orang itu pasti akan segera memberitahu apa yang terjadi setelah itu dia tinggal menjawab dan orang itu akan pergi. Namun kalau kakeknya datang, dia tidak bisa melanjutkan pekerjaannya karena harus menyapa kakeknya lebih dulu. Menyadari orang itu cuma diam saja beberapa meter di depannya, Lyorna Graves akhirnya mendongak dan matanya seketika melebar. Lyorna Graves yakin, apabila dia menyuruh Akash Norville untuk melukai dirinya sendiri, pria itu segera melakukannya. Apalagi dikurung di s
"Rian, aku ingin berkunjung ke rumah cucuku, Lyorna Graves dan tinggal disana untuk sementara waktu. Siapkan keperluannya!" titah Kakek Karl dengan nada dingin. Semenjak Lyorna Graves datang ke mansionnya sambil menangis layaknya anak kecil, dia tidak pernah berhenti memikirkannya. Menurut kabar dari pengawal yang dia kirimkan ke rumah Lyorna Graves, bodyguard baru itu telah dihukum di sebuah gubuk tetapi gubuk itu benar-benar seperti sebuah tempat tinggal daripada ruangan untuk hukuman. Kakek Karl mana mungkin puas. Setelah cucunya menangis dan ayahnya bahkan tidak peduli padanya malah membela bodyguard baru, dia tidak sabar ingin melihatnya secara langsung. Sayangnya, Rian tak setuju. "Ayah, saat ini, bukan saatnya untuk bersantai," ucap Rian. "Apakah menurutmu aku kesana untuk bersantai?" tanya Kakek Karl kesal. "Aku mengerti. Jika kamu mau, kita bisa memasang cctv di setiap sudut rumah Lyorna bahkan smapai di sekitar rumahnya." "Aku ingin melihatnya langsung! K
"Tuan Nolan, ada telepon dari panti asuhan," ucap salah satu pengawalnya seraya menyerahkan sebuah telepon rumah. Terdengar suara Tuan Bram yang terkesan tegas dan dingin. Dia langsung menuju ke inti pembicaraan sampai-sampai membuat Nolan yang hendak duduk seketika mengurungkan niatnya. "Orang-orang yang kamu suruh membuat kekacauan di tempatku. Aku ingin kamu bertanggung jawab sekarang juga. Sulit bagiku mengatasi mereka. Anak-anakku masih dalam perjalanan. Mereka mungkin akan membunuh orang-orang suruhanmu. Cepat perintahkan mereka untuk mundur sebelum terlambat." Tuan Bram terus-menerus didesak oleh orang-orang suruhan Lyorna Graves untuk mengungkapkan latar belakang Akash Norbville lebih banyak padahal dia telah menyampaikan semua yang dia ketahui mengenai Akash Norville. Akash Norville bagaimanapun cukup tertutup. Dia hampir tidak pernah menceritakan apa yang telah dilaluinya selama ini pada pemilik panti asuhan yang telah dianggapnya sebagai ayahnya sendiri. Sehingga
“Apakah nona tahu? Salah satu kebiasaan saya sewaktu di tempat sebelumnya adalah berburu burung.” Lyorna Graves cukup terkejut. “Orang sepertimu?” Lyorna Graves pikir, Akash Norville adalah pria yang sangat baik sampai-sampai berburu tidak ada di dalam kamus hidupnya. Namun ternyata dia di luar dugaan. “Nona berpikir saya orang seperti apa? Saya tidak berpikir bahwa memburu burung adalah tindakan yang keji. Saya dan teman-teman saya biasanya melakukannya di hutan.” “Bagaimana dengan hutannya?” Lyorna Graves langsung penasaran dengan hutan tempat tinggal Akash Norville. “Itu tempat yang indah. Jika nona suka dengan suasana yang tenang, angin lembut, pemandangan hijau, dan suara air sungai mengalir, nona akan menyukainya.” “Apakah hutan tersebut terletak di panti asuhan tempatmu tinggal?” “Ya. Disana juga ada.” “Apa maksudmu disana juga ada?” Akash Norville tidak mengatakan apapun. "Kenapa kamu diam saja, Akash Norville?" desak Lyorna Graves. “Ada banyak hutan
