BERSAMBUNG
Begitu melihat penjagaan super ketat, Pelda Majid dan Loha saling pandang, lalu menatap Brandi.Tapi saat melihat Brandi tenang-tenang saja, keduanya pun lega, artinya Brandi sebagai ‘leader’ paham apa yang harus dilakukan, mereka siap jalankan tugas!Brandi sudah beri petunjuk, di mana posisi Patricia berada dan kini ke sanalah mereka menuju.“Kita harus selamatkan wanita-wanita yang jadi mainan mereka, kasian mereka tak berdosa,” itulah rencana Brandi saat ini.Kini ketiganya menuju sebuah titik yang mirip mess, mereka lega, penjagaan di sini tak begitu ketat.Agaknya para penjaga pikir, para wanita yang mereka jadikan penghibur ini tak bakalan bisa kabur dari tempat ini, sehingga penjagaan malah tidak ada sama sekali.Bahkan kamera pengawas pun hanya ada satu, yang di taruh di depan mess, sehingga Brandi ajak kedua rekannya ini bergerak melalui samping.Dengan leluasa kini Brandi, Majid dan Loha sudah masuk ke dalam mess itu dan mulai mencek satu persatu-satu kamar-kamar ini.“Anjri
“Tuan Brandi, mereka itu kelompok mafia lintas negara, mereka kerjasama dengan perusahaan emas lokal di sini. Keruk sebuah gunung emas, lalu 85 persen hasilnya mereka selundupkan ke Australia, kemudian emas-emas tadi di jual ke luar negeri lagi, hanya 15 persen dari seluruh hasil tambang emas itu mereka laporkan ke pemerintah Anda,” kata Patricia, hingga Brandi, Majid dan Loha geleng-geleng kepala.Pat juga katakan lagi, praktek jahat mereka ini sudah berlangsung hampir 3,5 tahunan ini, setelah izin tambang mereka peroleh dari pemerintah Indonesia.“Jadi bisa tuan bertiga bayangkan, berapa banyak harta negara kalian mereka rampok selama ini. Dan asal tuan bertiga tahu, selama ini sudah 10 pilot mereka bunuh, karena ketahuan ingin tahu dan kepergok membongkar barang-barang yang mau di selundupkan tersebut,” kata Pat lagi bergidik. “Gila coii, kejam sekali dan mereka ini perampok berdalih investasi,” sela Loha, yang memang aslinya jenius ini, tapi tak bisa lanjutkan study karena keter
Tak butuh waktu lama, setelah makan siang dengan roti hingga kenyang, karena Brandi melarang mereka bikin api di siang hari, sebab akan mengundang perhatian karena pasti berasap.Seakan sudah di atur, Majid kini mojok bersama Sandra dan Loha terlihat sudah main peluk cium dengan Cicil.Cicil ternyata menyukai warna kulit gelap seperti Loha, yang dia katakan eksotis, sehingga Loha tak usah capek-capek merayu, Cicil sudah berhasil dia taklukan. Sedangkan Majid beda lagi, walaupun kulitnya tak seputih Brandi, tapi badan kokohnya serta selalu bersikap serius membuat Sandra juga nyaman berada di dekat pemuda yang pernah patah hati ini.Gara-gara tahu Pelda Majid hanyalah perwira yang miskuennn…!!!Brandi dan Pat jangan di tanya, keduanya sudah menghilang dari pandangan 4 orang ini dan sudah saling lumat di balik sebatang pohon.Dan tak lama kemudian, sudah saling adu mekanik sambil berdiri dan kadang saling jongkok, lalu ganti lagi sambil gaya rebahan, dengan hanya beralaskan pakaian mere
