Ternyata Vivi sudah memegang kejantanan milik Nathan hingga membuat Nathan terdiam, tidak menjawab pertanyaan Vivi karena Vivi sudah mulai menaik turunkan burung milik Nathan ini dengan tangan Vivi."Please ... jadi pacar aku, ya? Aku akan memperlakukan kamu seperti ini terus. Please please please," kata Vivi sambil mencium Nathan.Nathan mulai membalas cumbuan yang dilakukan oleh Vivi. Hasrat Nathan yang sempat meredup setelah berhasil memuaskan dua wanita ini, berhasil membawa keduanya ke puncak kenikmatan, kini mulai naik kembali.Vivi begitu terpesona kepada Nathan. Karena itu, dia terus menaik turunkan benda perkasa milik Nathan di tangannya.Vivi menguasai benda yang sekarang ini berada di tangannya, benda yang membuat kebekuan dalam diri Vivi langsung mencair dengan dahsyat bahkan tiba-tiba Vivi menjadi sangat liar."Kamu harus bertanggung jawab padaku. Kamu harus menjadi pacarku karena kamulah orang yang berhasil membuat aku menikmati ini kembali," kata Vivi sambil menarik sed
Nathan merasakan ada orang yang menyentuh batang sensitifnya. Nathan segera membuka matanya dan melihat Rara sedang memainkan kejantanannya.Milik Nathan yang sempat mengecil itu, kini langsung mengeras dan membesar lagi dan membuat Rara kaget. "Secepat ini?"Nathan tertawa tapi dia putuskan untuk minta ijin ke kamar mandi dulu.Untung saja kamar mandi berada di kamar ini sehingga Nathan tidak perlu keluar kamar.Setelah itu, Nathan kembali ke kamar dan melihat Rara terus memandanginya. Vivi sendiri masih tidur di samping Rara.Nathan kembali membaringkan tubuhnya di ranjang. Mulutnya langsung disambut dengan penuh nafsu oleh Rara.Sambil mengecup bibir Nathan, Rara mulai memegang benda besar milik Nathan di bawah sana.Sambil saling jilat dengan Nathan, Rara mulai kocok milik Nathan yang semakin membesar itu.Rara tidak bisa memegang milik Nathan ini dengan satu tangan saking besarnya milik Nathan itu.Jari-jari Rara tidak bisa saling sentuh saking besarnya diameter milik Nathan itu.
Nathan mendekat ke arah Vivi yang sedang diguyur oleh air shower yang cukup kuat.Begitu Nathan masuk dalam siraman air shower, dia merasakan ada air hangat yang langsung menyegarkan tubuhnya.Nathan langsung menyergap bibir Vivi dengan penuh nafsu. Bibir bawah Vivi langsung dihisapnya kuat-kuat dan langsung dibalas Vivi dengan menghisap bibir atas Nathan.Nathan agak menunduk karena tubuhnya yang tinggi besar cukup jauh dari tinggi tubuh Vivi yang agak mungil.Perbedaan tinggi yang tidak terlalu kentara saat di atas ranjang, kini begitu kentara saat keduanya berdiri di dalam kamar mandi ini.Lidah Nathan mulai bermain, mengecap lidah Vivi yang kecil imut itu, sementara tangan Nathan meremas-remas buah dada Vivi yang tidak terlalu besar tapi cukup menggemaskan bagi Nathan ini.Vivi masih terus mengejar bibir Nathan untuk dihisapnya dengan penuh rasa. Hasrat menggebu dalam dada Vivi membuat dia semakin menjadi liar, suara desahannya mulai terdengar."Hujani aku dengan tusukanmu, Nathan
