BERSAMBUNG
Selama hampir 6 bulanan jadi Kapolsek, Ipda Chulbuy diam-diam sudah punya duit hingga 3,5 miliaran di rekening khususnya.Tapi dia tetap tampil sederhana, tak mau menonjolkan diri, karena sadar kelakuannya bisa berakibat fatal bagi karirnya yang baru seumur jagung.Suatu hari usai menangkap pelaku narkoba, Chulbuy terpaksa turun dari mobilnya, karena ada sebuah mobil SUV mewah halangi jalannya.Sedangkan tersangka yang sudah berhasil di tangkap di bawa naik motor oleh anak buahnya. Jalan desa yang dia lewati memang masih kecil dan agak sulit kalau berpapasan.Chulbuy pun turun dari mobil dan bermaksud mencari si pemilik mobil mewah ini agar mau meminggirkan lagi mobilnya atau masuk halaman.Chulbuy heran orang itu berhenti di sebuah rumah yang keliatannya sudah kusam warnanya dan sepertinya lama tak di tempati.Terlihat seorang pria muda sedang berbicara dengan seorang pria setengah tua sambil menunjuk-nunjuk rumah tersebut.Begitu Chulbuy mendekat, keduanya saling tatap, tubuh keduany
Surat mutasi di terima Chulbuy, dia akan di pindah ke Sumatera, tepatnya di Kepulauan Riau.“Sial amat, si Amat juga nggak sial-sial amat, baru juga enak-enakan di sini, sudah di mutasi saja,” keluh Chulbuy seorang diri.Padahal baru 7 bulanan bertugas, tapi apa boleh buat Chulbuy pun harus segera pindah tugas, jauh lagi harus menyeberangi pulau.Chulbuy tentu saja tidak tahu, di mabes juga berlaku hukum rimba. Siapa yang kuat dan punya link dengan atasan, maka akan di beri job di tempat yang enak dan dekat kota.Perwira miskin dan nggak punya link macam dia, apa boleh buat, terima terus di tempatkan di manapun!Terlebih dia masih perwira baru dan muda pula.Seminggu kemudian, setelah titip mobilnya ke sebuah ekpedisi, Ipda Chulbuy sudah berangkat ke Jakarta, untuk menuju ke Bandara Hang Nadim Batam.Dari sana dia harus naik kapal laut jenis ferry menuju ke tempat tugasnya.Chulbuy selanjutnya harus menyusuri Sungai Siak lalu ke teluk menuju laut dan tujuannya adalah Pulau Panjang Kabu
“Heii berhenti dulu, ruangan kerjaku di mana?” tanya Chulbuy lagi, saat ke 5 nya buru-buru akan keluar dari ruangan ini.Mereka tentu saja ‘ketakutan’ kena hukuman sang komandan baru, yang tiba-tiba saja nongol di kantor ini.Padahal sesuai kabar yang mereka terima, sang komandan baru ini datang minggu depan, bukan hari ini!“Siap Ndan, itu ruang kerjanya di lorong ujung Ndan!” sahut salah satu satu anak buahnya yang berperut buncit dan tadi sempat ‘memarahinya’.Chulbuy menoleh dan memang ada plang tertulis ruang kerja Kapolsek di bagian atas pintu ruang kerja itu.“Satu lagi, tuh dua orang yang joget-joget di luar suruh berhenti, atau lepas baju saja sekalian, berhenti jadi aparat!” bentak Chulbuy lagi, lampiaskan kekesalannya.“Siappp Ndan!” sahut orang ini lagi, lalu buru-buru keluar dan menegur ulah dua rekannya yang hobby live di medsos ini, yang diikuti ke 4 rekannya.Hebohlah Mapolsek ini, tak mereka sangka sang komandan sudah tiba dan langsung memarahi mereka semuanya.Parahny
