Tubuh Karina serasa kaku seperti seorang robot yang kehabisan baterai.Dia tidak bisa merespon ucapan Brian. Bahkan untuk sekedar menatap pria itu, Karina tidak sanggup. Dadanya sesak dan rasanya dia sulit sekali bernapas.Brian menhela nafas panjang, dia tahu reaksi Karina akan seperti ini. Walau sebenarnya dia belum siap melihat Karina yang tampak tak berdaya itu.Hatinya hancur karena membohongi Karina.Brian mencoba tetap tenang, ia mendekatkan tubuhnya pada Karina.Memunggut piyama gadis itu dan memakaikan dengan benar. Brian khawatir Karina akan kedinginan.Dia menyambar tangan Karina yang mematung.“Sungguh. Aku tidak mencoba merahasiakannya padamu. Tapi…” dia diam sejenak, menimbang-nimbang ucapannya selanjutnya.“Kenapa baru bilang?” Karina menyahut ucapan Brian. Dia menghentakan tangan Brian agar lepas dari tangannya. Untuk kali ini, dia tidak ingin Brian menyentuhnya.Sorot matan
Yang bisa Karina lakukan saat ini adalah bertahan. Dia yang memilih Brian, dia akan mengikuti keingan pria itu untuk saat ini.Kalau ada yang perlu di korbankan dalam rumah tangga ini. Karina bersedia menjadi satu-satunya orang yang mengubur cita-citanya untuk Brian.Sebesar itu rasa cintanya pada Brian. Meski hal itu tidak banyak membawa perubahan.Setelah pembicaraan panjang itu. Karina dan Brian menjadi seperti biasanya. Brian lega akhirnya dia bisa membuat Karina tetap di sampingnya.Meski Karina sudah tidak bisa seceria dulu. Jika bisa, gadis itu ingin mengulang waktu dan mengetahui perosalan ini lebih cepat.Agar dia bisa merubah pilihan Brina.Sayangna,hancurnya hati Karina tidak membuat hati Brian melunak. Pria itu malah bahagia karena akhirnya Karina satu pemikiran dengannya.***Ini adalah hari makan malam dengan Jonathan dan keluarganya. Karina membawa sedikit minuman dari kafenya, dia sudah siap.
Lampu-lampu apartemen sudah mati saat Brian baru pulang dari pekerjaanya. Obat yang ia buat menjadi rebutan beberapa perusahaan. Dia tidak bisa lebih senang dari pada saat ini. Ternyata banyak yang sepemikiran dengan dirinya.Bangga,lega,bahagia dan sedikit perasaan antusias memenuhi dada Brian. Dia sudah menebak kalau sebenarnya yang ia pikirkan adalah sebuah kebenaran.Lagi pula, untuk apa repot-repot membesarkan anak kalau sebenarnya berdua saja sudah lebih bahagia.Semakin lama, Brian semakin tidak paham dengan konsep memiliki anak yang banyak dianut oleh orang lain.Kalau hanya untuk meneruskan garis keturunan. Seharusnya, hanya orang-orang yang memenuhi kualifikasi yang diperbolehkan memiliki anak.Dan dia, tidak termasuk dalam kualifikasi tersebut.Tentu saja Karina sudah tidur. Setelah kepulangan Sarah, gadis itu hanya berdiam diri di ranjang.Dia meringkuk di atas ranjang dengan tubuh yang tertutup selimut putih.Gadis
Setelah Karina memberikan kemabalian uang pada seorang pelangganya. Gadis itu lantas memutar tubuhnya karena merasa pusing.Dia tidak bisa tidur dengan lelap karena memikirkan sesuatu.Beberapa hari ini Brian mengajaknya bercinta tanpa pengaman. Karena merasa aman, sebab Karina meminum pil yang ia beri.Jantung Karina berdegup sangat kencang saat mengingat-ingat kalau dia belum menstruasi bulan ini. Dan dia tidak pernah terlambat sebelumnya.Karina dengan susah payah menelan salivanya sendiri. Kerongkongannya terasa terbakar. Pikirannya mulai tidak fokus.Ia yakin, kali ini dia pasti hamil. Mungkin terdengar bodoh, tapi Karina memiliki firasat yang tidak ingin ia sangkal.Gadis itu meremas perutnya yang seakan ingin mengeluarkan semua isi sarapannya. Karina terduduk di belakang di belakang konter kasir. Dia menutup matanya serapat mungkin.Olivia melihat itu dan ikut berjongkok di sebelahnya “Karina, apa kamu baik-baik saja?&rdq
