Beranda / Romansa / Proposal Cinta Sang Miliarder / Bab 34: Retaknya Kepercayaan

Share

Bab 34: Retaknya Kepercayaan

Penulis: Resya
last update Terakhir Diperbarui: 2025-03-29 02:24:10

Hari itu, langit terlihat lebih kelabu dari biasanya, seolah-olah turut merasakan ketegangan yang semakin mencekam di dalam rumah Farhan dan Aisyah. Suasana yang dulu penuh dengan tawa dan kebahagiaan, kini terasa dingin dan jauh. Sejak pertemuan malam itu, hubungan mereka tampaknya retak di bagian yang paling dalam, di tempat yang selama ini mereka anggap sebagai pondasi kepercayaan.

Aisyah duduk di ruang tamu, tangannya memegang cangkir teh yang sudah lama dingin. Matanya menatap kosong ke luar jendela, sementara pikirannya berputar-putar, mencoba mengurai perasaan yang terpendam. Di depannya, Farhan duduk diam, matanya menunduk. Suasana itu begitu sunyi, seakan-akan kata-kata yang mereka tunggu tak mampu keluar dari mulut masing-masing.

Farhan akhirnya mengangkat wajahnya, memecah keheningan dengan suara yang rendah dan berat. "Aisyah ... aku harus jujur padamu. Hana ... dia mencoba mendekatiku. Aku sudah berusaha menahan diri, tapi aku tahu aku harus mengatakan
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terkait

  • Proposal Cinta Sang Miliarder Β Β Β Bab 35: Tekanan dalam Pernikahan

    Farhan berjalan perlahan di lorong rumah, langkahnya terdengar berat, seakan-akan setiap langkah membawa beban yang semakin berat. Pikirannya berkelana ke mana-mana, membayangkan perbincangan yang akan segera dimulai. Ia sudah tahu apa yang akan datang: sebuah pembicaraan yang akan menguji integritasnya, dan yang lebih penting, menguji cintanya kepada Aisyah.Pagi itu, setelah percakapan yang tegang dengan Aisyah semalam, Farhan merasa terjepit di antara dua dunia. Di satu sisi, ada Aisyah, istri yang telah ia cintai dengan sepenuh hati, yang menuntut komitmen dan kesetiaan. Di sisi lain, ada Hana, sahabat lama yang secara halus berusaha menariknya jauh dari Aisyah. Meskipun Farhan berusaha menjaga jarak. Namun, hubungan mereka semakin sulit untuk dipertahankan hanya dengan kata-kata.Hari ini, ia harus berbicara dengan Pak Ahmad, ayah Aisyah, yang jelas-jelas mengetahui situasi tersebut. Tidak hanya sebagai seorang ayah yang sangat melindungi anaknya, Pak Ahmad ju

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-30
  • Proposal Cinta Sang Miliarder Β Β Β Bab 36: Puncak Konflik

    Malam itu, angin berhembus pelan, membawa udara yang lebih dingin dari biasanya. Aisyah berjalan tergesa-gesa keluar dari acara sosial itu, perasaannya bercampur aduk. Hatinya seperti dihantam badai, bergejolak tanpa arah. Sesekali, ia menarik napas panjang, mencoba menenangkan diri, namun rasanya semakin berat.Farhan berlari mengejarnya, langkahnya terdengar berat di telinga Aisyah. Setiap detik yang berlalu membuat perasaan mereka semakin jauh. Aisyah tahu bahwa perasaan yang ditimbulkan oleh kehadiran Hana di acara itu bukan hanya cemburu, tetapi lebih dari itu-ia merasa seperti ada yang telah dihancurkan di antara mereka, sesuatu yang sulit untuk dibangun kembali."Aisyah, tunggu!" Farhan memanggilnya, suaranya tegang dan penuh penyesalan.Aisyah berhenti sejenak, namun tidak menoleh. "Kenapa, Farhan? Kenapa harus begini?" suaranya serak, hampir seperti tersumbat oleh air mata yang berusaha ia tahan.Farhan menghentikan langkahnya beberapa la

