Kelvin pun menatap ke arah Cindy. "Apa kamu yakin dengan isi surat itu?" tanyanya."Anda bisa membacanya sendiri tuan," ucap Cindy sambil mengulurkan selembar kertas di tangannya.Kelvin pun mengambilnya dan membacanya dengan teliti. Ia benar-benar tidak menyangka jika ibunya akan memberikan sembilan puluh persen pada Clayton, sementara dirinya hanya sepuluh persen dari seluruh kekayaan Lidya.Rebecca yang tak percaya pun langsung mengambil surat wasiat tersebut. Ia terbelalak kaget saat tulisan tangan Lidya dengan jelas menuliskan pembagian harta yang benar-benar tak bisa ia terima."Aku tidak percaya dengan kertas ini. Aku yakin ada sesuatu di balik semua ini. Mana mungkin mertuaku memberikan hartanya pada cucunya yang baru berusia lima tahun itu, sedangkan anaknya sendiri hanya sepuluh persen. Di tambah lagi Kelvin bisa memegang semuanya hanya jika Hanna tetap jadi istrinya. Sementara aku, apa yang aku dapatkan sebagai istri Kelvin?" ucap Rebecca."Ini adalah tulisan tangan nyonya
Kelvin yang selalu mendengarkan ucapan Rebecca pun mulai memikirkan apa yang barusan ia dengar.'Mungkin Rebecca benar. Selama hampir lima tahun Hanna hidup dengan bebas, dan bukan hal yang tidak mungkin jika Clayton juga bukan sepenuhnya darah dagingku. Dan kejadian malam itu, bagaimana dia bisa datang ke kamarku saat aku hilang kendali?' batin Kelvin dengan bodohnya.Kelvin menoleh ke arah Rebecca yang sedari tadi menatapnya. "Aku tidak akan menceraikannya sampai aku mendapatkan semua hakku sebagai pewaris sebenarnya. Dan aku tidak akan membiarkannya menikmati apa yang tak seharusnya ia dapatkan." Kelvin pun berdiri, menghampiri Rebecca, lalu menariknya ke dalam pelukannya. "Aku akan buktikan pada mama, jika hanya kamu wanita yang pantas menjadi istriku," ucapnya lalu mencium Rebecca.Kelvin tidak tahu jika sebenarnya Lidya sudah memikirkan secara matang, kepada siapa hak waris akan semua hartanya diberikan.Meski Lidya tidak pernah tahu jika dirinya akan pergi secepat ini. Namun ia
Rebecca pun menemui Kelvin yang sudah menunggunya di kamar. Terlihat Kelvin sedang serius menatap laptop di pangkuannya. Rebecca pun langsung menaiki ranjang, lalu bergelayut mesra di pundak Kelvin, sambil menggandeng tangannya."Apa yang sedang kamu kerjakan, sayang?" tanya Rebecca."Aku sedang memeriksa proyek baru. Ini akan menjadi Mega proyek jika aku berhasil mengajak kerjasama pt Brantas Jaya. Sayangnya aku tak begitu dekat dengan pemilik perusahaan tersebut. Andai mama masih ada disini, aku yakin dia bisa mendapatkan kesempatan ini dengan mudah," ucap Kelvin.Rebecca menghela nafas, lalu mengandarkan kepalanya pada Kelvin. "Ya, andai mama masih ada disini pasti semuanya akan lebih mudah. Dan andai saja kecelakaan itu tidak pernah terjadi, pasti beliau masih disini bersama kita. Kenapa semenjak wanita itu datang di keluarga ini, apapun yang berhubungan denganmu menjadi rumit? Berawal dari hubungan kita, dan sekarang kepergian mama," ucap Rebecca dengan nada yang ia buat agar terd
Ucapan Haris membuat Hanna terdiam di tempat."Mertuaku sudah tidak lagi ada di sini. Aku yakin ia pun tidak akan memikirkan masalah duniawi lagi," ucap Hanna yang langsung berlalu meninggal Haris.Sementara Haris hanya diam menatap kepergian Hanna tanpa mengucapkan sepatah katapun.Mungkin Hanna bisa bersikap seolah ia tak peduli. Namun nyatanya, setiap ucapan Haris sangat mengganggu pikirannya.'Apa yang harus aku lakukan? Aku benar-benar bosan dengan sikap dan perlakuan mereka. Bukankah seharusnya aku lebih mudah bebas saat yang menginginkan aku sudah tidak ada?' batin Hanna sambil menatap taman dari jendela kamarnya.Hanna menghela nafas sambil bergumam, "andai aku bisa mengulang kejadian enam tahun yang lalu, aku tidak akan pernah mau datang ke rumah itu, meski alasan sebuah perintah."Hari ini Hanna dan Clayton pun menghabiskan waktunya di dalam rumah. Ia jarang keluar untuk membawa Clayton jalan-jalan di hari libur. Karena bagi Hanna, fasilitas di rumah sudah cukup untuk menghi
