Terdengar suara decak suara cairan di bawah sana seiring dengan masuk keluarnya rudal milik Nathan.Suara decakan itu lahir dari pertemuan rudalnya Nathan dengan liang surga Riska yang sudah basah berair karena gairah Riska yang sudah melejit tinggi tidak terkendali.PLOKPLOKPLOKSuara ini semakin nyaring seiring dengan gebrakan Nathan yang semakin cepat, juga jeritan Riska yang semakin kencang memenuhi ruangan ini.Riska terus menggoyangkan tubuhnya hingga akhirnya dia terdiam sambil menjeritkan suara jeritan panjang tanda Riska sudah berhasil mencapai puncaknya. Riska meremas lengan Nathan, meminta Nathan untuk menghentikan gerakannya.Nathan pun menurut. Dia menghentikan gerakannya, memisahkan tubuhnya dari tubuh Riska dan tidur-tiduran terlentang di lantai berkarpet di sebelah kiri Riska.Riska tidur miring meresapi puncak kenikmatan yang pertama. Bagian kewanitaannya basah dan ada sesuatu yang berdenyut-denyut yang membuat dia masih menjadi. Dia mengerang hingga akhirnya dia te
Nathan sangat kaget karena saat ini dia melihat Eva yang sedang duduk di dalam ruangan sementara seorang lelaki sedang mencumbu Eva dari arah belakang.Kedatangan Nathan yang tiba-tiba ini, membuat Eva dan lelaki itu yang bukan lain adalah mantan sekaligus pacar Eva sekarang yang bernama Beni itu nampak terganggu.Mereka berdua menoleh ke arah Nathan dan menatap tajam ke arah Nathan."Apa yang dia lakukan di sini? Bukankah semua teman kerjamu di ruangan ini sudah aku suruh keluar semua?" kata Benny kepada Eva."Soalnya dia gak kerja di ruangan ini. Dia Nathan, temanku." Eva segera berdiri mendekati Nathan dan berkata, "mau apa kamu ke ruanganku? Kamu kan harus kerja!""Aku ... aku ingin bertanya sesuatu tentang pekerjaanku. Ada yang tidak aku mengerti." bohong Nathan padahal dia mencari Eva tidak dalam kapasitas untuk mencari tahu tentang pekerjaannya tapi dia mencari Eva karena merindukan Eva."Sudahlah. Nanti aku ajarin di apartemen. Sekarang kamu pergi aja." Eva membalikkan tubuh N
Terjadi pembicaraan di dalam kamar yang terus didengar oleh Nathan dari luar kamar.Beni bertanya, "jadi bagaimana dengan investasi yang kita bicarakan, Mr Chuan? Apakah Mr Chuan sudah bisa mengeksekusinya?"Mr Chuan nampak terdengar tertawa kemudian dia berkata, "baik. Aku setuju untuk menanamkan investasi di proyek yang sedang kamu kerjakan itu.""Terima kasih, Mr Chuan. Terima kasih.""Tapi untuk penandatanganan pertama itu, aku membutuhkan sebuah semangat," tandas Mr Chuan sambil menatap Eva."Semangat yang bagaimana itu, Mr Chuan?" tanya Beni."Aku ingin tidur dengan Eva ini."Kata-kata Mr Chuan itu membuat Nathan kaget. Bukan hanya Nathan yang berada di luar yang kaget tapi juga Eva yang berada di dalam kamar, menjadi sangat kaget.Kamar ini adalah sebuah kamar president suite yang terdiri dari sebuah ruang tamu dan sebuah kamar tidur.Saat ini, Mr Chuan, Benny dan Eva berada di ruang tamu, sementara ada sebuah pintu yang menuju ke arah kamar.Eva langsung menggeleng-gelengkan k
