Pria tersebut menabrak Hanna hingga beberapa barang di tangannya pun terjatuh."Maaf, aku buru-buru," ucap pria tersebut.Hanna yang merasa kasihan pun membantunya memunguti beberapa kertas yang berhamburan."Terimakasih," ucap pria tersebut sambil tersenyum ke arah Hanna. "Kenalkan, aku Jeremy, senang bertemu orang baik sepertimu," ucapnya.Hanna menatap tangan Jeremy, ia ragu untuk menyalami pria yang baru ia kenal tersebut. "Bukankah kamu sedang buru-buru?" ucap Hanna."Ah, aku sampai lupa tujuanku. Pesonamu benar-benar menyihir orang," ucap Jeremy sambil kembali menarik tangannya yang tak disalami oleh Hanna. "Aku harap kita bisa bertemu lagi," ucap Jeremy kembali. Ia mengedipkan sebelah matanya, dan berlalu pergi.Hanna hanya menggeleng, merasa aneh dengan pria yang baru saja menabraknya. 'Dasar aneh,' batinnya.Sementara Jeremy kembali menoleh ke arah Hanna yang sudah masuk kedalam mobil dan berlalu pergi. "Dia benar-benar wanita yang menarik," gumamnya. Ia pun berlalu, tanpa ma
"Apa maksud kamu?" Sepertinya Rebecca terlihat khawatir dengan ucapan Hanna."Jangan tegang gitu, aku cuma heran aja kok perutnya tetap rata. Maklum, aku lebih pengalaman daripada kamu," sahut Hanna langu berlalu meninggalkan mereka berdua.Kelvin yang sedikit terpengaruh dengan ucapan Hanna pun menatap ke perut Rebecca."Dasar menyebalkan," umpat Rebecca. Ia pun menoleh ke arah Kelvin yang tengah menatap ke arah perutnya. "Apa kamu akan lebih mendengarkannya?" Lamunan Kelvin buyar saat mendengar pertanyaan Rebecca. "Sudah hampir satu bulan kita menikah, seharusnya kita memeriksakan kandunganmu kembali bukan? Kita harus tahu perkembangannya," ucap Kelvin."Oh, jadi kamu curiga padaku, kamu nggak percaya padaku? Heh, ternyata kamu lebih mudah terpengaruh ucapannya," ucap Rebecca. Ia langsung berdiri dan meninggalkan Kelvin, meski Kelvin memanggilnya berulang kali."Sayang, jangan salah paham dulu. Kemarilah," ucap kelvin yang tak di hiraukan Rebecca.Kelvin mengusap wajahnya, lalu men
Sebuah mobil box melaju tak terkendali, dan di saat mobil yang di tumpangi Hanna hendak membelok, disitulah tabrakan terjadi.Braakkkkkk……."Aaahkkk!" teriak Hanna.Kejadian yang begitu cepat membuat Hanna kehilangan setengah kesadarannya. Ia bisa melihat Lidya yang berlumuran darah dari pandangannya yang mulai kabur, lalu Hanna pun tak sadarkan diri.Keadaan mobil rusak parah. Di sisi kanan mobil, dimana Lidya duduk penyok dan kaca pintu pecah, sehingga keadaan Lidya pun kritis.Hanna yang baru sadar membuka matanya, ia langsung melihat Clayton dengan mata sembabnya, duduk di samping ranjangnya, ditemani Haris."Mama," panggil Clay sambil menggenggam tangan Hanna. Hanna mencoba untuk tersenyum,lalu menggerakan tangannya perlahan membelai kepala Clayton."Mama, omah—" ucapan Clayton terputus karena ia langsung menangis.Hanna menoleh ke arah Haris. "Apa yang terjadi dengan mertuaku?" tanya Hanna.Haris sedikit menundukan kepalanya. "Nyonya Lidya tak bisa diselamatkan, nona Hanna."Jawa
Hanna sudah mengangkat tangannya hendak mengetuk pintu, tapi hatinya masih penuh keraguan.'Haruskah aku menemuinya?' batin Hanna. Ia terdiam sejenak menatap pintu ruang kerja tersebut.Tok tok tok….Akhirnya Hanna memutuskan untuk mengetuk pintu. Namun tak ada jawaban dari dalam. Ia mencoba mengetuknya kembali, dan kali ini ia ia memberanikan diri untuk membukanya secara perlahan."Kamu baik-baik saja?" tanya Hanna. Ia tidak masuk kedalam, tapi hanya sedikit memperlihatkan kepalanya.Kelvin menoleh ke arah Hanna. "Kamu tidak akan pernah tahu bagaimana rasanya kehilangan satu-satunya keluarga yang tersisa," jawabnya.Hanna menyipitkan matanya, lalu ia pun membuka pintu lebar dan masuk kedalam. "Apa kamu lupa, jika aku lebih dulu merasakan semua ini. Kehilangan ibu saat melahirkanku, dan kehilangan ayah saat hidupku dihancurkan olehmu." Hanna menghela nafasnya. "Kenapa kamu mengingatkan aku pada hal menyakitkan ini," ucapnya kembali lalu berlalu."Hanna," panggil Kelvin menghentikan la
