BERSAMBUNG
Topan benar-benar aji mumpung, dia belanja pakaian sepuasnya saat di ajak Chulbuy ke sebuah toko pakaian terlengkap yang ada di Batupecah ini.Tak ada mal seperti di Jakarta atau Banjarbaru, di sini hanya toko pakaian merangkap supermarket, tapi lumayan luas dan apa saja ada, termasuk barang bermerek.Cynthia…hanya belanja dua lembar pakaian, peralatan make up dan keperluan wanita lainnya, dia sampai beberapa kali menegur Topan yang kalap ambil ini dan itu.Tapi saat menatap wajah Chulbuy, dia semangat lagi karena Chulbuy kedipkan mata, sebagai kode Topan boleh belanja apa saja.Topan tak ragu ambil 4 pasang sepatu, 10 pasang baju dan celana dan…inilah yang bikin Chulbuy terharu, anaknya beli sajadah, sarung dan kopiah, juga baju koko.“Makasih Cynthia…kamu sudah didik Topan jadi anak soleh,” bisik Chulbuy, hingga Cynthia kaget, karena bisikan itu hampir saja menyentuh pipinya.“Jangan dekat-dekat, kita bukan lagi muhrim,” dengus Cynthia, hingga Chulbuy gantian kaget.“Tapi…aku nggak p
Kaget pertama baru tahu suami Cynthia ternyata Chulbuy polisi yang dulu bikin tante Dewi mangkel tak terkira, padahal dulu dia pikir Topan anak ‘nggak benar’, tak di sangka mereka pernah menikah siri.Kaget kedua, tak menyangka Chulbuy ini cucu salah satu orang terkaya di Indonesia dan anak mantan Panglima.Walaupun dulu sempat marah dengan Chulbuy, tante Dewi dengan berbesar hati memaafkan ‘mantunya’ ini, saat Chulbuy tanpa ragu cium tangannya dan memohon maaf atas kelakuannya di masalalu.“Kumaafkan, jagalah Cynthia dan Topan cucuku dengan baik, walaupun Cynthia bukan anak kandungku, tapi sejak kecil dia ku urus dan ku jaga dengan baik layaknya anak kandung,” kata tante Dewi dengan suara bergetar.Chulbuy juga trenyuh melihat tante Dewi yang tak seperti dulu lagi, penampilannya kini sederhana, kenakan hijab lagi.Tante Dewi yang di masa lalu sangat pongah dengan kekayaan mereka, kini tak bisa berkata-kata. Saat tahu betapa tajir melintirnya keluarga Chulbuy ini, kekayaan mereka dulu
“Tahu nggak, aslinya aku makan hati dan eneg jualan di situ. Banyak yang mengganggu dan menggoda, termasuk 3 preman yang kamu hajar, hampir 2 atau 3 hari sekali datang dan minta upeti, kalau tak di beri uang ngancam hancurin warung kecilku itu.” Curhat Cynthia. Kini semua kisah sedih itu sudah jadi cerita lalu, Cynthia sudah jadi Nyonyah Chulbuy yang miliki harta puluhan triliun dan kini Pewaris Tunggal - nya adalah Topan Hasim Zailani.“Nama Topan untuk hormati mendiang Abang-ku, yang ternyata malah saudaranya papa mertua,” ceplos Cythia tertawa kecil.Ibarat kemarau setahun, kini hanya di hapus hujan satu jam.Dunia terasa terbalik bagi Cynthia, dia menatap sambil senyum pada suaminya, yang sama dengannya, cinta dari hati. “Mau tidur apa belah duren, nggak kangenkah dengan hutan rimbun ini.” Bisik Cynthia nakal, sambil menarik tangan Chulbuy ke hutan rimbunnya ini.“Daripada kena omeli, mending menunggu begini,” sahut Chulbuy sambil menarik pakaian tidur istrinya.Cynthia tertawa