Eva menggeleng-gelengkan kepalanya ke arah Nathan. "Sudahlah. Kita pergi saja dari sini." Eva langsung mendorong Nathan Ke arah pintu aparteman."Tapi, kak ..." Nathan terpaksa biarkan Eva yang mendorong tubuhnya ke arah pintu. Sebenarnya Nathan ingin menghajar Beni yang dengan teganya berusaha menjual Eva, tapi, Nathan tidak memiliki nyali untuk melawan perintah Eva.Nathan terlalu mencintai Eva, karena itu, dia tidak kuasa melawan perintah dari Eva.Tapi, saat itulah Beni sambil mengusap darah di bibirnya berkata kepada Eva, "kamu jangan pergi, Eva! Ingat, kamu akan dipecat kalau pergi dariku pada saat ini!"Eva terdiam. Dia kembali memikirkan soal gaji tingginya yang pastinya tidak akan dia dapatkan di kantor yang lain. Apalagi dirinya sebagai pegawai baru di kantor yang baru, nantinya.Eva tidak terlalu memikirkan dirinya tapi dia memikirkan seseorang yang sedang sakit yang setiap bulan membutuhkan kiriman uang darinyaNathan bisa melihat keraguan di wajah Eva, karena itu, dia seg
Sesampainya di kamar, Leon dan Eva langsung berciuman dengan penuh nafsu."Aku ingin kamu, Nathan," kata Eva sambil menghentikan ciumannya dan menatap Nathan."Aku juga, Kak Eva." Nathan menatap Eva penuh cinta."Hush. Kita sudah jadian. Jangan lagi panggil aku kakak.""Iya, sayang. Kalau gitu, aku akan memanggilmu sayang." Nathan menelan ludah melihat keindahan ciptaan Tuhan di depan wajahnya ini."Sounds great. Gendong aku ke kamar.""Ok, kekasihku." Nathan langsung mengangkat tubuh sintal Eva untuk dia bawa menuju ke arah kamarnya Eva.Setelah itu, sambil terus berciuman, Nathan membawa Eva untuk dia bawa ke dalam kamar.Nathan bermaksud untuk membawa Evan ke arah pembaringan.Tapi, Eva malah memilih untuk turun dari gendongan Nathan saat sudah berada dalam kamar.Eva berdiri di depan Nathan, menatap agak ke atas, menatap wajah Nathan yang tampan itu.Entah siapa yang memulai, tiba-tiba tubuh Eva dan Nathan sudah saling tempel. Keduanya saling tatap dengan hasrat bergelora di dalam
Nathan sudah melihat sebentuk liang surga yang luar biasa di bawah sana. Tapi, dia belum ingin ke sana, dia masih menatap benda itu lama-lama."Kamu kenapa?" tanya Eva. Dia sudah menunggu tapi lidah yang dia tunggu itu, masih juga belum sampai di tempat yang dia inginkan."Aku sudah merasakan getaran saat aku melihatmu untuk pertama kalinya, sayang," kata Nathan sambil menatap Eva mesra."Benarkah?" tanya Eva sambil menatap Nathan manja.Nathan tersenyum. "Dan sekarang, aku akan membawa getaran-getaran yang ada di antara kita berdua ini untuk berlanjut ke arah yang lebih intim lagi."Eva mengangguk. "Aku menunggunya. Aku menunggunya, Nathan."Nathan tersenyum kemudian dengan pastinya, Nathan kembali mendekatkan wajahnya di tubuh Eva.Nathan menyusuri bagian perut ramping milik Eva, sehingga hembusan nafas Nathan membuat Eva merasa sangat geli.Hembusan nafas itu, kini terus turun ke arah bawah hingga akhirnya hembusan nafas lembut itu sudah tepat berada di bagian atas bagian kewanitaa
"OH, AKU DAPAT. AKHHH. AKU DAPAT, NATHAN!" teriak Eva saat dia rasa liang surganya berdenyut-denyut.Eva merasakan kelegaan dan kelepasan luar biasa karena permainan Nathan itu.Nathan menghentikan jarinya. Mengeluarkan jarinya dan sejenak menatap tubuh indah milik Eva ini.Nathan sudah merasa cukup. Merasa liang kewanitaan yang akan dia serbu dengan rudalnya sudah cukup basah dan sudah cukup foreplay bagi Eva, maka Nathan mulai menaikkan wajahnya ke arah atas.Nathan kembali memainkan lidahnya di tonjolan buah dada milik Eva sehingga memperpanjang gairah yang saat ini sedang dialami oleh Eva.Nathan menaikkan tubuhnya ke arah atas hingga akhirnya bibirnya bertemu dengan bibir Eva.Eva mengecup bibir Nathan dengan ganas hasil dari gairah yang menggebu-gebu dalam dirinya sejak Nathan memainkan liang kewanitaannya dengan lidah Nathan yang terasa sangat enak itu.Eva mengangkat pinggulnya seperti mencari-cari sesuatu. Sesuatu benda yang sudah sedari tadi dia ingin masuk ke dalam liang ke
