Beranda / Romansa / Presdir, Istri Sahmu Telah Kembali / 170. Besar Kemungkinan ....

Share

170. Besar Kemungkinan ....

Penulis: ReyNotes
last update Terakhir Diperbarui: 2024-11-05 20:06:08

Lucy tersenyum pada anak-anak panti yang menyapanya santun. Anak-anak itu sungguh manis. Lucy jadi berpikir kenapa dulu ia dan Frank tidak mengadopsi anak saja saat ia tak kunjung hamil lagi?

Kepalanya menggeleng untuk membuyarkan lamunan tentang kehidupannya dulu dengan Frank. Mantan suaminya itu sudah dengan tegas berkata bahwa ia tidak bisa memberikan kesempatan kedua jika masalahnya adalah dengan kesetiaan.

“Lydia.” Lucy menyapa temannya.

Pemilik yayasan yang sedang duduk di kursi kerjanya sambil membaca kertas, mengangkat kepala. Lydia tersenyum dan berdiri. Ia balas menyapa dan mempersilahkan Lucy untuk duduk.

“Apa kabar, Lucy? Bagaimana cucumu?”

“Baik sekali. Vivi sudah mulai rewel jika ditinggal Sarah. Ia juga semakin cantik.” Dengan bangga Lucy menceritakan cucunya.

Bahkan setelahnya Lucy memperlihatkan layar ponsel yang menampakkan beberapa foto dan video Vivi. Lydia langsung memuji kelucuan cucu temannya tersebut.

“Lalu, Arzan? Bagaimana kabarnya anak itu?”

Bibir Lucy kemba
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Yiming
waduhh frank kah?
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Presdir, Istri Sahmu Telah Kembali   171. Alergi Susu Sapi

    “Alergi susu sapi.” Dokter anak mengamati kulit Vivi yang merah di beberapa bagian tubuh termasuk wajah.Sarah dan Marc saling berpandangan. Sarah berkata pada dokter bahwa Vivi sudah minum susu sapi hampir satu minggu.“Kenapa alerginya baru muncul sekarang? Bukankah seharusnya langsung terdeteksi?” Sarah bertanya dengan nada bingung pada dokter.“Karena Vivi masih minum ASI. Ia mendapat imun dari sana. Tetapi karena terus-menerus diberi susu sapi, akhirnya alerginya muncul juga.” Dokter menjelaskan seraya menuliskan resep untuk Vivi.“Jadi, Vivi tidak boleh minum susu formula lagi?” Marc kini yang bertanya pada dokter.“Boleh, Tuan. Hanya saja bagi bayi yang alergi susu sapi, susunya diganti dengan susu soya.”Marc memandang putrinya yang tampak gelisah. Pasti merasa gatal di wajah dan tubuh. Tangannya terjulur dan mengambil alih Vivi dari gendongan Sarah.Saat Sarah berbincang dengan dokter, Marc menenangkan putrinya. Jarinya mengusap lembut pipi Sarah yang merah.“Setelah minum ob

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-06
  • Presdir, Istri Sahmu Telah Kembali   172. Berhak Tau

    Lydia mengintip ruangannya. Menurut salah satu pekerja sosial, ada wanita yang ingin bertemu. Lydia menduga wanita ini yang menanyakan Arzan.Sebelum masuk, Lydia mengirim pesan singkat pada Lucy. Ia juga mengirimkan foto wanita di dalam ruangannya. Setelah itu, Lydia memasukkan kembali ponselnya ke saku.“Selamat pagi.” Lydia menyapa wanita yang tampak gelisah itu.Spontan, wanita itu berdiri. Mereka bersalaman. Wanita itu memperkenalkan dirinya bernama Vania.“Silahkan duduk, Nona Vania.” Lydia berkata santun. “Ada yang bisa saya bantu?”“Aku bertemu Vano kemarin sore di toko buku.” Tanpa basa-basi, Vania berucap cepat.Lydia mengerutkan kening. “Vano?”“Putraku yang kutinggalkan hampir sepuluh tahun lalu di sini.”Mata Lydia menatap lekat wanita di depannya. Memang ada kemiripan antara Vania dan Arzan. Sama-sama berkulit coklat, bibir penuh dan berambut sedikit ikal.“Anda yakin? Sudah hampir sepuluh tahun dan saya pikir ada banyak sekali anak dengan kemiripan yang sama.” Lydia men

