Leon merasakan kenikmatan tersendiri saat mengulas liang kewanitaan Leticia ini. Sesuatu yang tidak pernah dialaminya sebelumnya saat bersama dengan wanita-wanita yang menyewanya.Leon cuma merasakan hal seperti ini saat dia bersama Saras, istrinya, dulu sebelum Saras lumpuh.Tetapi saat bersama dengan Tante Sonya, Wiwid, Tante Renita atau yang lainnya, Leon tidak pernah menggunakan perasaannya seperti saat ini.Karena itu, apa yang dialami Leon saat ini adalah luar biasa baginya. Dia sangat menikmati ini. Lidahnya menjulur dan terus membelai-belai liang kewanitaan Leticia ini.Ini membuat Leticia semakin keenakan. Setiap belaian lidah Leon, memancarkan kenikmatan yang teramat sangat bagi Leticia sehingga dia terus mendesah, berceracau dan mulai menjerit."Ahhh ... Leon. Kamu betul-betul luar biasa. Ini betul-betul enak. Teruskan, Leon. Teruskan." desahan Leticia ini lebih mirip dengan tangisan karena dia merasa benar-benar kaget dan bersukacita dengan apa yang dia rasa saat ini.Leti
"Kamu siap?" tanya Leon sambil menatap mata Leticia.Leticia mengangguk. "Aku siap."Leon mulai memasukkan batang kejantanannya sedikit ke arah dalam sambil terus memperhatikan ekspresi wajah Leticia. Batang panjang miliknya mulai bergerak masuk sedikit ke dalam.Leticia menutup matanya. Dia menggigit bibirnya saat merasakan sesuatu yang besar mulai masuk lebih dalam. Membuat dia bahkan harus mulai berteriak lagi. "SAKITTTT! KOK MASIH SAKITL, SIH?! UGH!""Apa kita berhenti saja?" tanya Leon yag merasa kasihan pada Leticia."No. Kita lanjutkan.""Ok." Leon mulai kembali memasukkan barang miliknya perlahan-lahan.Kali ini, Leticia berusaha bertahan untuk tidak berteriak karena dia takut Leon akan membatalkan acara yang sedang berlangsung ini. Dia tidakl mau Leon menyudahi ini karena ini sudah kepalang tanggung. Dia ingin meneruskan ini.Leon sendiri mulai memejamkan matanya karena dia mulai merasakan cengkraman original nan alami yang mengasyikkan saat dia menerobos liang sempit ini.H
Leticia tersenyum melihat ekspresi wajah Leon. Dia tahu kalau dia mampu mempraktekkan apa yang dia pelajari beberapa hari ini dengan baik. Karena itu, Leticia semakin aktif bergoyang dan menjepit batang kejantanan besar itu."Auuu ... enak. Punyamu sempit dan enak, Letti," desah Leon yang merasa batangnya dipilin-pilin di dalam liang kewanitaan sempit itu."Kamu suka, ya? Gimana punyaku dengan tante-tante yang pernah kamu layani?" berondong pertanyaan diluncurkan Leticia sambil pantatnya berputar-putar di bagian inti tubuh Leon."Aku ... suka banget. Ahhh ... ini enak banget, Letti. Punyamu jauh lebih hebat dari tante-tante itu. Ahhh ..."Leticia langsung sumringah mendengar kata-kata Leon itu. Entah kenapa, ini adalah pujian yang paling berkesan baginya. Lebih dari pujian yang pernah orang-orang lontarkan padanya sebelumnya.Selama ini leticia adalah murid cerdas yang sejak SMP banyak kali memenangkan olimpiade matematika dan kimiaLeticia adalah murid pandai yang selalu menjadi buah