Brian menginap di apartemen temannya yang pernah ia pinjam bersama Karina. Lagi dan lagi, semua kehidupan Brian sudah terkontaminasi dengan Karina.Dia tidak bisa bersembunyi dari wanita itu.Satu kebohongan akan di tutupi dengan kebohongan lain.Brian yakin, inilah balasannya karena sudah menutupi prinsip hidupnya dengan Karina.Seandainya, Karina mau untuk menghilangkan anak yang sedang di kandungnya itu. Brian akan langsung menyambutnya dengan baik.Karina sedang merapikan bajunya. Dia ingin pergi dari sana, tapi entah kemana. Tidak ke rumah Jonathan tentunya.Tubuhnya berdenyut saat dia merasakan semua tekanan itu. Gadis itu ambruk tepat di sebelah lemari bajunya yang masih terbuka.Kepalanya terbentur lemari, dan dia tidak sadarkan diri.*** Ada foto Karina di layar ponsel Brian. Sebuah panggilan yang terus berulang namun tidak mendapat jawaban dari Brian karena dia masih terlelap.Sementara itu,Karina di bawa kerumah sakit karena kepalanya terhantam lemari cukup keras. Olivia
Empat bulan berlalu..Sekarang sudah akhir tahun lebih tepatnya bulan Oktober, dan satu bulan setelah ulang tahun Karina yang ke 26 tahun.Di mana musim sudah berganti dan sebentar lagi hari-hari akan semakin dingin.Tidak banyak yang berubah pada Karina.Karina dan Brian sudah tidak tinggal bersama. Mereka sepakat menjaga jarak satu sama lain.Tetap saja, Karina masih berharap Brian datang dan memberikan dukungan padanya. Hamil tidak mudah, apalagi dengan semua masalah yang ia hadapi.Berapa kali Karina ingin menyerah. Bukan pada calon bayinya, melainkan pada pernikahannya dengan Brian.Ini sudah terlalu lama. Brian bahkan tidak datang di pesta ulang tahun Karina yang diadakan oleh Jonathan dan Sarah. Karina sudah mengundangnya, meski Brian bahkan tidak memberikan balasan dari pesan Karina.Bahkan semua orang merasa iba pada Karina. Untung saja kesedihan Karina sedikit terobati karena dia sudah tahu jenis kelamin anak yang ia kandung.Kecewa. Jelas Karina kecewa, tapi dia bisa apa. B
Paket dengan bungkusan merah muda diserahkan pada Karina. Kado dari Brian datang di malam hari ketika kafe akan tutup. Karina sendirilah yang menerimanya.Hatinya berbunga ketika melihat nama Brian tertulis di kartu yang terpasang di atas kotak kado yang cantik itu. Dia sudah mengira kalau Brian tetap akan memberikan hadiah untuknya.Bukan karena kadonya, tapi semua kebahagian ini muncul karena perhatian Brian pada Karina.Gadis itu yakin kalau suaminya masih begitu mencintainya dan tidak mungkin melupakannya dengan mudah.Senyuman terulas saat dia mulai membaca perlahan isi kartu itu. Di baris pertama tertulis kata-kata cinta yang berbelit-belit. Terlihat jelas kalau itu bukan buatan Brian , kecuali kata-kata yang bersangkutan dengan berubah pikiran.Senyuman yang tadinya tergambar sempurna sekarang kian memudar. Bersamaan dengan semua omong koskong yang Brian bahkan tidak ucapakan sendiri.Gadis itu megembuskan napas kasar dan menaruh bungkusan itu. Dia jadi tidak bersemangat.Kado
Nyaris tidak ada yang bersuara di saat dokter menggeleng. Mengatakan bahwa calon bayi Karina gagal diselamatkan. Dugaan utama dokter adalah,Karina terlalu kelelahan dan stress berat.Ternyata itu semua berdampak pada perkembangan janin yang. Janin Karina perlahan melemah dan berakhir keguguran.Sarah menyalahkan dirinya karena tidak peka ketika Karina sering bercerita soal kram di perut yang terjadi beberapa kali. Karena dulunya dia juga merasa seperti itu dan baik-baik saja. Sarah malah menganggap sepele soal gejala yang Karina miliki.Sementara itu,pria yang dicari-cari sedang merayakan keberhasilannya yang tak terduga-duga di sebuah bar yang tidak jauh dari apartemennya.Semua ini karena,obat yang ia buat kini sudah masuk ke tahap pelegalan. Brian tidak menyangka prosesnya akan secepat ini. Dia sangat bangga dengan dirinya yang berhasil dalam misi yang menurutnya sangat penting.Dia meninggalkan ponselnya di mobil. Karena tidak akan ada yang menghubunginya malam ini. Meningat Karin