BERSAMBUNG
“Jangan di sini, ntar ketahuan anak buahku,” lalu Chulbuy secara kurang ajar cium bibir Cici dan meremas gunung kembar wanita ini.Walaupun singkat, tapi ini bikin istri si bandar togel ini makin blingsatan.“Catet nopeku, kita atur waktu…! Iih jangan malam ini lepasin dia, seminggu ajah biar kita bisa ketemuan…gimana?” bisik Cici makin berani dan di luar nurul Chulbuy.Chulbuy langsung kedipkan mata dan tak lama wanita ini dengan lenggang lengguk gemulai keluar dari ruangan si kapolsek konslet ini, kedipan penuh arti dia berikan buat si komandan mata biawak ini.Bunyi kletak-kletuk heelnya seiring dengan bunyi jantung Chulbuy yang tak menyangka hari ini dapat duren runtuh, uang 1 miliar.Sorenya, Chulbuy kumpulkan 10 anggotanya, hari ini mereka dia beri masing-masing 15 juta, tapi…pasal buat si bandar togel di rubah!Uang 1 miliar yang di bawakan istri si bandar togel sudah dia terima dan sengaja dia simpan.Tapi Chulbuy cerdik, dia sengaja bagi-bagi buat anak buahnya, agar semuanya d
Chulbuy jenius, dia simpan uang ‘haramnya’ ini di sebuah bank swasta yang tak peduli dari mana asal uang nasabahnya.Dia hanya sisakan 300 jutaan, sisanya yang 500 juta dia masukan ke bank tersebut.Chulbuy senyum sendiri. “Enak juga jadi aparat, uang datang sendiri,” batin Chulbuy tertawa sendiri.Dengan uang itu, Chulbuy tak ragu beli mobil second jenis SUV berharga 200 jutaan.Ia sengaja tak mau beli mobil baru, apalagi yang mewah atau berharga mehong, pasti akan jadi sorotan.Mobil ini walaupun second sudah berumur hampir 7 tahunan, tapi sejak dulu jadi impiannya, kini si impian pun sudah ke beli.Sehingga kini kemana-mana dia tak perlu lagi bawa motor jadul, atau harus kehujanan bila pas kena musim hujan.Cici ternyata hanya sanggup 2X mau bertemu Chulbuy, dia lemas di hajar si komandan tampan ini.“Ampiunn dejaii…kamu emang hyper, mati keenakan aku kalau gini kamu bikin, kapok!” sungut Cici saat mereka bertemu 3 hari kemudian dan kembali pulang dengan jalan berubah, setelah di ha
Selama hampir 6 bulanan jadi Kapolsek, Ipda Chulbuy diam-diam sudah punya duit hingga 3,5 miliaran di rekening khususnya.Tapi dia tetap tampil sederhana, tak mau menonjolkan diri, karena sadar kelakuannya bisa berakibat fatal bagi karirnya yang baru seumur jagung.Suatu hari usai menangkap pelaku narkoba, Chulbuy terpaksa turun dari mobilnya, karena ada sebuah mobil SUV mewah halangi jalannya.Sedangkan tersangka yang sudah berhasil di tangkap di bawa naik motor oleh anak buahnya. Jalan desa yang dia lewati memang masih kecil dan agak sulit kalau berpapasan.Chulbuy pun turun dari mobil dan bermaksud mencari si pemilik mobil mewah ini agar mau meminggirkan lagi mobilnya atau masuk halaman.Chulbuy heran orang itu berhenti di sebuah rumah yang keliatannya sudah kusam warnanya dan sepertinya lama tak di tempati.Terlihat seorang pria muda sedang berbicara dengan seorang pria setengah tua sambil menunjuk-nunjuk rumah tersebut.Begitu Chulbuy mendekat, keduanya saling tatap, tubuh keduany
