BERSAMBUNG
Seakan paham arah mata Ryan, Sarah ikutan terdiam…jurang beda keyakinan kini terpampang jelas. Tapi…bagaimanapun…semua sudah terlanjur.“Bang…kalung inilah dulu yang sebabkan aku 2X gagal menikah, dua mantanku dulu berkeyakinan sama denganmu…!” cetus Sarah dan dia perlahan bangkit dan duduk sambil menatap hampa ke depan.Ryan menatap Sarah dan mencium bibirnya. “Sayang, aku tak memaksamu, ikut keyakinanku, ini soal hati…!” bisik Ryan.“Makasih sayang…mau dengar ceritaku nggak, agar kamu tahu siapa aku sebenarnya?” Sarah memiringkan tubuhnya, Ryan mengangguk sambil mengecup bibir Sarah.Daya tarik wanita jelita ini selain tubuhnya yang sangat mulus, adalah bibirnya yang tak bosan-bosannya Ryan kecup.Sarah mulai bercerita, kalau dia yatim piatu, ayah dan ibunya serta adiknya tewas kecelakaan di jalan tol di Jakarta, saat dia masih kuliah, beberapa tahun yang lalu.“Kakek dan nenek masih ada, kakek pensiunan polisi Bang, kakek pangkat tertingginya Irjen Polisi, sejak itulah aku tak perna
“Iya kek kenapa?” Sarah kini duduk di depan kakeknya.“Tahukah kamu siapa ayah dan ibunya si Ryan Affandi itu?” tanya kakek Samuel sambil menatap tajam wajah cucunya.Sarah langsung menggeleng dan dia bilang sampai kini belum tahu. “Eh iya, Ryan bilang dia keluarganya ibu Cynthia Soton…!”Kakek Samuel kontan kaget.“Cynthia Soton atau Cynthia Hasim Zailani, dia itu istrinya Jenderal Polisi Chulbuy Hasim Zailani!” potong kakek Samuel tiba-tiba, hingga gantian Sarah yang terkaget-kaget.“Jadi…Ryan itu, anaknya si Kapolri itu ya kek?”Kakek Samuel diam sejenak. “Entahlah Sarah, tapi batinku mengatakan iya, karena wajahnya sangat mirip dengan Jenderal Chulbuy itu,” sahut kakek ini lagi sambil hela nafas.“Iya juga sih…tak masuk akal dia enteng banget nanam saham hingga begitu besar. Kalau dia benaran anaknya pa Chulbuy, Sarah nggak heran sih?” sahut Sarah kini termenung sendiri.“Sarah…jawab dengan jujur, apakah kamu menyukai Ryan itu?”Kakek Samuel menatap wajah cucu satu-satunya ini dan
“Hmm…soal itu jadi misteri sampai kini, kenapa emanknya? Apakah kamu minta papa buka lagi kasus kecelakaan itu…! Tunggu dulu, tumben kamu tertarik kasus ini, ada apa? Apakah jenderal Samuel bertemu kamu itu minta bantu bongkar misteri kematian anak-mantu dan cucunya itu Ryan?” desak Chulbuy.“Iya pah, Ryan juga penasaran…!” sahut Ryan.“Hmm…baiklah, papa akan minta anak buah untuk selidiki lagi soal kecelakaan itu dan siapa dalangnya!”Klik, telpon pun di tutup. Ryan kini menatap Sarah, tiba-tiba Sarah bangkit.“Sarah kamu mau kemana?” Ryan kaget tapi tak keburu mencegah Sarah yang tiba-tiba ngeloyor pergi tanpa bicara dan Ryan tak bisa mencegahnya.Saat Ryan akan berlari mengejar Sarah, hampir saja handuknya terlepas, sehingga Ryan batalkan kejar Sarah yang sudah masuk ke lift.Beberapa kali Ryan menelpon tapi Sarah tak pernah mengangkat telponnya, tak lama ponselnya juga di blokir!Ryan kini hanya bisa duduk termangu di kamar hotelnya, tak dia sangka hubungan yang mulai terjalin mani