“Heii anak kecil, cepat turun!” seorang kenek mobil pic up menegur seorang bocah yang ikut numpang mobil mereka.“Ya Om…ini di mana Om?” tanya si anak kecil kurus ini bingung sendiri, sambil melompat dari bak pic up.“Ini Pulau Madura, kamu tadi ikut dari pelabuhan Tanjung Perak, emank kamu mau kemana sih?” tanya si kenek ini lagi heran sendiri.“Hahhh…Madura…? Aku…bingung Om, orang yang jemput aku nggak kelihatan batang hidungnya, padahal sejak pukul 7 pagi aku sudah di pelabuhan sono!” sahut si bocah ini sambil kebingungan sendiri.“Ya salaaaammm…kamu ini darimana sih, logat kamu beda sekali ta iyaaa,” sela si sopir pick up ini sambil sedot rokok kretek murahnya, dengan logat khas pulau ini.Si anak kecil ini pun sebutkan kenapa dia sampai di pelabuhan Tanjung Perak, karena di janjikan kerja di sebuah pabrik di kota Surabaya.“Dasar bocah, mana ada pabrik mau menerima anak kecil kerja, KTP saja kamu ndak nya ta iyaa! Kamu ini tertipu, uang kamu di bawa kabur pelakunya. Ada-ada saja,
Carok adalah tradisi perkelahian brutal gunakan sabit, yang dilakukan pelakunya untuk mempertahankan harga diri. rata-rata carok berakhir dengan kematian atau terluka berat.Kata carok berasal dari bahasa Madura yang berarti "bertarung dengan kehormatan".Pemicu terjadinya carok, kebanyakan karena pelecehan terhadap istri, di mana sang suami tak terima, sengketa tanah, sengketa sumber daya alam dan soal harga diri, inilah yang bikin tradisi carok terjadi.Sebagai orang baru, Bryan kerja apapun dengan rajin. Dia juga tahu diri, tak sungkan tidur di mushala di ponpes ini, tidak nyaman ikut berjejal dengan para santri lainnya di mes kecil ponpes ini.Pa haji Modik membiarkan saja, sebab Bryan juga anak yang suka kebersihan, walaupun kadang tidur di mushala, tapi setelahnya rapi lagi.Bahkan saat waktu sholat anak ini sudah bangun dan malah azan.“Anak yang baik, katanya ibunya berasal dari Sulawesi, ayahnya yang tak pernah dia lihat sejak lahir orang Kalimantan, anehnya dia ngaku belum kh
Ketiga anak tanggung ini bersembunyi di sebuah batu karang di pantai, mereka menunggu aksi carok yang akan terjadi di pantai sepi ini.Tak lama menunggu, terdengar teriakan seseorang yang memanggil seterunya.Musuhnya muncul tak lama kemudian dan setelah saling bentak, aksi mendebarkan pun tersaji di depan hidung ketiga anak tanggung ini.Perkelahian carok gunakan sabit tak terelakan, saling serang dan saling tebas benar-benar bikin jantung siapapun yang menonton berdebar keras.Bukk…bukkk..trasss….!Bryan sampai melongo melihat darah mulai mengucur pada kedua orang yang bertarung sengit ini.Cholil dan Kadir sampai menutup mata dengan kedua tangan, ketika melihat darah yang mulai mengucur di pantai tersebut.Tapi Bryan tidak, dia malah tak ragu keluar dari persembunyiannya dan menonton adegan keras lawan keras ini.Dia penasaran siapa yang bakal menang bertarung saat ini...!Brasss…keduanya kembali saling hantam dan….keduanya ambruk di pantai, yang satu terburai perutnya, yang satu pu
Dengan berindap-indap ke tiganya mulai ‘kabur’ dari ponpes ini, di usia yang sudah 13 tahunan lebih, jiwa penasaran ketiganya memang sedang tinggi-tingginya.Ketiganya juga baru saja akil baligh, peralihan dari anak-anak ke remaja!Cukup jauh juga tempat yang di tuju, sampai-sampai mereka harus susuri pematang sawah.“Nah ntuh rumahnya,” tunjuk Kadir, merujuk sebuah rumah kayu yang lumayan bagus.“Hati-hati, jangan sampai kita di kira maling, abis kita bonyok di keroyok warga,” kata Cholil, rada ‘ngeri-ngeri sedap’, pikirnya geli sendiri.Bryan, diam saja, tapi hatinya mulai dag dig dug duer juga, sebab inilah pertama kalinya mereka nekat intip penganten baru.Tujuan mereka tertolong bulan yang tertutup awan, sehingga cukup gelap, hanya ada penerangan lampu listrik jalanan dan lampu listrik di teras warga.Kini mereka sudah berada di sisi dinding rumah si panganten baru ini, rumah ini terbuat dari papan, sehingga dengan mudah mereka bisa ngintip sela-sela dinding rumah tersebut.Walau
