Happy Reading
......Maaf Masih Ada Typo............"Mah Alena ikut aku ya tidurnya." Kata Daren, Mira dan suami nya sudah masuk ke kamar hari ini mereka menginap di rumah orang tua Mira. Devon juga sudah tidur di kamar miliknya dengan di jaga oleh babbysitter.
Sisanya orang tua Daren dan tentunya Alena. Mereka masih belum kembali ke kamar karena masih mengobrol sebentar.
"Tidak, Alena akan tidur ikut Mamah. Kamu tidur ikut Papah." Zai melotot seketika astaga bagaimana bisa dia tidur satu ranjang dengan anak nya, apa Maya lupa jika Zai tidak bisa tidur jika tidak ada wanita itu di sampingnya.
"Tidak mau, Papah dan Mamah akan tidur satu ranjang. Biarkan Daren tidur bersama Alena." Daren bersorak girang saat mendengar perkataan Zai, untung ada Papahnya yang bisa membantu dia.
"Tapi mamah gak bisa membiarkan mereka tidur satu kamar. Nanti mereka bisa khilaf."
Happy Reading......Maaf masih ada typo..............Paginya keluarga Daren sudah pergi untuk mengurus urusan mereka masing-masing. Alena dan Daren baru saja turun saat jam sudah menunjukkan pukul tujuh pagi dan pagi ini mereka ada kelas di jam delapan pagi namun kelas mereka beda."Sarapannya di bawa ke mobil saja sayang." Alena mengangguk lalu dia membawa beberapa potong roti dan sekotak susu instan. Daren mengeluarkan mobil nya dari garasi."Sampai jam berapa kamu hari ini sayang?" Tanya Daren dia memakan roti yang Alena sodorkan untuk nya."Satu mata kuliah, jam 11 siang aku sudah selesai."Setelah itu tidak ada lagi percakapan yang terjadi di antara mereka, Alena sibuk menyuapi dirinya dan Daren sedangkan pria itu fokus untuk menyetir."Baiklah, nanti kita pulang bareng ya."Mereka telah sampai di parkiran kampus dan banyak penghuni kampus yang menatap ke
Happy Reading.......Maaf masih ada typo................Makan malam di rumah keluarga Greyson berjalan dengan baik, mereka makan dalam diam karena itu sudah menjadi tradisi. Hans selesai dengan makanan lalu dia menatap Alena yang masih makan dengan diam."Papah tunggu di ruang keluarga ya." Serempak mereka bertiga menatap Hans dan mengangguk mengerti.Axel terlebih dahulu selesai lalu dia langsung pergi untuk menyusul Hans yang tengah duduk santai di ruang tamu."Jika kamu tidak mau, kamu bisa menolak usulan Papah sayang." Ucap Indri dia tidak ingin Alena tertekan hanya gara-gara masalah ini. Alena menatap ibu nya dan dia tersenyum."Mamah tidak perlu khawatir." Ucap Alena menenangkan lalu dia juga pergi dari sana. Indri juga ikut menyusul sisa makan mereka ada maid yang membersihkannya."Gimana Alena kuliah kamu disini, Papah dengar tadi kamu gak
Happy Reading......Maaf masih ada typo...........Daren menatap kepergian Alena dengan mata memerah, dia harusnya bisa menghentikan Alena namun saat mendengar perkataan gadis itu membuat Daren mengurungkan niatnya."Daren." Daren tersadar saat mendengar suara itu, Gara-gara perempuan ini dia harus kehilangan Alena. Harusnya Daren bisa menahan godaan yang di berikan oleh wanita murahan ini."Sial menjauh dari jangkauan gue Amy, satu hal yang harus lo ingat jika yang bukan gue dalang di balik kematian kekasih lo itu. Harusnya lo sadar jika itu adalah hasil perbuatan lo sendiri yang nyelingkuhin dia. Berhenti menjadi wanitajalangdan gara-gara lo gue dan Axel harus bermusuhan!" Kata Daren dengan tangan mengepal bila saja orang yang ada di hadapannya ini adalah seorang pria maka sudah sedari tadi Daren hajar hingga babak belur.Perempuan yang di panggil Amy itu t
Happy Reading......Maaf masih ada Typo...........Axel menoleh ke arah Alena sedari tadi adiknya itu sangat bangga saat mereka memenangkan lomba tadi dan Alena menyumbang uang itu untuk anak yatim piatu. Axel sangat bahagia jika Alena tersenyum seperti ini apalagi Alena sudah melupakan kejadian tadi. Lain halnya dengan Alena, Daren malah frustrasi dan meminum alkohol dia kembali lagi kebiasaan lamanya. Karena kesalahan nya Alena pergi darinya. Jika saja dia bisa mengendalikan nafsu nya maka hal ini tidak akan terjadi. Namun seperti kata pepatah nasi sudah menjadi bubur. Semuanya tidak bisa kembali lagi walaupun kamu ingin semuanya baik-baik saja."Arrrghhh sial!!" Teriak Daren Kennan dan Renald yang menemani Daren langsung terkejut mendengar teriakan tiba-tiba pria tersebut."Lo yakin dengan gini lo bisa melupakan segalanya?" Tanya Renald jika dia menjadi Daren dia tidak mungkin mabuk