Setelah beberapa saat, Leticia mulai menggoyangkan pinggulnya untuk menandingi hujaman-hujaman yang dilakukan Leon dari arah belakang.Leticia melakukan goyangannya tanpa disuruh Leon. Dia melakukannya karena ada gelombang hasrat yang mulai terasa seiring dengan tersentuhnya titik-titik sensitif di kedalaman liang kewanitaannya.Tusukan Leon itu, dengan cepatnya mengantarkan Leticia dalam kabut kenikmatan yang memaksanya untuk mulai bergerilya, menandingi gerakan Leon.Leon masih terus menancapkan batang miliknya untuk dia cabut kembali hingga menyisakan kepalanya, setelah itu, dia tancapkan lagi ke dalam dengan cepatnya.Hujaman-hujaman dari batang besar milik Leon ini, membuat Leticia mulai terbuai, mendesah dalam cengkeraman nikmat yang amat sangat luar biasa."Owh ... ini enakkkk. Ini enak. Kenapa sih aku baru merasakan sekarang? Oh ... harusnya dari kemarin-kemarin, Leon. Oh ...""Iya, Leticia. Ahhhh ... aku juga menyesal baru melakukan ini padamu. Aku menyesal. Ahhh ...""Tuh, k
Dengan posisi berdiri seperti ini, Leon terus memasukkan batang miliknya ke dalam liang kenikmatan Leticia. Leticia menerima masuknya batang ini dengan menggigit bibir.Leticia kembali merasakan perihnya saat liang kewanitaannya dimasuki benda besar yang berukuran tidak normal itu.Leon tidak peduli dengan ekspresi wajah Leticia itu. Leon terus memasukkan batang kebanggaannya hingga kedalaman sana. Leon yakin kalau Leticia sudah mulai terbiasa diterobos oleh batang miliknya ini. Leon yakin kalau liang kewanitaan Leticia itu, pasti sudah lebih akrab dengan benda jumbo miliknya ini.Leon menggerakkan tubuhnya ke depan dengan pelan untuk dia tarik lagi ke belakang. Leon melakukannya berulang-ulang dengan gerakan lambat hingga rasa perih yang tadi dirasakan Leticia, dengan cepat menjadi rasa nikmat.Leticia menikmati terobosan penuh kenikmatan yang dilakukan Leon di bawah sana. Setiap terobosan yang terjadi, mendatangkan rasa nikmat bagi Leticia. Setiap kali Leon menarik benda jumbo itu u
Leticia menjerit lemah. Dia tidak bisa lagi menjerit sekencang tadi karena, ini adalah klimaksnya yang ke 9.Leticia tidak mampu lagi. Dia jatuh tertidur saat Leon akhirnya mencapai puncak pertamanya.Leon akhirnya mencapai puncaknya setelah berjuang untuk menahan diri agar tidak mencapai puncak.Leon ingin menikmati tubuh indah Leticia sepuasnya, lagipula, Leticia selalu siap tempur dari waktu ke waktu, ini membuat Leon terdorong untuk terus mengantarkan puncak demi puncak bagi Leticia.Pada akhirnya, Leticia mulai lemas juga saat puncak ke 8-nya dan semakin lemas saat mencapai puncak ke 9-nya.Walaupun memakai pengaman, tapi, Leon memilih untuk tetap mengeluarkan rudalnya dari milik Leticia. Setelah itu, Leon merebahkan tubuhnya sambil memeluk Leticia.Entah berapa lama Leon tertidur. Dia baru terbangun saat sinar matahari sudah menerobos masuk lewat gorden jendela kamar hotel ini.Leon bergerak bangun dan langsung menuju ke kamar mandi. Leon melihat Leticia masih tertidur di sampin
Di dalam ruangan VVIP tempat Saras dirawat ini, sudah ada beberapa petugas polisi dan juga ada Mochtar, Ayahnya Saras di sana. Sementara Saras nampak terlihat khawatir."Ini namanya Leon, anak menantuku," kata Mochtar sambil menunjuk ke arah Leon."Ada apa,pa?" Leon mendekati Mochtar.Seorang anggota polisi memberi hormat kepada Leon. "Aku Brigadir Hans. Aku ingin bertanya tentang Ibu Wina kepada Anda. Tadi kami sudah mengambil keterangan dari istri Anda dan mertua Anda. Tinggal Anda yang ingin kami ambil keterangannya.""Ini soal apa, pak? Apa yang terjadi? Kenapa dengan Ibu Wina?" Leon terlihat bingung.Brigadir Hans nampak menatap wajah Leon lekat-lekat. Dia menyidik perubahan di wajah Leon. Setelah itu, dia berkata, "seorang ponakannya yang bernama Ibu Lasmi telah melapor polisi tentang menghilangnya Ibu Wina. Dan pihak kami merasa heran karena sampai saat ini, menghilangnya Ibu Wina, tidak dilaporkan oleh suaminya kepada pihak kami." Kali ini, Brigadir Hans menatap Mochtar."Sepe
