Share

29. Kalian Menjebakku?

Penulis: ReyNotes
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

Marc berdiri di depan sebuah pintu. Ia telah menekan bel, namun seseorang di dalam belum membukakan pintu.

Dengan tak sabar, Marc kembali menekan bel berkali-kali. Hingga akhirnya, pinytu mengayun terbuka. Seorang wanita yang masih memakai piyama panjang tertegun.

“Marc?”

Tanpa dipersilahkan, Marc menerobos masuk. Lelaki itu kini terkaget melihat keadaan apartemen yang cukup berantakan.

Baju-baju berantakan di sofa dan meja. Beberapa sepatu di lantai tak tertata. Belum lagi piring dan gelas kotor di ruang makan.

Marc juga tampak tercengang melihat Marsha yang sedang berdiri di balkon sambil merokok. Segelas kopi tampak di meja balkon. Sementara Marsha sedang memunggunginya sambil bermain ponsel.

“Marc! Maaf, Marsha masih kurang sehat!" Ibu Tinna berteriak kencang membuat Marsha tertegun sejenak.

Dengan cepat, Marsha mematikan rokoknya. Memasang wajah lesu dan membalik tubuh.

“Marc? Ka – Kamu kesini?” Marsha berucap dengan terbata.

Lelaki itu mengacungkan secarik kertas ke atas. Ia men
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (2)
goodnovel comment avatar
Yiming
untuunng aja Marc gak terjebak
goodnovel comment avatar
uvuvwevwevwe osas
kesell bgt sama tinna dan marsha
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Presdir, Istri Sahmu Telah Kembali   30. Kepribadian yang Tertukar

    “Kenapa kamu tidak menolaknya?” Sarah mengomel pada Marc dengan bibir mengerucut.Marc mengambil kesempatan untuk pulang berdua Sarah. Awalnya Sarah menolak dengan alasan ia juga membawa mobil. Namun, Frank mengusulkan mobil Sarah dibawa supir kantor dan diantarkan ke rumah.Hingga akhirnya mereka kini berdua di dalam mobil sport milik Marc. Sepanjang jalan, Sarah memprotes sikap Marc yang menurut saja saat Frank menyarankan mereka untuk segera bulan madu.“Papa akan curiga jika kita menolak, Sarah. Lagipula kamu dengar sendiri, Papa memang sudah mempersiapkan hadiah bulan madu untuk kita.” Marc memberikan alasan.Mulut Sarah mengerucut kembali. Bukan saja malas berduaan dengan Marc, ia juga masih bekerja dan baru memulai bisnis.“Pekerjaanmu kan bisa dilakukan di mana saja. Jadi, aku rasa tidak ada kendala.” Marc menambahkan.“Aku juga memikirkan bisnisku. Kasihan ‘kan temanku jika aku tinggal, padahal ia sedang sangat bersemangat.” Sarah menggeleng kesal.“Nanti aku bantu.”Akhirnya

  • Presdir, Istri Sahmu Telah Kembali   31. Cemburu?

    Sarah menanggapi dengan tersenyum penuh arti. Ia tidak menjawab dan mengalihkan perhatian pada buku menu.Setelah memesan makanan, kecanggungan kembali terjadi. Hingga akhirnya, Irwan menjulurkan sebuah berkas.“Baca lah.” Irwan berucap singkat.Sarah mengangguk, lalu membuka map. Ternyata isinya adalah laporan tentang kinerjanya selama menjadi pegawai remote di perusahaan teknologi terkenal itu.“Review atas hasil pekerjaanmu sangat baik, Aku memutuskan mengangkatmu sebagai kepala proyek selanjutnya.” Irwan saling menautkan jari-jari tangan kiri dan kanannya di atas meja.Sungguh tawaran yang menarik. Jika saja ia masih single. Saat ini sepertinya ia tidak mungkin bekerja full time.“Artinya saya harus ke kantor?”Irwan mengangguk. “Kamu akan menjadi pegawai tetap dengan jabatan dan mendapat banyak fasilitas.”Dahi Sarah berkerut. Ia terpikir untuk menelepon Frank dan menanyakan pendapat Papa mertuanya tersebut.“Kapan aku bisa mulai?”“Minggu depan? Kami harus menyiapkan ruangan unt