“Ssstt...b-bukan…a-aku bukan maling, aku hanya sembunyi,” sahut Bryan terbata, takut suara si wanita ini terdengar warga yang sedang mengejarnya.“Ihh tunggu dulu…kamu ini kan santrinya haji Modik, hayooo…ngapain kamu?” si wanita ini langsung kenal wajah Bryan dan kini nada suaranya berubah lebih ramah, tak lagi membentak seperti tadi.“Iya…kaka, aku Bryan, santri pa haji, t-tolong jangan teriak ya, aku tadi barusan ngintip penganten, lalu ketahuan dan kabur…ehh iyaalahh kenapa jadi keceplosan?” Bryan kaget sendiri karena keceplosan.“Hahhh…hi-hi-hi, ihh nakalnya ni anak, hayo keluar dari sini,” tiba-tiba Bryan terkejut, kupingnya di jewer wanita ini dan otomatis dia terpaksa keluar dari persembunyiannya.“Duduk…!” perintahnya sambil menunjuk kursi makan di dapur ini.Si wanita manis ini makin lebar senyumnya saat melihat wajah Bryan yang sangat tampan terlihat makin pucat pasi, persis maling yang sedang ketangkep hansip.“Hayoo cerita, apa saja yang sudah kamu lihat, kalau bohong ku l
Kini keduanya duduk sambil menikmati bekal yang mereka bawa, kisah yang barusan Datuk sampaikan benar-benar bikin Hagu bergidik.Tak pernah dalam mimpi sekalipun, Hagu akan bertemu dengan roh Datuk Hasim Zailan junior, bahkan hebatnyamereka kini bisa bercakap-cakap layaknya dua manusia biasa.Kadang dia menatap wajah Datuk yang selalu muram, kadang tangannya sengaja menyentuh lengan Datuk, untuk memastikan, kalau roh ini benar-benar ‘hidup’.Datuk yang tahu kelakuan Hagu menahan senyumnya.“Jangan takut, aku saat ini tetap berujud manusia, tapi…asal kamu tahu, aku tak bisamembunuh siapapun. Lagianmasa takut dengan roh saudara sendiri…!” seloroh Datuk.“Masa sih Bang…minggu yang lalu kan saat kita bertempur Abang menembaki pasukan Jepang?”“Itu semua…kamulah yang melakukan! Emangnya kamu nggak sadar yaa saat berduaan dengan Park Hymin, ayahnya Park Min diam saja? Padahal asal kamu tahu Prem, tidak sedikit laki-laki yang ingin jadikan Park Hymin istri…!”Hagu tentu saja menggeleng mend
“Bang Hagu…hati-hati!”Park Hymin langsung pegang tangan Hagu, saat pamit meninggalkan tempat ini.“Iya…makasih?”Keduanya saling tatap dan kini tak ragu saling peluk. Datuk Junior hanya memandang keduanya, lalu angkat bahu, seakan memaklumi perasaan kedua orang muda ini.Sejak bicara kemarin pagi hingga kini, hubungan Hagu dan Park Hymin makin dekat, mereka sering curhat satu sama lain.Mereka seolah teman lama yang baru bertemu.Kadang keduanya berjalan-jalan di bibir pantai dan Park Min ayahnya termasuk Datuk anehnya, tidak melarang apalagi menegur keduanya.Awalnya Hagu sempat bertanya, kenapa Park Hymin tak suka dengan Datuk Junior.Park Hymin terkekeh dan bilang, dia sudah anggap Datuk itu pamannya sendiri saking dekatnya dan tak ada rasa cinta, kecuali cinta ponakan dan paman saja. “Kekasih Abang Datuk dulu adalah kakak aku, tapi mereka tak berjodoh, karena kakakku meninggal dunia tertembak pasukan Jepang, sejak saat itulah Bang Datuk selalu murung hingga ini…!” Hagu pun m