Akash Norville mengangguk. Ekspresi wajahnya tampak cemas. Lyorna Graves sampai terkejut melihat Akash Norville sampai memasang ekspresi seperti itu. Apakah nyali Akash Norville menjadi ciut karena dia membentaknya?"Jaga diri nona baik-baik."Lyorna Graves mengabaikan ucapan Akash Norville yang terdengar lembut.Lyorna Graves berencana ke rumah pacarnya setelah itu menemui Sereia."Noctis, kenapa kamu tidak menjawab panggilanku? Apakah kamu marah?"Begitu sampai di halaman rumah Noctis, Lyorna Graves terkejut saat menyaksikan Noctis yang sedang workout tiba-tiba berlari ke dalam rumah begitu melihatnya. Dia sampai harus mengejarnya."Berhenti disana!"Noctis berhenti berlari dan berteriak kepada Lyorna Graves."Apa saja yang sudah dia lakukan padamu sehingga kamu menjadi seperti ini?""Kau hanya mempermainkanku Lyorna Graves. Aku serius padamy selama ini. Tetapi kau ternyata cuma mempermainkanku saja. Ini semua sangat aneh. Tiba-tiba saja kau mendapatkan bodyguard baru tanpa memberit
Sampai akhirnya seorang pengawal berdiri di dekat Lyorna Graves. Dia memanggil lagi, mencoba membangunkan Lyorna Graves dengan kalimat tegasnya dengan hati-hati. Sayangnya, Lyorna Graves tidak kunjung bangun. Akhirnya dia menyelipkan surat dibawah tangan Lyorna Graves yang menopang wajahnya. Lyorna Graves bangun saat jam menunjukkan pukul sembilan. Cahaya matahari membangunkannya. Lyorna Graves kaget mendapati sebuah surat jatuh. Dia mengambilnya. Tidak ada nama pengirimnya ataupun namanya. Dia membukanya. Teruntuk Nona Lyorna Graves. Saya menulis dengan berat hati untuk memohon pengampunan atas tindakan yang tidak pantas dan kesetiaan saya. Di saat lemah, pengawal rendahan ini melupakan dirinya sendiri, dan kata-kata yang terucap hanya membawa luka di mana kegembiraan seharusnya menghiasi hari-harimu. Perintahkan orang malang ini untuk melakukan penebusan dosa apa pun yang dapat memberikan penangguhan dipecat. Mohon, Nona Lyorna Graves, katakanlah anda tidak akan melemparkan pel
"Apa? Lyorna Gravesku. Cepat antarkan aku ke depan! Aku tidak sabar untuk menyambutnya."Sementara salah satu menantu perempuan Kakek Karl mengeluh."Pasti ada sesuatu yang diinginkan oleh anak itu. Karena setiap kali dia datang kesini, dia pasti mengeluhkan sebuah masalahnya.""Apa kau baru saja bergumam?"Kakek Karl menoleh tajam ke menantu perempuannya itu. "Tidak ayah. Aku tidak bicara apapun.""Jangan pernah katakan sesuatu yang buruk-buruk tentang cucu kesayanganku atau kalian semua akan mengetahui akibatnya!" "Baik ayah."Lyorna Graves menangis tetapi tanpa suara. Pintu yang sangat besar dibuka oleh dua penjaga mansion. Lyorna Graves langsung bertemu dengan kakeknya. Kakeknya mengulurkan kedua tangannya kepada Lyorna Graves. Lyorna Garves menangis semakin deras dan berhamburan ke pelukan kakeknya. "Kakek!"Lyorna Graves meraung-raung. "Cucuku, apa yang terjadi? Kenapa kamu sampai menangis seperti ini? Apakah ayahmu memarahimu lagi? Atau Ishaan menyakitimu?"Lyorna Graves me