BERSAMBUNG
Siapa yang bisa menyalahkan keduanya, Leni barusan jadi janda dan sudah setahun lebih tak merasakan kasih sayang dari mantan suaminya.Brandi pria dewasa yang belum punya kekasih dan tidak terikat dengan siapapun. Leni juga mengagumi dan sangat berhutang budi dengan Brandi, maka setan burik pun sukses menggoda keduanya.Walaupun awalnya malu-malu, Leni sampai menunduk malu, tapi saat Brandi tak sungkan melepas seluruh pakaiannya, Leni yang tadi menunduk berbalik kaget, saat melihat rudal balistik pemuda ini sudah tegak, padahal belum di apa-apakan.“Gila, sudah begini keras, padahl cuman lihat aku telanjang,” batin Leni kagum sendiri dan dia tak ragu lepaskan bajunya yang tadi digunakan untuk menutupi tubuh semoknya.Leni tak sungkan lagi, dia melupakan semuanya, matanya langsung berbinar saat memegang sebuah benda yang sangat lama dia idam-idamkan.Biarpun tubuh Leni agak ndut, tapi Brandi agaknya punya selera wanita model begini, dia justru suka wanita yang berbody agak semok.Tanpa
Hal ini terus berlangsung hingga satu bulan kemudian, hingga suatu hari Leni kaget dapat telpon dari orang tuanya di Sukabumi.“Leni kamu di mana sekarang? Ibumu sakit, si Andi mantan suamimu meneror kami terus,” terdengar suara ayahnya di seberang telpon. Nada suara ayahnya Leni agak ketakutan.Mendengar ini, Leni pun jadi gelisah, sehingga saat Brandi pulang dari kantornya, Leni langsung ceritakan apa yang menimpa kedua orangtuanya tersebut.Mendengar ini, Brandi seolah baru sadar, dia belum beri pelajaran buat Serda Andi, yang dulu pernah menipu ibunya, yang anehnya Serda Andi sendiri lupa dengan Brandi. Padahal mereka bertetangga saat tinggal di mess prajurit tersebut.Sebab bukan hanya anak muda ini yang jadi korban, tapi banyak prajurit lainnya yang dia kerjai selama ini.Hingga akhirnya Serda Andi dapat sanksi berat, selain di tarik ke Mabes, juga penundaan naik pangkat sampai 7 tahun. Selama 1 bulanan ini Brandi terlalu asyik bercinta dengan Leni, apalagi tugasnya belum terla
Brandi melupakan pertemuannya dengan Resa dan Sonya bayinya, dia kini sambil beristirahat di kamar hotel dan pantau Leni melalui ponselnya.Di mana Leni akan beritahu dirinya kalau mantan suaminya nongol ke rumah orang tuanya. Bosan di kamar, Brandi pun turun ke lobby hotel.Saat duduk di lobby ini, Brandi kaget melihat seorang wanita cantik yang asyik minum wine seorang diri di loby ini, lobby hotel mewah ini memang merangkap kafe.“Hmm…itukan kekasihnya si Aldot, ngapaian dia di sini pakai mabuk segala,” batin Brandi keheranan sendiri.Brandi sengaja duduk menjauh, agar tak dekat-dekat si cantik dan judes ini, dia malas kalau harus meladeni wanita berambut agak pirang ini.Dua kali bertemu, Brandi sudah menjustice kalau wanita ini punya akhlak yang angkuh dan sombong.Namun baru saja akan duduk, si angkuh ini dengan jalan agak sempoyongan malah mendekatinya, dan tanpa malu-malu duduk di depannya.“Ah apes dah, kenapa dia malah ke sini!” pikir Brandi, kheki sendiri dan tak mungkin dia
“Minum kopi hitam ini, agar rasa pusingmu berkurang?” Brandi sodorkan kopi hitam ini dan langsung di minum Lula pelan-pelan, kalau sudah begini, gaya elegannya keluar.“Makasih…!” sahut Lula, lalu pejamkan mata sesaat hilang pening di kepalanya.Kemudian meletakan gelasnya dan kini mereka duduk berhadapan di kamar luas yang ada ruang tamunya.Lula menatap Brandi kaget, seolah baru nyadar. “Kamu…astaga, jadi kamu bawa aku ke sini, kamu tak apa-apakan aku kan?” ceplos Lula tiba-tiba.Brandi senyum kecil, keluar deh gaya aslinya angkuh dan nuduh orang sembarangan, pikir Brandi.“Jangan berburuk sangka, lihat saja pakaian kamu masih utuh bukan? Kalau masih kurang yakin, periksa di sela paha kamu itu, apakah ada noda-noda bekas aku perkosa!” cetus Brandi blak-blakan, mulai jengkel juga dengan si Lula ini.Lula kaget, lalu tertawa dan makin terlihatlah kecantikannya.“Duehh pemarah sekali ini perwira, sorry ya Letnan Brandi, kalau selama ini aku kasar, ternyata kamu tidak dendam dengan kelak