  • Presdir, Istri Sahmu Telah Kembali   32. Tumpuan Harapan

    “Mama tidak tau kalau mereka akan bulan madu, Marsha.” Lucy mengelus punggung Marsha yang sedang mengadu padanya.Wanita muda yang cantik karena operasi wajah itu terisak pelan. Marsha memang langsung shock mendengar pernyataan Marc di kantor. Seharian itu, mood-nya menjadi tidak baik.“Sarah bisa saja hamil saat kembali. Jika itu terjadi, mereka tidak akan bercerai, Lucy.” Tinna mendengus pelan.“Kalian tenang saja. Aku akan bicara pada Frank. Lagipula, aku sudah menitipkan pil kontrasepsi pada Marc untuk Sarah.” Lucy berkata dengan penuh yakin. “Marc juga tidak akan mau memiliki anak dari wanita pembawa sial itu.”Mendengar pernyataan Lucy, tidak serta merta membuat Marsha lebih tenang. Iri hatinya pada Sarah semakin berkembang lebih dalam.Bayangkan setelah laptop canggih, mobil mahal, kini Sarah akan mendapatkan liburan bulan madu bersama Marc. Sungguh, ia sangat tidak terima adik tirinya mendapatkan keberuntungan tersebut.“Apa kita perlu menyusun rencana agar Marc dan Sarah memb

  • Presdir, Istri Sahmu Telah Kembali   33. Hidup Tidak Tenang

    Marc menerima saran Adrian. Ia memutuskan tetap melakukan perjalanan dengan Sarah. Selain memang ingin menyenangkan hati orang tua, entah kenapa ia juga ada keinginan untuk mendekati Sarah.Mungkin ada rasa bersalah karena pernah memaksa Sarah melayani nafsunya saat terkontaminasi obat perangsang.Adrian berjanji akan menjaga Frank. Pernyataan itu membuat Marc tenang. Ia memutuskan sambungan telepon dan kembali ke kamar.“Selamat pagi, Marc, Sarah.” Frank menyapa putranya. “Papa memutuskan ke sini sebelum ke kantor.”Frank kemudian memeluk putra dan menantunya. Lelaki setengah baya itu mengamati pasangan suami-istri yang telah rapi untuk pergi.“Nikmati perjalanan pertama kalian berdua. Tolong, Papa. Jangan saling membunuh.” Frank terkekeh sendiri saat selesai mengucapkan kalimatnya.Marc dan Sarah spontan saling melirik. Selanjutnya Frank meminta maaf atas pernyataannya tersebut dan mengatakan bahwa ia hanya bercanda.“Papa akan baik-baik saja, ‘kan?” Marc menatap Frank dari kepala h

  • Presdir, Istri Sahmu Telah Kembali   34. Koper yang Hilang

    Perjalanan di pesawat cukup menyenangkan bagi Sarah. Mereka menggunakan pesawat komersil dan duduk di kursi bisnis. Sofa pesawat dengan pembatas sangat membantu Sarah duduk berjarak dengan Marc.“Kenapa masih bekerja?” Marc yang duduk di sebelahnya menegur Sarah.“Karena ada pekerjaan.” Sarah menjawab singkat, lalu menaikkan pembatas sofa di antara mereka.Marc menyandarkan kepala di punggung sofa pesawat. Bagaimana caranya ia bisa dekat dengan Sarah jika perjalanan mereka seperti ini?Berbagai ide berputar di kepala Marc. Lalu, ia menemukan salah satu cara. Lelaki itu berdiri dan berjalan ke meja bar pesawat.Sambil menikmati minuman, Marc melirik Sarah. Wanita itu terlihat menutup laptopnya dan mulai berbaring dan menutupi tubuhnya dengan selimut.Beberapa saat kemudian, perlahan Marc menghampiri kursi Sarah. Ia mengambil laptop dan mengotak-atik sebentar sebelum mengembalikan ke tempat semula.“Ketika membuka laptop ini, Sarah pasti meminta bantuanku.” Marc terkekeh sebelum kembali

  • Presdir, Istri Sahmu Telah Kembali   35. Ada Apa Denganku?