Setelah tidur nyenyak berjam-jam. Akhirnya Nathan bangun dengan tubuh segar. Pengalamannya bersama beberapa wanita membuat Nathan menjadi semakin matang.Setelah mandi, Nathan langsung makan makanan yang tersedia di atas meja makan.Mila datang untuk memberitahu Nathan untuk bersiap-siap."Siap-siap apa, Tante Mila?" tanya Nathan tidak mengerti."Kamu harus siap-siap belajar mempersiapkan diri kamu untuk wawancara kerja. Kamu kan ke Jakarta untuk kerja."Nathan terdiam. Dia teringat akan uang yang semalam diberikan oleh Rara kepadanya uang yang dia dapat dari Rara itu sangat banyak bagi Nathan.Sehingga rasanya Nathan merasa cocok bekerja seperti itu, memuaskan wanita dan mendapatkan uang sebanyak itu. Nathan hanya perlu kerja beberapa jam tapi sudah bisa mendapatkan uang sebanyak itu.Lagipula, pekerjaan seperti itu, sangat cocok bagi Nathan. Nathan merasakan nikmat di samping mendapatkan uang banyak.Karena itu, kata-kata dari Mila yang mengingatkan Nathan untuk melamar kerja membua
Eva cepat-cepat menutup pintu lift sambil tangannya masih tetap memegang tangan Nathan. Nafasnya memburu tanda dia lagi terburu nafsu.Ini membuat Nathan berusaha mencium bibir Eva."Eit! Jangan di wajah! Aku hampir satu jam merias wajahku!" kata Eva dengan nada tinggi."Maafkan aku, kak. Maafkan aku.""Tapi kita bisa saling raba. Aku ingin meraba otong gedemu itu," kata Eva penuh arti.Nathan langsung tersenyum mendengar kata-kata Eva. "Baik, kak."Belum habis kata-kata Nathan itu, Eva sudah meraba-raba properti besar milik Nathan yang baru mulai naik sejak Eva menarik tangannya. Kini properti itu semakin membesar setelah mendapatkan jamahan tangan dari Eva."Ah. Ini betul-betul besar. Aku suka banget," bisik Eva."Aku juga suka bukit kembar kakak. Empuk di tangan.""Gimana kalau dibandingkan dengan punya Stella dan Marylin, hah?"Nathan sangat kaget mendengar pertanyaan Eva ini. Ini membuat Nathan melongo."Hahaha. Kamu gak usah kaget. Aku sudah tahu kalau kamu ada main dengan merek
Nathan mulai mengerang saat lidah Eva mulai memainkan bagian kepala di batang kejantanannya Nathan."500 meter lagi belok kiri," kata suara google maps dari handphonenya Eva.Eva memainkan batang kejantanan itu dengan penuh minat. Dia mengulas dan melakukan variasi dengan memasuk-keluarkan batang kejantanan ini dengan penuh semangat.Nathan memperlambat laju mobil. Ini adalah sesuatu hal yang sangat mengasyikkan bagi Nathan tapi juga sangat menakutkan karena dia hampir-hampir tidak bisa mengendalikan mobil yang sedang dia kemudikan ini karena kenikmatan yang dirasakan batang kejantanannya."Enak sekali, Kak Eva. Oh, enak sekali. Oh, enak sekali." Nathan mulai mengerang dalam nikmat. Menikmati belaian lidah yang dilakukan Eva, menikmati bibir Eva yang mengalirkan rasa yang amat luar biasa bagi Nathan."700 meter lagi belok kanan."Batang kemaluan Evan ini sudah penuh dengan saliva yang terus memberikan rasa nikmat bagi Nathan."Aduh, kak. Ini sangat enak. Terusin, kak. Ini sangat enak
"Aku mau kerja apa, tante?" tanya Nathan. Dia pura-pura tidak tahu padahal sejak tadi, dia sudah tahu akan apa yang diincar wanita bernama Riska ini padanya."Aku ingin kamu melakukan sesuatu untukku." Riska mundur-mundur ke arah meja kerjanya sambil terus menatap Nathan.Sekarang ini, wanita bernama Riska itu terlihat anggun dengan memakai blazer kantor. Wanita ini adalah seorang eksekutif, wanita karir yang sukses. "Jadi kamu bernama Nathan?""Iya, kak.""Aku Riska dan kalau kamu mau kerja di kantor ini, maka, kamu bisa menjadi asistenku.""Asisten?""Kamu pernah kerja dimana?" tanya balik Riska."Belum pernah kerja kantoran, kak. Ini pertama kalinya aku melamar kerja di kantor.""Ok. Kalau begitu, jadilah asitenku. Aku akan memberimu gaji tinggi.""Makasih, kak""Kalau begitu, kamu boleh mulai kerja sekarang.""Tapi, aku belum tahu apa yang harus aku kerjakan, tante.""Jangan panggil aku tante," ketus Riska."Maafkan aku, kak. Tapi, mungkin aku belajar dulu dari Kak Eva, cara untuk
