BERSAMBUNG
“Heii berhenti dulu, ruangan kerjaku di mana?” tanya Chulbuy lagi, saat ke 5 nya buru-buru akan keluar dari ruangan ini.Mereka tentu saja ‘ketakutan’ kena hukuman sang komandan baru, yang tiba-tiba saja nongol di kantor ini.Padahal sesuai kabar yang mereka terima, sang komandan baru ini datang minggu depan, bukan hari ini!“Siap Ndan, itu ruang kerjanya di lorong ujung Ndan!” sahut salah satu satu anak buahnya yang berperut buncit dan tadi sempat ‘memarahinya’.Chulbuy menoleh dan memang ada plang tertulis ruang kerja Kapolsek di bagian atas pintu ruang kerja itu.“Satu lagi, tuh dua orang yang joget-joget di luar suruh berhenti, atau lepas baju saja sekalian, berhenti jadi aparat!” bentak Chulbuy lagi, lampiaskan kekesalannya.“Siappp Ndan!” sahut orang ini lagi, lalu buru-buru keluar dan menegur ulah dua rekannya yang hobby live di medsos ini, yang diikuti ke 4 rekannya.Hebohlah Mapolsek ini, tak mereka sangka sang komandan sudah tiba dan langsung memarahi mereka semuanya.Parahny
Seperti kebiasaanya, dia pun manfaatkan waktu untuk melihat-lihat wilayah kerjanya sekaligus silaturahim dengan pejabat di kecamatan ini.Wilayahnya memiliki 10 desa dan ada satu desa yang berupa pulau. Chulbuy harus naik speedboat untuk meninjau tempat ini.Setelah semingguan keliling, senyum aneh tersungging di bibir Chulbuy.“Wilayahku ini agaknya tempat paling aman dan nyaman lakukan penyeludupan dari dua negara, Singapura dan Malaysia,” batin Chulbuy.Tiba-tiba matanya bersinar berbeda...!Namun perintah berikutnya turun lagi, kembali langsung dari mabes, yakni segera bantu Tim SAR untuk cari keberadaan puing-puing pesawat yang mengangkut Aldot Hasim Zailani dan ketiga istrinya."Nelayan menemukan serpihan pesawat dan berada di perairan yang masuk wilayah hukum kamu," kata perintah dari Mabes ini.Ipda Chulbuy pun langsung kumpulkan ke 10 anak buahnya, untuk segera bergerak mencari keberadaan pesawat naas itu.Satu hari kemudian datang serombongan besar Tim SAR dari Jakarta langs
Mendengar pertanyaan ini, Chulbuy pun ceritakan apa yang ia ketahui selama beberapa hari. Yakni menemukan sebagian serpihan pesawat, tapi tak menemukan jasad manusia.Hanya di temukan kain-kain yang sobek-sobek dan di duga ini pakaian para korban dari pesawat naas tersebut.Selanjutnya semua memberikan laporan sesuai dengan apa yang mereka ketahui satu persatu.Marsekal Muda Brandi kadang melirik ke Chulbuy, yang dilirik, pura-pura tak tahu saja.“Aneh, kenapa pa marsekal melirik mulu yaa, apa karena wajahku mirip beliau, namanya juga manusia, mirip dikit wajarlah,” kata Chulbuy membatin sendiri.Pikiran sang Kapolsek ini tetap positif, dia tak pernah berpikir jauh, kalau orang yang meliriknya adalah ayah kandungnya…!Chulbuy masih yakin, nama ayahnya Brand Alfonso, tak mungkn Brandi Hasim Zailani, paling hanya sama nama di awal, pikirnya.Walaupun melirik sang komandan muda ini, tapi telinga Brandi tetap konsen mendengarkan semua laporan, yang di sampaikan semua anggota tim penyelamat