"Kamu mau kerja, ya?" tanya gadis yang sedang bersandar di mobil itu."Iya, Leticia.""Ayo. Aku antar." Leticia langsung masuk dalam mobilnya. Leon langsung ikut dan membuka pintu depan dan duduk di samping Leticia."Sampai kapan kamu akan kerja seperti itu, Leon?" tanya Leticia sambil menyalakan mesin mobilnya."Aku tidak tahu sampai kapan. Yang aku tahu, aku harus kerja untuk membiayai pengobatan istriku," jawab Leon."Aku sudah dengar dari Bryan kalau kamu adalah suami yang setia tapi karena tidak mampu membiayai pengobatan istrimu, kamu terpaksa mengikuti ajakan Bryan untuk kerja jadi pemuas hasrat tante-tante seperti itu." Leticia mulai mengemudikan mobil."Oh iya. Kamu mau kemana?""Di club' malam.""Ok."Malam ini, Leon memang disuruh untuk kembali ke club' malam menemui klien barunya dan Leon patuh saja pada perintah dari Tuti itu."Ya. Story' of my life. Untuk sementara, aku harus terus melakukan ini. Tapi, aku sudah berjanji pada diriku sendiri kalau Saras sudah sembuh, maka
"Enakkk banget, Leticia. Kamu hebat banget." Dalam hatinya, Nathan cukup takjub karena sebagai seorang perawan, maka apa yang dilakukan Leticia ini, memang luar biasa.Leticia tersenyum mendengar pujian Nathan ini. Dia senang karena usahanya mulai berhasil.Sejak melihat obsesi ibunya akan Nathan yang belum kesampaian itu, Leticia bertekad untuk menyaingi ibunya.Semakin lama melihat foto Nathan di grup tante Nepsong yang suk dibagikan Tante Lisa, membuat Leticia jatuh hati pada Nathan.Leticia ingin membuat Nathan tergila-gila padanya dan ketagihan padanya. Karena itu, Leticia sudah mempelajari cara-cara untuk menyenangkan lelaki baik dari video panas maupun dari artikel nasehat tentang hubungan suami istri.Leticia adalah seorang gadis dingin yang tidak bisa jatuh cinta pada lawan jenisnya. Hal yang membuat dia sempat mengkhawatirkan dirinya sendiri.Karena itu, saat Leticia menyadari kalau dia jatuh cinta pada Nathan, maka, dia tidak lagi memperhitungkan status Nathan dan tidak lag
"Gadis itu bikin heboh waktu dia bilang, dia datang untuk menyewa kamu," jawab Tuti di ujung telepon."Menyewa aku?" tanya Leon lagi."Iya. Secara spesifik dia menyebut namamu. Bahkan dia bilang, dia khusus sewa kamu karena dia ingin melepas keperawanannya padamu.""Hah!""Mendengar kata-kata gadis itu, om-om senang berebutan tunjuk tangan. Mereka rela tidak dibayar untuk memerawani gadis itu.""Terus?""Dia gak mau. Terus, para cowok bayaran maju. Mereka juga berebutan pingin tidur dengan gadis itu. Rata-rata bersedia gak dibayar asal bisa bobo dengan gadis itu.""Lalu?""Dia gak mau. Maunya cuma sama kamu, Nathan. Harus kamu yang mengambil perawannya. Gitu katanya.""Terus?""Tante Lisa sudah bilang kalau kamu itu gak sembarang bisa dipesan. Apalagi angka lelang kamu semalam sudah menyentuh angka 185 juta. Udah mahal banget.""Terus?""Gadis itu bilang, ayahnya pengusaha dan dia bisa membayar jumlah yang melebihi 185 juta itu.""Gila.""Makanya. Dan dia benar-benar ikut lelang loh d