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-06
  • Presdir, Istri Sahmu Telah Kembali   173. Pesta Ulang Tahun

    Sejak kejadian di toko buku, gerak Arzan dipersempit. Ia selalu ditemani satu suster dan dua pengawal saat sekolah dan les. Setelah tidak ada kegiatan, Arzan dilarang bepergian.Untungnya, Arzan anak yang penurut. Ia tidak keberatan harus pulang tepat waktu dan tidak keluar rumah.Agar putranya tidak bosan, Marc menyiapkan banyak kegiatan di rumah. Olahraga, kesenian bahkan permainan disediakan Marc di rumah mereka. Arzan menikmati semua fasilitas tersebut.“Minggu depan, Arzan ulang tahun. Bagaimana pestanya? Kita tidak mungkin menggunakan rencana awal dengan membuat perayaan di hotel, bukan?” Sarah bertanya pada Marc.“Itu juga yang sedang aku pikirkan.”“Padahal, kita sudah janji pada Arzan untuk merayakan ulang tahunnya.”“Aku akan diskusi dengan event organizer saja.”Sarah mengangguk setuju. Wanita itu mendengar suaminya bicara di telepon dengan salah satu kenalannya yang biasa menyelenggarakan pesta.Malam harinya, Marc berbaring di samping Sarah. Ia melewati hari yang berat. D

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-07
  • Presdir, Istri Sahmu Telah Kembali   174. Darah Kental

    “Maksudnya? Om Adrian kenal Vania? Wanita yang mengaku ibu kandung Arzan?” Marc bertanya seraya mengerutkan kening.Mereka langsung berkumpul di ruang keluarga sesaat setelah pesta Arzan selesai. Arzan telah tertidur karena kelelahan. Padahal setelah mandi, anak lelaki itu mengatakan ingin membuka hadiah-hadiah ulang tahunnya.“Wajah wanita yang diberikan Lydia memang kurang jelas karena temanku itu memfotonya secara diam-diam. Tetapi, di berita ini memang terlihat kemiripannya dengan Arzan.” Frank mengamati video rekaman yang diperlihatkan Adrian. “Siapa dia, Adrian?”Adrian mengotak-atik tabletnya. Kemudian, layar tablet itu balik menghadap Sarah, Marc, Frank dan juga Lucy. Keempat pasang mata menatap serius pada layar tersebut.“Penulis? Vania seorang penulis novel?” Sarah yang lebih dulu berkomentar.“Betul. Nama penanya Ainav, kebalikan dari nama aslinya. Salah satu bukunya yang berjudul ‘Anak yang Diinginkan namun Tidak Didambakan’. Istriku membaca buku menyedihkan tersebut.”Me

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-07
  • Presdir, Istri Sahmu Telah Kembali   175. Secepatnya Saja

    Sarah dan Marc menghela napas panjang. Tak menyangka bahwa Arzan ternyata ingat ia pernah bertemu dengan seseorang yang mengenalinya.“Siapa?” Sarah berpura-pura bertanya.“Tidak tau, Ma. Tiba-tiba ia membalik tubuhnya lalu menatapku dari wakah hingga kaki. Terus dia panggil aku Vano.”“Lalu?” Marc ikut bertanya sekaligus mengkonfirmasi apa yang diceritakan pengawal Arzan.“Om Awan bilang dia salah orang terus kami pergi.”“Kamu masih ingat wajahnya?”Kepala Arzan mengangguk pelan. “Wajahnya sepertinya mirip denganku.”Tidak ada komentar lagi dari Sarah maupun Marc. Mereka memilih mengalihkan perhatian pada apa yang dilakukan Vivi. Hingga akhirnya Arzan pun ikut bermain bersama adiknya.Saat Vivi mulai rewel karena lapar, mereka berjalan ke ruang makan. Marc menggendong Vivi dan menciumi pipi putrinya. Arzan bermain-main dengan kaki Vivi hingga bayi perempuan itu menendang-nendang dan tertawa.Suster ternyata sudah menyiapkan makanan Vivi. Kali ini bayi perempuan itu akan makan biskui