“Terima kasih mas, tolong info apapun jangan sungkan kabari aku, baik siang ataupun malam,” sahut Radin sambil memeluk sahabatnya ini.Sementara Ali, pengawal papanya sudah menunggunya, untuk terbang dengan helikopter menuju ke Riau dan kelak terbang dengan private jet ke Jakarta lagi. Ali dapat perintah langsung dari Brandon, agar jaga baik-baik cucu laki-laki satu-satunya dari anak kesayangan ini.Mapolsek Panjang kini mendadak sepi, setelah satu bulan ramai bak pasar malam. Ipda Chulbuy pun bisa menarik nafas plong.Kini dia harus benahi wilayah hukumnya lagi, setelah 1 bulan full konsentrasi ke pencarian Aldot Hasim Zailani dan ke 3 istrinya.Chat Samantha masuk dan undang dia ke Jakarta, Chulbul bilang masih sibuk, belum ada waktu.“Hmm…tunggulah kamu, kubikin jalan ngangkang nanti,” gumam Chulbuy tertawa sendiri.Samantha sempat jadi bintang di sini, selain cantik, wanita ini juga mantan miss Indonesia, sehingga banyak yang mengidolakannya, selama lakukan peliputan.Tapi satu ha
“Gimana kalau ku kasih…1 miliar!” sahut Koh Tong sambil senyum licik menatap wajah si komandan tampan ini.“Hehh…nggak usah segitunya…ku minta 25 miliar, dalam bentuk mata uang dolar singapura atau dolar amerika. Kurang dari itu, besok aku bawa anak buah grebek tempat kamu ini,” cetus Chulbuy sambil hembuskan asap rokoknya.Kebiasaan yang ia lakukan, gara-gara menemani Radin selama 1 bulan dan Chulbuy kini ikut-ikutan merokok. “Hayaaaa….loe olang mau ngelampok owe hahh?” saking kagetnya, keluarlah bahasa asli si Koh Tong yang cadel gunakan bahasa Indonesia.“Terserah kamu, mau nge-rampok kek, nge-maling kek, aku tak ada urusan. Bisnis kamu ini kakap dan aku tahu omsetnya di atas 10 miliaran sebulan. Silahkan kamu pikirkan selama satu hari ini, aku permisi,” kata Chulbuy.Dan pergi begitu saja di depan Koh Tong yang hanya bisa menyumpah-nyumpah, saat tubuh Chulbuy hilang dari pandangannya.Begitu keluar dari ruangan karaoke ini, Chulbuy langsung minta dua orang yang tadi di marahi To
“Lapor Ndan, tak mungkin Dara dan Felicia kita inapkan di sel atau di kantor ini,” kata anak buahnya, saat Chulbuy bersiap pulang ke rumah dinasnya.“Hmm…begitu yaa…! Ya sudah, kalau begitu biar sementara aku tampung di rumah dinasku dulu,” sahut Chulbuy dan akhirnya si anak buah ini beritahu kedua wanita tadi, malam ini mereka di tampung sementara di rumah dinas sang komandan.Dara dan Felicia malah bersuka cita, menurut mereka lebih aman mereka tinggal dengan si komandan tampan ini. Daripada mereka harus ke hotel atau penginapan,.Bisa-bisa mereka kena ciduk lagi sama anak buah Koh Tong, lagian mereka sepeser pun tak pegang duit.Gaya koboy Chulbuy yang tak segan keluarkan ‘si bongkok’ hingga Togor Cs ketar-ketir, jadi bukti betapa ganasnya si komandan tampan ini.Andai Togor Cs melawan, bisa saja di bongkok itu meledak di tangan Chulbuy! “Kalian tidur di sana, tenang saja kamarnya selalu bersih, karena ada ART ku yang datang setiap 2 hari sekali bersihkan rumah ini,” tunjuk Chulbuy
“Pa komandan udah punya istri belum?” tanya Felicia penasaran.“Apa…istri…? Pacar saja nggak punya, lagian usiaku baru juga jalan 24 tahunan,” sahut Chulbuy sambil tertawa. Chulbuy tak bohong, dia selama ini memang tak pernah memiliki kekasih. Dulu di Cicangki, dia tidak menemukan wanita yang sesuai hatinya.Main ke perempuan komersil? Chulbuy ngeri dengan penyakitnya!“Waaah masa sih, nggak punya kekasih, padahal komandan ini ganteng loh,” sela Dara, hingga Chulbuy dan Felicia tertawa.“Mungkin aku terlalu sibuk sebagai aparat, sehingga nggak ada kesempatan nyari kekasih atau pacar,” sahut Chulbuy senyum-senyum nakal menatap keduanya.Terutama Dara, ingat perabotan rimbun gadis ini, bikin otak Chulbuy tambah konslet saja.“Padahal komandan ini cakep pake ganteng lagi, mana tinggi kokoh lagi, aparat lagi, paket komplet dehhh!” sahut Dara senyum-senyum sendiri, dia juga diam-diam ingat pelatuk Culbuy yang nongol saat mau buang air.“Nggak enak panggil pa Komandan, panggil Abang saja ya
