Share

6-Masalah Baru

Author: Meila Woo
last update Last Updated: 2022-04-15 16:02:48

Suara Lucas yang cukup lantang membuat Estelle harus membungkam mulut pria itu dengan tangan kanannya. Lantas, gadis itu meraih tangan Lucas dan membawanya menjauh dari restoran. Untung saja restoran tempatnya makan menggunakan sistem pembayaran elektronik. Jadi, Estelle tak perlu repot-repot pergi ke kasir untuk membayar cash setelah selesai makan karena ia sudah membayarnya di awal.

Setelah Estelle dan Lucas berada di depan kantor, Estelle baru melepas genggaman tangannya. Sementara itu, Lucas mencium tangannya sendiri—menikmati aroma bekas genggaman Estelle.

“Wangi,” lirih Lucas dengan kedua mata yang terpejam.

Estelle menggeleng melihat kelakuan Lucas. Ia tak habis pikir mengapa ada orang seperti Lucas yang harus selalu bertemu dengannya. Lucas sungguh tak terlihat seperti seorang pria dewasa, tetapi justru terlihat seperti remaja lebay.

“Estelle, makasih,” ucap Lucas dengan senyum lebar yang terlukis di wajah tampannya.

“Lucas, apa yang kamu pikirin? Kamu pikir aku serius ngajak kamu pacaran?” 

Lucas membuang muka. Sepersekian detik berikutnya, ia tersenyum asimetris menyadari kebodohannya. Sudah ia duga jika Estelle tak semudah itu untuk mengajaknya menjalin hubungan asmara.

“Jadi?” tanya Lucas tanpa menoleh ke arah Estelle.

“Aku ingin kita menjalani pacaran kontrak. Sebelumnya aku minta maaf karena sudah bikin kamu salah paham. Tapi, aku mohon kamu terima ajakanku.”

Pria berambut cokelat di depan Estelle membisu. Menjalin hubungan asmara dengan Estelle adalah impiannya sejak pertama kali bertemu dengan gadis itu. Namun, menjalani hubungan kontrak rasanya cukup memberatkan hatinya.

“Kenapa kamu ingin menjalani pacaran kontrak denganku?” tanya Lucas setelah membisu lebih dari sepuluh detik.

“Karena aku ingin bikin Eric cemburu,” balas Estelle cepat.

Estelle segera mengulum bibirnya. Seharusnya ia tak keceplosan mengatakan itu di depan Lucas. Sesaat kemudian, ia mendongak untuk melihat ekspresi Lucas.

Lucas tertawa lirih setelah Estelle mendongak ke arahnya. “Kamu yang sering bilang aku kayak bocah, tapi kayaknya malah kamu yang kayak bocah, deh,” ucapnya.

Kedua tangan Lucas meraih tangan Estelle. Gadis itu hendak melepas genggaman Lucas, tetapi Lucas justru mengeratkan genggamannya.

“Lucas—”

“Estelle, sekarang mungkin kamu belum bisa sepenuhnya move on dari dia. Tapi, aku yakin kalau suatu saat kamu sadar kalau orang yang pantas buat kamu itu aku,” sahut Lucas lembut. “Aku terima ajakanmu. Hitung-hitung sebagai latihan sebelum kita pacaran sungguhan.”

Lucas mendaratkan bibirnya ke punggung tangan Estelle. 

Gadis berambut panjang di depan Lucas membisu. Baru kali ini rungunya mendengar kalimat Lucas yang tidak terdengar seperti ucapan remaja lebay. Cara Lucas berbicara kali ini sungguh membuat jantungnya berdebar. Ditambah lagi Lucas mengecup punggung tangannya lembut.

Rentetan gigi yang rapi terlihat begitu bersih di wajah Lucas. Sesaat kemudian, ia melepas genggaman tangannya dan beralih ke pipi Estelle. 

“Lucas, sakit!” pekik Estelle.

Tak kunjung melepas cubitan di pipi Estelle, gadis itu pun langsung menginjak keras kaki Lucas.

“Akh!”

“Kamu ini emang kayak remaja lebay!” seru Estelle, lalu ia berlari ke dalam kantor.

***

Semua pasang mata karyawan departemen keuangan menatap sinis ke arah Estelle yang baru sampai di ruang kerja. Mendapat tatapan seperti itu, Estelle mematung di pintu. Matanya menoleh ke arah jam dinding.

