BERSAMBUNG
“Iya kek kenapa?” Sarah kini duduk di depan kakeknya.“Tahukah kamu siapa ayah dan ibunya si Ryan Affandi itu?” tanya kakek Samuel sambil menatap tajam wajah cucunya.Sarah langsung menggeleng dan dia bilang sampai kini belum tahu. “Eh iya, Ryan bilang dia keluarganya ibu Cynthia Soton…!”Kakek Samuel kontan kaget.“Cynthia Soton atau Cynthia Hasim Zailani, dia itu istrinya Jenderal Polisi Chulbuy Hasim Zailani!” potong kakek Samuel tiba-tiba, hingga gantian Sarah yang terkaget-kaget.“Jadi…Ryan itu, anaknya si Kapolri itu ya kek?”Kakek Samuel diam sejenak. “Entahlah Sarah, tapi batinku mengatakan iya, karena wajahnya sangat mirip dengan Jenderal Chulbuy itu,” sahut kakek ini lagi sambil hela nafas.“Iya juga sih…tak masuk akal dia enteng banget nanam saham hingga begitu besar. Kalau dia benaran anaknya pa Chulbuy, Sarah nggak heran sih?” sahut Sarah kini termenung sendiri.“Sarah…jawab dengan jujur, apakah kamu menyukai Ryan itu?”Kakek Samuel menatap wajah cucu satu-satunya ini dan
“Hmm…soal itu jadi misteri sampai kini, kenapa emanknya? Apakah kamu minta papa buka lagi kasus kecelakaan itu…! Tunggu dulu, tumben kamu tertarik kasus ini, ada apa? Apakah jenderal Samuel bertemu kamu itu minta bantu bongkar misteri kematian anak-mantu dan cucunya itu Ryan?” desak Chulbuy.“Iya pah, Ryan juga penasaran…!” sahut Ryan.“Hmm…baiklah, papa akan minta anak buah untuk selidiki lagi soal kecelakaan itu dan siapa dalangnya!”Klik, telpon pun di tutup. Ryan kini menatap Sarah, tiba-tiba Sarah bangkit.“Sarah kamu mau kemana?” Ryan kaget tapi tak keburu mencegah Sarah yang tiba-tiba ngeloyor pergi tanpa bicara dan Ryan tak bisa mencegahnya.Saat Ryan akan berlari mengejar Sarah, hampir saja handuknya terlepas, sehingga Ryan batalkan kejar Sarah yang sudah masuk ke lift.Beberapa kali Ryan menelpon tapi Sarah tak pernah mengangkat telponnya, tak lama ponselnya juga di blokir!Ryan kini hanya bisa duduk termangu di kamar hotelnya, tak dia sangka hubungan yang mulai terjalin mani
Ketika bersiap-siap akan berangkat ke bandara di antar sopir keluarganya, Ryan kaget saat Mami Latini datang ke rumahnya.“Bryan ehh Ryan, kamu mau kemana?” Mami Latini tentu saja heran saat melihat Ryan akan panggul ranselnya dan ada MVP mewah yang siap-siap jalan.“Mami Latini…darimana kamu tahu rumahku?” selidik Ryan kaget, lalu turunkan ranselnya, urungkan pergi.“Ihh…somse-nya, mentang-mentang sudah jadi crazy rich, semua dah tau kale, kamu itu anak dari Om Chulbuy Hasim Zailani.” Cetus Mami Latini.Ryan senyum dingin saja. “Apa tujuan kamu ke sini Mam?” Ryan kini menahan langkah kakinya.“Dyehh…apalagi kalau bukan ajak kamu comeback weceee…ih jangan nolak dulu, sang produser siap kasih cek kosong loh, agar kamu mau main film lagi, eike yakin film kamu nanti bakalan meleduk, bayangin cek kosong loh!”Ryan tertawa kecil, bukannya tak menghargai tawaran menggiurkan itu, tapi baginya banyak yang lebih prioritas, apalagi ia juga tak suka lagi jadi orang terkenal.“Mam…untuk saat ini