Keduanya kini saling melumat dan lupa diri, apalagi Felicia masih belum kelar buang hajatnya.Chulbuy tak ragu nyosor dua bukit kembar gede ini, hingga Dara mulai lupa diri, dia tanpa malu melepas semua pakaiannya, tak ketinggalan beha dan CD sekalian.Hutan rimbun pun gantian dia sosor, hingga Dara tak sadar melenguh-lenguh, lupa kalau mereka tidak berdua di rumdin ini, tapi masih ada Felicia.Tapi nafsu yang sudah naik ke kepala harus d tuntaskan saat ini juga, tak peduli masih ada satu orang yang tengah buang hajat di toilet.Chulbuy jangan di tanya, karena hanya kenakan celana pendek dan kaos, tak sampai satu menitan, ia sudah siap tempur.“Wowww…bikin gemas aja bang,” bisik Dara menahan hasrat yang melonjak-lonjak.Bahkan kini gantian Dara yang melumat si pelatuk besar ini dan gaya mereka pun sudah 69.“Udah bang, masukin, nggak tahan lagi, pelan-pelan yaah, belah duren lagi soalnya!” bisik Dara senyum-senyum genit.Chulbuy pun mengangguk dan dia ambil posisi di atas, pelan-pelan
Ryan lalu cari jalan untuk masuk ke vila ini, dia sangat geregetan melihat kelakuan ke 4 anggota milisi ini, yang terus kurang ajar pada ke 4 sandera itu, terutama ke gadis cantik yang mirip Ryan.Ryan lalu memutar ke bagian belakang dan harapanya terkabul, pintu bagian belakang ternyata tak terkunci, dengan cepat dia masuk dan kini berindap-indap menuju ke ruangan depan.Kini Ryan sudah dekat sekali dengan ke 4 orang tersebut, mereka terlihat makin kurang ajar, apalagi terlihat mereka mulai agak mabuk.Ryan cabut pistolnya yang pakai peredam, pistol ini di pinjamkan Barbie buatnya.Ryan yang mulai emosi lalu bangkit dari persembunyian.Dupp..dupp…dupp..dupp, tanpa ragu empat tembakan dengan renang waktu yang sangat cepat dia lepaskan. Ke 4 sandera sampai memalingkan wajah ke samping, ngeri melihat aksi dingin Ryan.Saat yang bersamaan juga terdengar bunyi tembakan dari samping dan depan, lalu ada suara seperti nangka jatuh hingga 5 kali.Ternyata Barbie dan Abuya juga sudah beraksi d
“Besok malam kita harus bergerak, aku tahu di mana mereka menyembunyikan para turis itu. Saat ini Al Tahyan sedang nego alot dengan minta tebusan 25 juta dolar per orang, untuk bebaskan ke 4 turis tersebut!” bisik Barbie lagi.Mendengar ini Ryan kaget bukan main, tak tanggung-tanggung ternyata kelompok Al Tahyan ini minta tebusan untuk membebaskan sandera tersebut.“Gila, mereka ternyata perampok dan penculik berkedok milisi pejuang,” dengus Ryan kaget.“Kamu pikir kehidupan mewah mereka di dapat darimana? Tentu saja dari hasil kejahatan dan juga jadi eksekutor alias bergerak sesuai order, mereka itu juga penyeludup senjata dan kokain yang bernilai luar biasa…!”Lagi-lagi si Barbie bongkar praktek kejahatan Al Tahyan Farisi Cs, yang semakin hari dikatakanya makin kuat serta lengkap persenjataan anak buahnya.“Mereka punya pesawat tempur dan juga tank!” ceplos si Barbie lagi. Ryan sampai tak bisa berkata-kata lagi, aandia dia tak bertemu si Barbie ini, mungkin saja dia akan mati konyo