    Sarah mengangguk. Ia lalu membereskan pakaian-pakaian yang dibelinya dan menatanya di dalam lemari di dekat kamar mandi. Ia sama sekali tak sadar, Marc masih termangu heran.“Vitamin-vitamin ini sama dengan yang diminum Papa.” Marc bergumam sambil mengerutkan kening.“Apa? Kamu bicara padaku, Marc?” Sarah melongok dari pintu kamar mandi.“Tidak.” Marc balas berteriak. Ia memutuskan untuk tidak bertanya lebih lanjut dan langsung memberikan catatan tersebut pada petugas villa.Sarah berdecak kesal. Setelah membilas tubuh, ia mengenakan pakaian yang baru ia beli. Dress pantai panjang itu terbuka di bagian atas. Terdapat tali di leher untuk menahan bagian dada agar tidak melorot.Berputar di depan cermin, Sarah juga melihat belahan di samping gaun memperlihatkan setengah pahanya.‘Sial. Semoga dengan gaun ini, Marc tidak mengira aku menggodanya.’ Sarah berucap dalam hati.Wanita itu keluar dan mendapati Marc yang sedang menelepon menghadap jendela. Sarah mengambil botol air mineral dan me

  • Presdir, Istri Sahmu Telah Kembali   36. Berubah Pikiran

    Selesai pertunjukan lumba-lumba, Sarah dan Marc mengikuti rombongan berjalan-jalan di sekitar villa. Petugas sedang menjelaskan berbagai macam fasilitas.“Kami juga akan membuka restoran outdoor di depan pantai dengan live music.”“Pagi hari di lapangan ini akan ada yoga bersama.”“Sarapan bisa diantar ke kamar bagi yang malas keluar dan masih ingin berenang di kamar masing-masing yang memiliki kolam private.”Petugas memberikan banyak keterangan. Sungguh ini adalah tempat yang indah. Sayangnya, Sarah harus menikmatinya dengan lelaki yang salah.Setelah makan malam, Sarah mendapat email dari perusahaannya. Hingga ketika tiba di kamar, ia langsung membuka laptop.Dahinya berkerut dalam saat laptop itu hanya menampilkan layar putih. Ia mencoba mereset ulang namun tidak ada perbaikan.Marc yang sedang bermain ponsel melirik Sarah dan menunggu wanita itu meminta bantuan. Persis seperti rencana agar Sarah menjalin komunikasi dengannya.Lelaki itu berpura-pura tidak memperhatikan saat Sarah

  • Presdir, Istri Sahmu Telah Kembali   37. Pesan Ancaman

    “Ooh, tidak. Tentu saja kita harus bercerai.” Sarah menggeleng keras.Marc mengerutkan kening tak suka. Saat banyak wanita ingin menjadi istrinya, kini wanita yang telah sah mendampingi hidupnya malah mendesak untuk berpisah? Sungguh ia merasa sakit hati.“Sepertinya kamu antusias sekali kita akan bercerai? Apa sudah memiliki kekasih lain? Bos mu itu mungkin?” Marc mengendik pada layar laptop Sarah dengan wajah dingin.Tiba-tiba saja terlintas pertemuan antara Sarah dengan Bos-nya di restoran makanan sehat di otak Marc. Lelaki yang cukup tampan dan ramah itu yang bersenda gurau dengan istrinya.“Sembarangan saja kalau bicara. Bagaimana denganmu? Apa saja yang sudah kamu lakukan bersama Marsha?” Sarah balas menyahut dengan nada tinggi.“Kamu menuduhku yang tidak-tidak.”“Kamu yang lebih dulu menuduhku yang tidak-tidak.”Gila. Baru satu hari berduaan, rasanya kepala Sarah sudah mau pecah. Perceraian memang jalan terbaik, batin Sarah mendesah.Sarah menutup laptopnya. Ia berjalan ke ranj