Happy Reading.....Maaf masih ada typo............"Bangun Alena hari ini kau ada pemotretan!" Teriak seorang wanita yang baru saja tiba di apartemen milik Alena. Sedangkan Alena hanya bisa melenguh panjang rasanya baru saja dia merasakan empuknya sebuah kasur lalu sekarang dia harus kerja lagi dan dibangunin oleh manager sialannya."Sialan kau Sita, aku baru saja tertidur. Apa pemotretannya tidak bisa di undur dulu?!" Tanya Alena masih memejamkan matanya."Tidak bisa di undur Alena kau sekarang sedang bekerja sama dengan brand terkenal jadi mustahil untuk mengundurkan jadwal lagi!" Alena berdecak kesal, harusnya dulu dia tidak usah saja mengambil kursus modeling."Baiklah tunggu lima belas menit aku mau mandi." Alena bangun dari tidurnya dengan masih sempoyongan."Awas nabrak me---"Bruk!Belum selesai Sita memberitahukan nya Alena sudah lebih dulu m
Happy Reading.......Maaf Masih ada Typo............ "Selama tujuh tahun ini papah lihat kamu banyak bertingkah Daren, berikan kesempatan untuk karyawan kamu berbicara dan jangan asal pecat mereka!" Tegur Zai dia sudah tidak habis pikir dengan anaknya ini. Semakin hari semakin menjadi saja bahkan selama satu minggu ini Daren sudah memecat karyawan lebih dari sepuluh orang dan itu dengan alasan yang berbeda dan tidak jelas pula. "Papah saja yang tidak tahu karyawan sialan itu selalu mengotori kantor dengan spermanya!" Ucapan pedas dan vulgar dari Darenmembuat Zai dan Maya menggeleng kepala pusing kapan anaknya ini tidak ceplas-ceplos dan selalu egois. "Ubah cara kerja kamu Daren jika seperti ini terus maka perusahan kita akan bangkrut." "Ya sudah papah saja yang memimpin kembali perusahaan Daren sudah bosan!" Kata Daren dengan asal dan membuat Zai melotot tidak terima. "Anak siala
Happy Reading.......Maaf Masih Ada Typo............. Keesokan pagi nya Alena buru-buru keluar dari boutique milik nya,tadi saat dia tengah membaca berkas milik Mr. Regan dia mendapatkan telepon dari indonesia jika Papahnya Hans yang sedang ada di indonesia mengalami kecelakaan saat hendak pergi ke kantor untuk menemui Axel. Alena ketakutan dia belum siapa kehilangan orang yang paling berarti dalam hidupnya. Alena menghubungi Sita dan memberikan kabar jika dirinya akan kembali ke indonesia siang ini. Alena pulang ke apartemen hanya mengambil paspor dan berkas yang menurutnya penting, dia tidak ada waktu untuk menyiapkan pakaian nya. Untung saja tadi Sita membantunya untuk memesan tiket pesawat. Alena memesan taxi dia tidak mungkin menggunakan mobil karena nanti Sita bisa repot mengambilnya di bandara. Sekitar lima belas menit akhirnya Alena sampai di bandara dia melihat sita yang sedang me
Happy Reading............Daren baru saja pulang dari perjalan dinasnya. Dari sulawesi Daren langsung pulang namun saat di perjalanan menuju Apartemen miliknya ponsel milik pria itu berbunyi dan ternyata itu hanya notifikasi dari sosial media.Karena penasaran Daren langsung membuka berita tersebut, dia terkejut saat melihat berita bahwa Hans Greyson mengalami kecelakaan."Rian kita putar balik ya ke rumah sakit permata." Rian hanya mengangguk, Daren masih membaca berita tersebut ternyata kejadiannya kemaren. Sungguh Daren tidak menyangka hal buruk itu terjadi kepada Hans."Tuan kita sudah sampai.""Baiklah kamu tunggu saya disini, jika kamu ingin makan dulu silahkan nanti saya hubungi jika urusan saya disini sudah selesai." Daren langsung keluar dari mobil dia menuju reception dan menanyakan kamar Hans.Langkah Daren terhenti saat melihat orang yang dia kenal tengah berjalan dengan terburu-buru. "Kennan!" P
