BERSAMBUNG
“Cincai…kamu mau kasih aku berapa,” sambung Chulbuy kalimatnya, tanpa tedeng aling-aling.“50 juta gimana pa komandan!” bisik si bandar togel lagi dengan wajah serius.“Hmm...mau nyogok polisi dengan duit begitu,” delik Chulbuy pasang wajah marah, hingga si bandar togel ini kaget.“Gimana kalau owe naikan jadi 100 juta?” kata si bandar togel bertubuh tambun dan bermata sipit ini, kaget melihat si perwira muda pasang wajah marah, sehingga dia terpaksa naikan tawaran 2X lipat.Chulbuy pura-pura baca berkas si bandar togel ini, dari catatan yang dia baca, hasil pemeriksaan anak buahnya, si bandar togel ini punya pendapatan hampir 80 juta perminggu, artinya kalau sebulan, bisa untung sampai 320 juta, soal hitungan Chulbuy jagoan, karena dia suka matematika.“Kalau mau nyogok aku, sediakan 1 miliar cash! Kurang dari itu, kamu bakal ku hukum berat!” cetus Chulbuy tanpa tedeng aling-aling.“Haaaayaaaa…kok banyak banget, ini namanya ngelampok owe!” sungut si bandar togel ini dengan suara cadel
“Jangan di sini, ntar ketahuan anak buahku,” lalu Chulbuy secara kurang ajar cium bibir Cici dan meremas gunung kembar wanita ini.Walaupun singkat, tapi ini bikin istri si bandar togel ini makin blingsatan.“Catet nopeku, kita atur waktu…! Iih jangan malam ini lepasin dia, seminggu ajah biar kita bisa ketemuan…gimana?” bisik Cici makin berani dan di luar nurul Chulbuy.Chulbuy langsung kedipkan mata dan tak lama wanita ini dengan lenggang lengguk gemulai keluar dari ruangan si kapolsek konslet ini, kedipan penuh arti dia berikan buat si komandan mata biawak ini.Bunyi kletak-kletuk heelnya seiring dengan bunyi jantung Chulbuy yang tak menyangka hari ini dapat duren runtuh, uang 1 miliar.Sorenya, Chulbuy kumpulkan 10 anggotanya, hari ini mereka dia beri masing-masing 15 juta, tapi…pasal buat si bandar togel di rubah!Uang 1 miliar yang di bawakan istri si bandar togel sudah dia terima dan sengaja dia simpan.Tapi Chulbuy cerdik, dia sengaja bagi-bagi buat anak buahnya, agar semuanya d
Chulbuy jenius, dia simpan uang ‘haramnya’ ini di sebuah bank swasta yang tak peduli dari mana asal uang nasabahnya.Dia hanya sisakan 300 jutaan, sisanya yang 500 juta dia masukan ke bank tersebut.Chulbuy senyum sendiri. “Enak juga jadi aparat, uang datang sendiri,” batin Chulbuy tertawa sendiri.Dengan uang itu, Chulbuy tak ragu beli mobil second jenis SUV berharga 200 jutaan.Ia sengaja tak mau beli mobil baru, apalagi yang mewah atau berharga mehong, pasti akan jadi sorotan.Mobil ini walaupun second sudah berumur hampir 7 tahunan, tapi sejak dulu jadi impiannya, kini si impian pun sudah ke beli.Sehingga kini kemana-mana dia tak perlu lagi bawa motor jadul, atau harus kehujanan bila pas kena musim hujan.Cici ternyata hanya sanggup 2X mau bertemu Chulbuy, dia lemas di hajar si komandan tampan ini.“Ampiunn dejaii…kamu emang hyper, mati keenakan aku kalau gini kamu bikin, kapok!” sungut Cici saat mereka bertemu 3 hari kemudian dan kembali pulang dengan jalan berubah, setelah di ha