Bab terbaru

  • Presdir, Istri Sahmu Telah Kembali   198. Orang Terdekat

    “Jadi Khanza, editor Vania yang menjadi otak gosip antara kamu dan Vania?” Sarah mengangkat alisnya. Tak menyangka bahwa ternyata orang terdekat Vania lah yang membuat kebohongan tersebut.“Iya. Itu dilakukan untuk mendongkrak penjualan buku Vania. Kamu ingat? Gosip itu beredar tak lama novel baru Vania terbit di pasaran.”Sarah mengangguk mengerti. “Vania tau?”“Itu sedang diselidiki Om Adrian.”“Perasaanku mengatakan Vania tidak ada sangkut pautnya dengan ini semua.”Pernyataan Sarah dikuatkan oleh dugaan bahwa Vania tidak mungkin mempertaruhkan nama baiknya. Jika ia memang terlibat dan keluarga Carrington tau, ia pasti tidak akan bertemu lagi dengan Arzan. Bahkan Sarah sendiri pun akan melarangnya.Marc mengangguk setuju. Ia berharap hari ini juga sudah mendapat kabar dari orang-orang Adrian yang bekerja untuk mengusut kasus pencemaran nama baik ini.“Jika Arzan sudah pulang, kemungkinan ia menemukan berita tersebut akan besar. Aku tidak ingin itu terjadi.”“Aku tau.” Sarah mencebi

  • Presdir, Istri Sahmu Telah Kembali   197. Tidak Mampu Bersaing

    Dua hari kemudian, Vania menjemput Arzan. Selama akhir minggu, ia akhirnya memperoleh izin membawa Arzan hanya berdua saja. Vania menjemput Arzan di rumah keluarga Carrington.Sarah menyambut Vania sambil menggandeng Arzan. Ia menyerahkan tangan Arzan pada Vania dan hanya berpesan untuk bersenang-senang.“Ingat pesan Mama ya, Sayang.” Sarah mengelus kepala Arzan sebelum putra angkatnya itu masuk ke dalam mobil.Arzan mengangguk lalu memeluk Sarah erat-erat. Ia juga mencium pipi Sarah dan berkata akan menurut pada pesan sang Mama. Vania memperhatikan inetraksi tersebut dengan rasa haru.Selalu saja ada rasa iri di hati Vania. Tapi, ia merasa itu hal yang wajar. Ia bertanya dalam hati kapan Arzan akan sehangat itu pada dirinya.Dalam perjalanan, Arzan lebih banyak mengamati jalanan. Sesekali ia menengok ke belakang. Sebuah mobil van mengikuti kendaraan Vania.“Ada mobil penjagamu, ya?” Vania tersenyum pada Arzan.Anak lelaki itu hanya mengangguk sebagai jawaban atas pertanyaan ibu kandu

  • Presdir, Istri Sahmu Telah Kembali   196. Jangan Mencegahku

    "Mana? Aku mau lihat." Sarah mencondongkan tubuhnya ke arah ponsel Marc.Pasangan suami istri itu sama-sama memperhatikan layar kecil ponsel Marc. Dengan kesal, Marc menyerahkan ponselnya pada sang istri. Ia malas membaca lanjutan berita tersebut."Pasti sebentar lagi Papa atau Mama akan menelepon dan marah-marah padaku." Marc kemudian bersungut. "Tadi saat kamu bilang tidak bisa ikut, aku sudah memiliki perasaan tak enak.""Nanti kalau Mama atau Papa menelepon, biar aku saja yang bicara pada mereka." Sarah menenangkan suaminya.Namun kali ini Marc tidak dapat mentoleransi berita tersebut. Portal gosip itu mengatakan ia mengadakan pertemuan rahasia dengan Vania untuk membahas putra mereka."Kamu jangan mencegahku lagi. Aku akan meminta pengacara menuntut pasal pencemaran nama baik."Tidak ada balasan dari Sarah. Ia sedang sibuk mengamati berita tersebut."Memangnya kamu sempat ngobrol berduaan dengan Vania, ya?""Tadinya aku sudah cerita ia minta maaf atas beredarnya gosip dan mengaku