“Jadi…kamu ini..?” Ryan yang masih kaget kini menatap wajah jelita si Barbie.“Ya tuan Ryan, aku sudah tahu siapa kamu, juga alasan tuan bergabung dengan kelompok ini. Tapi apa mungkin tuan mampu bergerak sendiri, ku rasa sulit, pasukan Al Tahyan ini ribuan jumlahnya dan mereka sanga disiplin serta teroganisir dengan baik..!” cetus si Barbie blak-blakan.Ryan termenung sesaat, si barbie menunggu saja dan membiarkan anak muda di depannya ini mikir.“Betul yang kamu bilang Barbie, apa saran kamu saat ini?” tanya Ryan lagi.“Nanti aku akan ikut kamu untuk melawan Abu Jenaya, tapi kita harus berusaha bertemu pimpinan milisi itu.”Suara Barbie pelan dan Ryan tentu saja paham apa maksudnya, apalagi Ryan baru nyadar di ruangan ini ada CCTV.Kontan wajah Ryan memerah, artinya…kelakuannya bersama Zoona dan Iqaala di lihat jelas oleh Al Tahyan selama beberapa hari ini.Barbie lalu ajak Ryan bergeser ke teras belakang yang aman dari CCTV.Tapi Barbie pintar, dia lalu mencium bibir Ryan dan mereka
“Tenang honey, dia akan bikin kamu klimaks, pokoknya permainan dia itu 2X lebih hebat dari kami,” sahut Zoona tertawa berderai.“Biar tuan semangat sebelum bertempur, kan kalau belum muncrat laharnya, pasti puyeng pala peang, ya kannn?” sambung Iqaala, lalu gantian tertawa berderai dan diikuti Zoona.Ryan hanya bisa senyum mesem mendengar candaan kedua wanita cantik ini, yang tadi malam dia hajar sampai nyerah.“Zoona, Iqaala benarkah baru-baru ini ada turis dari Thailand yang di sandera?” tanya Ryan hati-hai agar keduanya tak curiga.“Waah nggak tahu aku, agaknya cocok deh tuan tanyakan ke si barbie, kan dia tinggal bersama tuan Al Tahyan di istana-nya. Pasti dia tahu, atau setidaknya mengetahui kalau ada kejadian begitu!” ceplos Zoona lagi.Iqaala pun sama, agaknya kali ini keduanya tak berbohong dan Ryan tak ingin memaksa.Dan Zoona serta Iqaala benar-benar pamit, dengan alasan tak sanggup lagi ladeni keperkasaan Ryan yang di luar nurul ini.Ryan membiarkan keduanya pamit, ia tak ma
Ryan dan Balang diam-diam kembali bertemu di sebuah tempat yang tak menyolok, tentu saja Zoona dan Iqaala yang masih minta rehat setelah di hajar Ryan tak tahu.Ryan juga sadar, selain menemaninya, keduanya juga tugas ganda, mengamati dirinya, untuk selalu di laporkan ke tuan besarnya Al Tahyan Farisi.Mendengar semua kisah Ryan, Balang dengan wajah serius bilang, kelompok Abu Jenaya justru kelompok yang perjuangkan Palestina merdeka.“Dari informasi yang ku dapat di lapangan, salah satu kelompok yang paling sulit di hadapi pasukan zionis dan kelompok yang mereka bayar, kelompok Abu Jenaya menduduki urutan teratas yang wajib di basmi.”Balang lalu kisahkan sepak terjang kelompok pejuang ini, yang dikatakan sangat di dukung warga Palestina, terutama di wilayah pendudukan zionis.“Mereka sering bikin pasukan zionis kocar-kacir, kelompok ini bak hantu, serang dan kabur dan jumlah mereka juga sangat misterius. Ada yang bilang hanya puluhan, ada lagi yang bilang ratusan hingga ribuan milis
Ryan senyum sinis melihat Zoona dan Iqaala kini ngorok halus…kecapekan!Permainan cinta ganas dan panas hingga berjam-jam, membuat keduanya kini lunglai dan minta istirahat, Ryan pun mengiyakan. Walaupun belum klimaks tapi Ryan tak berminat meneruskan."Badan sih oke, denok...itunya dah pada longgar, untung saja punyaku king size. Kalau standar Indonesia, apa rasanya...? Numpang lewat doangggg!" gumam Ryan lalu tertawa sendiri sambil menatap perabotan Zoona dan Iqaala dan menutupi tubuh keduanya dengan selimut.Kini dia sudah paham apa yang harus dilakukan, keterangaan kedua wanita ini bagi Ryan sudah lebih dari cukup.Misi korek keterangan kini sukses, selanjutnya diam-diam dia kontak Balang dan keduanya pun berbicara serius via telpon."Aku lagi patroli dengan pasukan PBB Bang, nanti setelah agak longgar kita ketemuan," sahut Balang di seberang telpon. Ryan lalu beristirahat di kamar satunya, dia pun sebenarnya kelelahan, tapi karena fisiknya kuat ia pun tidak terlalu capek-capek a