Aku belum terlambat masuk. Tapi, kenapa mereka lihatin aku kayak gitu? tanya Estelle dalam hati.

Seorang senior yang mengenakan rok span selutut berjalan dengan tampang galak mendekati Estelle. Sementara itu, Estelle hanya menatapnya nanar. Ada apa ini?

“Hebat ya, kamu. Mentang-mentang punya hubungan yang baik sama anak pemilik perusahaan ini, kamu pikir kamu bebas buat kerja semaumu, hah?” gertak Suzy.

“Maksud Kakak apa? Aku datang tepat waktu. Bahkan, lima menit lebih awal dari jam masuk kerja,” balas Estelle.

“Sini hapemu!” ucap Suzy sambil menjulurkan tangan kanannya.

Estelle mengambil ponsel yang tersimpan di tas selempangnya. 

“Buka sekalian!” lanjut Suzy.

Setelah ponsel Estelle terbuka, Suzy langsung merebutnya. Lantas, ia membuka sebuah aplikasi obrolan. Tampangnya makin terlihat kesal setelah melihat sesuatu di dalam aplikasi obrolan di ponsel Estelle.

“Punya hape gunanya buat komunikasi, kan? Kenapa kamu nggak buka obrolan grup kita, hah?” Suzy meninggikan suaranya.

“Obrolan grup?” tanya Estelle lirih.

Suzy langsung memperlihatkan obrolan grup yang dimaksudnya. Membaca setiap obrolan di layar itu, Estelle sungguh merasa bersalah. Pekerjaan seniornya menjadi kacau karena Estelle tak bisa dihubungi bahkan sudah di-tag berkali-kali.

“Ma-maaf ak—”

“Maaf katamu? Heh, asal kamu tahu ... Pak Jonas marahi kami habis-habisan. Dia bilang kalau kami itu nggak becus ngurus data keuangan. Kalau kamu bisa dihubungi tadi, Pak Jonas nggak bakal semarah itu,” sahut Suzy.

Estelle kembali meminta maaf, tetapi Suzy tak mau mendengarkan permintaan maaf darinya. Ia justru makin menyudutkan Estelle. Bukan hanya Suzy yang menyerang Estelle dengan kata-kata, tetapi juga rekan kerja yang lain.

“Kamu enak, Estelle. Gaji bulananmu nggak bakal dipotong oleh Pak Jonas. Tapi, kami? Gaji kami dipotong 25 persen!”

“Kamu tahu, kan, gaji itu sangat berharga buat kami?”

Dada Estelle sontak terasa sesak. Ia ingin menumpahkan perasaan bersalahnya dalam bentuk tangisan. Namun, ia tak melakukannya.

Suzy, senior yang sudah bekerja di Red Group selama lima tahun itu memang sudah lama merasa iri kepada Estelle. Estelle dengan tempo yang singkat bisa naik jabatan, sedangkan ia butuh waktu lebih dari tiga tahun untuk bisa naik jabatan. 

Ditambah, sekarang Estelle terlihat makin dekat dengan Lucas, orang yang ia sukai sejak SMA. Tentu rasa iri yang bersemayam di dalam diri Suzy makin bertambah.

“Kamu itu memang parasit,” gertak Suzy.

Estelle menunduk dan kembali berucap maaf. 

Tangan kanan Suzy meraih surai panjang Estelle yang indah. Dengan keras, ia menjambak surai itu sampai Estelle merasa kesakitan. Bukannya membantu Estelle agar terlepas dari perbuatan kasar Suzy, rekan kerja yang lain justru diam dan tersenyum sinis kepada Estelle.

Air mata kini tak bisa Estelle bendung lagi. Cairan bening itu lolos perlahan membasahi pipi mulusnya. Estelle tak bisa melepaskan diri dari Suzy karena setiap ia bergerak, jambakan Suzy makin kuat.

“Aku kira, kegiatan perundungan hanya ada di sekolah. Tapi, ternyata di tempat kerja juga ada,” ucap seseorang bersuara berat.

Suzy sangat paham dengan suara yang begitu familiar di telinganya. Segera ia melepas jambakannya. Dengan jantung yang berdetak lebih cepat, matanya justru menatap marah ke seorang gadis yang berada di depannya.