  • Presdir, Istri Sahmu Telah Kembali   195. Selalu Begitu

    Vania merasa bertambah senang karena setelah beberapa kali bertemu, akhirnya Arzan mulai banyak terbuka padanya. Meski anak itu masih kaku jika bersentuhan, Vania tetap memberikan perhatian melalui kontak fisik seperti mengelus, mengusap, memeluk dan mencium putranya.“Ok, nanti jangan lupa tanyakan pada Mama dan Papa kapan kita bisa kemping berdua, ya.” Vania berkata dengan penuh harap pada Arzan.Arzan mengangguk. Pada pertemuan itu, Arzan juga menunjukkan hasil tulisannya. Dengan bersemangat, Vania membaca dan mengangguk-angguk.“Sepertinya kamu memang berbakat.”“Apa aku bisa menjual buku dan mendapatkan uang seperti Ibu?”Kekehan kecil terdengar dari hidung Vania. “Tentu saja bisa. Tetapi, masih banyak yang mesti kamu pelajari karena menulis bukan hanya tentang menceritakan apa yang ada di kepalamu.”Vania berpesan bahwa Arzan harus banyak belajar tentang teori kepenulisan. Menurutnya, cerita Arzan menarik namun dari segi alur masih perlu diperbaiki. Arzan tampak serius melihat b

  • Presdir, Istri Sahmu Telah Kembali   194. Tidak Mau Membahas

    “Semua gagal.” Irwan berkata datar saat Marc bertanya tentang kencannya.Pagi ini, kantor Irwan kedatangan Marc. Lelaki itu mendapat laporan bahwa Irwan telah beberapa kali melakukan kencan buta dengan bantuan aplikasi jodoh.“Memang berapa kali sih kamu berkencan?”“Tiga kali.”“Artinya aplikasi itu tidak bagus. Mungkin kamu bisa coba cara konvesional saja.”“Maksudmu, amati sekeliling, jika ada yang menarik langsung ajak kencan?”“Iya seperti itu.”Dengan cepat, kepala Irwan menggeleng. Menurutnya kehidupannya sekarang hanya kantor dan rumah. Sementara ia tidak ingin berkencan dengan teman atau pegawai kantor.Marc menawarkan bantuan. Ia berkata Larry mungkin memiliki teman wanita yang juga sedang mencari jodoh. Mereka sama-sama tau, Larry memiliki pergaulan yang luas.Pasrah, Irwan mengangguk. Mereka melanjutkan membahas pekerjaan. Hingga akhirnya diskusi itu selesai.“Sepertinya hari ini kamu dan timmu harus lembut.” Marc berkata seraya bersiap akn pergi.“Iya. Aku juga berpikiran

  • Presdir, Istri Sahmu Telah Kembali   193. Capek Marah-Marah

    “Jadi, kamu tidak berfoto sama Vania?” Sarah mengulangi pernyataan Marc yang menyangkal ia berada satu frane bersama Arzan dan Vania.“Tidak.” Marc menggeleng tegas. “Aku lebih dulu yang berfoto berdua dengan Arzan. Setelah itu Vania dan Arzan.”Tetapi, Marc berkata saat itu memang banyak kamera yang mengarah pada mereka. Marc tidak menaruh curiga karena mereka sedang berada di sekolah.“Jadi, kamu jangan berprasangka buruk padaku.”“Siapa yang berprasangka buruk?”“Aku takut kamu cemburu.”Sarah mencebik. “Tidak. Lagipula kalau kamu mau sama Vania, ya silahkan saja.”Marc terperanjat mendengar pernyataan istrinya. “Kok gitu?”“Yaa ... kamu suka nggak sama Vania?”“Enggak lah. Pertanyaanmu aneh sekali, Sayang.”“Ya, sudah. Kalau begitu, aku tidak curiga, cemburu, kesal atau marah padamu.”Marc mengembuskan napas lega. Meski ia jadi merasa aneh karena Sarah seperti cuek saja. Rasanya ia lebih suka Sarah cemburu.Bukankah cemburu tanda cinta? Tanda bahwa seorang istri tidak ingin suamin

