BERSAMBUNG
Saling tatap antara guru dan murid terjadi. “Sore nanti kamu sibuk nggak?” kata Bu Nat, alihkan pembicaraan.“Nggak bu?” sahut Chulbuy cepat.“Bantu ibu pindahan yaa, pukul 4 sore ibu tunggu setelah bubaran sekolah. Nih catat alamatnya, kamu bisa kan bawa mobil?” Bu Nat berikan alamatnya dan Chulbuy mengangguk cepat. Chulbuy tak mikir aneh-aneh, dia benar-benar murni bantu Bu Nat pindahan, dari kosnya yang lama ke perumahan yang baru saja dia beli secara cash, rumah tipe 45 minimalis.“Ini suami ibu yang belikan, udah lama pingin, akhirnya ke sampaian,” kata Bu Nat.“Loh, katanya ibu.. maaf…belum menikah!” sahut Chulbuy sambil angkat barang-barang dari pick up yang di sewa Bu Nat. Namun karena sopirnya tak ada, maka Chulbuy lah yang membawa.“Upss…keceplosan, jangan bilang-bilang yaa, ibu nikah siri ajahh, udah itu ajah, jangan tanya lagi,” sungut Bu Nat kurang senang, seakan ada yang sengaja di tutupi,Chulbuy pun nyengir kuda saja.Dia kini konsen lagi angkati barang-barang yang lu
Dengan nekat Chulbuy keluar dan mata Bu Nat melotot melihat pelatuk Chulbuy yang terlihat mengangguk-anggukan kepala."Amboii...tidur aja udah gede banget!" batin Bu Nat nakal.Sedangkan Chulbuy juga melotot melihat hutan rimbun bu Nat yang sengaja di buka dan masih beser ini, sehingga mata bangor pemuda ini membulat.Chulbuy tanpa sadar malah jongkok dan menatap hutan rimbun ini, anehnya Bu Nat tak marah dengan kenakalan murid gantengnya ini.“Suka ya lihat yang rimbun-rimbun?” kata Bu Nat mulai mesum.“Su-suka banget bu?” kata Chulbul dengan suara terbata, menahan kalamenjingnya yang sudah naik speednya.Bu Nat dengan cueknya mencuci hutannya dan kini berdiri, sehingga hutan rimbun ini tepat di depan hidung Chulbuy.Tanpa ragu Chulbuy tak mau lewatkan kesempatan emas ini, dia pun langsung mendekatkan mulutnya dan kini Bu Nat menengadah ke atas, sambil pegang ujung dasternya.Membiarkan Chulbuy sepuasnya mengeksplor hutan rimbunya, suaranya mulai mendesah keenakan.“Yah terusss Chul…d
Waktu memang sangat cepat berlalu dan waktu setahun sangatlah singkat, tahu-tahu kini Chulbuy bersiap lulus SMU.Chulbuy makin makin sering olah tubuh, agar kelak lulus masuk di Akademi Kepolisian!Apalagi Bu Nat selalu minta di puaskan, seminggu minimal 3X, Chulbuy wajib memenuhi nafsu biologis Bu Nat ini. Hubungan mereka terjalin baik dan aman-aman saja sampai saat ini.Sesuai saran Paman Iram, Chulbuy diminta jangan masuk Tamtata atau Bintara, lambat naik pangkat, kata pelatih beladirinya ini, tapi langsung ke Akpol saja.Suatu hari…!Dengan peluh bercucuran, setelah olahraga, Chubuy mengelap keringatnya.“Chulbuy, jadi kamu tetap akan masuk Akpol?” seorang wanita yang masih teriihat cantik menatap remaja kurus tinggi ini.“Iya bun, ini cita-citaku, juga bunda kan?” sahut si remaja ini.“Hmm…iya, tapi kamu kan tahu, masuk Akmil eh Akpol itu susah, kadang perlu nyogok dulu baru keterima. Walaupun kamu selalu jawara kelas dan mantan paskibraka,” sela ibunya lagi, kemudian menghela naf
