BERSAMBUNG
Sebuah surel bikin mata Brandi senyum, baru 1 bulan di tugaskan ke Surabaya, mendadak dia di tarik kembali ke Mabes dan akan menjadi…ajudan Wakil Kepala Panglima Marsekal Marko Jelantik alias Mr M.“Hmm…aku akan masuki dunia baru yang agaknya lebih keras dan kejam,” batin Brandi.Setelah sempat di sekap dan dibikin pingsan pengawal sang Marsekal, Brandi di bebaskan dan kini malah akan jadi tangan kanan sang bintang 4 ambisius ini.Si Marsekal ini terkesan dengan kata-kata Brandi, apalagi kini uang milik Brandi yang sempat di amankan pemuda tersebut, berhasil dirampasnya.Atau lebih tepatnya Brandi serahkan semuanya, hanya tinggal uangnya yang dulu di ambil dari bos Syamsudin dan sisa pemberian Brandon Hasim Zailani yang tersisa.Inilah bagian dari rencana Brandi yang ingin tahu sepak terjang Mr M tersebut, dia tak merasa sayang dengan uang tersebut, rasa penasarannya lebih tinggi.Brandi juga lega, Pelda Majid dan Loha ternyata tak di apa-apakan, namun dia sudah beri peringatan kedua s
Selama jadi ajudan Mr M, Brandi jadi kenal tokoh-tokoh besar di negeri ini. Termasuk sang Panglima Jenderal Ape Surawan.“Sebentar lagi Jenderal Ape Surawan akan pensiun, tapi sainganku untuk jadi panglima cukup berat Brandi,” cetus Mr M, saat sarapan pagi dan kali ini entah kenapa sengaja minta ditemani Brandi di meja makan mewahnya.Saat pertama ke sini, Brandi sudah geleng-geleng kepala melihat kemewahan rumah sang Wakil Panglima ini, selain besar juga di garasiya mobil-mobil berharga mahal berjejer.Brandi hitung ada 10 buah mobil berbagai merek nangkring di sana.Anehnya, Brandi tak pernah melihat anak dan istri sang marsekal ini. Padahal setahuku dari cerita ajudan yang lain, anak Mr M ada dua, yang satu kuliah dan satunya masih SMU, istrinya saat ini adalah bini kedua, karena istri pertama meninggal dunia, kemana mereka? pikir Brandi.Termasuk saat ini, ketika dia menemani sarapan pagi di ruang makan mewah ini. “Kenapa begitu Marsekal, kan secara hirarki marsekal-lah yang haru
“Hei ajudan, segera transfer 10 miliar ke rekeningku, jangan pakai lama, nih nomor rekeningnya!” kata si nyonyah cantik ini ketus, sambil iringi suaminya ke kamar.Brandi pun langsung beri hormat dan minta izin ke meja, untuk lakukan transfer sesuai keinginan si nyonyah ini.Tertera nama Fujianti Arhop, tanpa banyak basa-basi Brandi pun transfer seseuai keinginan si nyonyah ini.“Brandi, kamu pantau pemilihan ketum parpol itu, aku hari ini ada pertemuan penting dengan Panglima dan beberapa Anggota Dewan!” Kemudian Mr M berangkat dengan ajudan lainnya, meninggalkan Brandi dan si nyonyah cantik yang juga bersiap mau jalan.“Siap marsekal,” sahut Brandi dengan gaya hormat.Brandi yang saat ini berpakaian seragam militernya, tentu saja terlihat gagah dan pastinya menampilkan lekak-lekuk tubuh atletisnya.“Ehemm…kamu tinggi juga ya pangkatnya, sudah Letnan Satu, rajin banget ya nge-gym? Eh berapa usiamu?” tiba-tiba si Nyonyah Fujianti Arshop Jelantik sudah berada di dekat Brandi, bau parfum