Lulu tertawa, tapi Brandi melihat tawa Lula itu bercampur kesedihan, patah hati yang butuh waktu buat menyembuhkannya.Tapi Brandi juga sadar, Lula masih sangat muda, kini ia paham, Lula jatuh cinta dengan Aldot karena puber pertama.Lula lalu ceritakan kenapa dia bawa mobil kesetanan begitu, gara-gara Aldot minta jangan lagi ganggu dirinya.“Pantasss…kamu hampir nabrak aku saat keluar dari pintu gerbang perumahan tersebut,” potong Brandi.Lula kaget dan tertawa sekaligu buru-buru minta maaf. Kalau sudah begini, hilanglah sifat judes dan angkuh Lula.Ini juga bikin Brandi tak lagi ‘marah’ dengan Aldot, sebab di pikirnya saat itu Aldot masih ada di mobil tersebut bersama Lula.“Nahh gitu donk, kalau sudah begini, kamu cantik dan manis, jangan ulangi lagi yaa perbuatan konyol itu. Kalau ada yang tewas gara-gara ulahmu, pingin kamu tua di penjara?” kembali Brandi tak sungkan beri nasehat.“Ih Abang, jangan gitu dong, Lula jadi trauma tauuu!” sifat kekanakan Lula muncul alami, hingga Brand
“Sabar ya bung Brandi, saya janji akan bekuk si Serda Andi sesegera mungkin, kakinya sudah cedera ku tembak, pasti dia belum keluar dari wilayah Sukabumi,” kata Aldot, setelah Brandi menceritakan singkat hubungannya dengan keluarga Leni yang malang ini.Aldot tentu tak tahu, kalau Lula yang selama ini mengejar-ngejar dirinya, kini bersama perwira yang mirip dengan wajahnya ini dan kini menatap dirinya dari dalam mobil Brandi dengan berbagai perasaan.Brandi tak jadi masuk ke rumah ini, dia melihat kedua orang Leni sedang di hibur tetangga-tetangga lainnya, yang tak menyangka Serda Andi tega membunuh mantan istrinya sendiri.Aldot secara ringkas menceritakan ke Brandi, Serda Andi dan Leni awalnya terlibat pertengkara sengit, karena mantan suaminya memaksa minta duit ke Leni. "Serda Andi gelap mata, lalu cabut pistolnya dan menembak Leni yang bersekeras tak mau beri dia uang," cerita Aldot.Brandi melihat Arsy sedang di gendong ibunya Leni, ini melegakan Brandi, setidaknya bayi malang
Tapi perasaan aneh itu langsung dia buang jauh-jauh, karena dia sudah terlanjur anggap Lula adiknya sendiri.“Bang, boleh Lula cium bibir Abang nggak?” bisik Lula manja.Untuk sesaat Brandi kaget dengan permintaan Lula, tapi bibir agak tebal Lula yang sebenarnya justru menambah keseksiannya, bikin Brandi penasaran sendiri.Brandi awalnya kaget dengan permintaan ini, tapi dia kini malah mengangguk.Lula dengan lembut benar-benar mencium bibir pemuda ini, awalnya hanya ciuman singkat biasa, tapi lama-lama kini malah berubah jadi lumatan. Brandi pun ikutan hanyut dan kini keduanya saling melumat hingga berbunyi kericupan. Saling belit lidah pun tak terelakan.Lula memberi dan Brandi menerima dengan hati yang sama-sama hanyut oleh keadaan.Lumatan demi lumatan makin menghanyutkan keduanya. Lula bahkan tak ragu-ragu membuka dadanya dan seolah minta Brandi segera bermain di kedua bukit kembarnya yang berukuran sedang tapi kencang ini.Brandi…tak ragu melumat dan membuat Lula semakin melayan
Lula melongo saat antar ke Bandara Halim, Brandi batal ke Manado, tapi mendadak dipindahkan atasannya ke Surabaya.Yang bikin Lula kaget, Brandi ternyata bukan naik pesawat komersil, tapi kemudikan sendiri pesawat tempur canggih F-16."Astagaaaa...hebat banget Abangku ini, pingin donk someday ikut Abang naik pesawat tempur," ceplos Lula, Brandi tertawa saja tidak mengiyakan. Setelah berpelukan, Lula dengan sikap kekanak-kanakannya bilang, kalau kangen akan susul Brandi ke Surabaya, Brandi hanya tertawa dan mencium pipi ‘adik angkat’ ketemuan gede ini."Bang...Lula kangen pingin di peluk Abang dan di di tetek lagi," bisik Lula nakal lalu tertawa berderai, tapi wajahnya menyiratkan tak rela berpisah dengan Brandi."Awas yaa, jangan nakal," pesan Brandi, lalu mencium kening Lula.Brandi pun masuk ruang khusus dan bersiap terbangkan pesawat tempur ini bersama satu co-pilot.Samai Surabaya, Lagi-lagi Brandi hanya bisa geleng kepala ditempatkan di mess yang sebenarnya mirip kandang saja, se