"Aku ingin selalu melakukan ini bersamamu, kekasihku." Nathan menatap wajah cantik Eva.Eva tersenyum melihat ekspresi wajah Nathan ini karena terlihat cinta kasih Nathan untuknya yang amat besar.Karena itu, Eva semakin aktif bergoyang dan menjepit batang kejantanan besar milik Nathan itu."Auuu ... enak. Punyamu sempit dan enak, Eva," desah Nathan yang merasa batangnya dipilin-pilin di dalam liang kewanitaan sempit milik Eva itu."Kamu suka, ya? Gimana punyaku dibandingkan dengan Stella yang pernah kamu layani itu?" berondong pertanyaan diluncurkan Eva yang cemburuan sambil pantatnya berputar-putar di bagian inti tubuh Nathan."Kamu yang terbaik. Aku ... suka banget punya kamu dan goyangan kamu. Ahhh ... ini enak banget, Eva. Punyamu jauh lebih hebat dari Stella. Ahhh ..."Eva langsung sumringah mendengar kata-kata Nathan itu. Entah kenapa, ini adalah pujian yang paling berkesan baginya. Lebih dari pujian yang pernah orang-orang lontarkan padanya sebelumnya.Ada banyak sekali pujian
Tapi tentu saja Nathan tidak bisa memilih-milih pelanggan. Tugasnya hanya melayani pelanggan dan memuaskan pelanggan dan karena Nathan sudah diutus untuk ke sini, itu berarti Tante Ayu sudah membayar kepada Tante Lisa dan mau tidak mau Nathan harus melayani tante gemuk ini.Ayu menatap Nathan dari ujung kaki sampai ujung kepala. Dia langsung menelan salivanya. "Ini baru enak. Tongkrongannya betul-betul luar biasa, betul-betul mirip dengan yang diceritakan Lisa," batin Ayu.Setelah itu, Ayu mengerling ke arah Tasya. Dia lihat Tasya masih sedang melotot ke arah Nathan. "Woy! Tasya! Kamu ngapain di sini? Kerja sana di bawah."Tasya yang sebenarnya masih sedang menatap ke arah tubuh kekar Nathan sambil menelan ludah, langsung gelagapan. "Iya, bu. Aku segera pergi, bu. Aku segera pergi."Setelah itu, Tasya segera berjalan cepat menuju ke arah lift dan menekan tombol lift. Ternyata lift tidak rusak.Nathan membatin. "Ternyata lift tidak rusak. Nampaknya dia memang sengaja membawaku naik lew
Kita bicarakan nanti soal itu, yang penting, saat ini aku milikmu seutuhnya. Kamu boleh melakukan apapun yang kamu mau padaku, oke?" bujuk Eva sambil mulai menggoyangkan tubuhnya ke kiri dan ke kanan untuk menandingi pergerakan Nathan.Dan bujukan Eva itu berhasil membuat Nathan untuk sementara waktu tidak menuntut jawaban dari Eva dan untuk sementara waktu, Nathan tidak meminta jawaban yang konkrit dari Eva karena goyangan Eva yang luar biasa membuat Nathan sudah melupakan hal yang lain itu.Kali ini keduanya bekerjasama dengan sangat apik untuk sama-sama mendatangkan kenikmatan bagi keduanya. Nathan dengan goyangan ke atas dan ke bawah dan langsung ditanggapi oleh Eva dengan goyangan kekiri dan ke kanan bahkan kadang-kadang memutar.Eva membuat Nathan merasa juniornya dimanjakan betul-betul, Nathan merasa terbang ke awang-awang dalam rasa yang sukar untuk dia ucapkan.Goyangan yang dilakukan Eva ini semakin mendatangkan rasa nikmat bagi Nathan sehingga Nathan semakin terlena, semaki