“Iya Brandi, awalnya kan Sarmawi janji mau beri 100 juta per ketua kabupaten dan 150 juta buat ketua propinsi. Ternyata dia hanya kasih 50 juta dan 75 juta.""Nah saingannya yang di paling kiri itu justru sudah depe 25 juta dan sudah nambah 75 lagi tadi malam saat pemilihan, kalau yang satunya di tengah itu, hanya berani ngasih 30 juta dan sudah dipastikan keok!” bisik Lea lagi panjang lebar, sambil nunjuk ke saingannya Sarmawi.Lea juga mengatakan blak-blakan, Sarmawi sengaja begitu, karena dia ingin mengangkangi uang bantuan dari sponsor, termasuk uang dari Mr M yang diberikan Brandi ke Sarmawi sebelumnya.Pembicaraan mereka terpotong, karena MC sebutkan, segera lakukan penghitungan suara, karena pemilihan secara tertutup sudah selesai.Ketegangan makin terasa dan peserta mulai ribut, ketika kejar-kejaran suara terus terjadi antara ke 3 calon ketum ini.Setiap kali keluar nama yang mereka jagokan, suara riuh membahana di ruangan ini. Terutama suara Sarmawi dan saingannya yang duduk d
Brandi kini duduk termenung di rumah Mr M, dia benar-benar tak menyangka, Mr M ternyata sengaja merekrutnya jadi ajudan karena ada misi khusus.Itu semua terbongkar secara tak sengaja pasca kehebohan dua munaslub parpol, ketika dua jagoan Mr M keok secara telak di pemilihan Ketum.Mr M yang sedang galau dan stress lalu sengaja ajak Brandi ke sebuah karaoke eksklusife, ingin lepas kesuntukan saat ini.“Aku ingin mabuk, temani aku, kita tak usah bawa ajudan lain, juga pengawal, cukup kamu saja.” kata Mr M, Brandi otomatis langsung mengiyakan. Mr M pun boking dua LC cantik dan diminta mabuk duluan, lalu Mr M tertawa-tawa kesenangan, melihat dua wanita cantik ini mulai hilang kesadaran setelah minum sepuasnya.Bahkan dengan cueknya dia ciumi dan gerayangi sepuasnya.Ketika mulai mabuk itulah Mr M mulai menceracau omongannya, yang didengarkan saja oleh Brandi. Tanpa 'berani' menyela ataupun bertanya, justru dari sinilah semuanya terbongkar tak sengaja...?Ternyata selama ini, jati dirinya
Jadi panglima pupus, nyapres yang waktunya tinggal setahun kurang lagi juga terancam gagal, sedangkan Mr M tinggal 5 bulanan lagi pensiun.Saking pusingnya, Mr M sudah tak peduli lagi dengan keluarganya.Dia bahkan serahkan soal keuangan untuk para algojonya buat habisi orang-orang yang berkhianat pada Brandi.Brandi dipercaya betul oleh Mr M, karena si perwira ini punya catatan cermat dan di sukai Mr M.Juga terbukti saat mabuk, Brandi benar-benar menjaganya hingga kembali ke rumah dalam kondisi baik-baik saja.Bahkan setelah Mr M secara tak sengaja bocorkan semuanya, Brandi tak berani lagi macam-macam, ia benar-benar teliti dalam bertugas, apalagi soal keuangan.Dan diam-diam ini justru yang disukai Mr M.“Tak salah kamu aku rekrut…biarpun si nenek lampir yang matrealistis di rumah itu minta duit, jangan langsung kamu kasih, lapor dulu denganku, paham!”“Siap marsekal, semua petunjuk saya laksanakan,” sahut Brandi, yang justru kini makin ingin ‘belajar’ jadi agen hebat dari sang ment
“Ehh enak ajah, aku juga kepingin, suamiku yang udah tua itu letoy bangettt. Alasannya selalu capek sepulang kerja, lhaa istri mulus dan denok di anggurin. Fuji, pinjam yaah, satu malam dyehh,” sahut yang lain tanpa ragu.“Duehh brewok tipisnya, nggak tahan nekk…apalagi kalau kena punyaku, auwww!” sahut yang lain dan tanpa malu-malu lagi mulai mesum, apalagi pengaruh minuman berakolhol mulai merasuki otak mereka.Celotehan semua teman-temannya membuat Fuji pusing sendiri dan dia diam-diam menatap ke Brandi yang terlihat cuek.Semprol sekali mereka ini, aku sendiri belum pernah ngerasain si Brandi, pikir Fujianti dan di otaknya mulai susun sebuah rencana buat si ajudan ganteng ini.Aslinya Fujianti adalah wanita kesepian, tapi dia tidak berani selingku, karena takut dengan Mr M, yang punya anak buah di mana-mana dan pastinya Fujianti tahu, suaminya ini tak pernah kompromi.Ke 6 wanita higtclass ini makin ramai bersenda gurau, apalagi setelah miras mahal yang mereka minum, membuat kesada