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-31
  • Proposal Cinta Sang Miliarder Β Β Β Bab 37: Penyesalan Farhan

    Pagi itu, udara terasa lebih dingin dari biasanya. Farhan duduk di ruang kerjanya, pandangannya kosong menatap ke luar jendela. Di balik jendela kaca yang bersih, pemandangan kota yang sibuk tampak biasa saja, tidak ada yang spesial. Namun hatinya, sebaliknya, begitu kacau. Pagi itu, hidupnya terasa lebih kosong daripada sebelumnya.Ia menghela napas panjang, menatap layar ponsel yang tergeletak di meja kerjanya. Sudah berjam-jam, namun tak ada satu pesan pun dari Aisyah. Ia tahu, ini adalah konsekuensi dari perbuatannya. Ia telah melukai hati wanita yang selama ini ia cintai. Dan sekarang, ia harus bertanggung jawab."Aisyah ...," Farhan berbisik pelan, seakan berharap bahwa suaranya bisa menjangkau wanita itu di tempat yang jauh, di rumah orang tuanya.Ia menatap layar ponsel lagi. Tiba-tiba, pesan dari Hana muncul, menambah rasa cemas yang sudah mendera hatinya sejak semalam. "Farhan, aku ingin bicara tentang kita," tulis Hana, dengan kata-kata yang seo

    Terakhir Diperbarui : 2025-04-01
  • Proposal Cinta Sang Miliarder Β Β Β Bab 38: Kebenaran yang Terungkap

    Pagi itu, langit tampak cerah meski angin sejuk menyelimuti kota. Farhan duduk di ruang kerjanya, menatap ponsel dengan pandangan kosong. Beberapa jam sebelumnya, ia baru saja mendapatkan kabar bahwa rumor yang disebarkan Hana mulai tersebar luas. Namun, ia tidak tinggal diam. Farhan segera melakukan klarifikasi, mengumpulkan bukti-bukti yang bisa membuktikan bahwa segala yang dituduhkan kepada dirinya adalah kebohongan belaka.Dengan hati yang penuh tekad, Farhan mengetik pesan panjang, menjelaskan segala hal yang terjadi dan mengirimkannya kepada Aisyah. Ia tahu bahwa ini adalah saat yang sangat penting. Jika ia ingin mendapatkan kepercayaan Aisyah kembali, ia harus menunjukkan bukti konkret bahwa ia tidak pernah mengkhianatinya. Namun, meskipun pesan itu sudah terkirim, hatinya tetap terasa berat."Aisyah, aku tahu kamu sedang terluka, dan aku hanya bisa meminta maaf. Semua yang terjadi bukan salahmu, dan aku akan berusaha membuktikan bahwa aku benar-benar menci

    Terakhir Diperbarui : 2025-04-02
  • Proposal Cinta Sang Miliarder Β Β Β Bab 39: Penjelasan Hana

    Langit pagi itu dipenuhi cahaya lembut matahari, seolah memberikan kehangatan yang baru kepada Aisyah. Di sebuah taman kecil, ia dan Farhan duduk di bangku panjang, menikmati udara segar. Suasana di antara mereka terasa canggung namun penuh harapan. Setelah pertemuan terakhir yang penuh emosi, Farhan berusaha membangun kembali kepercayaan Aisyah dengan cara yang berbeda."Aku ingin memperbaiki semuanya, Aisyah," kata Farhan pelan, memecah kesunyian. "Aku sadar, kejujuran itu hal yang nggak bisa ditawar dalam hubungan kita."Aisyah menatap Farhan, matanya memancarkan kelelahan yang bercampur dengan sisa keraguan. "Aku butuh waktu, Farhan. Semua yang terjadi ... terlalu banyak yang harus aku pikirkan."Farhan mengangguk, menghormati perasaan Aisyah. Ia menyadari bahwa cinta saja tidak cukup. Perlu tindakan nyata untuk menunjukkan kesungguhannya."Makanya, aku ingin kita nggak cuma bicara soal cinta. Aku mau kita sama-sama bergerak. Kamu tahu, selama