Ryan di bawa ke sebuah tempat yang tak ia kenal, hanya bangunan ini agaknya mirip bekas sebuah hotel yang lumayan mewah.Namun saat Ryan menoleh ke kiri kanan, ia pun hanya hela nafas. Bangunan di sini hancur lebur akibat perang, anehnya tempat ini hanya taman di bagian depan yang rusak, dalamnya masih bagus, juga listri berfungsi dengan baik.Terlihat seorang pria tinggi besar sudah menunggunya di lobby tempat ini.“Selamat datang ‘desert ghost’…maaf kalau anak buahku tak sopan dengan Anda dan membawa ke sini dengan todongan senjata!”Alangkah kagetnya Ryan, julukannya ternyata di ketahui pria ini yang dikatakan pemimpin milisi di sini. Orang ini dengan gaya ramah ajak ryan duduk di lobby ini, puluhan anak buahnya terlihat berjaga-jaga.“Siapakah tuan ini?” tanya Ryan dengan sikap dingin.“Namaku Rasyid Jawahri, aku pemimpin milisi God's Way, kami berasal dari Irak, aku sudah lama kagum dengan tuan,” pria tinggi besar dengan brewok lebat ini kenalkan dirinya.God’s way atau ‘Jalan T
Ryan hanya angkat bahu, seolah tak tahu sama sekali soal berlian. “Pikiranku saat itu hanya bebas secepatnya tuan Rasyid, soal berlian tak masuk dalam planningku,” cetus Ryan, sambil permisi merokok, Tuan Rasyid terlihat antara percaya dan tidak.“Tuan Ryan, silahkan tuan sementara istirahat dulu, 3 hari lagi kita akan menuju di mana dulu bunker tuan Ryan berada, kurasa ingatan Tuan Ryan tentu masih ingat bukan? Di mana bunker itu berada!”Agar tidak menimbulkan kecurigaan, Ryan tak ragu mengangguk, dia juga bersikap cool dan masa bodoh saja, kenapa Tuan Rasyid ini lebih suka ngomong bahasa Yahudi daripada Bahasa Arab, padahal ngakunya dari Irak.Keheranan Ryan makin menjadi, saat masuk seorang bercadar atau burka dan bilang dia akan menemani dan melayani Ryan di kamar ini.“Makin mencurigakan kelompok aneh ini,” batin Ryan yang mulai waspada tingkat tinggi.Ternyata sebagai mantan artis, lagi-lagi menolongnya, Ryan tetap berakting masa bodoh dan seolah tak mau tahu.“Kurasa kamu bukan
Ryan pun aslinya masih bingung dengan misi Saffania ini, kenapa dia sampai bergabung dengn kelompok ini, dan malah mau membantunya.Ia pun juga tak tahu latar belakang wanita cantik ini, yang kecantikannya mengalahkan si barbie dan Letnan Elita ini. “Aku akan ikuti alurnya, sikap Saffania pun sangat mencurigakan, kenapa dia diam-diam bocorkan misi tuan Rasyid dan ingin bantu aku,” batin Ryan dan kini mereka tetap bicara santai. “Saffania, permainan kita ini nanggung,” bisik Ryan, Saffania kaget saat Ryan tiba-tiba menarik celananya dan…melumat hutan rimbunnya.Akibatnya Saffania melenguh, alih-alih menolak, dia malah larut dengan permainan Ryan dan akhirnya dari awalnya hanya main-main, mereka benar—benar lakukan persenggamaan dengan gaya-gaya liar.Ketika Tuan Rasyid hidupkan lagi kameranya, dia makin terkekeh saat melihat Ryan dan Saffania asyik bergelut dengan beragam gaya.“Wowww….benar-benar hebat, gaya-gaya nya tak kalah dengan fllm dewasa,” cetus Tuan Rasyid makin terkekeh.Wa
Kini mereka berada dalam sebuah gua untuk bersembunyi di perbukitan itu, untuk rundingkan langkah berikutnya.“Kita akan menyusup masuk kota. Kendaraan terpaksa kita sembunyikan di sini,” kata Tuan Rasyid. Rasyid juga bilang sangat aneh ada pasukan zionis yang operasi sampai ke kota yang hancur lebur ini, padahal tidak ada satupun anggota milisi yang berkeliaran di sini. “Betul, hanya itu satu-satunya jalan dan kita harus bergerak malam hari agar tak menyolok. Tuan Rasyid, apa mungkin mereka juga tahu soal bunker itu?” pancing Ryan kalem.Wajah Tuan Rasyid kontan berubah dan dia menatap wajah Ryan. "Kalau pendapat kamu, darimana mereka tahu Tuan Ryan?" Rasyid secara cerdik justru balik bertanya.Namun Ryan tak kalah akal, dia senyum dingin. "Siapa lagi kalau bukan mendiang Letnan Elita, kan mereka menemukan berlian itu di tangannya. Nah, bisa jadi mereka juga berhasil korek keterangan soal bunker ini?"Mendengar ucapan Ryan yang masuk akal ini, Tuan Rasyid bukannya tenang, dia malah t