Terdengar suara decak suara cairan di bawah sana seiring dengan masuk keluarnya rudal milik Nathan.Suara decakan itu lahir dari pertemuan rudalnya Nathan dengan liang surga Riska yang sudah basah berair karena gairah Riska yang sudah melejit tinggi tidak terkendali.PLOKPLOKPLOKSuara ini semakin nyaring seiring dengan gebrakan Nathan yang semakin cepat, juga jeritan Riska yang semakin kencang memenuhi ruangan ini.Riska terus menggoyangkan tubuhnya hingga akhirnya dia terdiam sambil menjeritkan suara jeritan panjang tanda Riska sudah berhasil mencapai puncaknya. Riska meremas lengan Nathan, meminta Nathan untuk menghentikan gerakannya.Nathan pun menurut. Dia menghentikan gerakannya, memisahkan tubuhnya dari tubuh Riska dan tidur-tiduran terlentang di lantai berkarpet di sebelah kiri Riska.Riska tidur miring meresapi puncak kenikmatan yang pertama. Bagian kewanitaannya basah dan ada sesuatu yang berdenyut-denyut yang membuat dia masih menjadi. Dia mengerang hingga akhirnya dia te
Tapi tentu saja Nathan tidak bisa memilih-milih pelanggan. Tugasnya hanya melayani pelanggan dan memuaskan pelanggan dan karena Nathan sudah diutus untuk ke sini, itu berarti Tante Ayu sudah membayar kepada Tante Lisa dan mau tidak mau Nathan harus melayani tante gemuk ini.Ayu menatap Nathan dari ujung kaki sampai ujung kepala. Dia langsung menelan salivanya. "Ini baru enak. Tongkrongannya betul-betul luar biasa, betul-betul mirip dengan yang diceritakan Lisa," batin Ayu.Setelah itu, Ayu mengerling ke arah Tasya. Dia lihat Tasya masih sedang melotot ke arah Nathan. "Woy! Tasya! Kamu ngapain di sini? Kerja sana di bawah."Tasya yang sebenarnya masih sedang menatap ke arah tubuh kekar Nathan sambil menelan ludah, langsung gelagapan. "Iya, bu. Aku segera pergi, bu. Aku segera pergi."Setelah itu, Tasya segera berjalan cepat menuju ke arah lift dan menekan tombol lift. Ternyata lift tidak rusak.Nathan membatin. "Ternyata lift tidak rusak. Nampaknya dia memang sengaja membawaku naik lew
Kita bicarakan nanti soal itu, yang penting, saat ini aku milikmu seutuhnya. Kamu boleh melakukan apapun yang kamu mau padaku, oke?" bujuk Eva sambil mulai menggoyangkan tubuhnya ke kiri dan ke kanan untuk menandingi pergerakan Nathan.Dan bujukan Eva itu berhasil membuat Nathan untuk sementara waktu tidak menuntut jawaban dari Eva dan untuk sementara waktu, Nathan tidak meminta jawaban yang konkrit dari Eva karena goyangan Eva yang luar biasa membuat Nathan sudah melupakan hal yang lain itu.Kali ini keduanya bekerjasama dengan sangat apik untuk sama-sama mendatangkan kenikmatan bagi keduanya. Nathan dengan goyangan ke atas dan ke bawah dan langsung ditanggapi oleh Eva dengan goyangan kekiri dan ke kanan bahkan kadang-kadang memutar.Eva membuat Nathan merasa juniornya dimanjakan betul-betul, Nathan merasa terbang ke awang-awang dalam rasa yang sukar untuk dia ucapkan.Goyangan yang dilakukan Eva ini semakin mendatangkan rasa nikmat bagi Nathan sehingga Nathan semakin terlena, semaki