Sebelum berangkat ke Magelang, Chulbuy dan Bu Nat bersama hingga 2 harian, mereka memadu cinta sepuasnya.“Jangan lupakan aku ya sayang, kalau udah jadi perwira! Aku dah lepas pengaman sejak 1 bulan lalu, kalau ini jadi, maka kamulah bapaknya,” bisik Bu Nat, yang sebenarnya mulai mencintai si brondong perkasanya ini.Chulbuy hanya mengangguk dan bilang setelah lulus kelak, maka Bu Nat lah yang akan dia cari setelah ibunya. Sejak pagi sampai malam, lanjut pagi lagi, keduanya tak puas-puasnya adu gelut di rumah ini.Tak ada seinci-pun tubuh montok dan mulus Bu Nat yang luput dari susuran lidah Chulbuy, yang makin hebat berikan kenikmatan buat kekasih gelapnya ini.Bu Nat pun tak peduli, badannya banyak cap-cap tawon, hasil olahan Chulbuy, karena dia sangat menikmati layanan istimewa dari brondongnya ini.Dia bahkan berikan seluruh tubuh montoknya agar dipuasnya kekasihnya ini dengan memberi kecupan ‘merah’ sampai ke dekat organ intimnya.Bu Nat tak peduli, akibat ini, bisa saja suami si
Erika dimakamkan di pekuburan muslim, karena ibunya sudah mualaf saat mengandung dirinya...tanpa ada ayah yang menemani ibu dan dirinya tersebut.Chulbuy pun juga ikut keyakinan ibunya, tapi…hanya Islam KTP doank, ibadah sholat pun masih belang kambingan.“Ibu hilang kontak dengan ayahmu, namanya Brandi Alfonso, kelak kamu carilah dia!” pesan ibunya, yang disampaikan sepupu ibunya saat Chulbuy menangis di kuburan ibu kandungnya ini.Jelang malam, barulah Chulbuy balik ke rumah ibunya yang kini berdebu lama tak di bersihkan.Lagi-lagi dia sesengukan melihat foto lama ibunya bersama dia saat masih SD. Bajunya terlihat lusuh dan sepatunya juga boncos…tak sadar kelakuannya mirip kakeknya (Brandon Hasim Zailani) saat kecil.Kini dia duduk termangu di rumah peninggalan ibunya, yang setahunan ini tak terawat lagi. Sambil duduk termenung Chulbuy ingat ucapan sepupu jauh ibunya soal ayah kandungnya tersebut.“Brandi Alfonso…di mana aku nyarinya,” batin Chulbuy bingung sendiri, karena ibunya tak
“Cincai…kamu mau kasih aku berapa,” sambung Chulbuy kalimatnya, tanpa tedeng aling-aling.“50 juta gimana pa komandan!” bisik si bandar togel lagi dengan wajah serius.“Hmm...mau nyogok polisi dengan duit begitu,” delik Chulbuy pasang wajah marah, hingga si bandar togel ini kaget.“Gimana kalau owe naikan jadi 100 juta?” kata si bandar togel bertubuh tambun dan bermata sipit ini, kaget melihat si perwira muda pasang wajah marah, sehingga dia terpaksa naikan tawaran 2X lipat.Chulbuy pura-pura baca berkas si bandar togel ini, dari catatan yang dia baca, hasil pemeriksaan anak buahnya, si bandar togel ini punya pendapatan hampir 80 juta perminggu, artinya kalau sebulan, bisa untung sampai 320 juta, soal hitungan Chulbuy jagoan, karena dia suka matematika.“Kalau mau nyogok aku, sediakan 1 miliar cash! Kurang dari itu, kamu bakal ku hukum berat!” cetus Chulbuy tanpa tedeng aling-aling.“Haaaayaaaa…kok banyak banget, ini namanya ngelampok owe!” sungut si bandar togel ini dengan suara cadel
“Jangan di sini, ntar ketahuan anak buahku,” lalu Chulbuy secara kurang ajar cium bibir Cici dan meremas gunung kembar wanita ini.Walaupun singkat, tapi ini bikin istri si bandar togel ini makin blingsatan.“Catet nopeku, kita atur waktu…! Iih jangan malam ini lepasin dia, seminggu ajah biar kita bisa ketemuan…gimana?” bisik Cici makin berani dan di luar nurul Chulbuy.Chulbuy langsung kedipkan mata dan tak lama wanita ini dengan lenggang lengguk gemulai keluar dari ruangan si kapolsek konslet ini, kedipan penuh arti dia berikan buat si komandan mata biawak ini.Bunyi kletak-kletuk heelnya seiring dengan bunyi jantung Chulbuy yang tak menyangka hari ini dapat duren runtuh, uang 1 miliar.Sorenya, Chulbuy kumpulkan 10 anggotanya, hari ini mereka dia beri masing-masing 15 juta, tapi…pasal buat si bandar togel di rubah!Uang 1 miliar yang di bawakan istri si bandar togel sudah dia terima dan sengaja dia simpan.Tapi Chulbuy cerdik, dia sengaja bagi-bagi buat anak buahnya, agar semuanya d
