BERSAMBUNG Kania adalah kekasih pertama Aldot, mereka putus bercinta, setelah ortu Kania bangkrut dan ayahnya yang pernah jadi pejabat negara di tangkap karena kasus korupsi. Baca kisah lengkapnya di Pewaris Tunggal sekuel I yaa…salam
“Minum kopi hitam ini, agar rasa pusingmu berkurang?” Brandi sodorkan kopi hitam ini dan langsung di minum Lula pelan-pelan, kalau sudah begini, gaya elegannya keluar.“Makasih…!” sahut Lula, lalu pejamkan mata sesaat hilang pening di kepalanya.Kemudian meletakan gelasnya dan kini mereka duduk berhadapan di kamar luas yang ada ruang tamunya.Lula menatap Brandi kaget, seolah baru nyadar. “Kamu…astaga, jadi kamu bawa aku ke sini, kamu tak apa-apakan aku kan?” ceplos Lula tiba-tiba.Brandi senyum kecil, keluar deh gaya aslinya angkuh dan nuduh orang sembarangan, pikir Brandi.“Jangan berburuk sangka, lihat saja pakaian kamu masih utuh bukan? Kalau masih kurang yakin, periksa di sela paha kamu itu, apakah ada noda-noda bekas aku perkosa!” cetus Brandi blak-blakan, mulai jengkel juga dengan si Lula ini.Lula kaget, lalu tertawa dan makin terlihatlah kecantikannya.“Duehh pemarah sekali ini perwira, sorry ya Letnan Brandi, kalau selama ini aku kasar, ternyata kamu tidak dendam dengan kelak
Lulu tertawa, tapi Brandi melihat tawa Lula itu bercampur kesedihan, patah hati yang butuh waktu buat menyembuhkannya.Tapi Brandi juga sadar, Lula masih sangat muda, kini ia paham, Lula jatuh cinta dengan Aldot karena puber pertama.Lula lalu ceritakan kenapa dia bawa mobil kesetanan begitu, gara-gara Aldot minta jangan lagi ganggu dirinya.“Pantasss…kamu hampir nabrak aku saat keluar dari pintu gerbang perumahan tersebut,” potong Brandi.Lula kaget dan tertawa sekaligu buru-buru minta maaf. Kalau sudah begini, hilanglah sifat judes dan angkuh Lula.Ini juga bikin Brandi tak lagi ‘marah’ dengan Aldot, sebab di pikirnya saat itu Aldot masih ada di mobil tersebut bersama Lula.“Nahh gitu donk, kalau sudah begini, kamu cantik dan manis, jangan ulangi lagi yaa perbuatan konyol itu. Kalau ada yang tewas gara-gara ulahmu, pingin kamu tua di penjara?” kembali Brandi tak sungkan beri nasehat.“Ih Abang, jangan gitu dong, Lula jadi trauma tauuu!” sifat kekanakan Lula muncul alami, hingga Brand
“Sabar ya bung Brandi, saya janji akan bekuk si Serda Andi sesegera mungkin, kakinya sudah cedera ku tembak, pasti dia belum keluar dari wilayah Sukabumi,” kata Aldot, setelah Brandi menceritakan singkat hubungannya dengan keluarga Leni yang malang ini.Aldot tentu tak tahu, kalau Lula yang selama ini mengejar-ngejar dirinya, kini bersama perwira yang mirip dengan wajahnya ini dan kini menatap dirinya dari dalam mobil Brandi dengan berbagai perasaan.Brandi tak jadi masuk ke rumah ini, dia melihat kedua orang Leni sedang di hibur tetangga-tetangga lainnya, yang tak menyangka Serda Andi tega membunuh mantan istrinya sendiri.Aldot secara ringkas menceritakan ke Brandi, Serda Andi dan Leni awalnya terlibat pertengkara sengit, karena mantan suaminya memaksa minta duit ke Leni. "Serda Andi gelap mata, lalu cabut pistolnya dan menembak Leni yang bersekeras tak mau beri dia uang," cerita Aldot.Brandi melihat Arsy sedang di gendong ibunya Leni, ini melegakan Brandi, setidaknya bayi malang