“Wow…kamu hebat sekali Ryan,” puji Saffania spontan melihat aksi Ryan ini. Ryan hanya senyum kecil.Ryan kembali membidik dan setiap kali menumpahkan amunisinya, pasti ada pasukan zionis ini yang terkapar dan tak bangun-bangun lagi.“Nggak perlu buang-buang amunisi, setiap bidikan harus kena,” sahut Ryan kalem.Rasyid Jawahri yang melihat ini sampai tak bisa berkata-kata lagi, kehebatan Ryan jauh di atas anak buahnya.Pertempuran kecil ini akhirnya berakhir, pemenangnya tentu saja kelompok Rasyid, 35 pasukan zionis tergeletak, tewas semua, berikut pemimpinnya yang berpangkat Kapten, yang tewas dengan dahi berlubang terkena tembakan Ryan.Dari 35 orang itu, 17 orang tewas terkena tembakan Ryan. Tapi Rasyid juga kehilangan 10 anak buahnya.Inilah yang bikin Rasyid kurang puas, termasuk salah satu pengawal kesayangannya yang jadi korban tewas.Namun Rasyid tak peduli nasib anak buahnya, dia lalu minta Ryan tunjukan di mana jalan bunker tersebut.“Kita harus cepat, jangan sampai teman-tema
Kini keduanya duduk sambil menikmati bekal yang mereka bawa, kisah yang barusan Datuk sampaikan benar-benar bikin Hagu bergidik.Tak pernah dalam mimpi sekalipun, Hagu akan bertemu dengan roh Datuk Hasim Zailan junior, bahkan hebatnyamereka kini bisa bercakap-cakap layaknya dua manusia biasa.Kadang dia menatap wajah Datuk yang selalu muram, kadang tangannya sengaja menyentuh lengan Datuk, untuk memastikan, kalau roh ini benar-benar ‘hidup’.Datuk yang tahu kelakuan Hagu menahan senyumnya.“Jangan takut, aku saat ini tetap berujud manusia, tapi…asal kamu tahu, aku tak bisamembunuh siapapun. Lagianmasa takut dengan roh saudara sendiri…!” seloroh Datuk.“Masa sih Bang…minggu yang lalu kan saat kita bertempur Abang menembaki pasukan Jepang?”“Itu semua…kamulah yang melakukan! Emangnya kamu nggak sadar yaa saat berduaan dengan Park Hymin, ayahnya Park Min diam saja? Padahal asal kamu tahu Prem, tidak sedikit laki-laki yang ingin jadikan Park Hymin istri…!”Hagu tentu saja menggeleng mend
“Bang Hagu…hati-hati!”Park Hymin langsung pegang tangan Hagu, saat pamit meninggalkan tempat ini.“Iya…makasih?”Keduanya saling tatap dan kini tak ragu saling peluk. Datuk Junior hanya memandang keduanya, lalu angkat bahu, seakan memaklumi perasaan kedua orang muda ini.Sejak bicara kemarin pagi hingga kini, hubungan Hagu dan Park Hymin makin dekat, mereka sering curhat satu sama lain.Mereka seolah teman lama yang baru bertemu.Kadang keduanya berjalan-jalan di bibir pantai dan Park Min ayahnya termasuk Datuk anehnya, tidak melarang apalagi menegur keduanya.Awalnya Hagu sempat bertanya, kenapa Park Hymin tak suka dengan Datuk Junior.Park Hymin terkekeh dan bilang, dia sudah anggap Datuk itu pamannya sendiri saking dekatnya dan tak ada rasa cinta, kecuali cinta ponakan dan paman saja. “Kekasih Abang Datuk dulu adalah kakak aku, tapi mereka tak berjodoh, karena kakakku meninggal dunia tertembak pasukan Jepang, sejak saat itulah Bang Datuk selalu murung hingga ini…!” Hagu pun m