Brandi beri kode ke Majid dan Loha, duanya bergerak cepat masuk ke gudang ini dan Brandi bergegas mengambil kunci pesawat ampibi, dia sudah tahu tempatnya.Ini mereka berpacu dengan waktu, mereka bertiga bergegas bergerak sesuai planning sebelumnya, Majid dan Loha ambil granat dan senjata semampu mereka di gudang.Tak sampai 15 menitan, Majid dan Loha sudah keluar dari tempat gudang itu dan….!Bummmm…bummm…bummm…ledakan granat nenas mulai meledak di beberapa titik.Gegerlah tempat itu, ratusan penjaga yang tertidur berhamburan keluar, tapi mereka terpaksa berlindung, saat Brandi yang sudah sukses ambil kunci pesawat menembaki mereka.Kekacauan pun melanda tempat ini, aksi tembak menembak tak terelakan.Brandi, Majid dan Loha tak tahu, saat ini Mr Chino Hamuk tidak berada di tempat ini.Yang ada hanya anak buahnya, akibatnya mereka hanya bertindak untuk selamatkan diri dari serbuan trio nekat ini, karena tak ada komando.“Loha, cepat jemput Pat, Sandra dan Cicil, aku dan Majid melindung
“Jumlahnya ada 3 peti,” cetus Loha, tanpa tedeng aling-aling, hingga Majid makin melongo.“Pantas pesawat ini sangat berat saat take off tadi,” ceplos Majid, lalu tertawa berderai, tak menyangka di pesawat curian mereka ini, ada 'harta karun' tak sengaja terbawa.Loha kini berpaling ke arah 3 bule cantik ini.“Heloo ayank-ayangk kami, kini kita berenam akan jadi miliuner, di pesawat ini kita membawa 3 peti emas putih,” cetus Loha, hingga ke 3 bule ini tertawa berderai dengan wajah berbinar-binar .Nasib baik ternyata menaungi Brandi cs, gara-gara aksi mereka tersebut, alat komunikasi di markas Mr Chino Hamuk rusak parah dan tak bisa di gunakan lagi.Apalagi setelah genset sudah terbakar hebat dan pastinya harus di ganti dengan yang baru.Sehingga Mr Chino yang saat ini berada di Australia, sama sekali belum tahu apa yang terjadi dengan markasnya tersebut, anak buahnya tak bisa mengontaknya segera.“Kali ini kita harus rubah plannning, kita tak lagi simpan emas-emas ini di Indonesia, ta
Tiga orang berpakaian perlente dengan cerutu Kuba nya asyik bersantai ria di sebuah kafe mewah di kota Brussel, Swiss.Tak ada yang tahu, 3 orang ini bukan pria sembarangan, mereka kini punya tabungan jumbo yang bikin ketiganya menjadi miliuner.Setelah menyimpan emas-emas putih yang di bagi rata di sebuah bank Swiss, mereka pun menjelma jadi miliuner baru dan kini menikmati hasil kerja keras mereka.“Jadi…Pat nggak bisa datang ya Bang bersama Sandra dan Cicil menyusul ke sini?” tanya Loha sambil menatap si Abang Besar mereka ini, dia sedikit kecewa juga si Abang Besar ini tak bisa bersenang-senang seperti dia dan Majid.“Iyah…begitulah, tak apa, Pat memang sudah bilang, dia memiliki kekasih di Melbourne!” sahut Brandi santai.“Jadi apa rencana Abang selanjutnya?” tanya Majid lagi, ikutan kecewa Brandi tak bisa berleha-leha di negeri dingin ini bersama mereka nanti.“Aku…harus segera pulang ke Jakarta dan lapor dengan atasan, kalian silahkan bersenang-senang nikmati saja bersama Sandra
Ela mulai bercerita, di mulai saat dia baru saja menikah dengan Alfonso, mendiang suaminya.Saat itu Alfonso dapat cuti dan mereka sengaja bulan madu dan jalan-jalan ke kampung neneknya Ela di Kampung Cicangki, yang berada di Sukabumi.Sekalian mereka ingin mengunjungi bibinya atau satu-satu adik ayahnya yang tinggal di sana dan sudah renta.“Saat kami datang, Maya sepupuku yang lama jadi TKW di Dubai dan menjadi asisten seorang putri, baru 2,5 bulan datang dari sana sedang sakit parah terkena demam berdarah!” kata Ela, sambil menerawang jauh, seakan mengingat masalalu.Ela dan Alfonso kaget, Maya datang membawa seorang bayi mungil yang baru berusia 3 bulan. Awalnya Ela dan Alfonso mengira Maya sudah menikah, tapi keduanya diam dan kaget, saat Maya mengaku ini anaknya dengan ‘pacarnya’ di Dubai yang sengaja dia bawa.“Ela, Alfonso, kalau umurku tak panjang, sudikah kalian pelihara dan merawat Brandi. Kasian ibuku sudah tua, tak mungkin memeliharanya. Bawalah gelang ini, berikan kelak