Selama hampir 6 bulanan jadi Kapolsek, Ipda Chulbuy diam-diam sudah punya duit hingga 3,5 miliaran di rekening khususnya.Tapi dia tetap tampil sederhana, tak mau menonjolkan diri, karena sadar kelakuannya bisa berakibat fatal bagi karirnya yang baru seumur jagung.Suatu hari usai menangkap pelaku narkoba, Chulbuy terpaksa turun dari mobilnya, karena ada sebuah mobil SUV mewah halangi jalannya.Sedangkan tersangka yang sudah berhasil di tangkap di bawa naik motor oleh anak buahnya. Jalan desa yang dia lewati memang masih kecil dan agak sulit kalau berpapasan.Chulbuy pun turun dari mobil dan bermaksud mencari si pemilik mobil mewah ini agar mau meminggirkan lagi mobilnya atau masuk halaman.Chulbuy heran orang itu berhenti di sebuah rumah yang keliatannya sudah kusam warnanya dan sepertinya lama tak di tempati.Terlihat seorang pria muda sedang berbicara dengan seorang pria setengah tua sambil menunjuk-nunjuk rumah tersebut.Begitu Chulbuy mendekat, keduanya saling tatap, tubuh keduany
Surat mutasi di terima Chulbuy, dia akan di pindah ke Sumatera, tepatnya di Kepulauan Riau.“Sial amat, si Amat juga nggak sial-sial amat, baru juga enak-enakan di sini, sudah di mutasi saja,” keluh Chulbuy seorang diri.Padahal baru 7 bulanan bertugas, tapi apa boleh buat Chulbuy pun harus segera pindah tugas, jauh lagi harus menyeberangi pulau.Chulbuy tentu saja tidak tahu, di mabes juga berlaku hukum rimba. Siapa yang kuat dan punya link dengan atasan, maka akan di beri job di tempat yang enak dan dekat kota.Perwira miskin dan nggak punya link macam dia, apa boleh buat, terima terus di tempatkan di manapun!Terlebih dia masih perwira baru dan muda pula.Seminggu kemudian, setelah titip mobilnya ke sebuah ekpedisi, Ipda Chulbuy sudah berangkat ke Jakarta, untuk menuju ke Bandara Hang Nadim Batam.Dari sana dia harus naik kapal laut jenis ferry menuju ke tempat tugasnya.Chulbuy selanjutnya harus menyusuri Sungai Siak lalu ke teluk menuju laut dan tujuannya adalah Pulau Panjang Kabu
“Heii berhenti dulu, ruangan kerjaku di mana?” tanya Chulbuy lagi, saat ke 5 nya buru-buru akan keluar dari ruangan ini.Mereka tentu saja ‘ketakutan’ kena hukuman sang komandan baru, yang tiba-tiba saja nongol di kantor ini.Padahal sesuai kabar yang mereka terima, sang komandan baru ini datang minggu depan, bukan hari ini!“Siap Ndan, itu ruang kerjanya di lorong ujung Ndan!” sahut salah satu satu anak buahnya yang berperut buncit dan tadi sempat ‘memarahinya’.Chulbuy menoleh dan memang ada plang tertulis ruang kerja Kapolsek di bagian atas pintu ruang kerja itu.“Satu lagi, tuh dua orang yang joget-joget di luar suruh berhenti, atau lepas baju saja sekalian, berhenti jadi aparat!” bentak Chulbuy lagi, lampiaskan kekesalannya.“Siappp Ndan!” sahut orang ini lagi, lalu buru-buru keluar dan menegur ulah dua rekannya yang hobby live di medsos ini, yang diikuti ke 4 rekannya.Hebohlah Mapolsek ini, tak mereka sangka sang komandan sudah tiba dan langsung memarahi mereka semuanya.Parahny
Seperti kebiasaanya, dia pun manfaatkan waktu untuk melihat-lihat wilayah kerjanya sekaligus silaturahim dengan pejabat di kecamatan ini.Wilayahnya memiliki 10 desa dan ada satu desa yang berupa pulau. Chulbuy harus naik speedboat untuk meninjau tempat ini.Setelah semingguan keliling, senyum aneh tersungging di bibir Chulbuy.“Wilayahku ini agaknya tempat paling aman dan nyaman lakukan penyeludupan dari dua negara, Singapura dan Malaysia,” batin Chulbuy.Tiba-tiba matanya bersinar berbeda...!Namun perintah berikutnya turun lagi, kembali langsung dari mabes, yakni segera bantu Tim SAR untuk cari keberadaan puing-puing pesawat yang mengangkut Aldot Hasim Zailani dan ketiga istrinya."Nelayan menemukan serpihan pesawat dan berada di perairan yang masuk wilayah hukum kamu," kata perintah dari Mabes ini.Ipda Chulbuy pun langsung kumpulkan ke 10 anak buahnya, untuk segera bergerak mencari keberadaan pesawat naas itu.Satu hari kemudian datang serombongan besar Tim SAR dari Jakarta langs