“Iya Park Hymin, aku ingin selamatkan salah satu keturunanku ini…inilah kenapa aku membawa adikku si Hagu dari alam berbeda. Yang kalau di masa depan dia paman luarku, untuk bantu aku di sini. Awalnya aku mau ajak Prem, tapi tak bisa, karena Ange sedang hamil, Prem tak bisa meninggalkanya, si Ange amat manja agaknya...!” sahut Datuk sambil hembuskan asap cerutunya, lalu senyum kecil.“He-he…Angelina…! Cakep banget ya nama salah satu cicitku di masa depan, sayang ya si Prem, terlebih si Ange tak bisa di bawa ke sini, penasaran aku mau lihat wajahnya, secantik apa dia?” sahut Park Hymin tiba-tiba, hingga mata Hagu melotot.“Kalau di bawa akan ada musibah besar Hymin, kita jangan berlebihan melawan gravitasi alam, aku saja dengan bolak-balik ke dunia masa depan, usiaku tak bakalan panjang lagi, inilah resiko yang harus aku terima…!” sahut Datuk lagi-lagi dengan suara pelan dan tenang.“Ihh segitunya…menakutkan sekali!” sahut Park Hymin terkaget-kaget.Hagu lalu muncul dan di tatap Park Hy
Pesta pun berakhir setelah hampir tengah malam, Hagu tentu saja di buat kagum dengan gaya Datuk Junior yang sangat berwibawa dan gayanya sangat berkharisma.“Pantas Bang Prem bilang, kalau ingin attitude dan gaya berbusana, contoh-lah Bang Datuk ini…benar-benar falmboyan sejati, cara pakaian dan cara bicaranya benar-benar top habis…!” batin Hagu.“Hagu kita pindah ke pondok yang disediakan Tuan Park Min.” Datuk ajak Hagu bangkit.Hagu pun mengangguk dan mengikuti langkah Datuk. Saat berjalan begini, tiba-tiba Hagu teringat, orang tuanya Ange atau besann-ya Prem marga-nya juga Park...?Jangan-jangan mereka ini ada hubungan, pikir Hagu.“Bang Datuk….apakah Park Min ini…kakek buyutnya si Ange?” ceplos Hagu tiba-tiba dan tanpa di duga-duga Datuk langsung mengangguk ambil senyum.Hagu kontan melongo.“Dan…ini kelak ada hubungannya dengan kamu juga salah satu keturunan kamu di masa depan!” sahut Datuk, lagi-lagi dengan suara kalem.“A-apa…maksud Abang..???”“Aku tak bisa menjelaskan saat ini
"Kita melawan tentara Jepang, ini tahun 1945! Saat ini kita membantu Korea, yang di jajah negara kate ini,” sahut Datuk sambil membidik dua tentara Jepang dan tak lama...door...doorr, dua serdadu bidikannya terjungkal, terkena tembakan akurat Datuk.“Bang, aku bisa mati nggak kalau kena peluru?” Hagu masih ngeyel bertanya, sambil kagum melihat tembakan Datuk yang hebat ini.“Tentu saja, makanya kamu hati-hati agar jangan tertembak, sudah jangan banyak tanya, ayo kita tembaki pasukan Jepang, agar desa ini bisa di pertahankan pasukan Korea.”Usai berkata begitu Datuk lalu berlari dan berlindung di sebuah lubang.Tuinggg…“Sompretttt…hampir aku kena!” teriak Hagu dan dia buru-buru merunduk dan kini dia pun mulai bidik pasukan musuh. "Ini bukan mimpi, ini nyata!" batin Hagu mulai waspada.Pertempuran benar-benar seru dan Hagu yang tak pernah berkhayal berada di masa lalu berkali-kali hampir saja kena tembak musuh.“Bangsat…ini sih bukan ilusi, ini benaran!” dengus Hagu marah bukan kepa
Ryan paham anak sulungnya ini sedang galau, kehilangan wanita yang di sayangi memang terlihat dari wajah anaknya ini.Hagu rupanya tipikal orang yang tak suka pura-pura, dia lalu curhat pada ayahnya. Ryan senyum saja, tuh dia juga punya dua istri. Aneh kok bisa nurun ke Hagu, pikirnya geli sendiri.“Kalau kamu ingin pergi ke Korea, tidak apa-apa silahkan! Tapi ingat tetap waspada, kamu masih di incar orang-orang jahat, yang namanya musuh, di manapun kamu berada pasti akan di buru. Ada baiknya kamu latihan menembak dulu dengan Prem,” sara Ryan.Sebagai mantan milisi Ryan tahu Hagu kadang suka bertindak sembrono dan nekat, terbawa darah mudanya yang gampang panas.Dan...Hagu juga tak kenal takut! Benar-benar turunan Klan Hasim Zailani sejati, yang tak keder dengan musuh. Hagu pun mengangguk, dia senang sekali ayahnya ternyata sangat bijak. Ibunya beda lagi, malah mendesak padanya agar segera menikah!Tak main-main, Fareeha bilang...ibu kandung Saleha, yang juga sepupunya sering menanyak