“Jadi kamu mau balik ke Jakarta dan mau ziarah ke makam ibu kandungmu itu di Desa Cicangki di Sukabumi?” tanya Ela.Saat mereka makan malam berdua, dua keponakan Ela yang selama ini menemaninya, yang juga ‘sepupu’ Brandi terlihat asyik menonton TV di ruang keluarga. “Iya bun, sekalian aku akan selidiki, siapa kedua orang itu, sebab mereka pasti akan lacak aku di Mabes di Jakarta, kan ibu sudah bilang aku dinas di sana!” sahut Brandi.“Iya sihh…terserahlah, semoga misteri kamu anak siapa terungkap? bunda pun tak tahu misteri di balik ini semua.” sahut Ela lembut.Brandi langsung pegang tangan ibu angkatnya.“Bunda, dunia akhirat bagiku bunda tetap ibuku, juga ayah Alfonso adalah bapak-ku, tak bakalan berubah,” kata Brandi dengan suara bergetar.Hingga Ela berkaca-kaca matanya, sambil membelai kepala Brandi yang kini mencium tangannya, lalu balik mencium rambut anaknya yang mulai panjang ini.Namun Brandi tak buru-buru balik ke Jakarta, dia kasian dengan ibunya yang masih kangen denga
“Tenang honey, dia akan bikin kamu klimaks, pokoknya permainan dia itu 2X lebih hebat dari kami,” sahut Zoona tertawa berderai.“Biar tuan semangat sebelum bertempur, kan kalau belum muncrat laharnya, pasti puyeng pala peang, ya kannn?” sambung Iqaala, lalu gantian tertawa berderai dan diikuti Zoona.Ryan hanya bisa senyum mesem mendengar candaan kedua wanita cantik ini, yang tadi malam dia hajar sampai nyerah.“Zoona, Iqaala benarkah baru-baru ini ada turis dari Thailand yang di sandera?” tanya Ryan hati-hai agar keduanya tak curiga.“Waah nggak tahu aku, agaknya cocok deh tuan tanyakan ke si barbie, kan dia tinggal bersama tuan Al Tahyan di istana-nya. Pasti dia tahu, atau setidaknya mengetahui kalau ada kejadian begitu!” ceplos Zoona lagi.Iqaala pun sama, agaknya kali ini keduanya tak berbohong dan Ryan tak ingin memaksa.Dan Zoona serta Iqaala benar-benar pamit, dengan alasan tak sanggup lagi ladeni keperkasaan Ryan yang di luar nurul ini.Ryan membiarkan keduanya pamit, ia tak m
Ryan dan Balang diam-diam kembali bertemu di sebuah tempat yang tak menyolok, tentu saja Zoona dan Iqaala yang masih minta rehat setelah di hajar Ryan tak tahu.Ryan juga sadar, selain menemaninya, keduanya juga tugas ganda, mengamati dirinya, untuk selalu di laporkan ke tuan besarnya Al Tahyan Farisi.Mendengar semua kisah Ryan, Balang dengan wajah serius bilang, kelompok Abu Jenaya justru kelompok yang perjuangkan Palestina merdeka.“Dari informasi yang ku dapat di lapangan, salah satu kelompok yang paling sulit di hadapi pasukan zionis dan kelompok yang mereka bayar, kelompok Abu Jenaya menduduki urutan teratas yang wajib di basmi.”Balang lalu kisahkan sepak terjang kelompok pejuang ini, yang dikatakan sangat di dukung warga Palestina, terutama di wilayah pendudukan zionis.“Mereka sering bikin pasukan zionis kocar-kacir, kelompok ini bak hantu, serang dan kabur dan jumlah mereka juga sangat misterius. Ada yang bilang hanya puluhan, ada lagi yang bilang ratusan hingga ribuan mili