Mendengar pertanyaan ini, Chulbuy pun ceritakan apa yang ia ketahui selama beberapa hari. Yakni menemukan sebagian serpihan pesawat, tapi tak menemukan jasad manusia.Hanya di temukan kain-kain yang sobek-sobek dan di duga ini pakaian para korban dari pesawat naas tersebut.Selanjutnya semua memberikan laporan sesuai dengan apa yang mereka ketahui satu persatu.Marsekal Muda Brandi kadang melirik ke Chulbuy, yang dilirik, pura-pura tak tahu saja.“Aneh, kenapa pa marsekal melirik mulu yaa, apa karena wajahku mirip beliau, namanya juga manusia, mirip dikit wajarlah,” kata Chulbuy membatin sendiri.Pikiran sang Kapolsek ini tetap positif, dia tak pernah berpikir jauh, kalau orang yang meliriknya adalah ayah kandungnya…!Chulbuy masih yakin, nama ayahnya Brand Alfonso, tak mungkn Brandi Hasim Zailani, paling hanya sama nama di awal, pikirnya.Walaupun melirik sang komandan muda ini, tapi telinga Brandi tetap konsen mendengarkan semua laporan, yang di sampaikan semua anggota tim penyelamat
Kini keduanya duduk sambil menikmati bekal yang mereka bawa, kisah yang barusan Datuk sampaikan benar-benar bikin Hagu bergidik.Tak pernah dalam mimpi sekalipun, Hagu akan bertemu dengan roh Datuk Hasim Zailan junior, bahkan hebatnyamereka kini bisa bercakap-cakap layaknya dua manusia biasa.Kadang dia menatap wajah Datuk yang selalu muram, kadang tangannya sengaja menyentuh lengan Datuk, untuk memastikan, kalau roh ini benar-benar ‘hidup’.Datuk yang tahu kelakuan Hagu menahan senyumnya.“Jangan takut, aku saat ini tetap berujud manusia, tapi…asal kamu tahu, aku tak bisamembunuh siapapun. Lagianmasa takut dengan roh saudara sendiri…!” seloroh Datuk.“Masa sih Bang…minggu yang lalu kan saat kita bertempur Abang menembaki pasukan Jepang?”“Itu semua…kamulah yang melakukan! Emangnya kamu nggak sadar yaa saat berduaan dengan Park Hymin, ayahnya Park Min diam saja? Padahal asal kamu tahu Prem, tidak sedikit laki-laki yang ingin jadikan Park Hymin istri…!”Hagu tentu saja menggeleng mend
“Bang Hagu…hati-hati!”Park Hymin langsung pegang tangan Hagu, saat pamit meninggalkan tempat ini.“Iya…makasih?”Keduanya saling tatap dan kini tak ragu saling peluk. Datuk Junior hanya memandang keduanya, lalu angkat bahu, seakan memaklumi perasaan kedua orang muda ini.Sejak bicara kemarin pagi hingga kini, hubungan Hagu dan Park Hymin makin dekat, mereka sering curhat satu sama lain.Mereka seolah teman lama yang baru bertemu.Kadang keduanya berjalan-jalan di bibir pantai dan Park Min ayahnya termasuk Datuk anehnya, tidak melarang apalagi menegur keduanya.Awalnya Hagu sempat bertanya, kenapa Park Hymin tak suka dengan Datuk Junior.Park Hymin terkekeh dan bilang, dia sudah anggap Datuk itu pamannya sendiri saking dekatnya dan tak ada rasa cinta, kecuali cinta ponakan dan paman saja. “Kekasih Abang Datuk dulu adalah kakak aku, tapi mereka tak berjodoh, karena kakakku meninggal dunia tertembak pasukan Jepang, sejak saat itulah Bang Datuk selalu murung hingga ini…!” Hagu pun m