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-08
  • Presdir, Istri Sahmu Telah Kembali   176. Bukan Siapa-Siapa

    Adrian menunggu seseorang di restoran. Ia melirik jam tangan dan mendesah kesal saat melihat janji temu ini telah terlambat lima menit. Sebagai seorang profesional, Adrian terbiasa bekerja tepat waktu.Matanya lalu menatap seorang wanita yang baru saja datang. Seorang pelayan mengarahkan ke mejanya.“Pak Adrian?” Wanita itu – Vania menyapa.“Ya. Silahkan duduk, Nona Vania. Atau saya panggil Nyonya Vania?” Pertanyaan itu seolah menyindir status Vania yang tidak jelas.“Vania saja, boleh.”Adrian tersenyum sedikit. “Nyonya Vania lebih cocok. Anda telah memiliki putra berumur sepuluh tahun.”Mata Vania terbelalak. Tubuhnya condong ke depan dan dengan wajah berbinar menatap Adrian.“Jadi, anda mau bertemu saya karena mengetahui informasi tentang putra saya?”“Iya.” Adrian mengangguk. “Saya tau persis putra anda berada di mana?”“Di mana?” Vania bertanya antusias.“Ada syaratnya.”Wanita di depan Adrian menghela napas berat. Ia mengeluarkan ponsel dari dalam tas. Adrian melihat Vania membu

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-08
  • Presdir, Istri Sahmu Telah Kembali   177. Pertemuan Canggung

    Sontak, Sarah dan Marc menatap putra mereka. Tidak menyangka Arzan sangat ketus pada Vania. Mereka tidak mengajari Arzan bersikap begitu."Arzan, Ibumu hanya ingin bicara saja." Sarah dengan lembut berkata."Ya, bicara saja di sini." Arzan melipat kedua tangannya di perut seolah tak perduli.Sungguh, Sarah melihat cerminan Marc pada sikap Arzan. Apa Arzan sudah mulai terpengaruh gaya Matc yang datar, terutama pada orang yang tidak disukai?"Ya sudah, tak apa kalau kamu tidak mau bicara berdua Ibumu." Marc kemudian menatap sekilas pada Vania. "Mungkin Arzan masih shock bertemu denganmu."Vania menghela napas berat. Ia mengamati lekat-lekat putra kandungnya. Anak lelaki itu terlihat sangat terawat."Kamu sekolah di mana, Vano?""Aku maunya dipanggil Arzan." Anak lelaki itu bersungut kesal."Baiklah." Vania mengalah. "Kamu sekolah di mana, Arzan?""Sekolah Spring Internasional. Kelas empat."Sekolah internasional. Berarti, orang tua angkat Arzan sangat kaya. Vania berucap dalam hati."Ap

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-09
  • Presdir, Istri Sahmu Telah Kembali   178. Selamat Datang

    Semua kepala menoleh ke belakang. Mereka terkejut karena ternyata Arzan berdiri di sana dengan wajah kesal. Marc segera menghampiri putranya.“Arzan. Papa pikir kamu tidur.” Marc menggandeng tangan Arzan dan membawanya ke sofa.“Tidak. Aku tadi baca buku lalu ingin ambil minuman.“Oh. Ya, sudah. Sebentar.”Marc memanggil pelayan untuk menyiapkan makanan dan minuman. Setelah pelayan pergi, lelaki itu menatap putranya dengan senyum penuh arti.“Mama pasti tidak suka kamu berprilaku tidak sopan pada orang lain, terutama ibu kandungmu.”Arzan menghela napas berat.”Memangnya dia betul-betul ibuku, Pa?”“Kenapa kamu tidak yakin? Ia memberikan banyak bukti yang mirip denganmu.”“Kata temanku, lebih baik tes DNA saja.”Sarah yang lebih dulu berhasil mengatasi rasa terkejutnya. Sementara yang lain saling memandang dengan dahi berkerut. Tak menyangka, Arzan mengerti tentang tes DNA.“Temanmu? Pasti Mario, yang sering kamu sebut-sebut itu.”Arzan mengangguk. “Tadi pagi aku cerita kalau aku akan