Tapi perasaan aneh itu langsung dia buang jauh-jauh, karena dia sudah terlanjur anggap Lula adiknya sendiri.“Bang, boleh Lula cium bibir Abang nggak?” bisik Lula manja.Untuk sesaat Brandi kaget dengan permintaan Lula, tapi bibir agak tebal Lula yang sebenarnya justru menambah keseksiannya, bikin Brandi penasaran sendiri.Brandi awalnya kaget dengan permintaan ini, tapi dia kini malah mengangguk.Lula dengan lembut benar-benar mencium bibir pemuda ini, awalnya hanya ciuman singkat biasa, tapi lama-lama kini malah berubah jadi lumatan. Brandi pun ikutan hanyut dan kini keduanya saling melumat hingga berbunyi kericupan. Saling belit lidah pun tak terelakan.Lula memberi dan Brandi menerima dengan hati yang sama-sama hanyut oleh keadaan.Lumatan demi lumatan makin menghanyutkan keduanya. Lula bahkan tak ragu-ragu membuka dadanya dan seolah minta Brandi segera bermain di kedua bukit kembarnya yang berukuran sedang tapi kencang ini.Brandi…tak ragu melumat dan membuat Lula semakin melayan
Lula melongo saat antar ke Bandara Halim, Brandi batal ke Manado, tapi mendadak dipindahkan atasannya ke Surabaya.Yang bikin Lula kaget, Brandi ternyata bukan naik pesawat komersil, tapi kemudikan sendiri pesawat tempur canggih F-16."Astagaaaa...hebat banget Abangku ini, pingin donk someday ikut Abang naik pesawat tempur," ceplos Lula, Brandi tertawa saja tidak mengiyakan. Setelah berpelukan, Lula dengan sikap kekanak-kanakannya bilang, kalau kangen akan susul Brandi ke Surabaya, Brandi hanya tertawa dan mencium pipi ‘adik angkat’ ketemuan gede ini."Bang...Lula kangen pingin di peluk Abang dan di di tetek lagi," bisik Lula nakal lalu tertawa berderai, tapi wajahnya menyiratkan tak rela berpisah dengan Brandi."Awas yaa, jangan nakal," pesan Brandi, lalu mencium kening Lula.Brandi pun masuk ruang khusus dan bersiap terbangkan pesawat tempur ini bersama satu co-pilot.Samai Surabaya, Lagi-lagi Brandi hanya bisa geleng kepala ditempatkan di mess yang sebenarnya mirip kandang saja, se
5 Tahun yang lalu…!SMUN 2 Tabangin malam ini sangat meriah, malam ini merupakan malam perpisahan bagi siswa kelas 12, yang tentu saja menjadi kenangan terindah bagi semua siswa yang lulus.Karena ini adalah pintu gerbang mereka menuju kedewasaan.Seorang remaja tampan, jangkung kurus duduk termangu sambil perhatikan rekan-rekannya yang ramai bercanda ria atau berfoto-foto.Sesekali dia menarik nafas, seakan ada beban berat yang menindih hatinya. Ada rasa rendah diri dari remaja ini, karena merasa bukanlah seperti rekan-rekannya yang memiliki ekonomi lebih.Dia kurang pede karena merasa miskin, terlebih dia pernah di gampar ayah dari gadis yang sangat dia cintai, gara-gara kemiskinannya ini…! “Brandi, tadi Audrey cari kamu,” Panjul datang menemui Brandi yang duduk termangu di pojokan tenda sekolah yang sengaja dibuat untuk acara ini.Malam perpisahan SMU baginya tidak ada yang istimewa.“Cari aku…buat apa?” kata Brandi tak begitu antusias.“Alahh kamu ini, cepat temui kekasihmu sono
Brandi terbangun dari kenangan masalalunya. “Hmm…hampir 2 jam aku di sini, si Audrey yang ngaku Nikita belum juga keluar dari hotel, apa dia nginap dengan laki-laki itu?” batinnya lalu menghela nafas panjang.Walaupun sampai detik ini masih sangat sayang dengan Audrey, tapi ada juga rasa tak nyaman tahu wanita yang mirip Audrey ini nginap dengan laki-laki lain di hotel.Bahkan tadi di dalam pub terlihat sangat 'mesra' dan tak sungkan saling peluk cium!Saat itulah matanya kembali menatap tajam saat melihat ‘Nikita’ keluar dari lobby hotel. Agaknya sedang menunggu jemputan, terlihat berkali-kali menelpon, sepertinya kesal karena jemputannya terlambat.Tiba-tiba Brandi kaget, sekonyong-konyong datang sebuah MPV, lalu keluar dua laki-aki dan tanpa basa-basi, mereka memaksa Nikita masuk ke mobil tersebut.Brandi yang berada di parkiran tentu kaget bukan main, tapi dia segera tancap gas dan ikuti kemana mobil ini membawa wanita cantik ini.Brandi langsung hapali nomor polisinya, mobil MPV i