“Iya Park Hymin, aku ingin selamatkan salah satu keturunanku ini…inilah kenapa aku membawa adikku si Hagu dari alam berbeda. Yang kalau di masa depan dia paman luarku, untuk bantu aku di sini. Awalnya aku mau ajak Prem, tapi tak bisa, karena Ange sedang hamil, Prem tak bisa meninggalkanya, si Ange amat manja agaknya...!” sahut Datuk sambil hembuskan asap cerutunya, lalu senyum kecil.“He-he…Angelina…! Cakep banget ya nama salah satu cicitku di masa depan, sayang ya si Prem, terlebih si Ange tak bisa di bawa ke sini, penasaran aku mau lihat wajahnya, secantik apa dia?” sahut Park Hymin tiba-tiba, hingga mata Hagu melotot.“Kalau di bawa akan ada musibah besar Hymin, kita jangan berlebihan melawan gravitasi alam, aku saja dengan bolak-balik ke dunia masa depan, usiaku tak bakalan panjang lagi, inilah resiko yang harus aku terima…!” sahut Datuk lagi-lagi dengan suara pelan dan tenang.“Ihh segitunya…menakutkan sekali!” sahut Park Hymin terkaget-kaget.Hagu lalu muncul dan di tatap Park Hy
Pesta pun berakhir setelah hampir tengah malam, Hagu tentu saja di buat kagum dengan gaya Datuk Junior yang sangat berwibawa dan gayanya sangat berkharisma.“Pantas Bang Prem bilang, kalau ingin attitude dan gaya berbusana, contoh-lah Bang Datuk ini…benar-benar falmboyan sejati, cara pakaian dan cara bicaranya benar-benar top habis…!” batin Hagu.“Hagu kita pindah ke pondok yang disediakan Tuan Park Min.” Datuk ajak Hagu bangkit.Hagu pun mengangguk dan mengikuti langkah Datuk. Saat berjalan begini, tiba-tiba Hagu teringat, orang tuanya Ange atau besann-ya Prem marga-nya juga Park...?Jangan-jangan mereka ini ada hubungan, pikir Hagu.“Bang Datuk….apakah Park Min ini…kakek buyutnya si Ange?” ceplos Hagu tiba-tiba dan tanpa di duga-duga Datuk langsung mengangguk ambil senyum.Hagu kontan melongo.“Dan…ini kelak ada hubungannya dengan kamu juga salah satu keturunan kamu di masa depan!” sahut Datuk, lagi-lagi dengan suara kalem.“A-apa…maksud Abang..???”“Aku tak bisa menjelaskan saat ini
"Kita melawan tentara Jepang, ini tahun 1945! Saat ini kita membantu Korea, yang di jajah negara kate ini,” sahut Datuk sambil membidik dua tentara Jepang dan tak lama...door...doorr, dua serdadu bidikannya terjungkal, terkena tembakan akurat Datuk.“Bang, aku bisa mati nggak kalau kena peluru?” Hagu masih ngeyel bertanya, sambil kagum melihat tembakan Datuk yang hebat ini.“Tentu saja, makanya kamu hati-hati agar jangan tertembak, sudah jangan banyak tanya, ayo kita tembaki pasukan Jepang, agar desa ini bisa di pertahankan pasukan Korea.”Usai berkata begitu Datuk lalu berlari dan berlindung di sebuah lubang.Tuinggg…“Sompretttt…hampir aku kena!” teriak Hagu dan dia buru-buru merunduk dan kini dia pun mulai bidik pasukan musuh. "Ini bukan mimpi, ini nyata!" batin Hagu mulai waspada.Pertempuran benar-benar seru dan Hagu yang tak pernah berkhayal berada di masa lalu berkali-kali hampir saja kena tembak musuh.“Bangsat…ini sih bukan ilusi, ini benaran!” dengus Hagu marah bukan kepa
Ryan paham anak sulungnya ini sedang galau, kehilangan wanita yang di sayangi memang terlihat dari wajah anaknya ini.Hagu rupanya tipikal orang yang tak suka pura-pura, dia lalu curhat pada ayahnya. Ryan senyum saja, tuh dia juga punya dua istri. Aneh kok bisa nurun ke Hagu, pikirnya geli sendiri.“Kalau kamu ingin pergi ke Korea, tidak apa-apa silahkan! Tapi ingat tetap waspada, kamu masih di incar orang-orang jahat, yang namanya musuh, di manapun kamu berada pasti akan di buru. Ada baiknya kamu latihan menembak dulu dengan Prem,” sara Ryan.Sebagai mantan milisi Ryan tahu Hagu kadang suka bertindak sembrono dan nekat, terbawa darah mudanya yang gampang panas.Dan...Hagu juga tak kenal takut! Benar-benar turunan Klan Hasim Zailani sejati, yang tak keder dengan musuh. Hagu pun mengangguk, dia senang sekali ayahnya ternyata sangat bijak. Ibunya beda lagi, malah mendesak padanya agar segera menikah!Tak main-main, Fareeha bilang...ibu kandung Saleha, yang juga sepupunya sering menanyak