Seperti kebiasaanya, dia pun manfaatkan waktu untuk melihat-lihat wilayah kerjanya sekaligus silaturahim dengan pejabat di kecamatan ini.Wilayahnya memiliki 10 desa dan ada satu desa yang berupa pulau. Chulbuy harus naik speedboat untuk meninjau tempat ini.Setelah semingguan keliling, senyum aneh tersungging di bibir Chulbuy.“Wilayahku ini agaknya tempat paling aman dan nyaman lakukan penyeludupan dari dua negara, Singapura dan Malaysia,” batin Chulbuy.Tiba-tiba matanya bersinar berbeda...!Namun perintah berikutnya turun lagi, kembali langsung dari mabes, yakni segera bantu Tim SAR untuk cari keberadaan puing-puing pesawat yang mengangkut Aldot Hasim Zailani dan ketiga istrinya."Nelayan menemukan serpihan pesawat dan berada di perairan yang masuk wilayah hukum kamu," kata perintah dari Mabes ini.Ipda Chulbuy pun langsung kumpulkan ke 10 anak buahnya, untuk segera bergerak mencari keberadaan pesawat naas itu.Satu hari kemudian datang serombongan besar Tim SAR dari Jakarta langs
Mendengar pertanyaan ini, Chulbuy pun ceritakan apa yang ia ketahui selama beberapa hari. Yakni menemukan sebagian serpihan pesawat, tapi tak menemukan jasad manusia.Hanya di temukan kain-kain yang sobek-sobek dan di duga ini pakaian para korban dari pesawat naas tersebut.Selanjutnya semua memberikan laporan sesuai dengan apa yang mereka ketahui satu persatu.Marsekal Muda Brandi kadang melirik ke Chulbuy, yang dilirik, pura-pura tak tahu saja.“Aneh, kenapa pa marsekal melirik mulu yaa, apa karena wajahku mirip beliau, namanya juga manusia, mirip dikit wajarlah,” kata Chulbuy membatin sendiri.Pikiran sang Kapolsek ini tetap positif, dia tak pernah berpikir jauh, kalau orang yang meliriknya adalah ayah kandungnya…!Chulbuy masih yakin, nama ayahnya Brand Alfonso, tak mungkn Brandi Hasim Zailani, paling hanya sama nama di awal, pikirnya.Walaupun melirik sang komandan muda ini, tapi telinga Brandi tetap konsen mendengarkan semua laporan, yang di sampaikan semua anggota tim penyelamat
“Terima kasih mas, tolong info apapun jangan sungkan kabari aku, baik siang ataupun malam,” sahut Radin sambil memeluk sahabatnya ini.Sementara Ali, pengawal papanya sudah menunggunya, untuk terbang dengan helikopter menuju ke Riau dan kelak terbang dengan private jet ke Jakarta lagi. Ali dapat perintah langsung dari Brandon, agar jaga baik-baik cucu laki-laki satu-satunya dari anak kesayangan ini.Mapolsek Panjang kini mendadak sepi, setelah satu bulan ramai bak pasar malam. Ipda Chulbuy pun bisa menarik nafas plong.Kini dia harus benahi wilayah hukumnya lagi, setelah 1 bulan full konsentrasi ke pencarian Aldot Hasim Zailani dan ke 3 istrinya.Chat Samantha masuk dan undang dia ke Jakarta, Chulbul bilang masih sibuk, belum ada waktu.“Hmm…tunggulah kamu, kubikin jalan ngangkang nanti,” gumam Chulbuy tertawa sendiri.Samantha sempat jadi bintang di sini, selain cantik, wanita ini juga mantan miss Indonesia, sehingga banyak yang mengidolakannya, selama lakukan peliputan.Tapi satu ha
“Gimana kalau ku kasih…1 miliar!” sahut Koh Tong sambil senyum licik menatap wajah si komandan tampan ini.“Hehh…nggak usah segitunya…ku minta 25 miliar, dalam bentuk mata uang dolar singapura atau dolar amerika. Kurang dari itu, besok aku bawa anak buah grebek tempat kamu ini,” cetus Chulbuy sambil hembuskan asap rokoknya.Kebiasaan yang ia lakukan, gara-gara menemani Radin selama 1 bulan dan Chulbuy kini ikut-ikutan merokok. “Hayaaaa….loe olang mau ngelampok owe hahh?” saking kagetnya, keluarlah bahasa asli si Koh Tong yang cadel gunakan bahasa Indonesia.“Terserah kamu, mau nge-rampok kek, nge-maling kek, aku tak ada urusan. Bisnis kamu ini kakap dan aku tahu omsetnya di atas 10 miliaran sebulan. Silahkan kamu pikirkan selama satu hari ini, aku permisi,” kata Chulbuy.Dan pergi begitu saja di depan Koh Tong yang hanya bisa menyumpah-nyumpah, saat tubuh Chulbuy hilang dari pandangannya.Begitu keluar dari ruangan karaoke ini, Chulbuy langsung minta dua orang yang tadi di marahi To