    Terakhir Diperbarui : 2025-04-03
  • Proposal Cinta Sang Miliarder Β Β Β Bab 40: Harmoni yang Kembali

    Suara adzan Subuh menggema lembut, menggugah hati siapa pun yang mendengarnya. Di dalam rumah sederhana mereka, Farhan membuka matanya perlahan, menghela napas panjang, seolah mengumpulkan energi untuk hari yang baru. Di sampingnya, Aisyah sudah bangkit lebih dulu, menyiapkan air wudhu di kamar mandi kecil mereka."Farhan, ayo bangun," panggil Aisyah lembut.Farhan mengangguk sambil tersenyum kecil. Ia bergegas mengambil wudhu, bergabung dengan Aisyah untuk melaksanakan salat Subuh berjamaah. Saat sujud terakhir, hati Farhan bergetar. Ia memohon pada Allah agar hubungan mereka yang sempat retak kini dikuatkan dengan kasih sayang dan kepercayaan yang baru.Usai salat, mereka duduk berdampingan di sajadah. Aisyah membuka Al-Quran dan mulai melantunkan ayat-ayat suci dengan suara yang penuh kekhusyukan. Farhan hanya bisa memandangnya dengan rasa syukur yang dalam. Ia tahu, apa yang mereka miliki saat ini bukanlah sesuatu yang mudah didapatkan kembali.

    Terakhir Diperbarui : 2025-04-04
  • Proposal Cinta Sang Miliarder Β Β Β Bab 41: Kehadiran yang Mengguncang

    Pagi itu, udara di sekitar yayasan terasa lebih sejuk dari biasanya. Terlihat anak-anak berlarian dengan tawa riang, sementara para ibu yang mengikuti pelatihan keterampilan tampak penuh semangat. Farhan dan Aisyah sedang mengatur segala persiapan untuk merayakan keberhasilan program pemberdayaan ibu-ibu yang baru saja mereka jalankan. Sebuah bazar kecil akan digelar, memamerkan hasil karya para ibu, dan banyak orang yang datang untuk melihatnya.Farhan mengamati dengan penuh rasa syukur bagaimana segala usaha mereka akhirnya membuahkan hasil. Aisyah, dengan senyum tulusnya, menyapa para ibu dan anak-anak dengan hangat, memberikan motivasi kepada mereka agar tetap melanjutkan perjuangan mereka.Di tengah kesibukan tersebut, seorang anak perempuan kecil muncul di pintu gerbang yayasan. Wajahnya tampak letih, rambut ikalnya kusut dan tubuhnya tampak lemah. Farhan yang sedang berdiri di samping Aisyah terdiam sejenak ketika melihat anak itu. Ada sesuatu yang aneh di m

    Terakhir Diperbarui : 2025-04-05
  • Proposal Cinta Sang Miliarder Β Β Β Bab 42: Dekat dengan Anak Itu

    Hari itu, seperti biasa, cuaca cerah dan udara terasa segar setelah hujan semalam. Farhan dan Aisyah sedang duduk di beranda rumah, menikmati secangkir teh hangat sambil menatap anak-anak yang bermain di halaman yayasan. Namun, pikirannya tak bisa lepas dari satu sosok-Safira.Anak kecil itu, meskipun baru saja muncul dalam hidup mereka, rasanya sudah mengisi ruang yang kosong di hati Farhan. Setiap kali ia menatap Safira, ada perasaan yang sulit dijelaskan, seperti sebuah ikatan yang tak terlihat, namun sangat kuat. Aisyah pun merasakannya, meskipun dengan cara yang berbeda."Aisyah," Farhan memulai, suaranya pelan namun penuh makna. "Kamu merasa apa dengan anak itu?"Aisyah yang duduk di sampingnya menatap Safira yang sedang duduk di dekat meja belajar, sibuk menggambar dengan pulpen warna-warni. Safira tampak tenang dan jauh dari kesan gelisah seperti yang pertama kali mereka lihat."Aku merasa dia seperti anak kita sendiri," jawab Aisyah sambi

