"Kamu siap?" tanya Leon sambil menatap mata Leticia.Leticia mengangguk. "Aku siap."Leon mulai memasukkan batang kejantanannya sedikit ke arah dalam sambil terus memperhatikan ekspresi wajah Leticia. Batang panjang miliknya mulai bergerak masuk sedikit ke dalam.Leticia menutup matanya. Dia menggigit bibirnya saat merasakan sesuatu yang besar mulai masuk lebih dalam. Membuat dia bahkan harus mulai berteriak lagi. "SAKITTTT! KOK MASIH SAKITL, SIH?! UGH!""Apa kita berhenti saja?" tanya Leon yag merasa kasihan pada Leticia."No. Kita lanjutkan.""Ok." Leon mulai kembali memasukkan barang miliknya perlahan-lahan.Kali ini, Leticia berusaha bertahan untuk tidak berteriak karena dia takut Leon akan membatalkan acara yang sedang berlangsung ini. Dia tidakl mau Leon menyudahi ini karena ini sudah kepalang tanggung. Dia ingin meneruskan ini.Leon sendiri mulai memejamkan matanya karena dia mulai merasakan cengkraman original nan alami yang mengasyikkan saat dia menerobos liang sempit ini.H
Leticia tersenyum melihat ekspresi wajah Leon. Dia tahu kalau dia mampu mempraktekkan apa yang dia pelajari beberapa hari ini dengan baik. Karena itu, Leticia semakin aktif bergoyang dan menjepit batang kejantanan besar itu."Auuu ... enak. Punyamu sempit dan enak, Letti," desah Leon yang merasa batangnya dipilin-pilin di dalam liang kewanitaan sempit itu."Kamu suka, ya? Gimana punyaku dengan tante-tante yang pernah kamu layani?" berondong pertanyaan diluncurkan Leticia sambil pantatnya berputar-putar di bagian inti tubuh Leon."Aku ... suka banget. Ahhh ... ini enak banget, Letti. Punyamu jauh lebih hebat dari tante-tante itu. Ahhh ..."Leticia langsung sumringah mendengar kata-kata Leon itu. Entah kenapa, ini adalah pujian yang paling berkesan baginya. Lebih dari pujian yang pernah orang-orang lontarkan padanya sebelumnya.Selama ini leticia adalah murid cerdas yang sejak SMP banyak kali memenangkan olimpiade matematika dan kimiaLeticia adalah murid pandai yang selalu menjadi buah
Setelah beberapa saat, Leticia mulai menggoyangkan pinggulnya untuk menandingi hujaman-hujaman yang dilakukan Leon dari arah belakang.Leticia melakukan goyangannya tanpa disuruh Leon. Dia melakukannya karena ada gelombang hasrat yang mulai terasa seiring dengan tersentuhnya titik-titik sensitif di kedalaman liang kewanitaannya.Tusukan Leon itu, dengan cepatnya mengantarkan Leticia dalam kabut kenikmatan yang memaksanya untuk mulai bergerilya, menandingi gerakan Leon.Leon masih terus menancapkan batang miliknya untuk dia cabut kembali hingga menyisakan kepalanya, setelah itu, dia tancapkan lagi ke dalam dengan cepatnya.Hujaman-hujaman dari batang besar milik Leon ini, membuat Leticia mulai terbuai, mendesah dalam cengkeraman nikmat yang amat sangat luar biasa."Owh ... ini enakkkk. Ini enak. Kenapa sih aku baru merasakan sekarang? Oh ... harusnya dari kemarin-kemarin, Leon. Oh ...""Iya, Leticia. Ahhhh ... aku juga menyesal baru melakukan ini padamu. Aku menyesal. Ahhh ...""Tuh, k