Chulbuy jenius, dia simpan uang ‘haramnya’ ini di sebuah bank swasta yang tak peduli dari mana asal uang nasabahnya.Dia hanya sisakan 300 jutaan, sisanya yang 500 juta dia masukan ke bank tersebut.Chulbuy senyum sendiri. “Enak juga jadi aparat, uang datang sendiri,” batin Chulbuy tertawa sendiri.Dengan uang itu, Chulbuy tak ragu beli mobil second jenis SUV berharga 200 jutaan.Ia sengaja tak mau beli mobil baru, apalagi yang mewah atau berharga mehong, pasti akan jadi sorotan.Mobil ini walaupun second sudah berumur hampir 7 tahunan, tapi sejak dulu jadi impiannya, kini si impian pun sudah ke beli.Sehingga kini kemana-mana dia tak perlu lagi bawa motor jadul, atau harus kehujanan bila pas kena musim hujan.Cici ternyata hanya sanggup 2X mau bertemu Chulbuy, dia lemas di hajar si komandan tampan ini.“Ampiunn dejaii…kamu emang hyper, mati keenakan aku kalau gini kamu bikin, kapok!” sungut Cici saat mereka bertemu 3 hari kemudian dan kembali pulang dengan jalan berubah, setelah di ha
“Besok malam kita harus bergerak, aku tahu di mana mereka menyembunyikan para turis itu. Saat ini Al Tahyan sedang nego alot dengan minta tebusan 25 juta dolar per orang, untuk bebaskan ke 4 turis tersebut!” bisik Barbie lagi.Mendengar ini Ryan kaget bukan main, tak tanggung-tanggung ternyata kelompok Al Tahyan ini minta tebusan untuk membebaskan sandera tersebut.“Gila, mereka ternyata perampok dan penculik berkedok milisi pejuang,” dengus Ryan kaget.“Kamu pikir kehidupan mewah mereka di dapat darimana? Tentu saja dari hasil kejahatan dan juga jadi eksekutor alias bergerak sesuai order, mereka itu juga penyeludup senjata dan kokain yang bernilai luar biasa…!”Lagi-lagi si Barbie bongkar praktek kejahatan Al Tahyan Farisi Cs, yang semakin hari dikatakanya makin kuat serta lengkap persenjataan anak buahnya.“Mereka punya pesawat tempur dan juga tank!” ceplos si Barbie lagi. Ryan sampai tak bisa berkata-kata lagi, aandia dia tak bertemu si Barbie ini, mungkin saja dia akan mati konyo
“Jadi…kamu ini..?” Ryan yang masih kaget kini menatap wajah jelita si Barbie.“Ya tuan Ryan, aku sudah tahu siapa kamu, juga alasan tuan bergabung dengan kelompok ini. Tapi apa mungkin tuan mampu bergerak sendiri, ku rasa sulit, pasukan Al Tahyan ini ribuan jumlahnya dan mereka sanga disiplin serta teroganisir dengan baik..!” cetus si Barbie blak-blakan.Ryan termenung sesaat, si barbie menunggu saja dan membiarkan anak muda di depannya ini mikir.“Betul yang kamu bilang Barbie, apa saran kamu saat ini?” tanya Ryan lagi.“Nanti aku akan ikut kamu untuk melawan Abu Jenaya, tapi kita harus berusaha bertemu pimpinan milisi itu.”Suara Barbie pelan dan Ryan tentu saja paham apa maksudnya, apalagi Ryan baru nyadar di ruangan ini ada CCTV.Kontan wajah Ryan memerah, artinya…kelakuannya bersama Zoona dan Iqaala di lihat jelas oleh Al Tahyan selama beberapa hari ini.Barbie lalu ajak Ryan bergeser ke teras belakang yang aman dari CCTV.Tapi Barbie pintar, dia lalu mencium bibir Ryan dan mereka