    Terakhir Diperbarui : 2025-04-06

Bab terbaru

  • Proposal Cinta Sang Miliarder Β Β Β Bab 66: Pertemuan dengan Orang Misterius ll

    Farhan menatap Aisyah, berharap menemukan jawaban di matanya. Tapi Aisyah hanya diam. Tatapan lembutnya menyimpan kebimbangan yang sama. Ia tahu, di satu sisi, Arman adalah saudara kandung Farhan, darah daging yang harus diselamatkan. Tapi di sisi lain, situasi ini menyeret mereka semakin dalam ke dalam bahaya. Aisyah ingin bicara, tapi kata-katanya seolah tercekat di tenggorokan.Yusuf memecah keheningan. "Farhan, waktu terus berjalan. Kalau kamu terus terjebak dalam kebimbangan ini, kita bisa kehilangan dua hal sekaligus-Arman, dan mungkin, kesempatan untuk memperbaiki semuanya."Farhan menarik napas dalam-dalam. Ia menunduk lagi, kedua tangannya masih mengepal erat. "Aku tahu, Yusuf. Tapi bagaimana aku bisa membuat keputusan ini? Safira masih kecil. Dia butuh aku di sini. Di sisi lain, aku tidak bisa membiarkan Arman begitu saja. Kalau dia benar-benar dalam bahaya, apa aku tega membiarkannya?"Aisyah akhirnya membuka suara, suaranya tenang, tapi sarat d