Related chapters

  • Pikat Cinta Mantan Pacar   7-Publikasi Hubungan

    Para karyawan departemen keuangan langsung kembali ke kursinya masing-masing, kecuali Estelle dan Suzy. Mereka merasa takut akan kehadiran seorang pria yang memiliki pengaruh penting di perusahaan tempat mereka bekerja. Ini adalah kali pertama mereka melihat pria itu berbicara dengan nada serius seperti itu. “Gawat. Kenapa dia harus ke sini?” batin Suzy. Suzy membalikkan tubuhnya. Seorang pria tegap berambut cokelat menatapnya dengan sedang bersedekap dada. Tatapan pria itu sungguh galak sehingga Suzy membisu. “Berani-beraninya kamu ganggu pacarku,” ucap Lucas sambil menyeringai. “Apa? Pa-pacar?” tanya Suzy tak percaya. Lucas melangkah mendekat ke arah Estelle yang mematung. Dengan sigap, ia mengalungkan sebelah tangannya ke pundak Estelle. Tak lupa dengan senyum manis yang ditampilkannya. Pria yang merupakan calon penerus perusahaan Red Group memang sudah terbiasa memperlakukan Estelle dengan manis. Namun

    Last Updated : 2022-04-21
  • Pikat Cinta Mantan Pacar   8-Bermalam di Rumah Estelle

    Setiap melihat Eric, Estelle merasa ada silet yang menggores hatinya. Pedih. Memori masa lalu muncul tiba-tiba dan ia sangat membenci hal itu. Ia merasa bahwa mengingat masa lalu bersama Eric merupakan kutukan buruk yang sulit dihilangkan. Ketika Estelle sedang memilih gaun, secara tak sadar matanya melirik ke arah Sheryl yang sedang memilih gaun dengan Diana. Mereka terlihat begitu dekat. Melihat kedekatan mereka, Estelle berpikir dalam hitungan minggu, pesta pernikahan Eric dan Sheryl akan digelar. “Kamu cemburu?” bisik Lucas tepat di samping telinga Estelle. Estelle begitu terkejut. Siapa yang tidak akan terkejut jika sedang melamun dan tiba-tiba ada orang yang berbisik padanya? Dengan mata menatap tajam ke arah Lucas, Estelle menjawab, “Tentu saja nggak. Buat apa aku cemburu? Nggak guna!” Gadis itu berpindah posisi ke tempat kumpulan midi dress berwarna soft. Ia mengambil sebuah midi dress lengan pendek berwarna lilac polos. Lantas

    Last Updated : 2022-04-21
  • Pikat Cinta Mantan Pacar   9-Different Morning

    Debaran benda berukuran sekepal tangan di dalam dada Estelle makin tak karuan. Ia tak ingat mengapa bisa sampai di kamarnya dan apa yang telah dilakukannya dengan Lucas tadi malam. Estelle hanya mengingat waktu ia pulang dari butik. Setelah itu, ia tak mengingat apa pun. “Morning, Estelle,” sapa Lucas lembut. Estelle membulatkan kedua matanya. Bagaimana bisa Lucas setenang itu setelah melakukan hal di luar keinginan Estelle? Apa Lucas tidak merasa bersalah sama sekali? Tidak! Lucas pasti justru merasa senang telah melakukan hal itu pada Estelle. “Gila,” lirih Estelle. Kedua mata Estelle memanas seketika. Peluhnya juga tak lupa mengalir sampai membasahi bantal yang ditidurinya. Ia tak bisa menahan peluhnya untuk tidak mengalir. “Estelle, kamu kenapa?” Lucas bertanya pelan. “Kamu gila, Lucas! Aku minta kamu buat pacaran kontrak sama aku. Tapi, bukan berarti kamu bebas ngelakuin hal ini sama aku,” balas Estelle den

    Last Updated : 2022-04-22
  • Pikat Cinta Mantan Pacar   10-Past Story

    Meskipun Estelle menganggap Lucas layaknya seorang remaja yang menyebalkan, sesekali ia merasa bahwa Lucas merupakan seorang pria dewasa yang begitu tangguh. Ketangguhan Lucas dibuktikan dengan dirinya yang tak pernah goyah untuk mengejar cinta Estelle, meski gadis itu selalu menolaknya terang-terangan. Estelle sering mendengar bahwa seseorang akan berubah seiring berjalannya waktu. Bukan hanya fisik seseorang yang berubah, tetapi juga perasaan orang tersebut kepada yang lainnya. Namun menurut Estelle, perasaannya sangat sulit untuk diubah. Atau, ia tak sadar bahwa perasaannya telah berubah? Estelle biasanya tak menceritakan masa lalu kepada orang lain. Ia sangat membenci masa lalu indah yang justru menoreh luka di hati. Ia sangat benci membahas seorang pria yang berhasil membuatnya terpikat. Namun, sekarang Estelle justru menceritakan masa lalu itu kepada Lucas. “Eric adalah cinta sekaligus pacar pertamaku,” ucap Estelle setelah bebe