Sekarang ini, gantian Nathan yang mendesah. Matanya terpejam merasakan permainan lidah yang saat ini sedang dilakukan Eva di permukaan juniornya.Nathan menengadahkan wajahnya ke atas, ke arah kepala ranjang dan kali ini gantian dialah yang meremas-remas sprei ranjangnya karena dia merasakan sensasi yang begitu luar biasa yang dia rasakan karena bibir dan mulut Eva yang memanjakan juniornya.Nathan berdesah semakin liar, dia begitu terjebak dalam nikmat oleh permainan yang sedang dilakukan Eva ini.Sebenarnya kalau Nathan mau, dia bisa mendapatkan hal yang seperti ini dari wanita lain tetapi mereka semua itu, tidak special bagi Nathan sehingga rasanya tidak sehebat ini.Nathan tidak sembarangan memberikan tubuhnya untuk wanita lain, dia cuma ingin melakukan hal seperti ini dengan wanita yang istimewa di hatinya atau dibayar dengan nilai tinggi dan Eva adalah satu-satunya wanita istimewa di hatinya yang dia izinkan untuk menyentuh tubuhnya dan dia akan merasa suatu rasa nikmat yang lua
Ternyata Nathan mengambil es batu di kulkas kamarnya Eva. Setelah itu, dia kembali ke ranjang sambil tersenyum ke arah Eva. Kemudian dia mulai meneteskan es batu itu ke butir merah muda sebelah kiri milik Eva.Eva merasakan rasa dingin yang membuainya saat cairan es batu itu jatuh di butir merah muda miliknya.Setelah beberapa tetesan, tiba-tiba bibir Nathan kembali menyerang ke arah butir merah muda milik Eva yang ranum ini.Nathan mulai menjilati butir merah muda yang terkena cairan es batu itu dan ini membuat Eva tersentak ke atas, dia merasakan rasa dingin yang amat sangat, bercampur dengan rasa geli sebagai akibat dari jilatan lidah Nathan yang membuat hasrat Eva naik jauh tinggi ke atas.Eva merasakan suatu kenikmatan yang tidak pernah dia rasakan sebelumnya. Tindakan Nathan yang memasukkan es batu dalam permainannya, membuat Eva makin ketagihan dan terbuai tak berdaya dalam rasa nikmat yang tak tertahankan yang membuat dia hanya bisa pasrah, pasrah akan apapun yang Nathan ingin
Akhirnya Nanea menjerit kuat sehingga dia harus menutup mulutnya dengan tangannya karena takut penghuni apartemen sebelah akan mendengar suara teriakannya.Nanea berhasil mendapatkan kepuasan keduanya pada malam ini.Dan seperti janji dari Nathan kepada Nanea, maka setelah memberi dua kepuasan, Nathan langsung merebahkan tubuhnya di samping Nanea untuk tidur.Nanea sebenarnya masih ingin merasakan lebih daripada ini tapi ini saja sudah sangat memuaskan baginya. Karena itu, dia mulai memeluk tubuh Nathan dan mengusap-usap dada bidang perkasa milik Nathan.**Hari ini, Nathan putuskan untuk menemui Eva. Setelah di pertemuan sebelumnya, Nathan menolak berhubungan intim karena kelelahan, hari ini, dia langsung meminta saat bertemu dengan Eva.Eva pun langsung mengiyakan ide dari Nathan ini dengan penuh sukacita.Bibir keduanya mulai saling pagut, lidah mereka mulai saling taut. Pertautan lidah mereka membuat hasrat keduanya mulai naik sehingga tangan Nathan mulai menyentuh buah dada ranum
Nanea bergerak semakin cepat menjepit benda besar yang ada di dalam tubuhnya, benda yang membuat dia semakin pontang-panting dalam rasa nikmat yang luar biasa yang membuat dia kesulitan bernafas saking nikmatnya.Nanea terus menggoyangkan pinggulnya ke kanan dan ke kiri dan kadang memutar, menjepit benda besar yang keluar-masuk dalam tubuhnya.Tubuh Nanea dalam posisi duduk di atas Nathan dengan posisi tubuh yang tegak sambil memainkan batang penuh kenikmatan yang kini benar-benar membawa dirinya masuk dalam kenikmatan yang tiada taranya itu.Nanea memegang buah dadanya. Dia ingin memberi stimulus yang lebih kepada dirinya dengan cara meremas-remas buah dadanya agar supaya dia bisa merasakan dua kenikmatan sekaligus, yang satu di bawah dan yang satu di atas.Nanea mengangkat kepalanya untuk melenguh semakin kuat. Tangannya meremas buah dadanya dan mulai memilin tonjolannya.Sementara gerakan Nanea semakin cepat naik turun di atas tubuh Nathan, menikmati gesekan yang terjadi antara mil