“Tunggu…kalau aku mau bekerjasama, siapakah tuan ini sebenarnya? Tentu aku pilih opsi yang pertama!” ucap Brandi tegas, sekaligus menahan langkah orang yang ingin ‘menyembelihnya’ hidup-hidup tersebut.Orang ini kembali terdiam, dia terlihat mikir-mikir sesaat dan kembali senyum sinis dn licik terhias di bibirnya.“Baiklah…kamu memang anak muda dan perwira penuh semangat dan pemberani, aku suka tipikal begini, tentu akan sangat berguna bagiku kelak. Dengar baik-baik Lettu Brandi, namaku adalah Marsekal Marko Jelantik julukanku adalah Tuan M atau Mr M, jabatanku Wakil Panglima di negeri ini.” kata orang ini tanpa tedeng aling-aling beritahu nama dan jabatannya yang sangat mentereng tanpa basa-basi. Melongolah Brandi, jadi pria di depannya ini bukan sembarangan, pangkatnya adalah bintang 4, jabatanya wakil panglima dan…berambisi jadi Presiden yang akan datang!“Ohh…maafkan saya tuan Marsekal…eh maaf Mr M, saya sebagai bawahan berani bersikap lancang pada tuan!” Brandi dengan akalnya ya
Kini keduanya duduk sambil menikmati bekal yang mereka bawa, kisah yang barusan Datuk sampaikan benar-benar bikin Hagu bergidik.Tak pernah dalam mimpi sekalipun, Hagu akan bertemu dengan roh Datuk Hasim Zailan junior, bahkan hebatnyamereka kini bisa bercakap-cakap layaknya dua manusia biasa.Kadang dia menatap wajah Datuk yang selalu muram, kadang tangannya sengaja menyentuh lengan Datuk, untuk memastikan, kalau roh ini benar-benar ‘hidup’.Datuk yang tahu kelakuan Hagu menahan senyumnya.“Jangan takut, aku saat ini tetap berujud manusia, tapi…asal kamu tahu, aku tak bisamembunuh siapapun. Lagianmasa takut dengan roh saudara sendiri…!” seloroh Datuk.“Masa sih Bang…minggu yang lalu kan saat kita bertempur Abang menembaki pasukan Jepang?”“Itu semua…kamulah yang melakukan! Emangnya kamu nggak sadar yaa saat berduaan dengan Park Hymin, ayahnya Park Min diam saja? Padahal asal kamu tahu Prem, tidak sedikit laki-laki yang ingin jadikan Park Hymin istri…!”Hagu tentu saja menggeleng mend
“Bang Hagu…hati-hati!”Park Hymin langsung pegang tangan Hagu, saat pamit meninggalkan tempat ini.“Iya…makasih?”Keduanya saling tatap dan kini tak ragu saling peluk. Datuk Junior hanya memandang keduanya, lalu angkat bahu, seakan memaklumi perasaan kedua orang muda ini.Sejak bicara kemarin pagi hingga kini, hubungan Hagu dan Park Hymin makin dekat, mereka sering curhat satu sama lain.Mereka seolah teman lama yang baru bertemu.Kadang keduanya berjalan-jalan di bibir pantai dan Park Min ayahnya termasuk Datuk anehnya, tidak melarang apalagi menegur keduanya.Awalnya Hagu sempat bertanya, kenapa Park Hymin tak suka dengan Datuk Junior.Park Hymin terkekeh dan bilang, dia sudah anggap Datuk itu pamannya sendiri saking dekatnya dan tak ada rasa cinta, kecuali cinta ponakan dan paman saja. “Kekasih Abang Datuk dulu adalah kakak aku, tapi mereka tak berjodoh, karena kakakku meninggal dunia tertembak pasukan Jepang, sejak saat itulah Bang Datuk selalu murung hingga ini…!” Hagu pun m