Brandi tak bisa menolak saat di sodori minuman berakolhol, akibatnya Brandi yang tak terbiasa minum mulai merasakan kepalanya kleyengan.Melihat Brandi mulai goyang begitu, mereka makin bersemangat merecoki minuman ke Brandi, akibatnya pemuda ini ambruk juga, tak sanggup bertahan lama.Brandi hanya sanggup habiskan dua botol wine berakolhol lumayan tinggi.Fujianti cs pun mengakhiri aksinya, Fujianti yang terbiasa minum lebih kuat di bandingkan Brandi, lalu memanggil seorang sekuriti agar membantu Brandi dimasukan ke mobilnya, mereka memang memutuskan akhiri bersenang-senang malam ini.“Fuji, setelah ini, boleh yaa nanti kami yang pinjam si Brandi,” bisik salah satu temannya kenes, Fuji diam saja tak menyahut. Walaupun hatinya jengkel dengan keganjenan teman sosialitanya ini.Fujianti masih kuat nyiter, tapi dia khawatir juga, jalanan masih ramai. Akhirnya Fujianti singgah di sebuah hotel dan meminta dua sekuriti hotel untuk membawa Brandi ke kamar yang di bokingnya.Kesadaran mulai me
Begitu sampai kembali ke kamar vila, Zoona dan Iqaala yang agak mabuk tak sungkan lagi memeluk tubuh kokoh Ryan.Sebenarnya keduanya tak mabuk-mabuk amat, hanya di buat-buat saja, agar tubuh mereka bisa di pegang Ryan.Ryan yang masih ‘normal’ membiarkan saja ulah keduanya, ia malah sengaja gerayangi tubuh keduanya, sehingga makin blingsatanlah keduanya.“Kedua bidadari Abang itu bisa di manfaatkan, nggak perlu Abang repot memata-matai tuan Al Tahyan,” itulah pesan Balang yang di ingat Ryan.Sehingga Ryan pun kini mulai sengaja bersikap nakal.Iqaala bahkan tak ragu mencopoti semua pakaiannya, juga setengah memaksa melepas pakaian Ryan, yang saat ini memakai celana jeans dan kaos, yang sore sebelumnya sempat beli di sebuah toko pakaian tak jauh dari vila ini.Begitu Ryan hanya kenakan CD doang, keduanya sampai berseru wow melihat body Ryan yang bersekal-sekal dan kokoh ini, makin leleran lagi melihat torpedo Ryan yang sudah menonjol di balik CD tipis-nya ini.“Amazingggg…sizenya…!” se
Apa yang di katakan Zoona dan Iqaala benar adanya, tempat dugem di sini tak kalah dari yang ada di Jakarta.Pengunjung pun juga membludak dan tempat ini terlihat penuh pengunjung.“Ahh bodohnya aku, Lebanon kan warganya campuran, letaknya juga sudah mendekat Barat, tak aneh gaya mereka ke barat-baratan, nggak jauh beda dengan di Indonesia,” batin Ryan.Ryan melihat Zoona dan Iqaala sedanga asyik ‘ajojing’ ria berbaur dengan pengunjung lainnya. Ryan menolak diajak goyang, dia beralasan masih capek. “Dua wanita Beirut yang menggairahkan, sayang kalau di lewatkan!”Kaget bukan main Ryan, tiba-tiba ada yang bicara begitu gunakan Bahasa Indonesia pula. Refleks dia menoleh dan senyumnya langsung sumringah.“Balang Hasim Zailani…!” seru Ryan, tak menyangka akan bertemu si tampan cool ini.Keduanya tanpa di duga saling berpelukan erat, entah kenapa bertemu Balang di sini Ryan seolah bertemu adik sendiri.“Bang kita ngobrol di luar yuks…biarkan saja dua bidadari Abang di sana, suara musik je