Surat mutasi di terima Chulbuy, dia akan di pindah ke Sumatera, tepatnya di Kepulauan Riau.“Sial amat, si Amat juga nggak sial-sial amat, baru juga enak-enakan di sini, sudah di mutasi saja,” keluh Chulbuy seorang diri.Padahal baru 7 bulanan bertugas, tapi apa boleh buat Chulbuy pun harus segera pindah tugas, jauh lagi harus menyeberangi pulau.Chulbuy tentu saja tidak tahu, di mabes juga berlaku hukum rimba. Siapa yang kuat dan punya link dengan atasan, maka akan di beri job di tempat yang enak dan dekat kota.Perwira miskin dan nggak punya link macam dia, apa boleh buat, terima terus di tempatkan di manapun!Terlebih dia masih perwira baru dan muda pula.Seminggu kemudian, setelah titip mobilnya ke sebuah ekpedisi, Ipda Chulbuy sudah berangkat ke Jakarta, untuk menuju ke Bandara Hang Nadim Batam.Dari sana dia harus naik kapal laut jenis ferry menuju ke tempat tugasnya.Chulbuy selanjutnya harus menyusuri Sungai Siak lalu ke teluk menuju laut dan tujuannya adalah Pulau Panjang Kabu
“Heii berhenti dulu, ruangan kerjaku di mana?” tanya Chulbuy lagi, saat ke 5 nya buru-buru akan keluar dari ruangan ini.Mereka tentu saja ‘ketakutan’ kena hukuman sang komandan baru, yang tiba-tiba saja nongol di kantor ini.Padahal sesuai kabar yang mereka terima, sang komandan baru ini datang minggu depan, bukan hari ini!“Siap Ndan, itu ruang kerjanya di lorong ujung Ndan!” sahut salah satu satu anak buahnya yang berperut buncit dan tadi sempat ‘memarahinya’.Chulbuy menoleh dan memang ada plang tertulis ruang kerja Kapolsek di bagian atas pintu ruang kerja itu.“Satu lagi, tuh dua orang yang joget-joget di luar suruh berhenti, atau lepas baju saja sekalian, berhenti jadi aparat!” bentak Chulbuy lagi, lampiaskan kekesalannya.“Siappp Ndan!” sahut orang ini lagi, lalu buru-buru keluar dan menegur ulah dua rekannya yang hobby live di medsos ini, yang diikuti ke 4 rekannya.Hebohlah Mapolsek ini, tak mereka sangka sang komandan sudah tiba dan langsung memarahi mereka semuanya.Parahny
Seperti kebiasaanya, dia pun manfaatkan waktu untuk melihat-lihat wilayah kerjanya sekaligus silaturahim dengan pejabat di kecamatan ini.Wilayahnya memiliki 10 desa dan ada satu desa yang berupa pulau. Chulbuy harus naik speedboat untuk meninjau tempat ini.Setelah semingguan keliling, senyum aneh tersungging di bibir Chulbuy.“Wilayahku ini agaknya tempat paling aman dan nyaman lakukan penyeludupan dari dua negara, Singapura dan Malaysia,” batin Chulbuy.Tiba-tiba matanya bersinar berbeda...!Namun perintah berikutnya turun lagi, kembali langsung dari mabes, yakni segera bantu Tim SAR untuk cari keberadaan puing-puing pesawat yang mengangkut Aldot Hasim Zailani dan ketiga istrinya."Nelayan menemukan serpihan pesawat dan berada di perairan yang masuk wilayah hukum kamu," kata perintah dari Mabes ini.Ipda Chulbuy pun langsung kumpulkan ke 10 anak buahnya, untuk segera bergerak mencari keberadaan pesawat naas itu.Satu hari kemudian datang serombongan besar Tim SAR dari Jakarta langs
Mendengar pertanyaan ini, Chulbuy pun ceritakan apa yang ia ketahui selama beberapa hari. Yakni menemukan sebagian serpihan pesawat, tapi tak menemukan jasad manusia.Hanya di temukan kain-kain yang sobek-sobek dan di duga ini pakaian para korban dari pesawat naas tersebut.Selanjutnya semua memberikan laporan sesuai dengan apa yang mereka ketahui satu persatu.Marsekal Muda Brandi kadang melirik ke Chulbuy, yang dilirik, pura-pura tak tahu saja.“Aneh, kenapa pa marsekal melirik mulu yaa, apa karena wajahku mirip beliau, namanya juga manusia, mirip dikit wajarlah,” kata Chulbuy membatin sendiri.Pikiran sang Kapolsek ini tetap positif, dia tak pernah berpikir jauh, kalau orang yang meliriknya adalah ayah kandungnya…!Chulbuy masih yakin, nama ayahnya Brand Alfonso, tak mungkn Brandi Hasim Zailani, paling hanya sama nama di awal, pikirnya.Walaupun melirik sang komandan muda ini, tapi telinga Brandi tetap konsen mendengarkan semua laporan, yang di sampaikan semua anggota tim penyelamat