“Lapor Ndan, tak mungkin Dara dan Felicia kita inapkan di sel atau di kantor ini,” kata anak buahnya, saat Chulbuy bersiap pulang ke rumah dinasnya.“Hmm…begitu yaa…! Ya sudah, kalau begitu biar sementara aku tampung di rumah dinasku dulu,” sahut Chulbuy dan akhirnya si anak buah ini beritahu kedua wanita tadi, malam ini mereka di tampung sementara di rumah dinas sang komandan.Dara dan Felicia malah bersuka cita, menurut mereka lebih aman mereka tinggal dengan si komandan tampan ini. Daripada mereka harus ke hotel atau penginapan,.Bisa-bisa mereka kena ciduk lagi sama anak buah Koh Tong, lagian mereka sepeser pun tak pegang duit.Gaya koboy Chulbuy yang tak segan keluarkan ‘si bongkok’ hingga Togor Cs ketar-ketir, jadi bukti betapa ganasnya si komandan tampan ini.Andai Togor Cs melawan, bisa saja di bongkok itu meledak di tangan Chulbuy! “Kalian tidur di sana, tenang saja kamarnya selalu bersih, karena ada ART ku yang datang setiap 2 hari sekali bersihkan rumah ini,” tunjuk Chulbuy
Kini keduanya duduk sambil menikmati bekal yang mereka bawa, kisah yang barusan Datuk sampaikan benar-benar bikin Hagu bergidik.Tak pernah dalam mimpi sekalipun, Hagu akan bertemu dengan roh Datuk Hasim Zailan junior, bahkan hebatnyamereka kini bisa bercakap-cakap layaknya dua manusia biasa.Kadang dia menatap wajah Datuk yang selalu muram, kadang tangannya sengaja menyentuh lengan Datuk, untuk memastikan, kalau roh ini benar-benar ‘hidup’.Datuk yang tahu kelakuan Hagu menahan senyumnya.“Jangan takut, aku saat ini tetap berujud manusia, tapi…asal kamu tahu, aku tak bisamembunuh siapapun. Lagianmasa takut dengan roh saudara sendiri…!” seloroh Datuk.“Masa sih Bang…minggu yang lalu kan saat kita bertempur Abang menembaki pasukan Jepang?”“Itu semua…kamulah yang melakukan! Emangnya kamu nggak sadar yaa saat berduaan dengan Park Hymin, ayahnya Park Min diam saja? Padahal asal kamu tahu Prem, tidak sedikit laki-laki yang ingin jadikan Park Hymin istri…!”Hagu tentu saja menggeleng mend
“Bang Hagu…hati-hati!”Park Hymin langsung pegang tangan Hagu, saat pamit meninggalkan tempat ini.“Iya…makasih?”Keduanya saling tatap dan kini tak ragu saling peluk. Datuk Junior hanya memandang keduanya, lalu angkat bahu, seakan memaklumi perasaan kedua orang muda ini.Sejak bicara kemarin pagi hingga kini, hubungan Hagu dan Park Hymin makin dekat, mereka sering curhat satu sama lain.Mereka seolah teman lama yang baru bertemu.Kadang keduanya berjalan-jalan di bibir pantai dan Park Min ayahnya termasuk Datuk anehnya, tidak melarang apalagi menegur keduanya.Awalnya Hagu sempat bertanya, kenapa Park Hymin tak suka dengan Datuk Junior.Park Hymin terkekeh dan bilang, dia sudah anggap Datuk itu pamannya sendiri saking dekatnya dan tak ada rasa cinta, kecuali cinta ponakan dan paman saja. “Kekasih Abang Datuk dulu adalah kakak aku, tapi mereka tak berjodoh, karena kakakku meninggal dunia tertembak pasukan Jepang, sejak saat itulah Bang Datuk selalu murung hingga ini…!” Hagu pun m