Kelvin pun menatap ke arah Cindy. "Apa kamu yakin dengan isi surat itu?" tanyanya."Anda bisa membacanya sendiri tuan," ucap Cindy sambil mengulurkan selembar kertas di tangannya.Kelvin pun mengambilnya dan membacanya dengan teliti. Ia benar-benar tidak menyangka jika ibunya akan memberikan sembilan puluh persen pada Clayton, sementara dirinya hanya sepuluh persen dari seluruh kekayaan Lidya.Rebecca yang tak percaya pun langsung mengambil surat wasiat tersebut. Ia terbelalak kaget saat tulisan tangan Lidya dengan jelas menuliskan pembagian harta yang benar-benar tak bisa ia terima."Aku tidak percaya dengan kertas ini. Aku yakin ada sesuatu di balik semua ini. Mana mungkin mertuaku memberikan hartanya pada cucunya yang baru berusia lima tahun itu, sedangkan anaknya sendiri hanya sepuluh persen. Di tambah lagi Kelvin bisa memegang semuanya hanya jika Hanna tetap jadi istrinya. Sementara aku, apa yang aku dapatkan sebagai istri Kelvin?" ucap Rebecca."Ini adalah tulisan tangan nyonya
Kelvin yang selalu mendengarkan ucapan Rebecca pun mulai memikirkan apa yang barusan ia dengar.'Mungkin Rebecca benar. Selama hampir lima tahun Hanna hidup dengan bebas, dan bukan hal yang tidak mungkin jika Clayton juga bukan sepenuhnya darah dagingku. Dan kejadian malam itu, bagaimana dia bisa datang ke kamarku saat aku hilang kendali?' batin Kelvin dengan bodohnya.Kelvin menoleh ke arah Rebecca yang sedari tadi menatapnya. "Aku tidak akan menceraikannya sampai aku mendapatkan semua hakku sebagai pewaris sebenarnya. Dan aku tidak akan membiarkannya menikmati apa yang tak seharusnya ia dapatkan." Kelvin pun berdiri, menghampiri Rebecca, lalu menariknya ke dalam pelukannya. "Aku akan buktikan pada mama, jika hanya kamu wanita yang pantas menjadi istriku," ucapnya lalu mencium Rebecca.Kelvin tidak tahu jika sebenarnya Lidya sudah memikirkan secara matang, kepada siapa hak waris akan semua hartanya diberikan.Meski Lidya tidak pernah tahu jika dirinya akan pergi secepat ini. Namun ia
Rebecca pun menemui Kelvin yang sudah menunggunya di kamar. Terlihat Kelvin sedang serius menatap laptop di pangkuannya. Rebecca pun langsung menaiki ranjang, lalu bergelayut mesra di pundak Kelvin, sambil menggandeng tangannya."Apa yang sedang kamu kerjakan, sayang?" tanya Rebecca."Aku sedang memeriksa proyek baru. Ini akan menjadi Mega proyek jika aku berhasil mengajak kerjasama pt Brantas Jaya. Sayangnya aku tak begitu dekat dengan pemilik perusahaan tersebut. Andai mama masih ada disini, aku yakin dia bisa mendapatkan kesempatan ini dengan mudah," ucap Kelvin.Rebecca menghela nafas, lalu mengandarkan kepalanya pada Kelvin. "Ya, andai mama masih ada disini pasti semuanya akan lebih mudah. Dan andai saja kecelakaan itu tidak pernah terjadi, pasti beliau masih disini bersama kita. Kenapa semenjak wanita itu datang di keluarga ini, apapun yang berhubungan denganmu menjadi rumit? Berawal dari hubungan kita, dan sekarang kepergian mama," ucap Rebecca dengan nada yang ia buat agar terd
Ucapan Haris membuat Hanna terdiam di tempat."Mertuaku sudah tidak lagi ada di sini. Aku yakin ia pun tidak akan memikirkan masalah duniawi lagi," ucap Hanna yang langsung berlalu meninggal Haris.Sementara Haris hanya diam menatap kepergian Hanna tanpa mengucapkan sepatah katapun.Mungkin Hanna bisa bersikap seolah ia tak peduli. Namun nyatanya, setiap ucapan Haris sangat mengganggu pikirannya.'Apa yang harus aku lakukan? Aku benar-benar bosan dengan sikap dan perlakuan mereka. Bukankah seharusnya aku lebih mudah bebas saat yang menginginkan aku sudah tidak ada?' batin Hanna sambil menatap taman dari jendela kamarnya.Hanna menghela nafas sambil bergumam, "andai aku bisa mengulang kejadian enam tahun yang lalu, aku tidak akan pernah mau datang ke rumah itu, meski alasan sebuah perintah."Hari ini Hanna dan Clayton pun menghabiskan waktunya di dalam rumah. Ia jarang keluar untuk membawa Clayton jalan-jalan di hari libur. Karena bagi Hanna, fasilitas di rumah sudah cukup untuk menghi