Hagu pun ini putuskan langsung menemui Widya, Hagu tak sadar, inilah bedanya dia dengan klan Hasim Zailani lainnya, anak muda ini tak lupa dengan janji dengan wanita, walaupun telat.Hagu masih ingat jalan menuju ke rumah yang dulu diberikan Balanara, sehingga tak takut lagi nyasar, beiarpun harus di bantu peta satelit, karena Hagu belum begitu hapal Jakarta.Namun, begitu sampai di sini, lagi-lagi dia kaget, Widya tidak berada di sini lagi. Bahkan rumah inipun sepi dan terkunci rapat, tak ada satupun penghuni yang ada di sini, termasuk ART-nya dahulu.Merasa penasaran, Hagu pun tancap gas menuju ke rumah Bibik Ayin yang selama ini jadi ART-nya Widya dan tinggal-nya di Bogor.Akan tetapi lagi-lagi Hagu terdiam, Bibik Ayin ternyata sudah meninggal dunia 6 bulan yang lalu, atau 5 bulan setelah pulang kembali ke sini.“Ibu nggak pernah cerita kemana Mba Widya-nya pergi Om,” sebut anak Bibik Ayin, saat Hagu bertanya kemana kekasihnya itu menghilang. Otak Hagu pun buntu, dua anak Sofia
“Dua tahun yang lalu mantan suaminya datang, lalu mengajak Sofia rujuk, namun Sofia menolak dan bilang dua sudah memiliki suami,” pria setengah tua yang sebelumnya kenalkan dirinya Haji Ibak sesaat menatap tajam wajah Hagu.Orang tua ini agaknya sudah bisa menebak, inilah ‘suami’ kedua mendiang Sofia. Hati Hagu pun bak teriris sembilu, ingat memang dia adalah 'suami' siri Sofia.Haji Ibak melanjutkan kisahnya, mantan suami pertama Sofia lalu marah dan terjadilah pertengkaran fatal, yang berakibat meninggalnya Sofia.“Sofia tak sengaja tertusuk belati yang di bawa mantan suaminya, lalu pria ini kabur dengan membawa anak tertuanya yang bernama Risna. Sedangkan anak keduanya yang masih berusia kurang dari 2 tahun di bawa sepupu Sofia.”Namun mantan suami Sofia berhasil di tangkap polisi dan saat melakukan perlawanan mantan suami Sofia itu tertembak dan tewas, kata Haji Ibak menambahkan kisahnya.Hagu sampai menghela nafas, tak menyangka tragisnya kehidupan Sofia dan pastinya suaminya yang
Dua bulan kemudian…Hari ini Hagu resmi di kenalkan sebagai sulung dari Ryan Hasim Zailani, seluruh keluarga Klan Hasim Zailani ngumpul.Rumah besar Ryan bak acara reuni keluarga saja, kakek Radin tentu saja yang paling di tuakan. Biarpun usianya sudah mendekati 68 tahunan, tubuh si kakek ini tetap kokoh dan tegap.Chulbuy yang kini juga berusia 65 tahunan tak kalah gagahnya.Tapi semua sepakat, yang paling ganteng di usia matang ini pemenangnya Balang Hasim Zailani, di usia 53 tahun, Balang di puji tak kalah dari dua anak laki-lakinya, Balanara dan Prem yang sudah memiliki istri.Hagu juga di tasbihkan sebagai nama resminya, bukan Reyhan, karena pemuda lebih suka nama itu!“Hmm…jadi siapa yang patut kamu curigai kira-kira Hagu,” Prem langsung tanya sepupunya ini.Balanara yang duduk di samping juga penasaran, siapa yang patut di curigai sebagai penembak sepupu mereka ini.Ketiganya sengaja duduk santai di taman, sambil menatap sepupu-sepupu mereka yang ramai berceloteh, termasuk ortu-