Ketika bersiap-siap akan berangkat ke bandara di antar sopir keluarganya, Ryan kaget saat Mami Latini datang ke rumahnya.“Bryan ehh Ryan, kamu mau kemana?” Mami Latini tentu saja heran saat melihat Ryan akan panggul ranselnya dan ada MVP mewah yang siap-siap jalan.“Mami Latini…darimana kamu tahu rumahku?” selidik Ryan kaget, lalu turunkan ranselnya, urungkan pergi.“Ihh…somse-nya, mentang-mentang sudah jadi crazy rich, semua dah tau kale, kamu itu anak dari Om Chulbuy Hasim Zailani.” Cetus Mami Latini.Ryan senyum dingin saja. “Apa tujuan kamu ke sini Mam?” Ryan kini menahan langkah kakinya.“Dyehh…apalagi kalau bukan ajak kamu comeback weceee…ih jangan nolak dulu, sang produser siap kasih cek kosong loh, agar kamu mau main film lagi, eike yakin film kamu nanti bakalan meleduk, bayangin cek kosong loh!”Ryan tertawa kecil, bukannya tak menghargai tawaran menggiurkan itu, tapi baginya banyak yang lebih prioritas, apalagi ia juga tak suka lagi jadi orang terkenal.“Mam…untuk saat ini
Ryan di bawa ke sebuah tempat yang tak ia kenal, hanya bangunan ini agaknya mirip bekas sebuah hotel yang lumayan mewah.Namun saat Ryan menoleh ke kiri kanan, ia pun hanya hela nafas. Bangunan di sini hancur lebur akibat perang, anehnya tempat ini hanya taman di bagian depan yang rusak, dalamnya masih bagus, juga listri berfungsi dengan baik.Terlihat seorang pria tinggi besar sudah menunggunya di lobby tempat ini.“Selamat datang ‘desert ghost’…maaf kalau anak buahku tak sopan dengan Anda dan membawa ke sini dengan todongan senjata!”Alangkah kagetnya Ryan, julukannya ternyata di ketahui pria ini yang dikatakan pemimpin milisi di sini. Orang ini dengan gaya ramah ajak ryan duduk di lobby ini, puluhan anak buahnya terlihat berjaga-jaga.“Siapakah tuan ini?” tanya Ryan dengan sikap dingin.“Namaku Rasyid Jawahri, aku pemimpin milisi God's Way, kami berasal dari Irak, aku sudah lama kagum dengan tuan,” pria tinggi besar dengan brewok lebat ini kenalkan dirinya.God’s way atau ‘Jalan
Ryan hanya angkat bahu, seolah tak tahu sama sekali soal berlian. “Pikiranku saat itu hanya bebas secepatnya tuan Rasyid, soal berlian tak masuk dalam planningku,” cetus Ryan, sambil permisi merokok, Tuan Rasyid terlihat antara percaya dan tidak.“Tuan Ryan, silahkan tuan sementara istirahat dulu, 3 hari lagi kita akan menuju di mana dulu bunker tuan Ryan berada, kurasa ingatan Tuan Ryan tentu masih ingat bukan? Di mana bunker itu berada!”Agar tidak menimbulkan kecurigaan, Ryan tak ragu mengangguk, dia juga bersikap cool dan masa bodoh saja, kenapa Tuan Rasyid ini lebih suka ngomong bahasa Yahudi daripada Bahasa Arab, padahal ngakunya dari Irak.Keheranan Ryan makin menjadi, saat masuk seorang bercadar atau burka dan bilang dia akan menemani dan melayani Ryan di kamar ini.“Makin mencurigakan kelompok aneh ini,” batin Ryan yang mulai waspada tingkat tinggi.Ternyata sebagai mantan artis, lagi-lagi menolongnya, Ryan tetap berakting masa bodoh dan seolah tak mau tahu.“Kurasa kamu buka
Ryan pun aslinya masih bingung dengan misi Saffania ini, kenapa dia sampai bergabung dengn kelompok ini, dan malah mau membantunya.Ia pun juga tak tahu latar belakang wanita cantik ini, yang kecantikannya mengalahkan si barbie dan Letnan Elita ini. “Aku akan ikuti alurnya, sikap Saffania pun sangat mencurigakan, kenapa dia diam-diam bocorkan misi tuan Rasyid dan ingin bantu aku,” batin Ryan dan kini mereka tetap bicara santai. “Saffania, permainan kita ini nanggung,” bisik Ryan, Saffania kaget saat Ryan tiba-tiba menarik celananya dan…melumat hutan rimbunnya.Akibatnya Saffania melenguh, alih-alih menolak, dia malah larut dengan permainan Ryan dan akhirnya dari awalnya hanya main-main, mereka benar—benar lakukan persenggamaan dengan gaya-gaya liar.Ketika Tuan Rasyid hidupkan lagi kameranya, dia makin terkekeh saat melihat Ryan dan Saffania asyik bergelut dengan beragam gaya.“Wowww….benar-benar hebat, gaya-gaya nya tak kalah dengan fllm dewasa,” cetus Tuan Rasyid makin terkekeh.W