Tapi tepat saat Nanea hendak masukkan batang perkasa milik Nathan, pada saat itulah Nathan langsung meronta sehingga Nanea langsung terjatuh ke belakang.Nanea berpegangan pada pinggir kasur. Untung saja dengan sigap Nathan telah duduk untuk memegang tangan Nanea sebelum Nanea jatuh ke bawah.Tanpa sengaja Nathan sudah mendekap tubuh Nanea karena dia takut Nanea jatuh dan kepala belakangnya membentur lantai.Saat Nathan memeluk tubuh Nanea ini, Nathan baru menyadari kalau Nanea sudah berada dalam keadaan tanpa sehelai benang pun.Nathan langsung melepaskan diri dari Nanea dan berusaha untuk mencari pakaiannya.Nanea yang hasratnya masih naik tinggi walaupun sempat turun sedikit waktu dia hampir jatuh tadi, kini berdiri untuk mendekati Nathan. "Please, aku tidak akan mengatakan ini kepada siapapun, Nathan.""Aku tidak bisa aku takut kamu mengatakan ini kepada pacarku." Nathan tahu apa yang diinginkan Nanea."Aku tidak akan mengatakan ini, Nathan. Aku cuma seorang wanita yang kesepian.
Nanea mulai menyentuh bagian tengah dari benda itu dan ini membuat benda yang sebelumnya hanya mengintip itu, kini mulai keluar dari kurungan segitiga pengaman yang mengungkungnya.Benda itu ingin bebas, apalagi ketika Nanea mulai aktif membelai-belai benda itu. Benda itu mulai membesar dan membuat Nanea sangat kaget karena ukurannya, melampaui apa yang pernah dia bayangkan.Suatu hari, Nanea memang pernah memperhatikan bagian celana Nathan dan dia melihat tonjolan besar pertanda milik Nathan memang besar.Nanea juga pernah secara sengaja menabrakkan tubuhnya pada tubuh Nathan sambil mengambil kesempatan untuk menggesek buah dadanya di dada Nathan dan juga menyentuh batang kemaluan milik Nathan dan dia mendapatkan kesan kalau batang kemaluan itu, memang besar.Karena itu, Nanea mulai membayangkan besar dan indahnya juniornya Nathan itu tapi, semua yang pernah dibayangkan oleh Nanea itu, tidak mirip dengan aslinya. Karena ternyata, aslinya jauh lebih besar yang Nanea bayangkan.Karena
Setelah menghela nafas sekali, akhirnya Nathan mengikuti perintah lembut dari Nanea ini.Nathan segera membuka bajunya di depan tubuh Nanea dengan membelakangi Nanea.Nanea langsung menelan ludah melihat punggung kokoh Nathan karena selama ini dia beberapa kali menghayal bisa melihat tubuh polos Nathan dan sekarang, akhirnya apa yang dia impikan akan segera terjadi secara nyata.Dada Nanea berdebar-debar saat Nathan mulai membuka celana panjangnya.Sesaat kemudian, semuanya semakin sempurna saat Nathan telah tampil di depan mata Nanea dengan hanya memakai segitiga pengaman di bagian inti tubuhnya.Rasa-rasanya Nanea ingin berteriak meminta Nathan untuk segera membuka segitiga itu sekarang juga, tetapi Nanea takut Nathan akan mulai menolak lagi seperti sebelumnya.Karena itu, untuk sementara, Nanea harus puas dengan apa yang dilihatnya ini."Berbaringlah di tempat tidurku," bisik Nanea sambil merapatkan tubuhnya sehingga tubuhnya sempat saling tempel sesaat dengan tubuh Nathan.Nanea s