“Iya Park Hymin, aku ingin selamatkan salah satu keturunanku ini…inilah kenapa aku membawa adikku si Hagu dari alam berbeda. Yang kalau di masa depan dia paman luarku, untuk bantu aku di sini. Awalnya aku mau ajak Prem, tapi tak bisa, karena Ange sedang hamil, Prem tak bisa meninggalkanya, si Ange amat manja agaknya...!” sahut Datuk sambil hembuskan asap cerutunya, lalu senyum kecil.“He-he…Angelina…! Cakep banget ya nama salah satu cicitku di masa depan, sayang ya si Prem, terlebih si Ange tak bisa di bawa ke sini, penasaran aku mau lihat wajahnya, secantik apa dia?” sahut Park Hymin tiba-tiba, hingga mata Hagu melotot.“Kalau di bawa akan ada musibah besar Hymin, kita jangan berlebihan melawan gravitasi alam, aku saja dengan bolak-balik ke dunia masa depan, usiaku tak bakalan panjang lagi, inilah resiko yang harus aku terima…!” sahut Datuk lagi-lagi dengan suara pelan dan tenang.“Ihh segitunya…menakutkan sekali!” sahut Park Hymin terkaget-kaget.Hagu lalu muncul dan di tatap Park Hy
Pesta pun berakhir setelah hampir tengah malam, Hagu tentu saja di buat kagum dengan gaya Datuk Junior yang sangat berwibawa dan gayanya sangat berkharisma.“Pantas Bang Prem bilang, kalau ingin attitude dan gaya berbusana, contoh-lah Bang Datuk ini…benar-benar falmboyan sejati, cara pakaian dan cara bicaranya benar-benar top habis…!” batin Hagu.“Hagu kita pindah ke pondok yang disediakan Tuan Park Min.” Datuk ajak Hagu bangkit.Hagu pun mengangguk dan mengikuti langkah Datuk. Saat berjalan begini, tiba-tiba Hagu teringat, orang tuanya Ange atau besann-ya Prem marga-nya juga Park...?Jangan-jangan mereka ini ada hubungan, pikir Hagu.“Bang Datuk….apakah Park Min ini…kakek buyutnya si Ange?” ceplos Hagu tiba-tiba dan tanpa di duga-duga Datuk langsung mengangguk ambil senyum.Hagu kontan melongo.“Dan…ini kelak ada hubungannya dengan kamu juga salah satu keturunan kamu di masa depan!” sahut Datuk, lagi-lagi dengan suara kalem.“A-apa…maksud Abang..???”“Aku tak bisa menjelaskan saat ini
"Kita melawan tentara Jepang, ini tahun 1945! Saat ini kita membantu Korea, yang di jajah negara kate ini,” sahut Datuk sambil membidik dua tentara Jepang dan tak lama...door...doorr, dua serdadu bidikannya terjungkal, terkena tembakan akurat Datuk.“Bang, aku bisa mati nggak kalau kena peluru?” Hagu masih ngeyel bertanya, sambil kagum melihat tembakan Datuk yang hebat ini.“Tentu saja, makanya kamu hati-hati agar jangan tertembak, sudah jangan banyak tanya, ayo kita tembaki pasukan Jepang, agar desa ini bisa di pertahankan pasukan Korea.”Usai berkata begitu Datuk lalu berlari dan berlindung di sebuah lubang.Tuinggg…“Sompretttt…hampir aku kena!” teriak Hagu dan dia buru-buru merunduk dan kini dia pun mulai bidik pasukan musuh. "Ini bukan mimpi, ini nyata!" batin Hagu mulai waspada.Pertempuran benar-benar seru dan Hagu yang tak pernah berkhayal berada di masa lalu berkali-kali hampir saja kena tembak musuh.“Bangsat…ini sih bukan ilusi, ini benaran!” dengus Hagu marah bukan kepa
Ryan paham anak sulungnya ini sedang galau, kehilangan wanita yang di sayangi memang terlihat dari wajah anaknya ini.Hagu rupanya tipikal orang yang tak suka pura-pura, dia lalu curhat pada ayahnya. Ryan senyum saja, tuh dia juga punya dua istri. Aneh kok bisa nurun ke Hagu, pikirnya geli sendiri.“Kalau kamu ingin pergi ke Korea, tidak apa-apa silahkan! Tapi ingat tetap waspada, kamu masih di incar orang-orang jahat, yang namanya musuh, di manapun kamu berada pasti akan di buru. Ada baiknya kamu latihan menembak dulu dengan Prem,” sara Ryan.Sebagai mantan milisi Ryan tahu Hagu kadang suka bertindak sembrono dan nekat, terbawa darah mudanya yang gampang panas.Dan...Hagu juga tak kenal takut! Benar-benar turunan Klan Hasim Zailani sejati, yang tak keder dengan musuh. Hagu pun mengangguk, dia senang sekali ayahnya ternyata sangat bijak. Ibunya beda lagi, malah mendesak padanya agar segera menikah!Tak main-main, Fareeha bilang...ibu kandung Saleha, yang juga sepupunya sering menanyak