“Tenang honey, dia akan bikin kamu klimaks, pokoknya permainan dia itu 2X lebih hebat dari kami,” sahut Zoona tertawa berderai.“Biar tuan semangat sebelum bertempur, kan kalau belum muncrat laharnya, pasti puyeng pala peang, ya kannn?” sambung Iqaala, lalu gantian tertawa berderai dan diikuti Zoona.Ryan hanya bisa senyum mesem mendengar candaan kedua wanita cantik ini, yang tadi malam dia hajar sampai nyerah.“Zoona, Iqaala benarkah baru-baru ini ada turis dari Thailand yang di sandera?” tanya Ryan hati-hai agar keduanya tak curiga.“Waah nggak tahu aku, agaknya cocok deh tuan tanyakan ke si barbie, kan dia tinggal bersama tuan Al Tahyan di istana-nya. Pasti dia tahu, atau setidaknya mengetahui kalau ada kejadian begitu!” ceplos Zoona lagi.Iqaala pun sama, agaknya kali ini keduanya tak berbohong dan Ryan tak ingin memaksa.Dan Zoona serta Iqaala benar-benar pamit, dengan alasan tak sanggup lagi ladeni keperkasaan Ryan yang di luar nurul ini.Ryan membiarkan keduanya pamit, ia tak ma
Ryan dan Balang diam-diam kembali bertemu di sebuah tempat yang tak menyolok, tentu saja Zoona dan Iqaala yang masih minta rehat setelah di hajar Ryan tak tahu.Ryan juga sadar, selain menemaninya, keduanya juga tugas ganda, mengamati dirinya, untuk selalu di laporkan ke tuan besarnya Al Tahyan Farisi.Mendengar semua kisah Ryan, Balang dengan wajah serius bilang, kelompok Abu Jenaya justru kelompok yang perjuangkan Palestina merdeka.“Dari informasi yang ku dapat di lapangan, salah satu kelompok yang paling sulit di hadapi pasukan zionis dan kelompok yang mereka bayar, kelompok Abu Jenaya menduduki urutan teratas yang wajib di basmi.”Balang lalu kisahkan sepak terjang kelompok pejuang ini, yang dikatakan sangat di dukung warga Palestina, terutama di wilayah pendudukan zionis.“Mereka sering bikin pasukan zionis kocar-kacir, kelompok ini bak hantu, serang dan kabur dan jumlah mereka juga sangat misterius. Ada yang bilang hanya puluhan, ada lagi yang bilang ratusan hingga ribuan milis
Ryan senyum sinis melihat Zoona dan Iqaala kini ngorok halus…kecapekan!Permainan cinta ganas dan panas hingga berjam-jam, membuat keduanya kini lunglai dan minta istirahat, Ryan pun mengiyakan. Walaupun belum klimaks tapi Ryan tak berminat meneruskan."Badan sih oke, denok...itunya dah pada longgar, untung saja punyaku king size. Kalau standar Indonesia, apa rasanya...? Numpang lewat doangggg!" gumam Ryan lalu tertawa sendiri sambil menatap perabotan Zoona dan Iqaala dan menutupi tubuh keduanya dengan selimut.Kini dia sudah paham apa yang harus dilakukan, keterangaan kedua wanita ini bagi Ryan sudah lebih dari cukup.Misi korek keterangan kini sukses, selanjutnya diam-diam dia kontak Balang dan keduanya pun berbicara serius via telpon."Aku lagi patroli dengan pasukan PBB Bang, nanti setelah agak longgar kita ketemuan," sahut Balang di seberang telpon. Ryan lalu beristirahat di kamar satunya, dia pun sebenarnya kelelahan, tapi karena fisiknya kuat ia pun tidak terlalu capek-capek a
Begitu sampai kembali ke kamar vila, Zoona dan Iqaala yang agak mabuk tak sungkan lagi memeluk tubuh kokoh Ryan.Sebenarnya keduanya tak mabuk-mabuk amat, hanya di buat-buat saja, agar tubuh mereka bisa di pegang Ryan.Ryan yang masih ‘normal’ membiarkan saja ulah keduanya, ia malah sengaja gerayangi tubuh keduanya, sehingga makin blingsatanlah keduanya.“Kedua bidadari Abang itu bisa di manfaatkan, nggak perlu Abang repot memata-matai tuan Al Tahyan,” itulah pesan Balang yang di ingat Ryan.Sehingga Ryan pun kini mulai sengaja bersikap nakal.Iqaala bahkan tak ragu mencopoti semua pakaiannya, juga setengah memaksa melepas pakaian Ryan, yang saat ini memakai celana jeans dan kaos, yang sore sebelumnya sempat beli di sebuah toko pakaian tak jauh dari vila ini.Begitu Ryan hanya kenakan CD doang, keduanya sampai berseru wow melihat body Ryan yang bersekal-sekal dan kokoh ini, makin leleran lagi melihat torpedo Ryan yang sudah menonjol di balik CD tipis-nya ini.“Amazingggg…sizenya…!” ser