Dengan posisi berdiri seperti ini, Leon terus memasukkan batang miliknya ke dalam liang kenikmatan Leticia. Leticia menerima masuknya batang ini dengan menggigit bibir.Leticia kembali merasakan perihnya saat liang kewanitaannya dimasuki benda besar yang berukuran tidak normal itu.Leon tidak peduli dengan ekspresi wajah Leticia itu. Leon terus memasukkan batang kebanggaannya hingga kedalaman sana. Leon yakin kalau Leticia sudah mulai terbiasa diterobos oleh batang miliknya ini. Leon yakin kalau liang kewanitaan Leticia itu, pasti sudah lebih akrab dengan benda jumbo miliknya ini.Leon menggerakkan tubuhnya ke depan dengan pelan untuk dia tarik lagi ke belakang. Leon melakukannya berulang-ulang dengan gerakan lambat hingga rasa perih yang tadi dirasakan Leticia, dengan cepat menjadi rasa nikmat.Leticia menikmati terobosan penuh kenikmatan yang dilakukan Leon di bawah sana. Setiap terobosan yang terjadi, mendatangkan rasa nikmat bagi Leticia. Setiap kali Leon menarik benda jumbo itu u
Leticia menjerit lemah. Dia tidak bisa lagi menjerit sekencang tadi karena, ini adalah klimaksnya yang ke 9.Leticia tidak mampu lagi. Dia jatuh tertidur saat Leon akhirnya mencapai puncak pertamanya.Leon akhirnya mencapai puncaknya setelah berjuang untuk menahan diri agar tidak mencapai puncak.Leon ingin menikmati tubuh indah Leticia sepuasnya, lagipula, Leticia selalu siap tempur dari waktu ke waktu, ini membuat Leon terdorong untuk terus mengantarkan puncak demi puncak bagi Leticia.Pada akhirnya, Leticia mulai lemas juga saat puncak ke 8-nya dan semakin lemas saat mencapai puncak ke 9-nya.Walaupun memakai pengaman, tapi, Leon memilih untuk tetap mengeluarkan rudalnya dari milik Leticia. Setelah itu, Leon merebahkan tubuhnya sambil memeluk Leticia.Entah berapa lama Leon tertidur. Dia baru terbangun saat sinar matahari sudah menerobos masuk lewat gorden jendela kamar hotel ini.Leon bergerak bangun dan langsung menuju ke kamar mandi. Leon melihat Leticia masih tertidur di sampin
Di dalam ruangan VVIP tempat Saras dirawat ini, sudah ada beberapa petugas polisi dan juga ada Mochtar, Ayahnya Saras di sana. Sementara Saras nampak terlihat khawatir."Ini namanya Leon, anak menantuku," kata Mochtar sambil menunjuk ke arah Leon."Ada apa,pa?" Leon mendekati Mochtar.Seorang anggota polisi memberi hormat kepada Leon. "Aku Brigadir Hans. Aku ingin bertanya tentang Ibu Wina kepada Anda. Tadi kami sudah mengambil keterangan dari istri Anda dan mertua Anda. Tinggal Anda yang ingin kami ambil keterangannya.""Ini soal apa, pak? Apa yang terjadi? Kenapa dengan Ibu Wina?" Leon terlihat bingung.Brigadir Hans nampak menatap wajah Leon lekat-lekat. Dia menyidik perubahan di wajah Leon. Setelah itu, dia berkata, "seorang ponakannya yang bernama Ibu Lasmi telah melapor polisi tentang menghilangnya Ibu Wina. Dan pihak kami merasa heran karena sampai saat ini, menghilangnya Ibu Wina, tidak dilaporkan oleh suaminya kepada pihak kami." Kali ini, Brigadir Hans menatap Mochtar."Sepe
"Kamu mau kerja, ya?" tanya gadis yang sedang bersandar di mobil itu."Iya, Leticia.""Ayo. Aku antar." Leticia langsung masuk dalam mobilnya. Leon langsung ikut dan membuka pintu depan dan duduk di samping Leticia."Sampai kapan kamu akan kerja seperti itu, Leon?" tanya Leticia sambil menyalakan mesin mobilnya."Aku tidak tahu sampai kapan. Yang aku tahu, aku harus kerja untuk membiayai pengobatan istriku," jawab Leon."Aku sudah dengar dari Bryan kalau kamu adalah suami yang setia tapi karena tidak mampu membiayai pengobatan istrimu, kamu terpaksa mengikuti ajakan Bryan untuk kerja jadi pemuas hasrat tante-tante seperti itu." Leticia mulai mengemudikan mobil."Oh iya. Kamu mau kemana?""Di club' malam.""Ok."Malam ini, Leon memang disuruh untuk kembali ke club' malam menemui klien barunya dan Leon patuh saja pada perintah dari Tuti itu."Ya. Story' of my life. Untuk sementara, aku harus terus melakukan ini. Tapi, aku sudah berjanji pada diriku sendiri kalau Saras sudah sembuh, maka