“Iya Park Hymin, aku ingin selamatkan salah satu keturunanku ini…inilah kenapa aku membawa adikku si Hagu dari alam berbeda. Yang kalau di masa depan dia paman luarku, untuk bantu aku di sini. Awalnya aku mau ajak Prem, tapi tak bisa, karena Ange sedang hamil, Prem tak bisa meninggalkanya, si Ange amat manja agaknya...!” sahut Datuk sambil hembuskan asap cerutunya, lalu senyum kecil.“He-he…Angelina…! Cakep banget ya nama salah satu cicitku di masa depan, sayang ya si Prem, terlebih si Ange tak bisa di bawa ke sini, penasaran aku mau lihat wajahnya, secantik apa dia?” sahut Park Hymin tiba-tiba, hingga mata Hagu melotot.“Kalau di bawa akan ada musibah besar Hymin, kita jangan berlebihan melawan gravitasi alam, aku saja dengan bolak-balik ke dunia masa depan, usiaku tak bakalan panjang lagi, inilah resiko yang harus aku terima…!” sahut Datuk lagi-lagi dengan suara pelan dan tenang.“Ihh segitunya…menakutkan sekali!” sahut Park Hymin terkaget-kaget.Hagu lalu muncul dan di tatap Park Hy
Pesta pun berakhir setelah hampir tengah malam, Hagu tentu saja di buat kagum dengan gaya Datuk Junior yang sangat berwibawa dan gayanya sangat berkharisma.“Pantas Bang Prem bilang, kalau ingin attitude dan gaya berbusana, contoh-lah Bang Datuk ini…benar-benar falmboyan sejati, cara pakaian dan cara bicaranya benar-benar top habis…!” batin Hagu.“Hagu kita pindah ke pondok yang disediakan Tuan Park Min.” Datuk ajak Hagu bangkit.Hagu pun mengangguk dan mengikuti langkah Datuk. Saat berjalan begini, tiba-tiba Hagu teringat, orang tuanya Ange atau besann-ya Prem marga-nya juga Park...?Jangan-jangan mereka ini ada hubungan, pikir Hagu.“Bang Datuk….apakah Park Min ini…kakek buyutnya si Ange?” ceplos Hagu tiba-tiba dan tanpa di duga-duga Datuk langsung mengangguk ambil senyum.Hagu kontan melongo.“Dan…ini kelak ada hubungannya dengan kamu juga salah satu keturunan kamu di masa depan!” sahut Datuk, lagi-lagi dengan suara kalem.“A-apa…maksud Abang..???”“Aku tak bisa menjelaskan saat ini
"Kita melawan tentara Jepang, ini tahun 1945! Saat ini kita membantu Korea, yang di jajah negara kate ini,” sahut Datuk sambil membidik dua tentara Jepang dan tak lama...door...doorr, dua serdadu bidikannya terjungkal, terkena tembakan akurat Datuk.“Bang, aku bisa mati nggak kalau kena peluru?” Hagu masih ngeyel bertanya, sambil kagum melihat tembakan Datuk yang hebat ini.“Tentu saja, makanya kamu hati-hati agar jangan tertembak, sudah jangan banyak tanya, ayo kita tembaki pasukan Jepang, agar desa ini bisa di pertahankan pasukan Korea.”Usai berkata begitu Datuk lalu berlari dan berlindung di sebuah lubang.Tuinggg…“Sompretttt…hampir aku kena!” teriak Hagu dan dia buru-buru merunduk dan kini dia pun mulai bidik pasukan musuh. "Ini bukan mimpi, ini nyata!" batin Hagu mulai waspada.Pertempuran benar-benar seru dan Hagu yang tak pernah berkhayal berada di masa lalu berkali-kali hampir saja kena tembak musuh.“Bangsat…ini sih bukan ilusi, ini benaran!” dengus Hagu marah bukan kepa
Ryan paham anak sulungnya ini sedang galau, kehilangan wanita yang di sayangi memang terlihat dari wajah anaknya ini.Hagu rupanya tipikal orang yang tak suka pura-pura, dia lalu curhat pada ayahnya. Ryan senyum saja, tuh dia juga punya dua istri. Aneh kok bisa nurun ke Hagu, pikirnya geli sendiri.“Kalau kamu ingin pergi ke Korea, tidak apa-apa silahkan! Tapi ingat tetap waspada, kamu masih di incar orang-orang jahat, yang namanya musuh, di manapun kamu berada pasti akan di buru. Ada baiknya kamu latihan menembak dulu dengan Prem,” sara Ryan.Sebagai mantan milisi Ryan tahu Hagu kadang suka bertindak sembrono dan nekat, terbawa darah mudanya yang gampang panas.Dan...Hagu juga tak kenal takut! Benar-benar turunan Klan Hasim Zailani sejati, yang tak keder dengan musuh. Hagu pun mengangguk, dia senang sekali ayahnya ternyata sangat bijak. Ibunya beda lagi, malah mendesak padanya agar segera menikah!Tak main-main, Fareeha bilang...ibu kandung Saleha, yang juga sepupunya sering menanyak