Rebecca terlihat gelagapan mencari alasan, tapi sayangnya Kelvin justru semakin marah."Kenapa diam!" bentak Kelvin."Jangan membentak. Bisa kan kaku tanya baik-baik," sahut Rebecca."Katakan saja siapa yang membuat tanda itu di lehermu," ucap Kelvin kembali masih bernada tinggi."Apa kamu tidak percaya padaku jika ini hanya tanda merah akibat garukan, apa kamu sedang menuduhku berselingkuh?" Kali ini Rebecca pun berbicara dengan nada tinggi."Aku tidak akan menuduhmu jika tidak ada tanda itu," sahut Kelvin yang mulai menahan emosinya."Aku tidak tahu. Jika kamu mau berpikir aneh-aneh silahkan. Aku tidak peduli! Dan yang pasti aku tidak melakukan apapun di belakangmu!" Suara teriakan Rebecca membuat Hanna keluar dari kamarnya, dan melihat dari ambang pintu."Kemana kamu pergi bersama temanmu?""Sudah aku bilang aku menemankn6a makan malam.""Dimana?""Apa perlu kamu tanya sederajat itu?""Aku tanya dimana?" Kelvin tetap memberikan pertanyaan yang sama."Di restoran tepi pantai," jaw
Rebecca tercengang dengan ucapan Kelvin, ia pun menatap tajam ke arah pria yang kini berstatus sebagai suaminya."Aku tidak sepertimu yang memeperkosa wanita itu tanpa sadar. Jika kamu tidak melakukan hal itu, pasti saat ini pernikahan yang kita jalin akan membuat kita bahagia. Lihat apa yang kamu lakukan, sekarang aku yang harus menanggung akibatnya. Aku jadi seorang istri Kelvin Wirautama yang di rahasiakan. Apa kamu tidak tahu betapa tertekannya aku, hah!" Rebecca pun berlalu, ia berlari meninggalkan rumah, tanpa Kelvin mencegahnya."Ahhkkk……!" Kelvin berteriak sangat kencang meluapkan emosinya.Kelvin melangkah ke ruang kerja di lantai bawah, dan sebelum ia masuk, Kelvin mengambil sebotol wine di lemari untuk menemaninya malam ini.Tanpa ada yang tahu, di balik pintu dapur Haris mendengarkan semuanya. Ia pun menelpon seseorang untuk mengikuti kemana Rebecca pergi, lalu ia pun berlalu ke ruangannya.Malam semakin larut. Clayton yang sudah terlelap dalam tidurnya membuat Hanna mele
Hanna terperanjat kaget saat Kelvin tiba-tiba menarik tubuhnya, dan langsung membalikkan posisinya.Pandangan mereka saling bertemu, dan saat itu Hanna bisa melihat tatapan yang berbeda dari Kelvin.Tiba-tiba Kelvin langsung menyambut bibir Hanna, dan Hanna pun hanya bisa diam pasrah. Ia memejamkan mata menikmati sentuhan bibir Kelvin yang berarona alkohol saat ini.Sangat munafik bagi Hanna jika ia tidak menikmati semuanya. Hanna wanita normal dan cukup umur untuk merasakan hal tersebut, hingga membuatnya membiarkan Kelvin menggerayangi tubuhnya.Namun bayangan masa lalu kembali terlintas. Kepergian sang ayah, dan penderitaan yang ia alami setelah hamil tanpa seorang suami menyadarkannya. Hanna mendorong Kelbin dengan kuat.Plaakkkkk……Tamparan mendarat di pipi Kelvin. "Cukup. Kamu pernah menyentuhku dan menghancurkan hidupku. Aku tidak akan membiarkanmu menyentuhku lagi, apa lagi hanya untuk pelampiasan amarahmu," ucapnya dengan air mata yang mulai mengalir."Kamu tidak bisa menolak
Rebecca sambil melipat kedua tangannya menatap tajam ke arah Kelvin dan Hanna secara bergantian.Hanna pun langsung menarik tangannya yang di genggam Kelvin. "Apa perlu aku melanjutkan jawabanku?" ucapnya. "Em, aku rasa tidak perlu," imbuhnya. Ia pun langsung melangkah meninggalkan ruang makan."Baru pulang?" tanya Hanna pada Rebecca saat ia hendak melewatinya."Bukan urusanmu," jawab Rebecca bernada ketus.Hanna mengangkat kedua bahunya. "Siapa juga yang peduli," ucapnya, lalu ia pun melanjutkan langkahnya.Rebecca melirik kepergian Hanna, lalu ia melangkah mendekati Kelvin. "Jadi kamu mendekatinya saat aku pergi?" tanyanya."Tidak hanya mendekati, aku bahkan tidur bersamanya," jawab Kelvin. Ia berdiri, menatap sekilas ke arah Rebecca lalu melangkah pergi.Rebecca pastinya sangat kaget dengan jawaban Kelvin. 'Itu nggak mungkin terjadi," batinnya. Ia pun langsung menyusul langkah Kelvin. "Sayang tunggu," panggilnya.Kelbin pun menghentikan langkahnya, ia berkacak pinggang menatap ke a