Sekarang ini, gantian Nathan yang mendesah. Matanya terpejam merasakan permainan lidah yang saat ini sedang dilakukan Eva di permukaan juniornya.Nathan menengadahkan wajahnya ke atas, ke arah kepala ranjang dan kali ini gantian dialah yang meremas-remas sprei ranjangnya karena dia merasakan sensasi yang begitu luar biasa yang dia rasakan karena bibir dan mulut Eva yang memanjakan juniornya.Nathan berdesah semakin liar, dia begitu terjebak dalam nikmat oleh permainan yang sedang dilakukan Eva ini.Sebenarnya kalau Nathan mau, dia bisa mendapatkan hal yang seperti ini dari wanita lain tetapi mereka semua itu, tidak special bagi Nathan sehingga rasanya tidak sehebat ini.Nathan tidak sembarangan memberikan tubuhnya untuk wanita lain, dia cuma ingin melakukan hal seperti ini dengan wanita yang istimewa di hatinya atau dibayar dengan nilai tinggi dan Eva adalah satu-satunya wanita istimewa di hatinya yang dia izinkan untuk menyentuh tubuhnya dan dia akan merasa suatu rasa nikmat yang lua
Ternyata Nathan mengambil es batu di kulkas kamarnya Eva. Setelah itu, dia kembali ke ranjang sambil tersenyum ke arah Eva. Kemudian dia mulai meneteskan es batu itu ke butir merah muda sebelah kiri milik Eva.Eva merasakan rasa dingin yang membuainya saat cairan es batu itu jatuh di butir merah muda miliknya.Setelah beberapa tetesan, tiba-tiba bibir Nathan kembali menyerang ke arah butir merah muda milik Eva yang ranum ini.Nathan mulai menjilati butir merah muda yang terkena cairan es batu itu dan ini membuat Eva tersentak ke atas, dia merasakan rasa dingin yang amat sangat, bercampur dengan rasa geli sebagai akibat dari jilatan lidah Nathan yang membuat hasrat Eva naik jauh tinggi ke atas.Eva merasakan suatu kenikmatan yang tidak pernah dia rasakan sebelumnya. Tindakan Nathan yang memasukkan es batu dalam permainannya, membuat Eva makin ketagihan dan terbuai tak berdaya dalam rasa nikmat yang tak tertahankan yang membuat dia hanya bisa pasrah, pasrah akan apapun yang Nathan ingin
Akhirnya Nanea menjerit kuat sehingga dia harus menutup mulutnya dengan tangannya karena takut penghuni apartemen sebelah akan mendengar suara teriakannya.Nanea berhasil mendapatkan kepuasan keduanya pada malam ini.Dan seperti janji dari Nathan kepada Nanea, maka setelah memberi dua kepuasan, Nathan langsung merebahkan tubuhnya di samping Nanea untuk tidur.Nanea sebenarnya masih ingin merasakan lebih daripada ini tapi ini saja sudah sangat memuaskan baginya. Karena itu, dia mulai memeluk tubuh Nathan dan mengusap-usap dada bidang perkasa milik Nathan.**Hari ini, Nathan putuskan untuk menemui Eva. Setelah di pertemuan sebelumnya, Nathan menolak berhubungan intim karena kelelahan, hari ini, dia langsung meminta saat bertemu dengan Eva.Eva pun langsung mengiyakan ide dari Nathan ini dengan penuh sukacita.Bibir keduanya mulai saling pagut, lidah mereka mulai saling taut. Pertautan lidah mereka membuat hasrat keduanya mulai naik sehingga tangan Nathan mulai menyentuh buah dada ranum
Nanea bergerak semakin cepat menjepit benda besar yang ada di dalam tubuhnya, benda yang membuat dia semakin pontang-panting dalam rasa nikmat yang luar biasa yang membuat dia kesulitan bernafas saking nikmatnya.Nanea terus menggoyangkan pinggulnya ke kanan dan ke kiri dan kadang memutar, menjepit benda besar yang keluar-masuk dalam tubuhnya.Tubuh Nanea dalam posisi duduk di atas Nathan dengan posisi tubuh yang tegak sambil memainkan batang penuh kenikmatan yang kini benar-benar membawa dirinya masuk dalam kenikmatan yang tiada taranya itu.Nanea memegang buah dadanya. Dia ingin memberi stimulus yang lebih kepada dirinya dengan cara meremas-remas buah dadanya agar supaya dia bisa merasakan dua kenikmatan sekaligus, yang satu di bawah dan yang satu di atas.Nanea mengangkat kepalanya untuk melenguh semakin kuat. Tangannya meremas buah dadanya dan mulai memilin tonjolannya.Sementara gerakan Nanea semakin cepat naik turun di atas tubuh Nathan, menikmati gesekan yang terjadi antara mil