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-10

Bab terbaru

  • Presdir, Istri Sahmu Telah Kembali   205. Keluarga Besar

    Tiga tahun berlalu dengan cepat. Keluarga Carrington sedang berlibur di sebuah perkemahan mewah. Mereka juga mengajak keluarga Ibu Irma.Irwan dan Vania telah menikah dan memiliki satu orang anak perempuan yang dinamai Nirvana."Kenapa Kak Arzan jagain Vana terus?" Vivi memberengut kesal saat ia minta Arzan menemaninya main tetapi anak lelaki itu sedang sibuk menjaga adiknya."Vana masih kecil, Vivi. Sini, kita main sama-sama." Arzan menepuk sisinya yang kosong. Namun, Vivi malah melengos dan memilih bergelayut manja di kaki Papanya."Aku panggil Irwan dulu biar ia menjaga Vana." Vania yang sedang memasak dapur merasa tak enak hati mendengar pembicaraan Arzan dan Vivi."Sudah, biarkan saja. Gak papa, kok." Sarah yang sedang hamil besar menenangkan Vania."Aku gak enak, Sarah. Sepertinya Vivi cemburu karena Arzan menjaga Vana terus.""Lihat itu." Sarah mengendik pada Vivi yang kini asyik bermain bersama Marc. "Dia kesal cuma sebentar, kok."Vania tersenyum simpul dan mengangguk. Apalagi

  • Presdir, Istri Sahmu Telah Kembali   204. Peringatan Dini

    Ulang tahun pertama Vivi sangat meriah. Meski anak perempuan itu belum memiliki banyak teman, tetapi tamu-tamu undangan mulai dari balita hingga kakek nenek banyak yang hadir.Marc menyulap taman belakang menjadi taman bermain yang nyaman dengan tenda dan AC portable di mana-mana. Berbagai makanan sehat tersebar di penjuru taman.Sebagian tamu adalah teman-teman Arzan yang membawa adik-adik mereka. Vivi jadi memiliki teman sebaya."Sepertinya, prediksi Arzan tepat. Akhir-akhir ini mereka jadi dekat, bukan?" Sarah melirik pada Irwan dan Vania yang tampak asyik berbincang dengan ibu Irma.Tanpa melihat objek pembicaraan mereka, Marc mengangguk. Lelaki itu melingkari tangan di pinggang sang istri dan membawanya ke meja makan."Masih lapar?" Sarah mengamati suaminya yang mengambil makanan cukup banyak."Apa kamu tidak lihat? Aku tadi lari-larian mengikuti Vivi?" Marc memotong steak ayam lalu menyuapi dirinya. "Lagipula, steak ini lezat sekali."Bahkan Sarah akhirnya ikut makan karena Mrac

  • Presdir, Istri Sahmu Telah Kembali   203. Bisa Berjalan

    Sesuai rencana, berita tentang Marc dan Vania menghilang. Tentu saja itu tidak lepas dari tim yang dibuat Adrian untuk menghapus semua postingan tersebut.“Sayang.” Marc menyapa istrinya yang sedang menyusui Vivi.“Ya?”“Jam berapa Arzan datang?”“Vania bilang, mereka sudah dalam perjalanan.”“Hmm ... aku ada rapat. Sengaja kubuat online. Tapi kalau Arzan datang dan aku belum selesai, minta ia ke ruang kerjaku saja, ya.”“Oke. Selamat rapat.”Marc mengangguk. Lalu, membungkuk sedikit untuk mencium pipi istri dan putrinya. Setelah itu, ia keluar dari ruang bayi.Setelah Marc keluar, seorang pelayan masuk membawa paket untuk Sarah.“Tolong dibuka,” pinta Sarah pada pelayan yang langsung mengangguk.Sarah tau isi paket itu adalah buku-buku Vania yang ia pesan secara online. Pelayan memberikan buku -buku yang masih berplastik itu pada Sarah lalu keluar.Vivi melepas puncak dada Mamanya karena tertarik dengan buku yang dipegang Sarah. Ia merebut buku tersebut lalu ikut membolak-balik halam