Ryan senyum sinis melihat Zoona dan Iqaala kini ngorok halus…kecapekan!Permainan cinta ganas dan panas hingga berjam-jam, membuat keduanya kini lunglai dan minta istirahat, Ryan pun mengiyakan. Walaupun belum klimaks tapi Ryan tak berminat meneruskan."Badan sih oke, denok...itunya dah pada longgar, untung saja punyaku king size. Kalau standar Indonesia, apa rasanya...? Numpang lewat doangggg!" gumam Ryan lalu tertawa sendiri sambil menatap perabotan Zoona dan Iqaala dan menutupi tubuh keduanya dengan selimut.Kini dia sudah paham apa yang harus dilakukan, keterangaan kedua wanita ini bagi Ryan sudah lebih dari cukup.Misi korek keterangan kini sukses, selanjutnya diam-diam dia kontak Balang dan keduanya pun berbicara serius via telpon."Aku lagi patroli dengan pasukan PBB Bang, nanti setelah agak longgar kita ketemuan," sahut Balang di seberang telpon. Ryan lalu beristirahat di kamar satunya, dia pun sebenarnya kelelahan, tapi karena fisiknya kuat ia pun tidak terlalu capek-capek
Begitu sampai kembali ke kamar vila, Zoona dan Iqaala yang agak mabuk tak sungkan lagi memeluk tubuh kokoh Ryan.Sebenarnya keduanya tak mabuk-mabuk amat, hanya di buat-buat saja, agar tubuh mereka bisa di pegang Ryan.Ryan yang masih ‘normal’ membiarkan saja ulah keduanya, ia malah sengaja gerayangi tubuh keduanya, sehingga makin blingsatanlah keduanya.“Kedua bidadari Abang itu bisa di manfaatkan, nggak perlu Abang repot memata-matai tuan Al Tahyan,” itulah pesan Balang yang di ingat Ryan.Sehingga Ryan pun kini mulai sengaja bersikap nakal.Iqaala bahkan tak ragu mencopoti semua pakaiannya, juga setengah memaksa melepas pakaian Ryan, yang saat ini memakai celana jeans dan kaos, yang sore sebelumnya sempat beli di sebuah toko pakaian tak jauh dari vila ini.Begitu Ryan hanya kenakan CD doang, keduanya sampai berseru wow melihat body Ryan yang bersekal-sekal dan kokoh ini, makin leleran lagi melihat torpedo Ryan yang sudah menonjol di balik CD tipis-nya ini.“Amazingggg…sizenya…!” se
Apa yang di katakan Zoona dan Iqaala benar adanya, tempat dugem di sini tak kalah dari yang ada di Jakarta.Pengunjung pun juga membludak dan tempat ini terlihat penuh pengunjung.“Ahh bodohnya aku, Lebanon kan warganya campuran, letaknya juga sudah mendekat Barat, tak aneh gaya mereka ke barat-baratan, nggak jauh beda dengan di Indonesia,” batin Ryan.Ryan melihat Zoona dan Iqaala sedanga asyik ‘ajojing’ ria berbaur dengan pengunjung lainnya. Ryan menolak diajak goyang, dia beralasan masih capek. “Dua wanita Beirut yang menggairahkan, sayang kalau di lewatkan!”Kaget bukan main Ryan, tiba-tiba ada yang bicara begitu gunakan Bahasa Indonesia pula. Refleks dia menoleh dan senyumnya langsung sumringah.“Balang Hasim Zailani…!” seru Ryan, tak menyangka akan bertemu si tampan cool ini.Keduanya tanpa di duga saling berpelukan erat, entah kenapa bertemu Balang di sini Ryan seolah bertemu adik sendiri.“Bang kita ngobrol di luar yuks…biarkan saja dua bidadari Abang di sana, suara musik je
Ryan, pura-pura tak menggubris pandangan kagum kedua wanita jelita ini, dia ingin istirahat di kamar lumayan mewah di vila ini.Namun…gangguan itu datang lagi, tanpa Ryan duga, Zoona dan Iqaala juga kini berganti baju santai, yakni kaos ketat dan celana pendek, tak lagi berbaju ala militer.Lekak lekuk tubuh keduanya membuat mau tak mau Ryan melirik juga, tapi dia tak mau menunjukan kebangorannya.Ryan hanya hela nafas panjang, karena hatinya masih teringat Fareeha dan…aslinya belum puas untuk balas dendam, hawa membunuhnya sangat kuat saat ini. Kenapa tiba-tiba dia mau bertemu kelompok ini, awalnya Ryan mengira mereka ini kelompok perjuangan yang all out melawan pasukan zionis, namun kini dia mulai meragu.Apalagi diapun sadar diri, tak bisa sendirian melawan pasukan musuh yang miliki pasukan terlatih bersenjata lengkap.Dia butuh rekan seperjuangan yang lebih besar dari kelompok Abu Shekar, yang hanya miliki pasukan ratusan orang saja.“Aku akan bersabar minimal seminggu, kalau tid