“Heii kamu yang berwajah bulat, ke sini,” bentak seorang tentara berpangkat Kapten dengan wajah bengis. “Siappp, Ndan!” sahut si pemuda ini cepat dan berlari kencang ke depan. Begitu berada di depannya, si Kapten ini sampai mendongak menatap wajahnya. Tinggi pemuda ini hampir 182 centimeteran, sedang si kapten ini hanya sebahunya. Dia lalu memutari tubuh pria kurus berbadan kokoh ini, sambil lihat-lihat apakah ada tato atau cacat di badannya. “Hmm…kamu aslinya mana, Indonesia atau apa sih..?” bentaknya lagi masih dengan suara menggelegar. “Asli Indonesia Ndan, ibu dan almarhum bapak asli Kalimantan!” sahutnya cepat, pandangannya tetap tajam ke depan. Sang Kapten hanya mengangguk-anggukkan kepala. “Tadi kamu telat 5 detik, sekarang kamu putari lapangan ini 10X, cepat laksanakan!” lagi-lagi tanpa ampun keluarkan perintah tegas. Bak anjing dipukul di pantat, pemuda ini lalu bergerak cepat dan kelilingi lapangan yang luasnya mirip lapangan bola ini hingga 10X. Serdadu berpangkat Kapten Ud
Ryan pun aslinya masih bingung dengan misi Saffania ini, kenapa dia sampai bergabung dengn kelompok ini, dan malah mau membantunya.Ia pun juga tak tahu latar belakang wanita cantik ini, yang kecantikannya mengalahkan si barbie dan Letnan Elita ini. “Aku akan ikuti alurnya, sikap Saffania pun sangat mencurigakan, kenapa dia diam-diam bocorkan misi tuan Rasyid dan ingin bantu aku,” batin Ryan dan kini mereka tetap bicara santai. “Saffania, permainan kita ini nanggung,” bisik Ryan, Saffania kaget saat Ryan tiba-tiba menarik celananya dan…melumat hutan rimbunnya.Akibatnya Saffania melenguh, alih-alih menolak, dia malah larut dengan permainan Ryan dan akhirnya dari awalnya hanya main-main, mereka benar—benar lakukan persenggamaan dengan gaya-gaya liar.Ketika Tuan Rasyid hidupkan lagi kameranya, dia makin terkekeh saat melihat Ryan dan Saffania asyik bergelut dengan beragam gaya.“Wowww….benar-benar hebat, gaya-gaya nya tak kalah dengan fllm dewasa,” cetus Tuan Rasyid makin terkekeh.W
Ryan hanya angkat bahu, seolah tak tahu sama sekali soal berlian. “Pikiranku saat itu hanya bebas secepatnya tuan Rasyid, soal berlian tak masuk dalam planningku,” cetus Ryan, sambil permisi merokok, Tuan Rasyid terlihat antara percaya dan tidak.“Tuan Ryan, silahkan tuan sementara istirahat dulu, 3 hari lagi kita akan menuju di mana dulu bunker tuan Ryan berada, kurasa ingatan Tuan Ryan tentu masih ingat bukan? Di mana bunker itu berada!”Agar tidak menimbulkan kecurigaan, Ryan tak ragu mengangguk, dia juga bersikap cool dan masa bodoh saja, kenapa Tuan Rasyid ini lebih suka ngomong bahasa Yahudi daripada Bahasa Arab, padahal ngakunya dari Irak.Keheranan Ryan makin menjadi, saat masuk seorang bercadar atau burka dan bilang dia akan menemani dan melayani Ryan di kamar ini.“Makin mencurigakan kelompok aneh ini,” batin Ryan yang mulai waspada tingkat tinggi.Ternyata sebagai mantan artis, lagi-lagi menolongnya, Ryan tetap berakting masa bodoh dan seolah tak mau tahu.“Kurasa kamu buka