Happy Reading...............Akhir dari perjalanan hidup Alena, Gadis yang dulu polos, tidak mengenal cinta. Namun karena seorang pria yang tak lain adalah seniornya di universitas ia dapat mengenal itu semua bahkan rasa sakit pun selalu ia rasakan.Dan ini adalah sakit yang terakhir namun sakit ini berbeda karena ia begitu bahagia menerima sakit ini. Dia adalah Alena wanita yang kini tengah berjuang di dalam ruang bersalin, Alena tidak menyangka jika waktu yang ia tunggu-tunggu akhirnya datang juga.Hari ini anak pertama nya bersama Daren lahir. Anak kembar yang begitu lucu, Alena menangis begitupun Daren pria itu menangis bersyukur karena persalinan Alena berjalan dengan lancar dan kedua baby itu dalam keadaan sehat tidak kekurangan apapun."Jadi siapa kakaknya?" Tanya Axel, pria itu baru saja tiba di rumah sakit karena tadi ia dari kantor dan saat
Happy Reading.............Hari ini tepat hari dimana Daren dan Alena mengumumkan kepada seluruh keluarga, mengenai jenis kelamin anak mereka. Semua keluarga sudah menantinya kecuali Hans pria itu biasa saja dia masih belum bisa menerima anaknya yang menikah dengan keturunan Romanov tapi saat melihat kebahagian sang putri membuat Hans mau tidak mau harus ikut tersenyum."Jadi apa jenis kelamin anak kalian?" Tanya Axel kepada adiknya, Alena tersenyum. Ternyata seluruh keluarga sangat menanti dengan apa yang akan ia dan Daren sampaikan.Daren menyuruh anak buahnya untuk mengeluarkan sebuah balon yang sudah ia isi dengan kertas yang bertuliskan jenis kelamin bayi mereka."Dalam hitungan ketiga, kita akan pecahin balon ini. Sayang kamu yang mecahin ya." Kata Daren, Alena mengangguk antusias."Aku yakin pasti babynya perempuan." Celetuk Indri yang membuat semua mata menatap ke arahnya, Hans bertanya kenapa istrinya yakin bahwa cucu merek
Happy Reading...............Kini kehidupan Alena dan Daren lebih banyak di habiskan dengan Daren yang mengajak Alena berlibur ke beberapa negara yang sangat ingin di kunjungi oleh Alena. apapun yang Alena inginkan Daren akan berusaha mengabulkannya. Walaupun Darendisibukkan dengan pekerjaannya, namun untuk kebahagian sang istri Daren rela meninggalkan dokemun yang sudah sangat menumpuk di atas mejanya.Dan semenjak pengumuman kehamilan Alena 3 hari lalu Daren memilih untuk menunda keberangkatan mereka ke Yunani karena ia tidak ingin Alena kelelahan. usia kehamilan Alena baru memasuki bulan pertama dan seluruh keluarga bahagia mendengar berita tersebut.Ibu Daren sudah menyiapkan nama untuk cucu nya tersebut. Dia sangat antusias begitupun dengan ibu Alena."Sayang jangan lupa makan buah yang sudah bibi kupas ya. Aku berangkat ke kantor nanti saat makan siang aku akan pulang." Kata Daren pria itu mencium pipi dan bibir
-Happy Reading-***Daren dan Alena memasuki kamar pengantin, jam sudah menunjukkan pukul 1 dini hari. Setelah selesai resepsi tadi Daren dan Alena berkumpul terlebih dahulu bersama keluarga mereka. Dan disinilah mereka setelah mendapatkan wejangan dari orang tua mereka ingin segera Alena dan Daren memiliki anak ingin rasanya Alena mengatakan jika mereka bukan lah pabrik pembuat anak namun dia tidak berani untuk mengatakan hal itu kepada keluarganya.Alena bahkan belum memikirkan soal anak karena ia pikir dirinya masih membutuhkan waktu berdua saja bersama sang suami. Lalu tidak lama setelah,Daren tanpa memberikan kesempatan untuk Alena membersihkan dirinya, dia langsung mendorong pelan tubuh Alena ke atas ranjang yang membuat Alena menggerutu."Apa tidak bisa pelan-pelan?!" Tanya Alena dengan nada jengkel yang membuat Daren gemas sendiri saat melihat ekspresi Alena.Bagaimana ia bisa pelan jika istrinya ini sangat cantik ia sudah tidak sabar untuk 'me