    Last Updated : 2022-04-23
  • Pikat Cinta Mantan Pacar   11-Potongan Kue Ketiga

    Midi dress lengan pendek berwarna lilac polos sudah melekat di tubuh Estelle. Ia terlihat begitu elegan dengan rambut yang digelung dan membiarkan beberapa helai menggantung di depan kedua telinga. Tak lupa ia merias wajah dengan riasan tipis agar tidak terlihat pucat akibat kegiatan begadangnya. Sungguh, Estelle tak tenang harus menghadiri acara ulang tahun ketiga puluh sang mantan. Entah mengapa ia merasa tak tenang sehingga sulit untuk tidur. Untung saja mata pandanya bisa disamarkan dengan foundation. Jika tidak, penampilannya akan terlihat mengenaskan. Seperti rencana, Estelle pergi bersama Lucas. Setelah mengenakan sepatu berhak tinggi warna senada dengan gaun yang dikenakannya, Estelle langsung keluar dari apartemen. “Estelle!” seru Lucas tanpa memperhatikan keadaan sekitar yang cukup ramai. Pipi Estelle bersemu merah. Ia merasa malu karena penghuni apartemen menatapnya dengan tersenyum. Karena tidak ingin berlama-lama men

    Last Updated : 2022-04-23
  • Pikat Cinta Mantan Pacar   12-Pengakuan yang Terlambat

    Kedua tangan Lucas mengepal kuat. Jika ia tidak sedang berada di depan banyak orang, sepertinya kepalan tangan itu akan mendarat sempurna di wajah Eric. Untung saja Lucas sadar akan posisinya kali ini. Jadi, ia harus menahan gejolak emosi yang membuat darahnya mendidih. Dengan napas yang memburu, Lucas merangkul tubuh Estelle dengan sebelah tangan. “Eric, kamu lupa kalau kamu sudah punya tunangan dan Estelle itu pacarku, hm?” tanyanya pelan. Gelengan pelan Eric tampilkan di depan semua orang yang menghadiri pesta ulang tahunnya. “Aku tahu. Tapi, orang yang aku cintai itu Estelle, bukan Sheryl,” balasnya. Estelle mengerjap. Ini adalah kali pertama Eric menyatakan perasaan cintanya pada Estelle di depan banyak orang. Namun, pernyataan cinta Eric kali ini terasa begitu menyakitkan baginya. “Eric!” seru Diana yang kini sudah berdiri di samping putranya. “Apa-apaan ini, hah?” Bukannya menjawab pertanyaan sang ibu, Eric justru me

    Last Updated : 2022-04-25
  • Pikat Cinta Mantan Pacar   13-Eric's Decision

    Lucas merasakan tangannya digenggam oleh seseorang. Ia cukup terkejut karena Estelle justru mengajaknya pergi begitu saja meninggalkan pesta. Lucas pikir, Estelle akan menunggu jawaban Eric.“Aku mau pulang,” ucap Estelle dengan suara yang cukup terdengar serak, menahan sesak di dalam batinnya.Lucas mengangguk. Lantas, ia menoleh ke arah Diana. “Tante, maaf ... kami pulang dulu. Maaf karena kedatangan kami justru merusak acara besarnya,” ucapnya dengan tatapan sinis ke arah Eric.“Nggak boleh!” sahut Eric. “Aku belum nentuin pilihanku.”Sebelah bibir Lucas terangkat. Sungguh, ia sangat ingin mendaratkan kepalan tangannya ke wajah pria berengsek yang sedang berulang tahun hari ini. Tindakan pria yang baru saja menginjak usia tiga puluh tahun itu begitu keterlaluan sehingga membuat Lucas naik darah.Lucas tahu posisinya hanyalah sebagai kekasih kontrak Estelle. Namun, ia tak ingin Estelle makin goyah karena tindakan Eric yang berbeda dari biasanya. Apalagi, Lucas juga