Ryan di bawa ke sebuah tempat yang tak ia kenal, hanya bangunan ini agaknya mirip bekas sebuah hotel yang lumayan mewah.Namun saat Ryan menoleh ke kiri kanan, ia pun hanya hela nafas. Bangunan di sini hancur lebur akibat perang, anehnya tempat ini hanya taman di bagian depan yang rusak, dalamnya masih bagus, juga listri berfungsi dengan baik.Terlihat seorang pria tinggi besar sudah menunggunya di lobby tempat ini.“Selamat datang ‘desert ghost’…maaf kalau anak buahku tak sopan dengan Anda dan membawa ke sini dengan todongan senjata!”Alangkah kagetnya Ryan, julukannya ternyata di ketahui pria ini yang dikatakan pemimpin milisi di sini. Orang ini dengan gaya ramah ajak ryan duduk di lobby ini, puluhan anak buahnya terlihat berjaga-jaga.“Siapakah tuan ini?” tanya Ryan dengan sikap dingin.“Namaku Rasyid Jawahri, aku pemimpin milisi God's Way, kami berasal dari Irak, aku sudah lama kagum dengan tuan,” pria tinggi besar dengan brewok lebat ini kenalkan dirinya.God’s way atau ‘Jalan
Ketika bersiap-siap akan berangkat ke bandara di antar sopir keluarganya, Ryan kaget saat Mami Latini datang ke rumahnya.“Bryan ehh Ryan, kamu mau kemana?” Mami Latini tentu saja heran saat melihat Ryan akan panggul ranselnya dan ada MVP mewah yang siap-siap jalan.“Mami Latini…darimana kamu tahu rumahku?” selidik Ryan kaget, lalu turunkan ranselnya, urungkan pergi.“Ihh…somse-nya, mentang-mentang sudah jadi crazy rich, semua dah tau kale, kamu itu anak dari Om Chulbuy Hasim Zailani.” Cetus Mami Latini.Ryan senyum dingin saja. “Apa tujuan kamu ke sini Mam?” Ryan kini menahan langkah kakinya.“Dyehh…apalagi kalau bukan ajak kamu comeback weceee…ih jangan nolak dulu, sang produser siap kasih cek kosong loh, agar kamu mau main film lagi, eike yakin film kamu nanti bakalan meleduk, bayangin cek kosong loh!”Ryan tertawa kecil, bukannya tak menghargai tawaran menggiurkan itu, tapi baginya banyak yang lebih prioritas, apalagi ia juga tak suka lagi jadi orang terkenal.“Mam…untuk saat ini
“Hmm…soal itu jadi misteri sampai kini, kenapa emanknya? Apakah kamu minta papa buka lagi kasus kecelakaan itu…! Tunggu dulu, tumben kamu tertarik kasus ini, ada apa? Apakah jenderal Samuel bertemu kamu itu minta bantu bongkar misteri kematian anak-mantu dan cucunya itu Ryan?” desak Chulbuy.“Iya pah, Ryan juga penasaran…!” sahut Ryan.“Hmm…baiklah, papa akan minta anak buah untuk selidiki lagi soal kecelakaan itu dan siapa dalangnya!”Klik, telpon pun di tutup. Ryan kini menatap Sarah, tiba-tiba Sarah bangkit.“Sarah kamu mau kemana?” Ryan kaget tapi tak keburu mencegah Sarah yang tiba-tiba ngeloyor pergi tanpa bicara dan Ryan tak bisa mencegahnya.Saat Ryan akan berlari mengejar Sarah, hampir saja handuknya terlepas, sehingga Ryan batalkan kejar Sarah yang sudah masuk ke lift.Beberapa kali Ryan menelpon tapi Sarah tak pernah mengangkat telponnya, tak lama ponselnya juga di blokir!Ryan kini hanya bisa duduk termangu di kamar hotelnya, tak dia sangka hubungan yang mulai terjalin mani
“Iya kek kenapa?” Sarah kini duduk di depan kakeknya.“Tahukah kamu siapa ayah dan ibunya si Ryan Affandi itu?” tanya kakek Samuel sambil menatap tajam wajah cucunya.Sarah langsung menggeleng dan dia bilang sampai kini belum tahu. “Eh iya, Ryan bilang dia keluarganya ibu Cynthia Soton…!”Kakek Samuel kontan kaget.“Cynthia Soton atau Cynthia Hasim Zailani, dia itu istrinya Jenderal Polisi Chulbuy Hasim Zailani!” potong kakek Samuel tiba-tiba, hingga gantian Sarah yang terkaget-kaget.“Jadi…Ryan itu, anaknya si Kapolri itu ya kek?”Kakek Samuel diam sejenak. “Entahlah Sarah, tapi batinku mengatakan iya, karena wajahnya sangat mirip dengan Jenderal Chulbuy itu,” sahut kakek ini lagi sambil hela nafas.“Iya juga sih…tak masuk akal dia enteng banget nanam saham hingga begitu besar. Kalau dia benaran anaknya pa Chulbuy, Sarah nggak heran sih?” sahut Sarah kini termenung sendiri.“Sarah…jawab dengan jujur, apakah kamu menyukai Ryan itu?”Kakek Samuel menatap wajah cucu satu-satunya ini dan