Akhirnya mereka tiba di sebuah tempat yang di jaga ratusan orang berseragam ala tentara, inilah milisi yang di katakan Syarif tadi.“Jumlah anggota kami yang aktif dan resmi 3.500 an orang tuan Ryan dan yang tak resmi hampir 10.000 an orang, pemimpinnya Tuan Al Tahyan Farisi,” cerita Syarif.Kaget juga Ryan, artinya milisi ini bukan milisi biasa, banyak sekali anggotanya. Seragamnya pun tak ubahnya militer resmi pemerintahan.Ryan di sambut langsung sang pimpinan milisi Tuan Al Tahyan Farisi dan dua pembantu utama yang menunggunya di halaman markas milisi ini.Pria ini miliki brewok dwi warnanya lebih lebat dari milik Ryan dan tubuhnya agak tambun, tinggi badannya hampir sama dengan Ryan.Pakaiannya juga ala militer, lengkap dengan pistol nya di pinggang, bahkan ada tanda dua bintang di pakaianya ini, yang artinya Al Tahyan seorang pria berpangkat Inspektur Jenderal.Seorang pria gagah, walaupun Ryan taksir usianya pasti di atas 55 tahunan.“Akhirnya orang yang kami tunggu-tunggu datan
Trakk…trakk…! Senjata terkokang.4 serdadu yang berjaga di pos langsung todong mobil Ryan yang berjalan perlahan menuju ke gardu pos ini.Ryan tersenyum sinis, lalu secepat kita dia cabut pistolnya.Dupp…dupp..dupp…dupp!Empat tembakan beruntun dari pistol berperedam lagi-lagi milik Mayor Ehud yang juga ia pergunakan dulu untuk menyendera Letna Elita kini makan korban, empat serdadu itu tewas tanpa sempat berteriak.Tembakan Ryan yang di puji Suhail sangat lihai membidik ini tepat bersarang di wajah ke 4 serdadu zionis itu, yang di tembak dari jarak dekat.Tanpa turun dari mobilnya, Ryan terus jalankan mobilnya dan kini sudah berada di halaman kantor militer sekaligus merangkap mess ini.Ryan turun dari mobil, lalu menuju ke pintu depan yang di jaga dua serdadu dengan mata terkantuk-kantuk sedang duduk sambil sesekali minum bir.“Heiii siapa kaa…arghhhh!Suara si serdadu ini hilang berikut nyawanya, rekannya juga bernasib sama, lagi-lagi kepala yang Ryan bidik dari jarak dekat.Ryan
Ryan yang murka pun ikut lepaskan berondongan tembakan, tapi semua itu sia-sia belaka. Pesawat-pesawat tempur itu terbang lumayan tinggi dan bermanuver di udara.Abu Shekar perintahkan semua orang kabur sejauh-jauhnya dari tempat ini, karena pesawat-pesawat tempur terus memuntahkan rudal-rudal balistiknya.“Ryan ayoo kita pergi,” Suhail menarik lengannya.“Bagaimana dengan istriku Fareeha!” Ryan menolak pergi, ia masih cemas memikirkan nasib Fareeha.“Dia mungkin sudah pergi juga mengungsi ke tempat aman, ayoo sebelum terlambat,” desak Suhail.Mau tak mau Ryan pun ikuti semua orang pergi sejauh-jauhnya dari tempat ini. Api makin berkobar hebat bakar semua tenda pengungsian ini.Sepanjang jalan mata Ryan terus mencari-cari sosok istrinya, tapi sampai jauh pergi, tidak terlihat keberadaan Fareeha.“Fareeha di mana kamu sayang…!” batin Ryan makin cemas saja.Setelah hampir 2,5 jam menjatuhkan bom-bom-nya, 3 pesawat zionis ini menghilang di atas langit yang gelap.Berangsur-angsur para pen