Hagu pun ini putuskan langsung menemui Widya, Hagu tak sadar, inilah bedanya dia dengan klan Hasim Zailani lainnya, anak muda ini tak lupa dengan janji dengan wanita, walaupun telat.Hagu masih ingat jalan menuju ke rumah yang dulu diberikan Balanara, sehingga tak takut lagi nyasar, beiarpun harus di bantu peta satelit, karena Hagu belum begitu hapal Jakarta.Namun, begitu sampai di sini, lagi-lagi dia kaget, Widya tidak berada di sini lagi. Bahkan rumah inipun sepi dan terkunci rapat, tak ada satupun penghuni yang ada di sini, termasuk ART-nya dahulu.Merasa penasaran, Hagu pun tancap gas menuju ke rumah Bibik Ayin yang selama ini jadi ART-nya Widya dan tinggal-nya di Bogor.Akan tetapi lagi-lagi Hagu terdiam, Bibik Ayin ternyata sudah meninggal dunia 6 bulan yang lalu, atau 5 bulan setelah pulang kembali ke sini.“Ibu nggak pernah cerita kemana Mba Widya-nya pergi Om,” sebut anak Bibik Ayin, saat Hagu bertanya kemana kekasihnya itu menghilang. Otak Hagu pun buntu, dua anak Sofia
“Dua tahun yang lalu mantan suaminya datang, lalu mengajak Sofia rujuk, namun Sofia menolak dan bilang dua sudah memiliki suami,” pria setengah tua yang sebelumnya kenalkan dirinya Haji Ibak sesaat menatap tajam wajah Hagu.Orang tua ini agaknya sudah bisa menebak, inilah ‘suami’ kedua mendiang Sofia. Hati Hagu pun bak teriris sembilu, ingat memang dia adalah 'suami' siri Sofia.Haji Ibak melanjutkan kisahnya, mantan suami pertama Sofia lalu marah dan terjadilah pertengkaran fatal, yang berakibat meninggalnya Sofia.“Sofia tak sengaja tertusuk belati yang di bawa mantan suaminya, lalu pria ini kabur dengan membawa anak tertuanya yang bernama Risna. Sedangkan anak keduanya yang masih berusia kurang dari 2 tahun di bawa sepupu Sofia.”Namun mantan suami Sofia berhasil di tangkap polisi dan saat melakukan perlawanan mantan suami Sofia itu tertembak dan tewas, kata Haji Ibak menambahkan kisahnya.Hagu sampai menghela nafas, tak menyangka tragisnya kehidupan Sofia dan pastinya suaminya yang
Dua bulan kemudian…Hari ini Hagu resmi di kenalkan sebagai sulung dari Ryan Hasim Zailani, seluruh keluarga Klan Hasim Zailani ngumpul.Rumah besar Ryan bak acara reuni keluarga saja, kakek Radin tentu saja yang paling di tuakan. Biarpun usianya sudah mendekati 68 tahunan, tubuh si kakek ini tetap kokoh dan tegap.Chulbuy yang kini juga berusia 65 tahunan tak kalah gagahnya.Tapi semua sepakat, yang paling ganteng di usia matang ini pemenangnya Balang Hasim Zailani, di usia 53 tahun, Balang di puji tak kalah dari dua anak laki-lakinya, Balanara dan Prem yang sudah memiliki istri.Hagu juga di tasbihkan sebagai nama resminya, bukan Reyhan, karena pemuda lebih suka nama itu!“Hmm…jadi siapa yang patut kamu curigai kira-kira Hagu,” Prem langsung tanya sepupunya ini.Balanara yang duduk di samping juga penasaran, siapa yang patut di curigai sebagai penembak sepupu mereka ini.Ketiganya sengaja duduk santai di taman, sambil menatap sepupu-sepupu mereka yang ramai berceloteh, termasuk ortu-