"Iya, Kak Leon?" tanya Rossi di ujung telepon."Aku ingin kamu memberikan uang muka untuk operasi Saras yang kedua yang akan segera dilakukan nanti. Uang mukanya harus segera disetor," kata Leon sambil melihat-lihat keadaan.Keadaan di dalam ruangan lobby ini tidak terlalu ramai karena memang lobby ini hanya tempat singgah sementara karena kebanyakan orang-orang berada di lantai 2 dan tiga yang merupakan lantai dansa sekaligus lantai transaksi untuk gadis-gadis dan pria-pria bayaran yang bekerja di gedung ini."Aku akan segera mengirimkan uang bayaran malam ini ke rekeningmu. Mudah-mudahan aku dapat tips supaya uangku bisa banyak," lanjut Leon lagi."Iya, Kak Leon. Aku akan menunggu. Bahkan sekarang juga aku akan segera menuju ke rumah sakit untuk segera menyelesaikan uang muka operasi itu. Begitu uang dari Kak Leon masuk rekeningku, aku akan segera membayarnya.""Terima kasih, Rossi.""Tunggu, kak.""Kenapa, Rossi?""Bagaimana dengan aku? Aku ingin mendapatkan waktu denganmu, kak Leo
Nathan yang hendak menuju ke arah pintu untuk keluar dari kamar dan apartemennya ini, terpaksa langsung membalikan tubuhnya dan menjatuhkan diri ke arah pembaringan sebelum Stella melihat gerakannya untuk keluar tadi."Ahhh ... kirain kamu mau kemana. Ternyata kamu ingin menusukku dari belakang. Ya udah. Tusuk, sayang. Aku pasrah," desah Stella manja.Untuk sementara, Nathan belum bisa melanjutkan rencananya untuk keluar dari sini. Terpaksa lah Nathan ikuti kemauan Stella ini.Nathan mulai mengambil posisi di belakang tubuh Nathan. Kemudian dia mulai mengarahkan batang jumbonya ke arah liang kewanitaannya Stella.Stella kembali menjerit kesakitan karena miliknya diterobos oleh batang jumbo itu.Nathan langsung bergerak cepat. Menusuk tanpa perlu menahan-nahan lagi.Kalau pada Eva atau wanita lainnya, Nathan kerap kali agak pelan bahkan sempat berhenti, karena takut akan membuat mereka kesakitan.Tapi, khusus untuk Stella, karena sikap Stella yang menyebalkan, maka, Nathan langsung ber
Walaupun Tasya meminta gretongan tapi karena Tasya sudah terlanjur berada di atas tubuh Nathan dan sudah terlanjur bergoyang, maka Nathan terpaksa pasrah.Nathan biarkan Tasya memainkan milik jumbo Nathan dengan gerakan cepat di atas tubuh Nathan.Nathan mulai mengimbanginya dengan gerakan cepat dan bahkan sangat cepat hingga membuat Tasya mulai terbawa hasrat.Nathan membawa Tasya naik tinggi dalam gairah yang amat sangat hingga akhirnya Tasya merasakan puncak kenikmatannya lagi setelah sebelumnya dia merasakannya saat berada di kamar mandi."Oh ... kamu benar-benar hebat, Nathan. Benar-benar hebat. Aku ingin tahu nomor teleponmu, Nathan.""Aku tidak bisa, Tasya.""Kenapa? Aku kan ingin kembali melakukan hal seperti ini denganmu. Sekarang sih aku sudah capek tapi mungkin besok malam kita bisa melakukan ini lagi. Gimana?""Aku tidak bisa, Tasya. Aku sudah janji untuk tidak memberitahu nomor teleponku pada pelangganku.""Please please please please please. Masak sih kamu akan membiarka