“Iya Park Hymin, aku ingin selamatkan salah satu keturunanku ini…inilah kenapa aku membawa adikku si Hagu dari alam berbeda. Yang kalau di masa depan dia paman luarku, untuk bantu aku di sini. Awalnya aku mau ajak Prem, tapi tak bisa, karena Ange sedang hamil, Prem tak bisa meninggalkanya, si Ange amat manja agaknya...!” sahut Datuk sambil hembuskan asap cerutunya, lalu senyum kecil.“He-he…Angelina…! Cakep banget ya nama salah satu cicitku di masa depan, sayang ya si Prem, terlebih si Ange tak bisa di bawa ke sini, penasaran aku mau lihat wajahnya, secantik apa dia?” sahut Park Hymin tiba-tiba, hingga mata Hagu melotot.“Kalau di bawa akan ada musibah besar Hymin, kita jangan berlebihan melawan gravitasi alam, aku saja dengan bolak-balik ke dunia masa depan, usiaku tak bakalan panjang lagi, inilah resiko yang harus aku terima…!” sahut Datuk lagi-lagi dengan suara pelan dan tenang.“Ihh segitunya…menakutkan sekali!” sahut Park Hymin terkaget-kaget.Hagu lalu muncul dan di tatap Park Hy
Pesta pun berakhir setelah hampir tengah malam, Hagu tentu saja di buat kagum dengan gaya Datuk Junior yang sangat berwibawa dan gayanya sangat berkharisma.“Pantas Bang Prem bilang, kalau ingin attitude dan gaya berbusana, contoh-lah Bang Datuk ini…benar-benar falmboyan sejati, cara pakaian dan cara bicaranya benar-benar top habis…!” batin Hagu.“Hagu kita pindah ke pondok yang disediakan Tuan Park Min.” Datuk ajak Hagu bangkit.Hagu pun mengangguk dan mengikuti langkah Datuk. Saat berjalan begini, tiba-tiba Hagu teringat, orang tuanya Ange atau besann-ya Prem marga-nya juga Park...?Jangan-jangan mereka ini ada hubungan, pikir Hagu.“Bang Datuk….apakah Park Min ini…kakek buyutnya si Ange?” ceplos Hagu tiba-tiba dan tanpa di duga-duga Datuk langsung mengangguk ambil senyum.Hagu kontan melongo.“Dan…ini kelak ada hubungannya dengan kamu juga salah satu keturunan kamu di masa depan!” sahut Datuk, lagi-lagi dengan suara kalem.“A-apa…maksud Abang..???”“Aku tak bisa menjelaskan saat ini
"Kita melawan tentara Jepang, ini tahun 1945! Saat ini kita membantu Korea, yang di jajah negara kate ini,” sahut Datuk sambil membidik dua tentara Jepang dan tak lama...door...doorr, dua serdadu bidikannya terjungkal, terkena tembakan akurat Datuk.“Bang, aku bisa mati nggak kalau kena peluru?” Hagu masih ngeyel bertanya, sambil kagum melihat tembakan Datuk yang hebat ini.“Tentu saja, makanya kamu hati-hati agar jangan tertembak, sudah jangan banyak tanya, ayo kita tembaki pasukan Jepang, agar desa ini bisa di pertahankan pasukan Korea.”Usai berkata begitu Datuk lalu berlari dan berlindung di sebuah lubang.Tuinggg…“Sompretttt…hampir aku kena!” teriak Hagu dan dia buru-buru merunduk dan kini dia pun mulai bidik pasukan musuh. "Ini bukan mimpi, ini nyata!" batin Hagu mulai waspada.Pertempuran benar-benar seru dan Hagu yang tak pernah berkhayal berada di masa lalu berkali-kali hampir saja kena tembak musuh.“Bangsat…ini sih bukan ilusi, ini benaran!” dengus Hagu marah bukan kepa
Ryan paham anak sulungnya ini sedang galau, kehilangan wanita yang di sayangi memang terlihat dari wajah anaknya ini.Hagu rupanya tipikal orang yang tak suka pura-pura, dia lalu curhat pada ayahnya. Ryan senyum saja, tuh dia juga punya dua istri. Aneh kok bisa nurun ke Hagu, pikirnya geli sendiri.“Kalau kamu ingin pergi ke Korea, tidak apa-apa silahkan! Tapi ingat tetap waspada, kamu masih di incar orang-orang jahat, yang namanya musuh, di manapun kamu berada pasti akan di buru. Ada baiknya kamu latihan menembak dulu dengan Prem,” sara Ryan.Sebagai mantan milisi Ryan tahu Hagu kadang suka bertindak sembrono dan nekat, terbawa darah mudanya yang gampang panas.Dan...Hagu juga tak kenal takut! Benar-benar turunan Klan Hasim Zailani sejati, yang tak keder dengan musuh. Hagu pun mengangguk, dia senang sekali ayahnya ternyata sangat bijak. Ibunya beda lagi, malah mendesak padanya agar segera menikah!Tak main-main, Fareeha bilang...ibu kandung Saleha, yang juga sepupunya sering menanyak