    Last Updated : 2022-04-26
  • Pikat Cinta Mantan Pacar   14-New Life

    Bagi sebagian orang, menggunakan kaki untuk melangkah jauh adalah hal yang biasa. Mereka terbiasa tidak menggunakan kendaraan karena keterbatasan ekonomi. Jadi, satu-satunya alat berharga untuk pergi ke suatu tempat adalah kaki.Namun, bagi orang yang terbiasa menggunakan kendaraan, melangkah jauh membuatnya merasa cepat lelah. Itulah yang harus dialami Eric kali ini. Karena ia lebih memilih Estelle, segala fasilitas pemberian orang tuanya telah dicabut, termasuk mobil dan ATM miliknya.Perputaran roda kehidupan Eric terlalu drastis. Sebagai orang yang terbiasa hidup enak, kini ia harus kesulitan mencari tempat untuk berteduh. Uang yang diberikan orang tua untuknya juga tak banyak, hanya lima juta.“It’s okay. Aku bisa hidup mandiri. Ini juga demi membuktikan cintaku ke Estelle,” ucap Eric tersenyum sambil menatap langit.“Estelle, aku tahu kamu sangat terkejut. Nggak apa-apa kalau hari ini kamu nggak mau bicara sama aku. Aku nggak bakal nyerah buat ngejar kamu lag

    Last Updated : 2022-04-27

Latest chapter

  • Pikat Cinta Mantan Pacar   30-Remember You

    Tampak indah sebuah gelang manik buatan tangan. Perpaduan warna pastel yang indah membuat gelang tersebut cukup unik. Ditambah ada inisial huruf E di gelang itu. Sepertinya, si pembuat memang secara sengaja membuat gelang yang hanya ada satu untuk perempuan berinisial E itu. Estelle terkejut. Di dalam batinnya bertanya-tanya, siapa si pengirim gelang itu. Gelang sederhana, tetapi begitu indah. Warnanya ia suka, bentuk payung yang bersanding dengan inisial huruf E pun disukainya. "Wah, gelangnya lucu. Sepertinya orangnya sengaja bikin just for you deh, Es," celetuk salah satu rekan kerja Estelle. "Dari siapa tuh? Sepertinya bukan dari Lucas.""Entahlah," balas perempuan berambut gelung yang menerima paket gelang unik itu.Gelang unik dimasukkan kembali ke wadahnya. Tidak ingin ambil pusing, Estelle hanya meletakkan kotak berisi gelang itu di meja dan ia pun mulai kembali melakukan pekerjaannya. Namun, kehadiran gelang itu cukup mengganggu. Estelle penasaran dengan pengirim hadiah it

  • Pikat Cinta Mantan Pacar   29 - Peringatan Hubungan

    Tok-tok-tok!"Masuk!"Suara khas high heels terdengar dengan langkah yang anggun. Perempuan yang rambutnya digelung rapi mulai mendekat ke arah meja milik pria berjas warna navy. Terlihat pria itu sedang memainkan bolpoin di tangan dengan tatapan yang tak fokus."Anak perusahaan Red Group sedang mengelola hotel. Dan, ini proposal pembangunan hotel. Silakan dipelajari dulu isi proposalnya," ucap perempuan molek itu sambil meletakkan proposal ke meja.Perempuan dengan rambut digelung itu mengerutkan dahi karena si pria tak meresponsnya. Lantas, ia pun memanggil nama pria itu sampai tiga kali. Akhirnya, di kali ketiga ia memanggil, pria bernama Lucas itu pun menoleh. "Eh, iya, gimana?"Perempuan itu mengulang kembali kalimat yang disampaikannya baru saja. "Oke. Aku akan coba mempelajarinya," balas Lucas pelan. "Kalau begitu, permisi."Perempuan yang memakai rok span selutut itu mulai berbalik, hendak meninggalkan kantor anak direktur perusahaan Red Group. Baru beberapa langkah, namany