  • Presdir, Istri Sahmu Telah Kembali   202. Mengaku Salah

    “Maafkan aku. Aku mengaku salah.” Khanza menunduk dalam-dalam.Adrian dan pengacara mendatangi kantor penerbit buku Vania. Mereka memberikan data bahwa Khanza membuat berita kebohongan agar publik tertarik pada cerita Vania dan membeli buku terbarunya.Direktur penerbitan menggeleng samar melihat data-data tersebut. Ia tidak menyangka Khanza berbuat seperti itu.“Aku melakukannya untuk Vania.” Khanza berkilah, membela diri.“Aku yakin Vania pun tak setuju kamu membantu dengan cara ini.” Adrian mengecam.“Vania sedang tidak fokus. Banyak pikiran. Jadi, aku pikir, aku perlu membantunya sedikit.”Direktur menggeleng. Ia juga tampak tidak setuju. Apalagi sampai ada pengacara yang menuntut mereka.“Masalahnya, Nona.” Pengacara menatap wajah Khanza dengan pandangan tajam. “Yang anda cemarkan adalah keluarga Carrington, terutama Tuan Marc.”“Lelaki yang selama ini terkenal dingin dan tidak bersosialisasi dengan media.” Adrian menambahkan.Direktur menengahi. Mereka akan membuat pengumuman pe

  • Presdir, Istri Sahmu Telah Kembali   201. Terima Kasih

    Pagi di bumi perkemahan cukup cerah setelah semalaman hujan. Pengelola bahkan tidak mengizinkan peserta kemping untuk melakukan trekking.“Terus kita ngapain, Om?” Arzan mengguncang-guncang tangan Irwan.“Masih ada pilihan untuk memancing. Kamu mau?”“Om bisa memancing?”“Bisa, dong.”“Mauuu.” Arzan menjerit senang.Vania menatap kebersamaan Irwan dan Arzan. Seandainya Bryan masih hidup, mungkin yang berdiri di depannya sekarang ada sosok Bryan dan Arzan. Vania menggeleng membuyarkan lamunannya.Telah lima tahun berlalu, tetapi rasanya masih sama. Kehilangan dan kedukaan itu masih sangat jelas di mata Vania.“Ibu, ayo ikut memancing,” ajak Arzan.Vania tau, Arzan pasti disuruh Irwan. Ia sebenarnya tidak tau apa-apa tentang memancing, tetapi demi menemani Arzan, Vania mengangguk.Perahu disiapkan pengelola perkemahan. Vania melihat Irwan berbincang dengan penjaga Arzan. Seperti setiap kegiatan Arzan, harus dilaporkan pada keluarga Carrington.Akhirnya mereka bertiga di atas perahu. Mer

  • Presdir, Istri Sahmu Telah Kembali   200. Pendengar yang Baik

    Irwan menunggu. Vania mungkin sedang mengumpulkan kekuatan untuk memceritakan kisah kelamnya pada seseorang. Apalagi ia adalah orang baru yang pertama kali ditemui."Aku dan Bryan, ayah Arzan menikah tanpa restu. Kami lari dari keluarga karena memilih mempertahankan cinta."Vania mengembuskan napas kasar. Ia menyandarkan punggung pada dinding. Jari-jari tangannya saling bertautan."Di perkemahan seperti ini lah kami berbulan madu. Tiga bulan kemudian, aku hamil. Kebahagiaan itu tidak berlangsung lama, beberapa bulan berikutnya, Bryan didiagnosis menderita kanker usus."Isakan Vania membuat Irwan memeluk erat Arzan. Ia tak ingin Arzan terbangun. Vania lalu sadar untuk segera menguasai diri.Sembari mengatur napas, Vania mengusap air matanya. Kini ia duduk sambil memeluk kaki-kakinya yang ditekuk.Dalam keadaan hamil, Vania merawat Bryan. Bryan cukup tegar dan berusaha menjalani pengobatan didampingi Vania.Pilihan itu datang saat Vania melahirkan. Kondisi Bryan bertambah lemah. Keuanga

  • Presdir, Istri Sahmu Telah Kembali   199. Sudah Siap, Bukan?