  • Proposal Cinta Sang Miliarder Β Β Β Bab 65: Tanda Kehidupan Arman

    "π– π—„π—Ž 𝗇𝗀𝖾𝗋𝗍𝗂, π– π—‚π—Œπ—’π–Ίπ—. π– π—„π—Ž π—ƒπ—Žπ—€π–Ί π—‡π—€π–Ύπ—‹π–Ίπ—Œπ–Ί 𝗁𝖺𝗅 𝗒𝖺𝗇𝗀 π—Œπ–Ίπ—†π–Ί. 𝖳𝖺𝗉𝗂 𝗄𝗂𝗍𝖺 𝗇𝗀𝗀𝖺𝗄 π–»π—ˆπ—…π–Ύπ— 𝗇𝗒𝖾𝗋𝖺𝗁. π–ͺ𝗂𝗍𝖺 π—π–Ίπ—‹π—Žπ—Œ π—„π—Žπ–Ίπ—." π– π—‚π—Œπ—’π–Ίπ— π—†π–Ύπ—‡π—€π–Ίπ—‡π—€π—€π—Žπ—„ 𝗄𝖾𝖼𝗂𝗅, π—†π–Ύπ—Œπ—„π—‚ 𝗁𝖺𝗍𝗂𝗇𝗒𝖺 π—†π–Ίπ—Œπ—‚π— π–½π—‚π—‰π–Ύπ—‡π—Žπ—π—‚ π—„π–Ύπ—‹π–Ίπ—€π—Žπ–Ίπ—‡. 𝖨𝖺 π—π–Ίπ—π—Ž 𝖻𝖾𝗍𝖺𝗉𝖺 π–»π–Ύπ—Œπ–Ίπ—‹ 𝖼𝗂𝗇𝗍𝖺 π–₯𝖺𝗋𝗁𝖺𝗇 𝗄𝖾𝗉𝖺𝖽𝖺 𝖠𝗋𝗆𝖺𝗇, π—Œπ–Ίπ—Žπ–½π–Ίπ—‹π–Ί 𝗄𝖾𝗆𝖻𝖺𝗋𝗇𝗒𝖺. 𝖳𝖺𝗉𝗂 π—Œπ—‚π—π—Žπ–Ίπ—Œπ—‚ 𝗂𝗇𝗂 π—ƒπ–Ίπ—Žπ— 𝗅𝖾𝖻𝗂𝗁 π—‹π—Žπ—†π—‚π— 𝖽𝖺𝗋𝗂𝗉𝖺𝖽𝖺 𝗒𝖺𝗇𝗀 𝗉𝖾𝗋𝗇𝖺𝗁 𝗂𝖺 𝖻𝖺𝗒𝖺𝗇𝗀𝗄𝖺𝗇. π–²π—Žπ–Ίπ—Œπ–Ίπ—‡π–Ί 𝗁𝖾𝗇𝗂𝗇𝗀 𝗅𝖺𝗀𝗂. 𝖧𝖺𝗇𝗒𝖺 π—Œπ—Žπ–Ίπ—‹π–Ί 𝖽𝖾𝗍𝖺𝗄 𝗃𝖺𝗆 𝖽𝗂𝗇𝖽𝗂𝗇𝗀 𝗒𝖺𝗇𝗀 𝗍𝖾𝗋𝖽𝖾𝗇𝗀𝖺𝗋, π—†π–Ύπ—†π–»π—Žπ–Ίπ— 𝗆𝖺𝗅𝖺𝗆 π—π–Ύπ—‹π–Ίπ—Œπ–Ί π—Œπ–Ύπ—†π–Ίπ—„π—‚π—‡ 𝗅𝖺𝗆𝖻𝖺𝗍. **** 𝖯𝖺𝗀𝗂 𝗁𝖺𝗋𝗂𝗇𝗒𝖺, π–₯𝖺𝗋𝗁𝖺𝗇 𝗆𝖾𝗇𝖾𝗋𝗂𝗆𝖺 π—Œπ–Ύπ–»π—Žπ–Ίπ— π—‰π–Ύπ—Œπ–Ίπ—‡ 𝗍𝖺𝗄 𝖽𝗂𝗄𝖾𝗇𝖺𝗅 π—†π–Ύπ—…π–Ίπ—…π—Žπ—‚ π—‰π—ˆπ—‡π—Œπ–Ύπ—…π—‡π—’π–Ί. π–­π—ˆπ—†π—ˆπ—‹ π—‚π—π—Ž 𝗍𝗂𝖽𝖺𝗄 π—π–Ύπ—‹π—Œπ—‚π—†π—‰π–Ίπ—‡, 𝖽𝖺𝗇 π—‚π—Œπ—‚

  • Proposal Cinta Sang Miliarder Β Β Β Bab 64: Pertemuan dengan Orang Misterius

    Malam itu begitu sunyi, hanya suara angin yang sesekali berdesir di antara dedaunan. Aisyah berdiri di belakang Farhan, tubuhnya sedikit gemetar. Pintu depan rumah mereka diketuk lagi, kali ini lebih keras, seperti seseorang yang tidak sabar menunggu. "Mas, hati-hati," bisik Aisyah, suaranya nyaris tak terdengar. Farhan menoleh sebentar, memberikan senyuman tipis yang seolah ingin menenangkan istrinya. Tapi Aisyah tahu, di balik senyuman itu, ada kegelisahan yang sama. Farhan melangkah perlahan ke pintu, tangannya terulur ke gagang pintu. Ia menarik napas dalam-dalam sebelum akhirnya membuka pintu itu.Dan di sana, berdiri seorang pria dengan wajah yang tak asing. Rambutnya sedikit berantakan, matanya tajam, dan tubuhnya terlihat kurus. Farhan tertegun, mulutnya terbuka, tapi tak ada kata yang keluar. "Kamu ...?" bisiknya, nyaris tak percaya.Pria itu tersenyum tipis, tapi senyumnya tidak membawa kehangatan. Ada sesuatu yang dingin di