Seakan paham arah mata Ryan, Sarah ikutan terdiam…jurang beda keyakinan kini terpampang jelas. Tapi…bagaimanapun…semua sudah terlanjur.“Bang…kalung inilah dulu yang sebabkan aku 2X gagal menikah, dua mantanku dulu berkeyakinan sama denganmu…!” cetus Sarah dan dia perlahan bangkit dan duduk sambil menatap hampa ke depan.Ryan menatap Sarah dan mencium bibirnya. “Sayang, aku tak memaksamu, ikut keyakinanku, ini soal hati…!” bisik Ryan.“Makasih sayang…mau dengar ceritaku nggak, agar kamu tahu siapa aku sebenarnya?” Sarah memiringkan tubuhnya, Ryan mengangguk sambil mengecup bibir Sarah.Daya tarik wanita jelita ini selain tubuhnya yang sangat mulus, adalah bibirnya yang tak bosan-bosannya Ryan kecup.Sarah mulai bercerita, kalau dia yatim piatu, ayah dan ibunya serta adiknya tewas kecelakaan di jalan tol di Jakarta, saat dia masih kuliah, beberapa tahun yang lalu.“Kakek dan nenek masih ada, kakek pensiunan polisi Bang, kakek pangkat tertingginya Irjen Polisi, sejak itulah aku tak perna
Sesaat wajah Riona muncul dan ini kontan redakan jiwa nakalnya. Ryan pun kembali bersikap cool.Sarah rupanya sadar pelukan Ryan perlahan menggendur, tapi Sarah kini yang gantian tak ragu memeluk Ryan dan dibiarkan saja oleh pemuda ini.Usai nonton kini keduanya jalan-jalan di Boulevard Manado, malam yang indah dan cuaca cerah. Sarah kini tak sungkan senderkan kepalanya di bahu kokoh Ryan sambil menikmati suasana pantai.Ternyata Sarah sama dengan Ryan, tak suka dugem, maunya tempat yang tenang dan saja.“Dugem udah sering saat SMU, sampai dulu almarhum papah marah tak kepalang,” cetus Sarah tertawa.“Ini sudah malam…apakah kamu harus ku antar pulang Sarah?”“Emm…kita ke hotel Abang saja, nggak enak pulang malam-malam,” sahut Sarah enteng, keduanya saling pandang dan…saling lempar senyum.Ryan pun belokan mobilnya menuju ke hotel bintang 5 yang ada di kota Manado ini. Selama di Manado, Ryan memang nginap di hotel.Begitu masuk ke kamar mewah hotel ini, saling pandang berubah jadi sali
Malam minggu…Keduanya saling tatap, entah kenapa mereka kompak pakai kaos dan jeans, di tutup jaket denim sobek-sobek, penampilan mereka coupel.Sarah yang biasa pakai baju kantoran, malam ini berubah seolah anak kuliahan. Ryan juga beda, biasa pakai him dan celana katun, sesuaikan dirinya yang seorang guru.Malam ini dia terlihat jauh lebih muda, dengan pakaian santainya.Keduanya bak muda-mudi yang sedang jatuh cinta. Usia mereka pun hanya terpaut 1,5 tahunan. Ryan sebentar lagi 29 tahunan dan Sarah 27 tahunan.“Kamu…cantik sekali Sar, ku pikir tadi jemput anak kuliahan,” seloroh Ryan sambil konsen ke setiran, inilah candaan pertama Ryan setelah setahun kematian Riona pada seorang wanita.“Ahh Abang bisa ajah, Abang juga ganteng…emmm sebentar, kok wajah Abang jadi mirip si artis pemeran di Santri Pekok itu yaa? Tapi jujur deh, gantengan Abang sih, harusnya Abang yang jadi pemeran prianya!” cerocos Sarah, yang baru nyadar saat perhatikan wajah Ryan dengan lebih seksama.Ryan hampir