Tidak seperti sebelum-sebelumnya, hanya ada desahan kecil yang terdengar saat Stella kembali mendapatkan puncak kenikmatannya untuk kesekian kalinya.Stella betul-betul tidak berdaya. Area kewanitaannya terasa sakit. Lututnya kedodoran, kikinya sakit. Walaupun belakangan dia hanya berdiam diri tapi tetap saja hujaman-hujaman dari benda besar milik Nathan itu, terus membuat Stella mengalami puncak dari satu puncak ke puncak lainnya.Biasanya, dengan pasangannya sebelumnya, Stella baru akan mendapatkan puncak saat dia aktif bergerak, aktif menggoyangkan pinggulnya karena saat dia aktif bergerak ada stimulus yang menjalari tubuhnya yang membuat dia mendapatkan puncaknya.Hanya saja, hal itu tidak berlaku saat dia berhadapan dengan Nathan ini.Karena Nathan bak seorang panglima perang yang terus menyerang musuhnya, terus membuat musuhnya tidak berdaya hingga harus mengalami ledakan-ledakan berkali-kaliItulah yang dialami Stella. Setelah 5 puncak lagi, dia sudah tidak berdaya sehingga set
Nathan terus berpacu menusuk-nusuk liang kewanitaan Stella dengan torpedonya yang terus kencang menghujam hingga ke kedalaman tubuh Stella.Dengan posisi saling berhadapan seperti ini, Nathan berpacu dengan cepat sambil lidahnya mulai mencari-cari sesuatu di belahan dada Stella.Lidah Nathan mulai membelai-belai tonjolan di buah dada Stella hingga membuat Stella menengadahkan kepalanya ke atas meresapi dua serangan yang sedang dialaminya saat ini.Tusukan-tusukan Nathan di bawah sana ditambah dengan belaian lidah Nathan di tonjolan buah dadanya membuat Stella berteriak kencang.Hanya dalam tempo singkat saja, Stella sudah dibekap gairah yang teramat kuat. Dia sedang dibawa menuju ke puncak, dibawa menuju ke awang-awang dan mendaki puncak kenikmatan yang luar biasa.Tusukan-tusukan dan gesekan-gesekan yang dilakukan oleh benda luar biasa besar itu mengantarkan Stella dengan cepatnya mendaki puncak dengan rasa nikmat tiada taranya, sesuatu yang tidak pernah Stella rasakan pada pria lain
Nathan yang hendak menuju ke arah pintu untuk keluar dari kamar dan apartemennya ini, terpaksa langsung membalikan tubuhnya dan menjatuhkan diri ke arah pembaringan sebelum Stella melihat gerakannya untuk keluar tadi."Ahhh ... kirain kamu mau kemana. Ternyata kamu ingin menusukku dari belakang. Ya udah. Tusuk, sayang. Aku pasrah," desah Stella manja.Untuk sementara, Nathan belum bisa melanjutkan rencananya untuk keluar dari sini. Terpaksa lah Nathan ikuti kemauan Stella ini.Nathan mulai mengambil posisi di belakang tubuh Nathan. Kemudian dia mulai mengarahkan batang jumbonya ke arah liang kewanitaannya Stella.Stella kembali menjerit kesakitan karena miliknya diterobos oleh batang jumbo itu.Nathan langsung bergerak cepat. Menusuk tanpa perlu menahan-nahan lagi.Kalau pada Eva atau wanita lainnya, Nathan kerap kali agak pelan bahkan sempat berhenti, karena takut akan membuat mereka kesakitan.Tapi, khusus untuk Stella, karena sikap Stella yang menyebalkan, maka, Nathan langsung ber
Walaupun Tasya meminta gretongan tapi karena Tasya sudah terlanjur berada di atas tubuh Nathan dan sudah terlanjur bergoyang, maka Nathan terpaksa pasrah.Nathan biarkan Tasya memainkan milik jumbo Nathan dengan gerakan cepat di atas tubuh Nathan.Nathan mulai mengimbanginya dengan gerakan cepat dan bahkan sangat cepat hingga membuat Tasya mulai terbawa hasrat.Nathan membawa Tasya naik tinggi dalam gairah yang amat sangat hingga akhirnya Tasya merasakan puncak kenikmatannya lagi setelah sebelumnya dia merasakannya saat berada di kamar mandi."Oh ... kamu benar-benar hebat, Nathan. Benar-benar hebat. Aku ingin tahu nomor teleponmu, Nathan.""Aku tidak bisa, Tasya.""Kenapa? Aku kan ingin kembali melakukan hal seperti ini denganmu. Sekarang sih aku sudah capek tapi mungkin besok malam kita bisa melakukan ini lagi. Gimana?""Aku tidak bisa, Tasya. Aku sudah janji untuk tidak memberitahu nomor teleponku pada pelangganku.""Please please please please please. Masak sih kamu akan membiarka