Hagu pun ini putuskan langsung menemui Widya, Hagu tak sadar, inilah bedanya dia dengan klan Hasim Zailani lainnya, anak muda ini tak lupa dengan janji dengan wanita, walaupun telat.Hagu masih ingat jalan menuju ke rumah yang dulu diberikan Balanara, sehingga tak takut lagi nyasar, beiarpun harus di bantu peta satelit, karena Hagu belum begitu hapal Jakarta.Namun, begitu sampai di sini, lagi-lagi dia kaget, Widya tidak berada di sini lagi. Bahkan rumah inipun sepi dan terkunci rapat, tak ada satupun penghuni yang ada di sini, termasuk ART-nya dahulu.Merasa penasaran, Hagu pun tancap gas menuju ke rumah Bibik Ayin yang selama ini jadi ART-nya Widya dan tinggal-nya di Bogor.Akan tetapi lagi-lagi Hagu terdiam, Bibik Ayin ternyata sudah meninggal dunia 6 bulan yang lalu, atau 5 bulan setelah pulang kembali ke sini.“Ibu nggak pernah cerita kemana Mba Widya-nya pergi Om,” sebut anak Bibik Ayin, saat Hagu bertanya kemana kekasihnya itu menghilang. Otak Hagu pun buntu, dua anak Sofia
“Dua tahun yang lalu mantan suaminya datang, lalu mengajak Sofia rujuk, namun Sofia menolak dan bilang dua sudah memiliki suami,” pria setengah tua yang sebelumnya kenalkan dirinya Haji Ibak sesaat menatap tajam wajah Hagu.Orang tua ini agaknya sudah bisa menebak, inilah ‘suami’ kedua mendiang Sofia. Hati Hagu pun bak teriris sembilu, ingat memang dia adalah 'suami' siri Sofia.Haji Ibak melanjutkan kisahnya, mantan suami pertama Sofia lalu marah dan terjadilah pertengkaran fatal, yang berakibat meninggalnya Sofia.“Sofia tak sengaja tertusuk belati yang di bawa mantan suaminya, lalu pria ini kabur dengan membawa anak tertuanya yang bernama Risna. Sedangkan anak keduanya yang masih berusia kurang dari 2 tahun di bawa sepupu Sofia.”Namun mantan suami Sofia berhasil di tangkap polisi dan saat melakukan perlawanan mantan suami Sofia itu tertembak dan tewas, kata Haji Ibak menambahkan kisahnya.Hagu sampai menghela nafas, tak menyangka tragisnya kehidupan Sofia dan pastinya suaminya yang
Dua bulan kemudian…Hari ini Hagu resmi di kenalkan sebagai sulung dari Ryan Hasim Zailani, seluruh keluarga Klan Hasim Zailani ngumpul.Rumah besar Ryan bak acara reuni keluarga saja, kakek Radin tentu saja yang paling di tuakan. Biarpun usianya sudah mendekati 68 tahunan, tubuh si kakek ini tetap kokoh dan tegap.Chulbuy yang kini juga berusia 65 tahunan tak kalah gagahnya.Tapi semua sepakat, yang paling ganteng di usia matang ini pemenangnya Balang Hasim Zailani, di usia 53 tahun, Balang di puji tak kalah dari dua anak laki-lakinya, Balanara dan Prem yang sudah memiliki istri.Hagu juga di tasbihkan sebagai nama resminya, bukan Reyhan, karena pemuda lebih suka nama itu!“Hmm…jadi siapa yang patut kamu curigai kira-kira Hagu,” Prem langsung tanya sepupunya ini.Balanara yang duduk di samping juga penasaran, siapa yang patut di curigai sebagai penembak sepupu mereka ini.Ketiganya sengaja duduk santai di taman, sambil menatap sepupu-sepupu mereka yang ramai berceloteh, termasuk ortu-