Tapi tepat saat Nanea hendak masukkan batang perkasa milik Nathan, pada saat itulah Nathan langsung meronta sehingga Nanea langsung terjatuh ke belakang.Nanea berpegangan pada pinggir kasur. Untung saja dengan sigap Nathan telah duduk untuk memegang tangan Nanea sebelum Nanea jatuh ke bawah.Tanpa sengaja Nathan sudah mendekap tubuh Nanea karena dia takut Nanea jatuh dan kepala belakangnya membentur lantai.Saat Nathan memeluk tubuh Nanea ini, Nathan baru menyadari kalau Nanea sudah berada dalam keadaan tanpa sehelai benang pun.Nathan langsung melepaskan diri dari Nanea dan berusaha untuk mencari pakaiannya.Nanea yang hasratnya masih naik tinggi walaupun sempat turun sedikit waktu dia hampir jatuh tadi, kini berdiri untuk mendekati Nathan. "Please, aku tidak akan mengatakan ini kepada siapapun, Nathan.""Aku tidak bisa aku takut kamu mengatakan ini kepada pacarku." Nathan tahu apa yang diinginkan Nanea."Aku tidak akan mengatakan ini, Nathan. Aku cuma seorang wanita yang kesepian.
Nanea mulai menyentuh bagian tengah dari benda itu dan ini membuat benda yang sebelumnya hanya mengintip itu, kini mulai keluar dari kurungan segitiga pengaman yang mengungkungnya.Benda itu ingin bebas, apalagi ketika Nanea mulai aktif membelai-belai benda itu. Benda itu mulai membesar dan membuat Nanea sangat kaget karena ukurannya, melampaui apa yang pernah dia bayangkan.Suatu hari, Nanea memang pernah memperhatikan bagian celana Nathan dan dia melihat tonjolan besar pertanda milik Nathan memang besar.Nanea juga pernah secara sengaja menabrakkan tubuhnya pada tubuh Nathan sambil mengambil kesempatan untuk menggesek buah dadanya di dada Nathan dan juga menyentuh batang kemaluan milik Nathan dan dia mendapatkan kesan kalau batang kemaluan itu, memang besar.Karena itu, Nanea mulai membayangkan besar dan indahnya juniornya Nathan itu tapi, semua yang pernah dibayangkan oleh Nanea itu, tidak mirip dengan aslinya. Karena ternyata, aslinya jauh lebih besar yang Nanea bayangkan.Karena
Setelah menghela nafas sekali, akhirnya Nathan mengikuti perintah lembut dari Nanea ini.Nathan segera membuka bajunya di depan tubuh Nanea dengan membelakangi Nanea.Nanea langsung menelan ludah melihat punggung kokoh Nathan karena selama ini dia beberapa kali menghayal bisa melihat tubuh polos Nathan dan sekarang, akhirnya apa yang dia impikan akan segera terjadi secara nyata.Dada Nanea berdebar-debar saat Nathan mulai membuka celana panjangnya.Sesaat kemudian, semuanya semakin sempurna saat Nathan telah tampil di depan mata Nanea dengan hanya memakai segitiga pengaman di bagian inti tubuhnya.Rasa-rasanya Nanea ingin berteriak meminta Nathan untuk segera membuka segitiga itu sekarang juga, tetapi Nanea takut Nathan akan mulai menolak lagi seperti sebelumnya.Karena itu, untuk sementara, Nanea harus puas dengan apa yang dilihatnya ini."Berbaringlah di tempat tidurku," bisik Nanea sambil merapatkan tubuhnya sehingga tubuhnya sempat saling tempel sesaat dengan tubuh Nathan.Nanea s