Hagu pun ini putuskan langsung menemui Widya, Hagu tak sadar, inilah bedanya dia dengan klan Hasim Zailani lainnya, anak muda ini tak lupa dengan janji dengan wanita, walaupun telat.Hagu masih ingat jalan menuju ke rumah yang dulu diberikan Balanara, sehingga tak takut lagi nyasar, beiarpun harus di bantu peta satelit, karena Hagu belum begitu hapal Jakarta.Namun, begitu sampai di sini, lagi-lagi dia kaget, Widya tidak berada di sini lagi. Bahkan rumah inipun sepi dan terkunci rapat, tak ada satupun penghuni yang ada di sini, termasuk ART-nya dahulu.Merasa penasaran, Hagu pun tancap gas menuju ke rumah Bibik Ayin yang selama ini jadi ART-nya Widya dan tinggal-nya di Bogor.Akan tetapi lagi-lagi Hagu terdiam, Bibik Ayin ternyata sudah meninggal dunia 6 bulan yang lalu, atau 5 bulan setelah pulang kembali ke sini.“Ibu nggak pernah cerita kemana Mba Widya-nya pergi Om,” sebut anak Bibik Ayin, saat Hagu bertanya kemana kekasihnya itu menghilang. Otak Hagu pun buntu, dua anak Sofia
“Dua tahun yang lalu mantan suaminya datang, lalu mengajak Sofia rujuk, namun Sofia menolak dan bilang dua sudah memiliki suami,” pria setengah tua yang sebelumnya kenalkan dirinya Haji Ibak sesaat menatap tajam wajah Hagu.Orang tua ini agaknya sudah bisa menebak, inilah ‘suami’ kedua mendiang Sofia. Hati Hagu pun bak teriris sembilu, ingat memang dia adalah 'suami' siri Sofia.Haji Ibak melanjutkan kisahnya, mantan suami pertama Sofia lalu marah dan terjadilah pertengkaran fatal, yang berakibat meninggalnya Sofia.“Sofia tak sengaja tertusuk belati yang di bawa mantan suaminya, lalu pria ini kabur dengan membawa anak tertuanya yang bernama Risna. Sedangkan anak keduanya yang masih berusia kurang dari 2 tahun di bawa sepupu Sofia.”Namun mantan suami Sofia berhasil di tangkap polisi dan saat melakukan perlawanan mantan suami Sofia itu tertembak dan tewas, kata Haji Ibak menambahkan kisahnya.Hagu sampai menghela nafas, tak menyangka tragisnya kehidupan Sofia dan pastinya suaminya yang
Dua bulan kemudian…Hari ini Hagu resmi di kenalkan sebagai sulung dari Ryan Hasim Zailani, seluruh keluarga Klan Hasim Zailani ngumpul.Rumah besar Ryan bak acara reuni keluarga saja, kakek Radin tentu saja yang paling di tuakan. Biarpun usianya sudah mendekati 68 tahunan, tubuh si kakek ini tetap kokoh dan tegap.Chulbuy yang kini juga berusia 65 tahunan tak kalah gagahnya.Tapi semua sepakat, yang paling ganteng di usia matang ini pemenangnya Balang Hasim Zailani, di usia 53 tahun, Balang di puji tak kalah dari dua anak laki-lakinya, Balanara dan Prem yang sudah memiliki istri.Hagu juga di tasbihkan sebagai nama resminya, bukan Reyhan, karena pemuda lebih suka nama itu!“Hmm…jadi siapa yang patut kamu curigai kira-kira Hagu,” Prem langsung tanya sepupunya ini.Balanara yang duduk di samping juga penasaran, siapa yang patut di curigai sebagai penembak sepupu mereka ini.Ketiganya sengaja duduk santai di taman, sambil menatap sepupu-sepupu mereka yang ramai berceloteh, termasuk ortu-