Ryan, pura-pura tak menggubris pandangan kagum kedua wanita jelita ini, dia ingin istirahat di kamar lumayan mewah di vila ini.Namun…gangguan itu datang lagi, tanpa Ryan duga, Zoona dan Iqaala juga kini berganti baju santai, yakni kaos ketat dan celana pendek, tak lagi berbaju ala militer.Lekak lekuk tubuh keduanya membuat mau tak mau Ryan melirik juga, tapi dia tak mau menunjukan kebangorannya.Ryan hanya hela nafas panjang, karena hatinya masih teringat Fareeha dan…aslinya belum puas untuk balas dendam, hawa membunuhnya sangat kuat saat ini. Kenapa tiba-tiba dia mau bertemu kelompok ini, awalnya Ryan mengira mereka ini kelompok perjuangan yang all out melawan pasukan zionis, namun kini dia mulai meragu.Apalagi diapun sadar diri, tak bisa sendirian melawan pasukan musuh yang miliki pasukan terlatih bersenjata lengkap.Dia butuh rekan seperjuangan yang lebih besar dari kelompok Abu Shekar, yang hanya miliki pasukan ratusan orang saja.“Aku akan bersabar minimal seminggu, kalau tid
Akhirnya mereka tiba di sebuah tempat yang di jaga ratusan orang berseragam ala tentara, inilah milisi yang di katakan Syarif tadi.“Jumlah anggota kami yang aktif dan resmi 3.500 an orang tuan Ryan dan yang tak resmi hampir 10.000 an orang, pemimpinnya Tuan Al Tahyan Farisi,” cerita Syarif.Kaget juga Ryan, artinya milisi ini bukan milisi biasa, banyak sekali anggotanya. Seragamnya pun tak ubahnya militer resmi pemerintahan.Ryan di sambut langsung sang pimpinan milisi Tuan Al Tahyan Farisi dan dua pembantu utama yang menunggunya di halaman markas milisi ini.Pria ini miliki brewok dwi warnanya lebih lebat dari milik Ryan dan tubuhnya agak tambun, tinggi badannya hampir sama dengan Ryan.Pakaiannya juga ala militer, lengkap dengan pistol nya di pinggang, bahkan ada tanda dua bintang di pakaianya ini, yang artinya Al Tahyan seorang pria berpangkat Inspektur Jenderal.Seorang pria gagah, walaupun Ryan taksir usianya pasti di atas 55 tahunan.“Akhirnya orang yang kami tunggu-tunggu datan
Trakk…trakk…! Senjata terkokang.4 serdadu yang berjaga di pos langsung todong mobil Ryan yang berjalan perlahan menuju ke gardu pos ini.Ryan tersenyum sinis, lalu secepat kita dia cabut pistolnya.Dupp…dupp..dupp…dupp!Empat tembakan beruntun dari pistol berperedam lagi-lagi milik Mayor Ehud yang juga ia pergunakan dulu untuk menyendera Letna Elita kini makan korban, empat serdadu itu tewas tanpa sempat berteriak.Tembakan Ryan yang di puji Suhail sangat lihai membidik ini tepat bersarang di wajah ke 4 serdadu zionis itu, yang di tembak dari jarak dekat.Tanpa turun dari mobilnya, Ryan terus jalankan mobilnya dan kini sudah berada di halaman kantor militer sekaligus merangkap mess ini.Ryan turun dari mobil, lalu menuju ke pintu depan yang di jaga dua serdadu dengan mata terkantuk-kantuk sedang duduk sambil sesekali minum bir.“Heiii siapa kaa…arghhhh!Suara si serdadu ini hilang berikut nyawanya, rekannya juga bernasib sama, lagi-lagi kepala yang Ryan bidik dari jarak dekat.Ryan
Ryan yang murka pun ikut lepaskan berondongan tembakan, tapi semua itu sia-sia belaka. Pesawat-pesawat tempur itu terbang lumayan tinggi dan bermanuver di udara.Abu Shekar perintahkan semua orang kabur sejauh-jauhnya dari tempat ini, karena pesawat-pesawat tempur terus memuntahkan rudal-rudal balistiknya.“Ryan ayoo kita pergi,” Suhail menarik lengannya.“Bagaimana dengan istriku Fareeha!” Ryan menolak pergi, ia masih cemas memikirkan nasib Fareeha.“Dia mungkin sudah pergi juga mengungsi ke tempat aman, ayoo sebelum terlambat,” desak Suhail.Mau tak mau Ryan pun ikuti semua orang pergi sejauh-jauhnya dari tempat ini. Api makin berkobar hebat bakar semua tenda pengungsian ini.Sepanjang jalan mata Ryan terus mencari-cari sosok istrinya, tapi sampai jauh pergi, tidak terlihat keberadaan Fareeha.“Fareeha di mana kamu sayang…!” batin Ryan makin cemas saja.Setelah hampir 2,5 jam menjatuhkan bom-bom-nya, 3 pesawat zionis ini menghilang di atas langit yang gelap.Berangsur-angsur para pen