  • Proposal Cinta Sang Miliarder Β Β Β Bab 63: Bayang-Bayang Pengkhianatan

    Langit malam mulai gelap, menyelimuti kota dengan keheningan yang terasa berat. Di ruang tamu rumah sederhana mereka, Farhan duduk di sofa dengan wajah tegang. Aisyah berdiri di dekat jendela, memandang keluar dengan tatapan kosong. Suasana di antara mereka terasa berbeda malam itu, seperti ada sesuatu yang menggantung di udara, sesuatu yang tak terucapkan."Mas," suara Aisyah memecah keheningan. Ia berbalik, menatap Farhan yang masih diam. "Aku nggak ngerti kenapa semua ini terjadi. Rasanya ... seperti kita nggak bisa percaya siapa pun lagi."Farhan menghela napas panjang, lalu menatap Aisyah dengan mata yang penuh kelelahan. "Aku juga nggak ngerti, Aisyah. Tapi aku janji, aku akan cari tahu siapa yang ada di balik semua ini. Aku nggak akan biarkan Safira terus dalam bahaya."Aisyah mendekat, duduk di samping Farhan. Ia menggenggam tangan suaminya, mencoba mencari kekuatan dari kehangatan itu. "Tapi, Mas ... kalau ternyata orang yang kita percaya selama i

  • Proposal Cinta Sang Miliarder Β Β Β Bab 62: Perubahan yang Menyembuhkan

    Pagi itu terasa berbeda. Udara di luar jendela sejuk, dengan cahaya matahari yang lembut menyusup ke dalam rumah melalui celah-celah tirai yang terbuka. Farhan duduk di meja makan, memandangi secangkir kopi yang sudah mulai dingin. Pikirannya masih berkelana, namun kali ini ada rasa tenang yang menyelimuti hatinya. Setelah berbulan-bulan melalui ketegangan, ada secercah harapan yang mulai muncul di antara mereka.Aisyah datang dari arah dapur, membawa sepiring roti bakar dengan selai stroberi kesukaan Farhan. Dia tersenyum pelan, meski senyum itu belum sepenuhnya menghapus kelelahan di wajahnya. Sudah lama sekali mereka tak merasakan ketenangan seperti ini-waktu yang benar-benar hanya untuk mereka berdua."Aku buat roti bakar. Pasti kamu lapar, kan?" Aisyah duduk di sebelah Farhan, menatapnya dengan mata yang penuh harapan. Matanya yang dulu penuh keraguan kini mulai terbuka, meskipun tak semua pertanyaan sudah terjawab.Farhan memandang Aisyah, lalu menat

  • Proposal Cinta Sang Miliarder Β Β Β Bab 61: Menghadapi Masa Depan

    Suasana malam itu masih tetap tegang. Di ruang tamu yang terasa semakin sempit, Farhan dan Aisyah duduk berdampingan, berhadapan dengan kenyataan yang semakin mendekat. Keputusan yang mereka buat tadi seolah memberi angin segar, namun dalam hati keduanya, kegelisahan masih mengular. Masa depan mereka sudah di depan mata, namun jalan menuju ke sana terasa sangat kabur."Aisyah ...." Farhan memecah keheningan yang telah lama membungkamnya, suaranya rendah namun penuh dengan ketegasan. "Aku nggak bisa janji kalau semua ini bakal mudah. Tapi aku janji, aku bakal berusaha lebih terbuka. Aku nggak mau ada rahasia lagi di antara kita. Kamu harus tahu semuanya, supaya kamu bisa buat keputusan sendiri."Aisyah menatapnya, matanya mencari kejujuran dalam setiap kata yang keluar dari bibir Farhan. Ia ingin percaya, tetapi kadang-kadang kepercayaan itu sulit didapatkan setelah banyak rahasia yang disembunyikan. "Farhan, aku sudah terlalu lama hidup dalam ketidakpastian. Aku ng