Happy Reading...............Daren dengan wajah bosannya menscroll benda pipih miliknya. sudah sejak satu jam yang lalu dia menemani Alena di dalam salon ini dan gadis itu masih belum selesai juga. Sungguh rasanya kesabaran Daren sudah di ambang batas namun apalah daya dia tidak berani melawan ibu negara yang sudah menempati tempat terspesial di dalam hatinya."Tuan apa anda butuh sesuatu?" Tanya pelayan yang ada di dalam salon tersebut."Apakah aku bisa membawa calon istriku pergi dari sini sekarang?" Tanya Daren dengan jengkel, pelayan tersebut hanya bisa melongo mendengar permintaan Daren."Maaf tuan, sisa waktu perawatan nona Alena masih 45 menit lagi." Dan Daren hampir mengumpat mendengar hal itu, sial hampir 2 jam dia menunggu Alena dan itu sangat lama."Kau boleh pergi sekarang!" Daren menghembuskan napasnya untuk menetralkan emosi yang sejak tadi hendak meledak. Daren kembali membuka benda pipih tersebut, wal
Happy Reading ..........."Saya tidak ingin melihat anda terus berada di dekat Alena, anda itu hanya benalu di hubungan kami!" Kata Daren, dia tidak habis pikir dengan Regan, pria itu tidak mau menjauhi Alena padahal hari pernikahan Alena tinggal dua hari lagi. Lalu apa tadi yang dia lihat Regan tengah jalan bersama Alena dan setelah dia mengantar Alena pria itu tidak segan memberikan kecupan di tangan mulus milik Alena."Apa aku peduli? Toh Alena tidak keberatan dengan hal itu." Nada mengejek sangat kentara di kalimat Regan dan membuat Daren naik pitam. Jika saja dia tidak ingat janji nya dengan Alena untuk tidak menampar Regan lagi maka segara sudah di pastikan pria songong yang ada di hadapan nya sekarang sudah masuk rumah sakit."Fuck apakah tidak ada wanita lain hah selain wanita ku?!""Ada, cuma yang seperti Alena sudah tidak ada. Alena adalah wanita idaman semua pria, aku jadi membayang kan bagaimana bentuk tubuhnya." Regan masi
Happy Reading . . . . . . . . ........ 1 Bulan kemudian Selamat 1 bulan ini keadaan Alena sudah membaik, dia sudah keluar dari rumah sakit dan bisa memulai pekerjaannya kembali namun orang tuanya dan tentunya Daren tidak setuju jika Alena kembali ke Paris dan menjadi model disana. Untuk menjadi desainer itu boleh saja namun harus ijin dengan Daren karena sekarang pria itu resmi menjadi tunangannya dan harus kalian tau bahwa gara-gara Daren pernikahan mereka di percepat. Alena bahkan mendahului kakaknya Axel. Axel akan menikah tahun depan sedangkan Alena 2 minggu lagi sungguh rasanya sangat mustahil menikah dengan Daren. Alena masih belum puas untuk berkarir. "Menyingkir dari atas ku, kau mau aku teriak hah?!" Pekik Alena saat ini posisi keduanya sangat intim. Dimana Daren tidak mau berpindah tempat dari atas tubuh Alena. Kata pria itu dia sanga
Happy Reading...............Pagi nya Alena duluan terbangun padahal jam baru menunjukkan pukul 5 pagi, entah kenapa malam tadi tidurnya lebih nyenyak dari sebelumnya. apakah ini efek dari kecupan yang Daren berikan untuknya. Alena menatap Daren yang masih terbaring di atas sofa, pasti badan pria itu akan sakit karena badannya terlalu besar untuk sofa yang kecil tersebut.Tidak beberapa lama Daren menguap dan mata keduanya saling bertatapan, Daren tersenyum ke arah Alena lalu dia menghampiri gadis itu. Daren memberikan kecupan di kening Alena dan membuat gadis itu terkejut."Good morning sayang." Ucap Daren lalu dia menyingkirkan helai rambut yang menutup sebelah matanya."Apa tidurmu nyenyak hmm?" Lanjut Daren"Ya begitul
Happy Reading............"Sial kau bisa Membunuh nya!" Bentak Axel saat Daren hendak menggores wajah Lisa yang sudah pingsan menggunakan pisau milik nya."Aku belum puas, dan dia sudah menyiksa Alena ku. Minggir!" Daren mendorong tubuh Axel namun dengan cepat Axel menahan tangan Daren."Kau ingin membuat Alena tambah membenci mu saat dia tau kau membunuh seseorang hah?!" Axel tidak habis pikir dengan Daren, tadi mereka sudah berjanji tidak akan sampai membunuh Lisa namun Daren melanggar janjinya Lisa hampir meninggal akibat perbuatan Daren.Daren terdiam dia baru sadar, jika Alena sudah siuman dan dia sudah berjanji tadi jika dia pergi hanya sebentar saja. Daren menatap jam di pergelangan tangannya dan jam sudah menunjukkan pukul sepuluh malam."Aku pergi!" Ucap Daren la