“Terima kasih mas, tolong info apapun jangan sungkan kabari aku, baik siang ataupun malam,” sahut Radin sambil memeluk sahabatnya ini.Sementara Ali, pengawal papanya sudah menunggunya, untuk terbang dengan helikopter menuju ke Riau dan kelak terbang dengan private jet ke Jakarta lagi. Ali dapat perintah langsung dari Brandon, agar jaga baik-baik cucu laki-laki satu-satunya dari anak kesayangan ini.Mapolsek Panjang kini mendadak sepi, setelah satu bulan ramai bak pasar malam. Ipda Chulbuy pun bisa menarik nafas plong.Kini dia harus benahi wilayah hukumnya lagi, setelah 1 bulan full konsentrasi ke pencarian Aldot Hasim Zailani dan ke 3 istrinya.Chat Samantha masuk dan undang dia ke Jakarta, Chulbul bilang masih sibuk, belum ada waktu.“Hmm…tunggulah kamu, kubikin jalan ngangkang nanti,” gumam Chulbuy tertawa sendiri.Samantha sempat jadi bintang di sini, selain cantik, wanita ini juga mantan miss Indonesia, sehingga banyak yang mengidolakannya, selama lakukan peliputan.Tapi satu ha
Sudah 5 batang rokok dia habiskan, pikirannya benar-benar blank saat ini, bahkan ada botol wine yang sudah separu dia minum di lobby merangkap kafe Hotel Audrey ini.“Stefani…Putri Zeremiah, ya Tuhan kenapa aku baru nyadar sekarang, pantas si Putri lengket denganku saat bertemu, juga Fanny! Ternyata mereka adik-adikku sendiri, juga kakak Okta sengaja menyuruhku menemui Tante Mona, entah apa maksudnya, kenapa tak langsung saja terbuka, anehh...!” gumam Chulbuy baru nyadar.Ada rasa bangga, senang dan terharu, tak menyangka ayah kandungnya bukan pria sembarangan, apalagi kakeknya. Pokoknya se Indonesia pastinya bangga tak ketulungan punya darah keluarga Hasim Zailani.Tapi…pemuda ini beda!Ada rasa marah, mangkel dan penasaran bersatu padu di dalam dadanya. Sudah menikahi siri ibunya, lalu bikin hamil, kenapa malah seakan lupa ‘diri’ dan tidak pernah sekalipun jenguk ibunya.“Apa karena dia keturunan orang kaya dan berpengaruh di Republik ini, lalu malu punya istri ibuku, yang hanya seo
Ting tong…!Sudah 3X Chulbuy pencet bel rumah yang tergolong sangat mewah di daerah ini, tak lama terdengar suara langkah kaki menuju ke pintu.Dulu daerah sini sepi, kini berbeda 180 derajat, tempat ini seolah jadi tempat tinggal orang-orang berdokat, karena letaknya yang strategis.Pintu terbuka dan keluarlah wajah seorang wanita setengah tua, yang agaknya seorang ART.“Cari siapa Om..?” kata si ART ini.“Apakah aku bisa bertemu Tante Mona atau Om Ryan?” sahut Chulbuy.“Kalau bu Mona dan suaminya masih ada acara, tapi paling bentar lagi pulang, tapi Om Ryan tinggal di rumah yang lain bersama istrinya.Chulbuy di persilahkan menunggu di teras rumah mewah ini, tak lama si ART datang lagi dengan segelas kopi hitam yang masih mengepul.Terkesan juga Chulbuy, walaupun dia orang asing, namun tetap di sambut ramah, sesaat dia kitari rumah ini, yang agaknya sudah beberapa kali di rehab, sehingga terlihat makin mewah dan luas.Di sisi kiri halaman berjejer 3 buah mobil, semuanya kategori pre