  • Presdir, Istri Sahmu Telah Kembali   192. Foto Editan

    Berita peluncuran buku Vania diiringi pemberitaan yang cukup menghebohkan. Beredar gosip bahwa Marc adalah ayah kandung dari anak Vania. Berita mengguncang itu dilengkapi foto Arzan saat kemping di mana anak itu berdiri di antara Marc dan Vania.Mereka tampak seperti keluarga kecil yang bahagia.“Kenapa kamu tidak ikut berfoto, Sarah?” Frank terlihat protes pada menantunya.“Saat akan foto, Vivi rewel, Pa. Jadi aku membawa Vivi ke suster dulu.” Sarah mengembuskan napas berat mendapat berita tersebut. Ia juga tidak tau ternyata Marc berfoto bertiga dengan Arzan dan Vania.“Mama akan marahi suster. Sudah tau Vivi sakit, kenapa ia tidak siaga di dekatmu.” Lucy dengan kesal juga ikut protes.“Aku yang suruh suster menunggu di luar, Ma. Itu kan area khusus pengantar anak-anak yang kemping.”“Lalu, kenapa Vania ikut-ikutan?” Lucy masih tidak terima.Sarah mengaku bahwa ia mengizinkan Vania ikut. Bahkan ia sendiri yang meminta izin pada sekolah agar ibu kandung Arzan itu bisa mengikuti upaca

  • Presdir, Istri Sahmu Telah Kembali   191. Rujuk?

    “Wah sepertinya acara peluncuran buku Vania cukup besar, ya. Itu ada bannernya di depan mall.” Ibu Irma menunjuk promosi yang ia maksud.“Semua event di mall pasti akan diletakkan di depan, Bu. Agar banyak orang yang tertarik.” Irwan menanggapi.Siang ini, Irwan mengantar Ibu Irma ke mall. Vania mengundangnya dalam peluncuran novel terbaru di toko buku terbesar di kota mereka yang berada di lantai dasar mall tersebut.Setelah memarkir kendaraannya, Irwan berjalan di sisi sang Ibu. Tangan Irma memegang undangan dari Vania serta membaca lokasi acara. Seorang sekuriti menunjuk bagian tengah mall yang terlihat ramai.“Kamu yakin tidak mau ikut?” Irma bertanya pada putranya.“Aku kan bukan penggemar novel, Bu. Males, ah.”“Sayang, lho. Undangan ini harusnya untuk dua orang. Sarah juga diundang, tetapi kebetulan Vivi sedang sakit jadi Sarah batal datang.”“Vivi sakit? Sakit apa?”“Badannya anget karena mau tumbuh gigi. Kata Sarah, Vivi jadi rewel banget.”“Oh, kasihan.”Ibu Irma lalu masuk

  • Presdir, Istri Sahmu Telah Kembali   190. Mengantar Arzan

    “Vivi sudah tidur, Sayang.” Marc membela diri. “Tapi, kami takut kamu marah.”Sarah mendengus pelan. Ia lalu pindah ke sisi Vivi dan mengamati putrinya. “Bisa-bisanya anak bayi ini berakting.”“Vivi sudah bisa pura-pura nangis, tertawa dan tidur lho, Sayang.” Marc dengan bangga berkata pada istrinya.“Iya, aku sudah tau. Tetapi, tidak menyangka ia menuruti permintaanmu untuk pura-pura tidur saat aku masuk dan ia berhasil.”Ternyata Vivi memang sedang rewel. Setelah diajak bermain sebentar lalu menyusu, Vivi baru tertidur. Perlahan, Sarah dan Marc pindah ke kamar mereka.Sarah dan Marc kini sudah berbaring di ranjang dengan piyama yang senada. Sarah meletakkan kepalanya di dada Marc hingga ia bisa mendengar detak jantung sang suami. Ia menceritakan percakapannya dengan Arzan barusan.“Anak itu tau mana yang paling menyayanginya.”Tangan Sarah memukul dada Marc. “Jangan begitu. Sudah kubilang kita tidak tau apa yang terjadi hingga Vania meninggalkan bayinya. Jangan selalu berpikiran neg

DMCA.com Protection Status