  • Proposal Cinta Sang Miliarder Β Β Β Bab 60: Pertentangan dan Keputusan Akhir

    Aisyah duduk terdiam di sudut ruang tamu, matanya menatap kosong ke luar jendela, meski pandangannya lebih pada pikiran yang berputar-putar dalam kepalanya daripada pemandangan di luar. Udara malam terasa begitu berat, seolah menyelimuti setiap inci ruang yang ada di sekitar mereka. Di sampingnya, Farhan berdiri dengan punggung tegak, matanya menatap jauh ke depan, seperti mencari jawaban di ruang kosong yang sama. Mereka berada di persimpangan jalan yang tak terlihat, dan tak ada petunjuk mana yang harus diambil. Keputusan ini bukan sekadar memilih jalan, tetapi memilih hidup."Aisyah," suara Farhan terdengar perlahan, penuh keraguan, "kamu harus tahu, aku nggak bisa tinggal diam. Aku nggak bisa hidup dengan rahasia ini lebih lama lagi. Safira... dia adalah bagian dari masa lalu yang harus aku tanggung. Aku nggak bisa melepaskannya begitu saja."Aisyah memutar tubuhnya, menatap Farhan. Ada sesuatu dalam sorot matanya yang berbeda, sesuatu yang membuat hatinya sema

  • Proposal Cinta Sang Miliarder Β Β Β Bab 59: Dilema Keluarga

    Malam itu, suasana di rumah Farhan terasa semakin mencekam. Ketegangan yang sebelumnya ada di antara Farhan dan Aisyah kini semakin memuncak. Keduanya terdiam sejenak, masing-masing terperangkap dalam pikirannya sendiri, berusaha menyaring apa yang baru saja terjadi."Aisyah ...." Farhan memulai kalimat dengan suara berat, penuh kecemasan, tapi juga ketegasan. "Kita nggak bisa mundur. Apa pun yang terjadi, kita harus siap menghadapi semua ini."Aisyah hanya menatap Farhan dengan tatapan kosong. Meskipun bibirnya tak mengucapkan kata-kata, matanya berbicara banyak. Ada rasa takut, bingung, dan cemas yang tercermin jelas di wajahnya. Ketakutan akan apa yang akan datang dan ketegangan antara mereka yang semakin terasa begitu sulit untuk dipahami."Apa yang kita hadapi sekarang lebih besar dari apa yang kita bayangkan, Farhan," Aisyah akhirnya berkata, suara itu lebih rendah dari biasanya, seperti menyembunyikan rasa sakit yang dalam. "Tapi aku nggak bisa menu

  • Proposal Cinta Sang Miliarder Β Β Β Bab 58: Kebenaran yang Menyakitkan

    Farhan terdiam sejenak, matanya yang penuh tekad bertemu dengan tatapan Aisyah yang cemas. Dalam keheningan itu, Aisyah bisa merasakan ada sesuatu yang tak beres. Ada beban yang lebih berat yang sedang dipikul oleh Farhan, sesuatu yang akan mengubah segalanya. Ketegangan di udara malam itu semakin mengeras, seperti mendung yang menggantung di langit, siap turun menjadi hujan deras."Aisyah ...." Farhan akhirnya membuka suara, suara itu berat, seperti mengandung beban yang berat. "Aku tahu ini sulit untuk diterima, tapi aku harus memberitahumu. Safira ... dia bukan hanya anak dari Arman. Dia ... dia lebih dari itu."Aisyah memandang Farhan dengan mata yang mulai berkaca-kaca. "Apa maksudmu? Apa yang kamu coba katakan, Farhan?"Farhan menarik napas panjang, merasa setiap kata yang akan diucapkannya seperti tusukan yang mengiris hatinya. "Safira ... dia adalah hasil dari perjanjian yang dibuat oleh ibunya, Ratna, dan orang-orang yang berkuasa di belakangnya.

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status