Adik Jay seorang bayi perempuan yang sangat cantik, Chulbuy sampai tak mau jauh-jauh dari ‘keponakannya’ ini.Oktaviani dan Iskandar sampai saling pandang dan bingung, tapi Oktaviani berbisik dan Iskandar melongo lalu mengangguk.Oktaviani kini terlihat bugar, kelahiran anak keduanya kembali normal, sehingga fisiknya cepat pulih.“Chulbuy kesini sebentar aku mau tanya,” panggil Oktaviani, Iskandar terlihat setia mendampingi istrinya ini, Jay sudah nyenyak tidur di jaga baby sitternya di ruangan klinik VIP ini juga.“Iya ka…!” Chulbuy mendekat.“Mirip sekali?” gumam Oktaviani tanpa sadar dan Iskandar pun ikut mengangguk. Balik kini Chulbuy yang keheranan.“Mirip apanya kak? Eeh adiknya Jay cakep banget, tak jauh beda dengan kaka, kalian kini punya sepasang anak yang cantik dan tampan!” puji Chulbuy.Oktaviani dan Iskandar langsung senyum dan papanya Jay ini ucapkan terima kasih atas pujian Chulbuy.“Aku mau tanya…siapakah orang tuamu Chul, logat bahasa kamu agaknya orang sini juga,” p
Yusak sampai ingin cium tangan Chulbuy, andai pemuda ini tak cepat-cepat tarik tangannya. Jengah dia, apalagi Yusak ini pamannya dan usianya lebih tua darinya.“Sudahlah paman, kini keluarga terdekatku adalah paman dan keluarga di sini. Aku permisi mau langsung ke rumah ibuku,” kata Chulbuy, rumah Yusak dan rumah milik ibunya yang kini di tempati kerabat jauh ibunya hanya beda RT.“Chulbuy, semoga benar Brandi Alfonso itu ayah kandungmu dan kalian bisa akur,” kata Yusak, saat antar Chulbuy ke dekat mobilnya.“Ya paman, semoga!’ kata Chulbuy lagi.Hanya satu malam berada di rumah ibunya dan kembali Chulbuy bikin kerabat ibunya melongo, saat dia tinggali uang sampai 150 juta."Chul ini....banyak sekali?" kata kerabat ibunya yang menempati rumah ini saling pandang dengan suaminya."Simpan buat paman dan bibi," sahut Chulbuy ringan, Chulbuy paginya balik lagi ke Batupecah dan cari hotel di sini.Sejak kematian Sita akibat over dosis narkoba, Chulbuy berniat akan sedekahkan uang-uang haram
Kombes Purnomo tanda tangani izin cuti Chulbuy. “Kamu ku beri cuti 2 minggu, jangan telat balik ke markas,” Kombes Purnomo beri peringatan pada anak buahnya ini.“Siap Ndan, sudah lama aku tak pulkam dan ingin lihat kampung halamanku sendiri,” kata Chulbuy.“Ada kekasih ya di kampung halaman?” olok Kombes Purnomo tertawa. Chulbuy tak menjawab.Tak menunggu lama, besoknya Chulbuy langsung terbang ke Banjarbaru dan sewa mobil berangkat ke Batupecah, untuk menuju ke Desa Dudur.Lalu menuju Kampung Raha atau Dusun Dudur dan kini sudah jadi desa sendiri dengan nama Desa Dudur Raha, kampung halamannya ini.Inilah kepulangannya sejak kematian ibunya 2,5 tahunan yang lalu. Chulbuy tak langsung ke rumahnya, tapi ziarah ke makam ibunya, apalgi ini masih siang.Melihat semak belukar yang menutupi makam ini, Chulbuy tanpa ragu meminjam arit pada petugas pemakaman dan membersihkannya, sampai kuburan ini terlihat rapi tanpa semak belukar lagi. Chulbuy kini duduk termangu di dekat makam ibunya. “Bu
“Cynthia….ada apa?” sahut Chulbuy.“Mas…Sita makin kritis, narkoba yang dia konsumsi melebihi batas, aku sendirian di rumah sakit. Papa dan mama belum tiba dari Riau, tolong temani, aku takut dan bingung!” kata Cynthia, suaranya terdengar panik."Iya Cynthia, tenang saja, aku langsung berangkat!" sahut Chulbuy.Chulbuy pun geber mobilnya dan menyusul ke rumah sakit. Jalanan sangat macet dan biarpun Chulbuy beberapa kali zig zag, tetap saja dia terjebak ke macetan lalu lintas.Cynthia sudah 3X menelpon dan jawaban Chulbuy membuatnya hanya bisa pasrah. Macet jadi penghalang bagi si perwira ini cepat sampai ke rumah sakit.Hampr 3,5 jam barulah Chulbuy sampai, andai tak macet, kurang dari 1 jam dia sampai di rumah sakit ini.Dan Cynthia menghambur dalam pelukannya sambil menangis dan bilang Sita tak bisa di selamatkan lagi.Over dosis akibat narkoba yang berlebihan membuat gadis cantik ini tak bisa bertahan dan sejak di bawa ke rumah sakit ini, dia tak pernah sadar dari komanya.Lemas ju