Apa yang di katakan Zoona dan Iqaala benar adanya, tempat dugem di sini tak kalah dari yang ada di Jakarta.Pengunjung pun juga membludak dan tempat ini terlihat penuh pengunjung.“Ahh bodohnya aku, Lebanon kan warganya campuran, letaknya juga sudah mendekat Barat, tak aneh gaya mereka ke barat-baratan, nggak jauh beda dengan di Indonesia,” batin Ryan.Ryan melihat Zoona dan Iqaala sedanga asyik ‘ajojing’ ria berbaur dengan pengunjung lainnya. Ryan menolak diajak goyang, dia beralasan masih capek. “Dua wanita Beirut yang menggairahkan, sayang kalau di lewatkan!”Kaget bukan main Ryan, tiba-tiba ada yang bicara begitu gunakan Bahasa Indonesia pula. Refleks dia menoleh dan senyumnya langsung sumringah.“Balang Hasim Zailani…!” seru Ryan, tak menyangka akan bertemu si tampan cool ini.Keduanya tanpa di duga saling berpelukan erat, entah kenapa bertemu Balang di sini Ryan seolah bertemu adik sendiri.“Bang kita ngobrol di luar yuks…biarkan saja dua bidadari Abang di sana, suara musik jed
Ryan, pura-pura tak menggubris pandangan kagum kedua wanita jelita ini, dia ingin istirahat di kamar lumayan mewah di vila ini.Namun…gangguan itu datang lagi, tanpa Ryan duga, Zoona dan Iqaala juga kini berganti baju santai, yakni kaos ketat dan celana pendek, tak lagi berbaju ala militer.Lekak lekuk tubuh keduanya membuat mau tak mau Ryan melirik juga, tapi dia tak mau menunjukan kebangorannya.Ryan hanya hela nafas panjang, karena hatinya masih teringat Fareeha dan…aslinya belum puas untuk balas dendam, hawa membunuhnya sangat kuat saat ini. Kenapa tiba-tiba dia mau bertemu kelompok ini, awalnya Ryan mengira mereka ini kelompok perjuangan yang all out melawan pasukan zionis, namun kini dia mulai meragu.Apalagi diapun sadar diri, tak bisa sendirian melawan pasukan musuh yang miliki pasukan terlatih bersenjata lengkap.Dia butuh rekan seperjuangan yang lebih besar dari kelompok Abu Shekar, yang hanya miliki pasukan ratusan orang saja.“Aku akan bersabar minimal seminggu, kalau tida
Akhirnya mereka tiba di sebuah tempat yang di jaga ratusan orang berseragam ala tentara, inilah milisi yang di katakan Syarif tadi.“Jumlah anggota kami yang aktif dan resmi 3.500 an orang tuan Ryan dan yang tak resmi hampir 10.000 an orang, pemimpinnya Tuan Al Tahyan Farisi,” cerita Syarif.Kaget juga Ryan, artinya milisi ini bukan milisi biasa, banyak sekali anggotanya. Seragamnya pun tak ubahnya militer resmi pemerintahan.Ryan di sambut langsung sang pimpinan milisi Tuan Al Tahyan Farisi dan dua pembantu utama yang menunggunya di halaman markas milisi ini.Pria ini miliki brewok dwi warnanya lebih lebat dari milik Ryan dan tubuhnya agak tambun, tinggi badannya hampir sama dengan Ryan.Pakaiannya juga ala militer, lengkap dengan pistol nya di pinggang, bahkan ada tanda dua bintang di pakaianya ini, yang artinya Al Tahyan seorang pria berpangkat Inspektur Jenderal.Seorang pria gagah, walaupun Ryan taksir usianya pasti di atas 55 tahunan.“Akhirnya orang yang kami tunggu-tunggu datan