Hagu pun ini putuskan langsung menemui Widya, Hagu tak sadar, inilah bedanya dia dengan klan Hasim Zailani lainnya, anak muda ini tak lupa dengan janji dengan wanita, walaupun telat.Hagu masih ingat jalan menuju ke rumah yang dulu diberikan Balanara, sehingga tak takut lagi nyasar, beiarpun harus di bantu peta satelit, karena Hagu belum begitu hapal Jakarta.Namun, begitu sampai di sini, lagi-lagi dia kaget, Widya tidak berada di sini lagi. Bahkan rumah inipun sepi dan terkunci rapat, tak ada satupun penghuni yang ada di sini, termasuk ART-nya dahulu.Merasa penasaran, Hagu pun tancap gas menuju ke rumah Bibik Ayin yang selama ini jadi ART-nya Widya dan tinggal-nya di Bogor.Akan tetapi lagi-lagi Hagu terdiam, Bibik Ayin ternyata sudah meninggal dunia 6 bulan yang lalu, atau 5 bulan setelah pulang kembali ke sini.“Ibu nggak pernah cerita kemana Mba Widya-nya pergi Om,” sebut anak Bibik Ayin, saat Hagu bertanya kemana kekasihnya itu menghilang. Otak Hagu pun buntu, dua anak Sofia
“Dua tahun yang lalu mantan suaminya datang, lalu mengajak Sofia rujuk, namun Sofia menolak dan bilang dua sudah memiliki suami,” pria setengah tua yang sebelumnya kenalkan dirinya Haji Ibak sesaat menatap tajam wajah Hagu.Orang tua ini agaknya sudah bisa menebak, inilah ‘suami’ kedua mendiang Sofia. Hati Hagu pun bak teriris sembilu, ingat memang dia adalah 'suami' siri Sofia.Haji Ibak melanjutkan kisahnya, mantan suami pertama Sofia lalu marah dan terjadilah pertengkaran fatal, yang berakibat meninggalnya Sofia.“Sofia tak sengaja tertusuk belati yang di bawa mantan suaminya, lalu pria ini kabur dengan membawa anak tertuanya yang bernama Risna. Sedangkan anak keduanya yang masih berusia kurang dari 2 tahun di bawa sepupu Sofia.”Namun mantan suami Sofia berhasil di tangkap polisi dan saat melakukan perlawanan mantan suami Sofia itu tertembak dan tewas, kata Haji Ibak menambahkan kisahnya.Hagu sampai menghela nafas, tak menyangka tragisnya kehidupan Sofia dan pastinya suaminya yang
Dua bulan kemudian…Hari ini Hagu resmi di kenalkan sebagai sulung dari Ryan Hasim Zailani, seluruh keluarga Klan Hasim Zailani ngumpul.Rumah besar Ryan bak acara reuni keluarga saja, kakek Radin tentu saja yang paling di tuakan. Biarpun usianya sudah mendekati 68 tahunan, tubuh si kakek ini tetap kokoh dan tegap.Chulbuy yang kini juga berusia 65 tahunan tak kalah gagahnya.Tapi semua sepakat, yang paling ganteng di usia matang ini pemenangnya Balang Hasim Zailani, di usia 53 tahun, Balang di puji tak kalah dari dua anak laki-lakinya, Balanara dan Prem yang sudah memiliki istri.Hagu juga di tasbihkan sebagai nama resminya, bukan Reyhan, karena pemuda lebih suka nama itu!“Hmm…jadi siapa yang patut kamu curigai kira-kira Hagu,” Prem langsung tanya sepupunya ini.Balanara yang duduk di samping juga penasaran, siapa yang patut di curigai sebagai penembak sepupu mereka ini.Ketiganya sengaja duduk santai di taman, sambil menatap sepupu-sepupu mereka yang ramai berceloteh, termasuk ortu-