    Alrzan langsung bersembunyi di balik tubuh Vania. Wanita itu menyorotkan lampu senter pada lelaki yang berdiri di kegelapan. Arzan mengintip lalu bersorak.“Om Irwan.” Arzan langsung berlari menghampiri dan memeluk Irwan. “Lampu kabin kami mati, Om.”Irwan mengusap kepala Arzan. “Iya, kabin Om juga. Tadinya Om mau mencari bantuan tapi mendengar teriakan. Kebetulan sekali kita ada di sini, ya."“Aku bersama Ibu Vania. Cuma berdua.” Arzan menunjuk Vania yang terpaku di tempat melihat kedekatan putranya dengan lelaki yang dipanggil Om Irwan tersebut.Irwan mengangguk. Setelah berada pada jarak cukup dekat, Irwan menjulurkan tangan. Vania menyambutnya dan tersenyum penuh kelegaan.“Irwan. Aku putra Ibu Irma.”Sejenak setelah balas menyebut namanya, Vania mengamati Irwan. Rasanya ia pernah bertemu dengan lelaki ini. Tetapi, ia tidak ingat meskipun ia sering berada di kafe.“Kita memang belum pernah bertemu sebelum ini.” Irwan menjawab pengamatan Vania pada dirinya. “Oh, mungkin sekali. Saa

  • Presdir, Istri Sahmu Telah Kembali   198. Orang Terdekat

    “Jadi Khanza, editor Vania yang menjadi otak gosip antara kamu dan Vania?” Sarah mengangkat alisnya. Tak menyangka bahwa ternyata orang terdekat Vania lah yang membuat kebohongan tersebut.“Iya. Itu dilakukan untuk mendongkrak penjualan buku Vania. Kamu ingat? Gosip itu beredar tak lama novel baru Vania terbit di pasaran.”Sarah mengangguk mengerti. “Vania tau?”“Itu sedang diselidiki Om Adrian.”“Perasaanku mengatakan Vania tidak ada sangkut pautnya dengan ini semua.”Pernyataan Sarah dikuatkan oleh dugaan bahwa Vania tidak mungkin mempertaruhkan nama baiknya. Jika ia memang terlibat dan keluarga Carrington tau, ia pasti tidak akan bertemu lagi dengan Arzan. Bahkan Sarah sendiri pun akan melarangnya.Marc mengangguk setuju. Ia berharap hari ini juga sudah mendapat kabar dari orang-orang Adrian yang bekerja untuk mengusut kasus pencemaran nama baik ini.“Jika Arzan sudah pulang, kemungkinan ia menemukan berita tersebut akan besar. Aku tidak ingin itu terjadi.”“Aku tau.” Sarah mencebi

  • Presdir, Istri Sahmu Telah Kembali   197. Tidak Mampu Bersaing

    Dua hari kemudian, Vania menjemput Arzan. Selama akhir minggu, ia akhirnya memperoleh izin membawa Arzan hanya berdua saja. Vania menjemput Arzan di rumah keluarga Carrington.Sarah menyambut Vania sambil menggandeng Arzan. Ia menyerahkan tangan Arzan pada Vania dan hanya berpesan untuk bersenang-senang.“Ingat pesan Mama ya, Sayang.” Sarah mengelus kepala Arzan sebelum putra angkatnya itu masuk ke dalam mobil.Arzan mengangguk lalu memeluk Sarah erat-erat. Ia juga mencium pipi Sarah dan berkata akan menurut pada pesan sang Mama. Vania memperhatikan inetraksi tersebut dengan rasa haru.Selalu saja ada rasa iri di hati Vania. Tapi, ia merasa itu hal yang wajar. Ia bertanya dalam hati kapan Arzan akan sehangat itu pada dirinya.Dalam perjalanan, Arzan lebih banyak mengamati jalanan. Sesekali ia menengok ke belakang. Sebuah mobil van mengikuti kendaraan Vania.“Ada mobil penjagamu, ya?” Vania tersenyum pada Arzan.Anak lelaki itu hanya mengangguk sebagai jawaban atas pertanyaan ibu kandu

DMCA.com Protection Status