Ayu mengangkat wajahnya. Dia betul-betul menikmati apa yang terjadi ini. Dia betul-betul menikmati bergoyang dengan gaya di atas seperti ini dengan benda besar yang kini mengganjal tubuhnya di bawah sana.Nathan biarkan Ayu bergoyang. Nathan tetap yakin kalau batang perkasanya ini masih tetap perkasa walaupun saat ini tubuhnya sedang ditindih oleh wanita sebesar Ayu, tetapi itu tidak merubah keadaan. Batang perkasanya akan tetap prima seperti yang biasanya diharapkan Nathan.Batang perkasa Nathan ini tidak pernah mengecewakannya, dari dulu hingga saat ini. Karena itu, Nathan yakin sekali kalau batang perkasanya akan terus bekerja maksimal bagi pekerjaan Nathan sebagai pemuas wanita pada saat ini.Ayu semakin mendesah kuat. Jeritannya semakin nyaring terdengar. Pinggulnya terus bergoyang-goyang kadang naik turun kadang memutar kadang ke kiri dan ke kanan.Bagian kewanitaannya terus-menerus menggunakan batang kejantanan Nathan sebagai sarana bagi Ayu untuk mereguk kenikmatan yang dia da
Nathan mendengar sesuatu. Karena itu, Nathan segera berbisik pada Tasya. "Nampaknya Ayu mau bangun.""Tuntaskan aku dulu, Nathan. Ini tinggal dikit, please." Wajah Tasya terlihat memohon. Nathan terpaksa mengiyakannya.Nathan bergerak cepat. Super cepat memasuk keluarkan burung besarnya yang berkilat untuk membuat Tasya kembali menjerit.Tasya tidak peduli lagi kalau Ayu memergoki dirinya di kamar mandi ini. Tasya cuma ingin mereguk kenikmatan hingga dia puas.Tasya ingin mencapai puncak. Tasya tidak mau setengah-setengah. Dia ingin dipuaskan dulu.Tasya kembali menggoyangkan pinggulnya untuk mengarahkan benda jumbo milik Nathan itu di titik-titik yang disukainya.Gerakan cepat Nathan ini, membuat Tasya dengan cepat bisa mengarahkan kepala dari benda jumbo milik Nathan untuk bisa banyak kali menyentuh titik-titik yang Tasya sukai.Tasya semakin menggila karena merasakan kenikmatan yang amat sangat. Dia tidak peduli lagi akan ancaman Ayu memergoki dirinya di sini."Owh ... Nathan. Enak
Semakin kencang karena gesekan-gesekan yang dia rasakan ini, betul-betul memberi surga dunia bagi Ayu yang menghantarkan Ayu naik tinggi ke puncak kenikmatan.Perut Ayu yang dipenuhi lemak itu, bergoyang-goyang mengikuti hentakan demi hentakan yang dilakukan Nathan yang mengalirkan arus listrik kenikmatan di sekujur tubuh Ayu.Ayu terus menutup matanya rapat-rapat sambil menjerit-jerit merasakan desakan kenikmatan yang luar biasa melalui batang jumbo yang keluar masuk mendatangkan rasa yang tidak terkira bagi Ayu.Nathan terus memacu dirinya untuk memberi Ayu kenikmatan dengan gerakan yang bukan sembarang gerakan, tapi gerakan yang sudah menjadi keahlian dirinya yang dia pelajari dalam waktu singkat tapi sudah dia kuasai.Saat bersama Eva, Nathan terus mengasah kemampuannya dengan cara melihat mimik wajah Eva.Nathan pun terbiasa menusuk di arah jam 1 di kedalaman liang kewanitaan milik Eva, untuk menjangkau titik kenikmatan di dalam sana.Tusukan yang tepat dan dalam tempo yang cepat