Chulbuy pandangi ke 10 anak buahnya, termasuk dua orang yang tertembak tadi dan ini sudah di balut, karena mereka hanya terserempet tembakan, tidak kena telak.3 orang yang tertembak tidak tewas tapi kritis dan sudah mereka amankan, termasuk 4 wanita yang tadi telanjang dan masih fly.“Sekarang…apa pendapat kalian, mau duit 25 miliar…atau kita serahkan semua barbuk ini ke markas?” tanya Chulbuy.“Izin Ndan…ee…maaf, jangan marah ya Ndan…gimana kalo separu kita serahkan, separunya nggak?” ceplos Sanusi, kaget juga Chulbuy dengan usul nekat Sanusi.Yang lain terlihat saling pandang, bingung apa yang akan mereka lakukan. Godaan 25 miliaran sangat sayang utuk di lewatkan, batin mereka. Sampai pensiunpun tak bakal mereka bisa dapatkan 'kesempatan' kaya raya mendadak ini.Saking bingungnya kini mereka kompak menatap wajah Chulbuy, sang atasan mereka. Chulbuy tersenyum dan dengan suara perlahan dia pun mengutarakan rencananya, semuanya…oke!Semua narkoba ini di masukan ke dalam dua buah mob
Dengan emosi yang masih meluap, Chulbuy berbalik dan kini mulai mengincar 3 orang tersisa dan masih terus menembaki ia dan anak buahnya saat ini.Adu tembak menembak ini makin sengit di halaman rumah mewah ini, ke 3 orang itu bahkan sempat-sempat isi peluru lagi, ini yang membuat Chulbuy jadi tak sabaran.Sedangkan anak buahnya malah kebanyakan berlindung, tak ada yang berani maju menembak. "Sialan, senjata di pinggang buat aksesoris saja ternyata, saat begini malah sembunyi mulu," sungut Chulbuy dalam hati, gemas melihat ke 8 anak buahnya.Dua orang anak buahnya yang tertembak tadi kini diminta Chulbuy mundur. Chulbuy pun nekat, dia dia keluar dari persembunyiannya dan 3 tembakan dia lepaskan.Dorrr…dorr…dua orang yang sedang adu tembak dengan anak buahnya, terjengkang ke belakang, satu orang langsung diam dan bergerak, satu orang luput, karena dia sempat merunduk.Orang ini lalu berlari ke arah rumah mewah, Chulbuy tak ingin buruannya kabur, dia bergerak cepat mengejar.Brakkk…!Pint
Chulbuy cepat-cepat rapikan celana Sita yang sudah melorot, dia sempat mendengus melihat perabotan Sita yang berumput tipis jelas terpampang di depan mata.Chulbuy langsung menelpon anak buahnya, agar segera ke sin dan amankan dua pria yang sudah dia bikin pingsan ini di parkiran THM ini.Ponsel yang di gunakan untuk merekam adegan tadi di amankan Chulbuy sebagai barang bukti.Mendapat kabar adiknya hampir di ‘perkaos’, Cynthia buru-buru datang ke Mapolsek dan dia kaget Sita masih OD, gara-gara narkoboy dan belum sadar-sadar juga, lalu di bawa ke rumah sakit untuk ditangani lebih lanjut.“Cynthia, aku pergi dulu, aku akan lakukan penggrebekan, ini agaknya sindikat penjualan video dewasa!” Chulbuy pamit dan tak bisa menemani Cynthia di rumah sakit.“Terima kasih mas Chul, hati-hati,” kata Cynthia dengan suara lembut, saat mengantarnya di pelataran rumah sakit. Chulbuy pun mengangguk, lalu buru-buru mau berangkat.Namun dia kaget saat lengannya di pegang wanita cantik ini.Chulbuy mendek