“50 ekor onta…?” alis Ryaan terangkat saat tahu mahar untuk melamar Fareeha.“Iya…maharnya 50 onta, apakah kamu sanggup Ryan?” Suhail memandang wajah Ryan. Ia memang minta pendapat sahabatnya ini. “Berapa harga per ekornya?” tanya Ryan penasaran.“Per ekornya yang dewasa rata-rata 10 ribu riyal Arab Saudi!” sahut Suhail sampai memandang wajah Ryan.“10 ribu riyal di kalikan 50 ekor onta berarti 500 ribu riyal, kalau di rupiahkan artinya…2,1 miliaran lebih?” gumam Ryan ngitung dengan kurs riyal ke rupiah saat ini.Suhail hanya menganguk, dari hatinya yang paling dalam, dia sebenarnya berharap Ryan-ah laki-laki yang bisa persuntig sepupunya, yang di juluki bidadari gurun ini.Harapan Suhail terkabul..!Pertunangan dan…sekaligus pernikahan Ryan dan Fareeha bikin heboh para pejuang juga pengungsi, bukan heboh pernikahan itu, tapi maharnya yang fantastis…150 ekor onta.Ryan serahkan uang buat kelak di belikan onta tersebut dan Abu Shekar dengan sumringah setuju menikahkan keduanya.Karena
Ryan ternyata tidak langsung pulang ke Indonesia seperti janjinya dengan Letnan Elita. Dengan menyamar menjadi anggota Palang Merah Internasional, diam-diam kembali ke Yerusalem, untuk menemui Abu Shekar dan pasukannya…dan pastinya Fareeha.Ryan sama sekali tak takut, dia santai-santai saja saat melewati beberapa pos yang di jaga serdadu zionis.Dia sudah nekat, andai mereka (serdadu) akan memeriksa mobilnya, maka dia akan mengamuk dan menembaki serdadu-serdadu itu.Padahal di mobil ini ada duit tak sedikit dalam mata uang riyal Arab Saudi dan senjata otomatis miliknya. Namun melihat dia berseragam PMI, perjalanannya dengan mobil yang di beli di Jordania bersama Elita ini mulus-mulus saja, apalagi plat kendaraan ini ber plat negeri itu.Setelah melewati jalan-jalan tikus yang di ingat betul olehnya, Ryan pun sampai juga di persembunyian Abu Shekar dan pasukannya.Bukan main hebohnya mereka melihat kedatangan Ryan. Suhail sampai tak bisa berkata-kata saking terkejut dan senangnya.“Gil
Mendengar ini Ryan kaget sendiri, kata pulang seakan mengingatkan dia kalau saat ini diriya sudah bebas dan bisa kemanapun, bahkan terbang kembali ke Indonesia.Dan pastinya…kini dia memiliki uang yang tak pernah sekalipun ia impikan, jumlahnya-pun sangat fantastis, belum lagi berlian yang kini dia kantongi.Tapi…dia ingin menyelamatkan Letnan Elita dahulu, agar tidak di anggap ‘berkhianat’ dengan negaranya. Mendengar niatan Ryan, Elita terdiam dan dia pun tersenyum manis.Inilah persahabatan yang unik di antara keduanya, awalnya jadi sandera, lalu bermitra dan kini jadi sahabat baik.Pihak bank yang kini mendadak miliki aset luar biasa berkat tabungan Ryan, tak ragu service keduanya ke sebuah hotel berbintang terbaik di kota ini.“Selama tuan dan nyonyah ada di negara kami, maka seluruh hotel di negara ini kami bebaskan buat tuan dan nyonyah berdua, gratis selama tetap jadi nasabah kami,” kata si manajer bank ini sambil persilahkan Ryan dan Elita masuk kamar hotel.Keduanya sengaja ng