  • Pikat Cinta Mantan Pacar   28-Buket Mawar Merah

    Sinar mentari tampak cukup terik hari ini. Setelah selesai bekerja di sebuah kafe, Eric pergi ke toko bunga. Dulu, sewaktu belum memutuskan hal bodoh pergi dari rumah, Eric bisa membeli buket bunga mawar merah yang besar. Namun, sekarang ia harus berhemat. Jadi, ia hanya bisa membeli buket kecil.Hidup mandiri tanpa fasilitas apa pun dari orang tua rupanya melelahkan. Perbedaannya begitu kentara. Eric merasakannya. Ia cukup menderita. Akan tetapi, ia harus bertahan demi memperjuangkan sebuah hal yang konyol. Ya, memperjuangkan cintanya yang pernah sirna.Kedua ujung bibir pria berkemeja kotak-kotak itu tertarik. Ia mencium mawar merah yang sudah ada di genggaman. Aroma bunga tersebut begitu menenangkan jiwa. Setelah melakukan transaksi pembayaran, ia pun pergi meninggalkan toko bunga tersebut.“Dia pasti suka.”Dengan kaki jenjangnya, Eric mulai melangkah. Dulu, ia bisa mudah bepergian dengan mobil mewah warna silver miliknya. Namun, sekarang ia hanya bisa mengandalkan kakinya. Sebuah

  • Pikat Cinta Mantan Pacar   27-Masa Lalu

    Lampu kamar masih menyala terang. Seorang pria sedang menatap layar laptop dengan tatapan kosong. Di layar tersebut, tampak judul laporan hasil penjualan bulan ini. Ia perlu mengeceknya kembali. Namun, sepertinya pikiran pria itu sedang cukup kacau. Sudah lebih dari lima menit ia hanya menatap layar tanpa menggeser kursor ke bawah untuk melihat isi laporan dengan rinci.Ucapan seorang mahasiswa di rumah sakit membuat pria itu teringat akan masa lalunya. Masa lalu berupa kesalahpahaman yang berujung membuat retak hubungan. Mengingat masa itu, rasanya cukup kekanakan. Namun, ia sendiri juga masih belum mendapatkan cara untuk mengembalikan hubungan baik yang sudah retak ini.“Hhh ...” Ia mengembuskan napas berat.***Sembilan Tahun yang LaluDua lelaki tampan dan satu perempuan cantik sedang menikmati es krim bersama. Senyum mereka tampak begitu cerah, secerah mentari siang ini. Dilihat dari kejauhan pun, hubungan mereka tampak begitu dekat. Sepertinya, mereka sudah menjalin hubungan pe

  • Pikat Cinta Mantan Pacar   26-Dering Ponsel

    Di bawah langit senja yang begitu menawan, kedua sejoli yang terikat hubungan palsu itu masih mempertahankan posisi. Ya, wajah mereka masih saling bertatapan. Akan tetapi, mereka tidak langsung memuaskan nafsu yang sedang bergejolak di dalam hati.Bohong jika gadis yang mengenakan gaun motif bunga itu ingin menolak. Jauh di dalam lubuk hatinya, ia sangat menginginkan kejadian itu akan terjadi. Ini adalah kali pertama untuknya benar-benar menginginkan bibir Lucas mendarat lembut membasahi bibirnya.Secara pelan, kedua kelopak mata Estelle tertutup. Melihat hal itu, tentu Lucas yang sudah tidak kuat untuk segera memuaskan nafsunya langsung tersenyum. Dengan pelan, wajahnya makin didekatkannya menuju wajah Estelle. Ia akan melakukan hal yang romantis kali ini.Akhirnya aku bisa dapetin kamu, batin Lucas.Tring! Tring! Tring!Sial! Suara nada dering di ponsel Estelle langsung membuat gadis itu membuka mata. Ia juga langsung melepaskan tubuhnya dari tubuh Lucas. “Aku angkat telepon dulu,”

  • Pikat Cinta Mantan Pacar   25-Senja di Pantai

    Embusan angin di sore hari begitu lembut. Dengan pelan, angin berembus menyapu helai rambut Estelle yang berkilau. Sayang sekali, di tempat yang seindah ini digunakan gadis itu untuk melamun.Bakso iga yang melimpah ruang di mangkuk dengan kuah hangat, kini telah mendingin. Bukan, bukan karena si pembeli telah menyantapnya. Namun, justru semangkuk bakso iga yang menggiurkan itu hanya ditatap dengan sendok yang berputar tak jelas. Melihat Estelle terus melamun, Lucas merasa bersalah. Gadis yang dicintainya itu ternyata benar-benar bersedih atas kejadian tadi. Sudah jelas jika Estelle masih menyimpan nama lelaki sialan itu di hatinya, pikir Lucas.Estelle terperanjat ketika ada tangan yang hangat menggenggam tangannya. Lamunannya pun seketika buyar. Kini, kedua manik indah itu menatap manis Lucas dengan penuh tanda tanya.“Estelle ...,” panggil Lucas lembut.“Hm?” balas Estelle singkat.“Berapa peluangku buat gantiin lelaki sialan itu di hatimu?”Mendengar pertanyaan itu, Estelle refle