Ayu mengangkat wajahnya. Dia betul-betul menikmati apa yang terjadi ini. Dia betul-betul menikmati bergoyang dengan gaya di atas seperti ini dengan benda besar yang kini mengganjal tubuhnya di bawah sana.Nathan biarkan Ayu bergoyang. Nathan tetap yakin kalau batang perkasanya ini masih tetap perkasa walaupun saat ini tubuhnya sedang ditindih oleh wanita sebesar Ayu, tetapi itu tidak merubah keadaan. Batang perkasanya akan tetap prima seperti yang biasanya diharapkan Nathan.Batang perkasa Nathan ini tidak pernah mengecewakannya, dari dulu hingga saat ini. Karena itu, Nathan yakin sekali kalau batang perkasanya akan terus bekerja maksimal bagi pekerjaan Nathan sebagai pemuas wanita pada saat ini.Ayu semakin mendesah kuat. Jeritannya semakin nyaring terdengar. Pinggulnya terus bergoyang-goyang kadang naik turun kadang memutar kadang ke kiri dan ke kanan.Bagian kewanitaannya terus-menerus menggunakan batang kejantanan Nathan sebagai sarana bagi Ayu untuk mereguk kenikmatan yang dia da
Nathan mendengar sesuatu. Karena itu, Nathan segera berbisik pada Tasya. "Nampaknya Ayu mau bangun.""Tuntaskan aku dulu, Nathan. Ini tinggal dikit, please." Wajah Tasya terlihat memohon. Nathan terpaksa mengiyakannya.Nathan bergerak cepat. Super cepat memasuk keluarkan burung besarnya yang berkilat untuk membuat Tasya kembali menjerit.Tasya tidak peduli lagi kalau Ayu memergoki dirinya di kamar mandi ini. Tasya cuma ingin mereguk kenikmatan hingga dia puas.Tasya ingin mencapai puncak. Tasya tidak mau setengah-setengah. Dia ingin dipuaskan dulu.Tasya kembali menggoyangkan pinggulnya untuk mengarahkan benda jumbo milik Nathan itu di titik-titik yang disukainya.Gerakan cepat Nathan ini, membuat Tasya dengan cepat bisa mengarahkan kepala dari benda jumbo milik Nathan untuk bisa banyak kali menyentuh titik-titik yang Tasya sukai.Tasya semakin menggila karena merasakan kenikmatan yang amat sangat. Dia tidak peduli lagi akan ancaman Ayu memergoki dirinya di sini."Owh ... Nathan. Enak
Semakin kencang karena gesekan-gesekan yang dia rasakan ini, betul-betul memberi surga dunia bagi Ayu yang menghantarkan Ayu naik tinggi ke puncak kenikmatan.Perut Ayu yang dipenuhi lemak itu, bergoyang-goyang mengikuti hentakan demi hentakan yang dilakukan Nathan yang mengalirkan arus listrik kenikmatan di sekujur tubuh Ayu.Ayu terus menutup matanya rapat-rapat sambil menjerit-jerit merasakan desakan kenikmatan yang luar biasa melalui batang jumbo yang keluar masuk mendatangkan rasa yang tidak terkira bagi Ayu.Nathan terus memacu dirinya untuk memberi Ayu kenikmatan dengan gerakan yang bukan sembarang gerakan, tapi gerakan yang sudah menjadi keahlian dirinya yang dia pelajari dalam waktu singkat tapi sudah dia kuasai.Saat bersama Eva, Nathan terus mengasah kemampuannya dengan cara melihat mimik wajah Eva.Nathan pun terbiasa menusuk di arah jam 1 di kedalaman liang kewanitaan milik Eva, untuk menjangkau titik kenikmatan di dalam sana.Tusukan yang tepat dan dalam tempo yang cepat
Tapi tentu saja Nathan tidak bisa memilih-milih pelanggan. Tugasnya hanya melayani pelanggan dan memuaskan pelanggan dan karena Nathan sudah diutus untuk ke sini, itu berarti Tante Ayu sudah membayar kepada Tante Lisa dan mau tidak mau Nathan harus melayani tante gemuk ini.Ayu menatap Nathan dari ujung kaki sampai ujung kepala. Dia langsung menelan salivanya. "Ini baru enak. Tongkrongannya betul-betul luar biasa, betul-betul mirip dengan yang diceritakan Lisa," batin Ayu.Setelah itu, Ayu mengerling ke arah Tasya. Dia lihat Tasya masih sedang melotot ke arah Nathan. "Woy! Tasya! Kamu ngapain di sini? Kerja sana di bawah."Tasya yang sebenarnya masih sedang menatap ke arah tubuh kekar Nathan sambil menelan ludah, langsung gelagapan. "Iya, bu. Aku segera pergi, bu. Aku segera pergi."Setelah itu, Tasya segera berjalan cepat menuju ke arah lift dan menekan tombol lift. Ternyata lift tidak rusak.Nathan membatin. "Ternyata lift tidak rusak. Nampaknya dia memang sengaja membawaku naik lew