Begitu sampai kembali ke kamar vila, Zoona dan Iqaala yang agak mabuk tak sungkan lagi memeluk tubuh kokoh Ryan.Sebenarnya keduanya tak mabuk-mabuk amat, hanya di buat-buat saja, agar tubuh mereka bisa di pegang Ryan.Ryan yang masih ‘normal’ membiarkan saja ulah keduanya, ia malah sengaja gerayangi tubuh keduanya, sehingga makin blingsatanlah keduanya.“Kedua bidadari Abang itu bisa di manfaatkan, nggak perlu Abang repot memata-matai tuan Al Tahyan,” itulah pesan Balang yang di ingat Ryan.Sehingga Ryan pun kini mulai sengaja bersikap nakal.Iqaala bahkan tak ragu mencopoti semua pakaiannya, juga setengah memaksa melepas pakaian Ryan, yang saat ini memakai celana jeans dan kaos, yang sore sebelumnya sempat beli di sebuah toko pakaian tak jauh dari vila ini.Begitu Ryan hanya kenakan CD doang, keduanya sampai berseru wow melihat body Ryan yang bersekal-sekal dan kokoh ini, makin leleran lagi melihat torpedo Ryan yang sudah menonjol di balik CD tipis-nya ini.“Amazingggg…sizenya…!” ser
Apa yang di katakan Zoona dan Iqaala benar adanya, tempat dugem di sini tak kalah dari yang ada di Jakarta.Pengunjung pun juga membludak dan tempat ini terlihat penuh pengunjung.“Ahh bodohnya aku, Lebanon kan warganya campuran, letaknya juga sudah mendekat Barat, tak aneh gaya mereka ke barat-baratan, nggak jauh beda dengan di Indonesia,” batin Ryan.Ryan melihat Zoona dan Iqaala sedanga asyik ‘ajojing’ ria berbaur dengan pengunjung lainnya. Ryan menolak diajak goyang, dia beralasan masih capek. “Dua wanita Beirut yang menggairahkan, sayang kalau di lewatkan!”Kaget bukan main Ryan, tiba-tiba ada yang bicara begitu gunakan Bahasa Indonesia pula. Refleks dia menoleh dan senyumnya langsung sumringah.“Balang Hasim Zailani…!” seru Ryan, tak menyangka akan bertemu si tampan cool ini.Keduanya tanpa di duga saling berpelukan erat, entah kenapa bertemu Balang di sini Ryan seolah bertemu adik sendiri.“Bang kita ngobrol di luar yuks…biarkan saja dua bidadari Abang di sana, suara musik jed
Ryan, pura-pura tak menggubris pandangan kagum kedua wanita jelita ini, dia ingin istirahat di kamar lumayan mewah di vila ini.Namun…gangguan itu datang lagi, tanpa Ryan duga, Zoona dan Iqaala juga kini berganti baju santai, yakni kaos ketat dan celana pendek, tak lagi berbaju ala militer.Lekak lekuk tubuh keduanya membuat mau tak mau Ryan melirik juga, tapi dia tak mau menunjukan kebangorannya.Ryan hanya hela nafas panjang, karena hatinya masih teringat Fareeha dan…aslinya belum puas untuk balas dendam, hawa membunuhnya sangat kuat saat ini. Kenapa tiba-tiba dia mau bertemu kelompok ini, awalnya Ryan mengira mereka ini kelompok perjuangan yang all out melawan pasukan zionis, namun kini dia mulai meragu.Apalagi diapun sadar diri, tak bisa sendirian melawan pasukan musuh yang miliki pasukan terlatih bersenjata lengkap.Dia butuh rekan seperjuangan yang lebih besar dari kelompok Abu Shekar, yang hanya miliki pasukan ratusan orang saja.“Aku akan bersabar minimal seminggu, kalau tida