  • Pikat Cinta Mantan Pacar   24-I'll Protect You

    Tubuh Eric membatu ketika kedua bola matanya menangkap sepasang raga yang pergi dari hadapannya. Rasa sesak begitu membuatnya sulit bernapas. Sungguh, ia begitu menyesali masa lalu yang telah menghancurkan kepercayaan Estelle padanya.Estelle memang bukanlah cinta pertama Eric. Namun, rasa cinta Eric kepada Estelle tidak pernah berubah sejak mereka mengenal, berpisah, dan bertemu kembali seperti sekarang. Hanya nama Estelle yang terukir di dalam hati Eric.Eric pikir, banyaknya waktu yang ia habiskan bersama Estelle di masa lalu akan menjadi pondasi hubungan mereka di masa selanjutnya. Namun, tak disangka jika Estelle sering memendam kesedihannya di masa lalu. Dan, itu membuat Eric merasa begitu menyesal—ingin memutar waktu dan mengubahnya.“Estelle, aku benar-benar menyesal,” lirih Eric setelah bayangan raga Estelle dan Lucas telah lenyap dari pandangan.Di sisi lain, Estelle dan Lucas sudah berada di dalam mobil. “Kita mau pergi kencan ke mana?” tanya Lucas cengingisan, seperti bia

  • Pikat Cinta Mantan Pacar   23-Tolong Berhenti!

    “Aku mau ambil kue di sana, ya,” ucap Estelle.Angela mengangguk. “Tolong ambilkan aku satu potong brownies, ya.”“Aku juga,” sahut teman Estelle yang lain.Estelle mengangguk. Lantas, kaki yang beralaskan sepatu hak tinggi itu mulai melangkah. Sesekali mata Estelle menangkap pasangan yang sedang bermesraan, saling menyuapi.“Sungguh manis,” lirih Estelle.Kue brownies merupakan salah satu kue kesukaan Estelle. Maka dari itu, setiap mengikuti acara, jika ada kue brownies Estelle pasti akan mencicipinya. Sekarang, kue itu sudah diletakannya di piring dan siap untuk disantap bersama teman-teman.Ketika Estelle berbalik badan, ia begitu terkejut. Bola mata membulat seketika dan napasnya menjadi pendek. Kenapa ada orang itu? batin Estelle.Seorang pria berkemeja kotak-kotak berdiri tepat di hadapan Estelle. Berbeda dari yang lain, jadi pria itu begitu menonjol karena sama sekali tidak mengenakan jas. Pria itu berpakaian begitu santai layaknya sedang berada di taman bermain.“Akhirnya aku

  • Pikat Cinta Mantan Pacar   22-Penawar Rindu

    Gaun selutut tanpa lengan melekat indah di tubuh Estelle. Corak bunga berwarna pastel menambah kesan manis gadis itu. Ditambah dengan rambut tergerai yang dipasang jepit rambut berwarna perak, Estelle makin tampak memesona.Setelah melihat keelokan diri dari pantulan cermin, kini Estelle siap untuk pergi menghadiri acara reuni SMA. Karena acara reuni ini dikhususkan hanya untuk alumni jurusan IPA, Estelle pun mengikutinya. Ia yakin tidak akan bertemu dengan Eric karena Eric dulu mengambil jurusan IPS.“Kak Estelle mau reunian apa mau kencan, sih?” tanya Isac yang menyusun makalah di ruang tamu. “Tumben, kelihatan cantik banget.”Estelle hanya menoleh sesaat ke arah sang adik. Lantas, ia memakai high heels yang berada di rak sepatu. Setelah sepatu berhak tinggi itu sudah terpasang indah di kakinya, ia pun melangkah keluar rumah.“Jangan lupa belikan aku bakso iga sapi sesuai perjanjian kemarin!” teriak Isac. “Iya,” balas Estelle sambil menutup pintu apartemen.Tepat waktu. Taksi onlin

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status