Kita bicarakan nanti soal itu, yang penting, saat ini aku milikmu seutuhnya. Kamu boleh melakukan apapun yang kamu mau padaku, oke?" bujuk Eva sambil mulai menggoyangkan tubuhnya ke kiri dan ke kanan untuk menandingi pergerakan Nathan.Dan bujukan Eva itu berhasil membuat Nathan untuk sementara waktu tidak menuntut jawaban dari Eva dan untuk sementara waktu, Nathan tidak meminta jawaban yang konkrit dari Eva karena goyangan Eva yang luar biasa membuat Nathan sudah melupakan hal yang lain itu.Kali ini keduanya bekerjasama dengan sangat apik untuk sama-sama mendatangkan kenikmatan bagi keduanya. Nathan dengan goyangan ke atas dan ke bawah dan langsung ditanggapi oleh Eva dengan goyangan kekiri dan ke kanan bahkan kadang-kadang memutar.Eva membuat Nathan merasa juniornya dimanjakan betul-betul, Nathan merasa terbang ke awang-awang dalam rasa yang sukar untuk dia ucapkan.Goyangan yang dilakukan Eva ini semakin mendatangkan rasa nikmat bagi Nathan sehingga Nathan semakin terlena, semaki
Sekarang ini, gantian Nathan yang mendesah. Matanya terpejam merasakan permainan lidah yang saat ini sedang dilakukan Eva di permukaan juniornya.Nathan menengadahkan wajahnya ke atas, ke arah kepala ranjang dan kali ini gantian dialah yang meremas-remas sprei ranjangnya karena dia merasakan sensasi yang begitu luar biasa yang dia rasakan karena bibir dan mulut Eva yang memanjakan juniornya.Nathan berdesah semakin liar, dia begitu terjebak dalam nikmat oleh permainan yang sedang dilakukan Eva ini.Sebenarnya kalau Nathan mau, dia bisa mendapatkan hal yang seperti ini dari wanita lain tetapi mereka semua itu, tidak special bagi Nathan sehingga rasanya tidak sehebat ini.Nathan tidak sembarangan memberikan tubuhnya untuk wanita lain, dia cuma ingin melakukan hal seperti ini dengan wanita yang istimewa di hatinya atau dibayar dengan nilai tinggi dan Eva adalah satu-satunya wanita istimewa di hatinya yang dia izinkan untuk menyentuh tubuhnya dan dia akan merasa suatu rasa nikmat yang lua
Ternyata Nathan mengambil es batu di kulkas kamarnya Eva. Setelah itu, dia kembali ke ranjang sambil tersenyum ke arah Eva. Kemudian dia mulai meneteskan es batu itu ke butir merah muda sebelah kiri milik Eva.Eva merasakan rasa dingin yang membuainya saat cairan es batu itu jatuh di butir merah muda miliknya.Setelah beberapa tetesan, tiba-tiba bibir Nathan kembali menyerang ke arah butir merah muda milik Eva yang ranum ini.Nathan mulai menjilati butir merah muda yang terkena cairan es batu itu dan ini membuat Eva tersentak ke atas, dia merasakan rasa dingin yang amat sangat, bercampur dengan rasa geli sebagai akibat dari jilatan lidah Nathan yang membuat hasrat Eva naik jauh tinggi ke atas.Eva merasakan suatu kenikmatan yang tidak pernah dia rasakan sebelumnya. Tindakan Nathan yang memasukkan es batu dalam permainannya, membuat Eva makin ketagihan dan terbuai tak berdaya dalam rasa nikmat yang tak tertahankan yang membuat dia hanya bisa pasrah, pasrah akan apapun yang Nathan ingin