BERSAMBUNG
“Asal kamu tahu Brandi, keluarga Brandon Hasim Zailani punya musuh sengit yang ada kaitannya dengan keluarga kalian sendiri,” ceplos Madam Salsa mulai buka-bukaan.Brandi pun mulai penasaran, kini dia yakin Madam Salsa ini pasti punya banyak informasi berharga buatnya.“Apa sebabnya Madam…kalau tak keberatan tolong jelaskan?” pancing Brandi, sambil menatap wajah Madam Salsa yang glowig dan seolah masih berusia 20 tahunan, berkat perawatan rutin di salon mahal.“Hmm…aku jadi heran kamu sampai tak tahu soal ini? Jangan-jangan kamu ini bukan…anaknya Brandon Hasim Zailani!” Madam Salsa mulai curiga dengan Brandi, karena Brandi yang ngaku anak Brandon Hasim Zailani, justru tak tahu masalah keluarganya."Ini sangat aneh," batin Madam Salsa.Sesaat Brandi baru nyadar, wanita di depannya ini bukan wanita sembarangan, terlihat atitudenya sangat terjaga dan agaknya tahu persis kehidupan keluarga ayah kandungnya.Dan pastinya Madam Salsa tahu persis siapa keluarga ayah kandungnya ini.“Karena…aku
Brandi merasa dirinya di buntuti sejak keluar dari apartemen Madam Salsa, tapi dia sama sekali tak takut, Brandi justru seolah sengaja umpankan dirinya.“Hmm...apakah ini yang di maksud Madam Salsa, aku jadi sasaran untuk di habisi?” batin Brandi, sambil jalankan mobil sewaannya dengan santai.Sengaja tidak terburu-buru, karena dia penasaran, siapa musuhnya saat ini, apakah dari keluarga Emir Thamrin yang berambisi ingin kuasai harta warisan mendiang suami ibundanya, ataukah dari musuh ayah kandungnya, Datu Hamuk Cs. Begitu berada di jalanan sepi…!Tratt…tratt..tratt…! Brandi tentu kaget bukan kepalang, tak menyangka para penguntitnya malah menembak dirinya.Tembakan dari senapan otomatis menerjang mobil Brandi, bodi mobil ini berlubang sana sini.Brandi terpaksa keluar dari mobilnya dan melompat keluar sambil bergulingan di aspal. Hampir saja tembakan yang menembus mobilnya ini mengenainya.Lalu Brandi balas memberondong mobil pelakunya, namun mobil ini tancap gas, karena merasa gag
Paginya…!“Anda keluar, langsung menghadap ke komandan?” terdengar panggilan si polwan tadi malam, yang membuka pintu sel dan mengeluarkan Brandi dari tahanan.Brandi pun mengangguk dan mengikuti pangkah polisi wanita ini, luka akibat serempatan peluru sudah agak mendingan, setelah di obati salah satu polisi tadi malam.Brandi juag di beri obat pereda rasa sakit, sehingga bahunya tak begitu berasa nyiut-nyiut lagi.“Anda ini…seorang agen yaa?” tanya si polwan ini, sambil menatap wajah Brandi, seakan ingin selidiki siapa pria tampan berbody kokoh ini.“Begitulah…aku dalam hal ini korban, bukan pelaku, jadi kalian menangkapku salah alamat!” sahut Brandi dan melirik ke polwan tersebut, seakan menyindir kelakuan para polisi London.Tapi Brandi pun akui dalam hati, walaupun rambutnya di ikat dan pakai seragam, tak menutupi kecantikan si polwan bule ini.“Pantas, tadi komandan bilang Anda akan dilepaskan hari ini!” katanya seakan tak merasa salah sudah mengamankan Brandi hingga satu malam di
“Gitu dyehh…nenekku bilang kakek kamu itu hyper, makanya dia tak sanggup jadi simpanannya, ngeri katanya, making love kayak minum obat!” cetus Madam Salsa blakan-blakan, kembali tawanya berderai mengisahkan masa lalu neneknya tanpa malu-malu.Siapakah neneknya Salsa ini…tak pernah Brandi duga, kalau si nenek Salsa ini justru kemenakan Dato Hasim Zailani, kakeknya sendiri.Terjadi skandal asmara diam-diam si kakeknya Brandi tersebut dengan wanita bernama Rohimah, saat neneknya si Salsa ini masih remaja dan kakek Dato Hasim Zailani lagi matang-matangnya di usia 40 tahunan.Itulah rahasia kenapa Dato Hasim Zailani…tak pernah bisa marah dengan Rohimah…karena ada skandal asmara panas antara paman dan ponakan..!Dan walaupun berlangsung singkat, tapi menimbulkan luka bagi Rohimah, apalagi saat tahu Dato Hasim Zailani menikahi wanita yang stratanya jauh di bawah dia, hamil pula.Itu pula salah satu alasan, Dato Hasim Zailani rela serahkan warisan milik istrinya buat Rohimah juga Balkan, dua
Tubuh Salsa terlonjak-lonjak di sofa kamar hotel bintang 5, Brandi benar-benar tunjukan gaya bercinta yang lain dari yang lain.Erika, Yeni dan Marcia saja sampai bilang Brandi ini mirip kerbau ngamuk, kalau sudah begini.Entah kenapa, Brandi agaknya tak punya bakat romantis, dia ibarat mobil, langsung tancap gas, super car perkasanya sukses aduk-aduk perabotan berumput tebal milik Salsa.Kali ini Salsa si wanita blasteran merasakan keperkasaan keturunan Hasim Zailani ini, yang jauh lebih ganas dibandingkan Brandon dan Topan…dan kelak dengan Aldot Hasim Zailani.“Gilaaa…dasar turunan onta Arab,” seloroh Salsa, saat tubuhnya terus-terusan kena gempur rudal supersonic istimewa ini.Bukan hanya satu gaya, tapi semua gaya di praktekan Brandi termasuk gaya gendong favoritnya. Sehingga Salsa sampai tak bisa lagi berkata-kata, hanya lenguhan keras dari mulutnya, sehingga hebohlah mereka bercinta.Sampai kering banjir di perabotannya, barulah si supersonic ini muntahkan lahar panasnya, hingga
“Baru pacar, bukan istri kan? Jadi Alice masih bisa bebas bersama siapapun,” sahut Brandi kalem, tapi dia mulai waspada, sikapnya yang sengaja 'cari' masalah memanga di sengaja.Brandi ingin bikin masalah, untuk pancing musuh-musuhnya muncul keluar...!!“Oooo….kamu menantang?” lalu pria ini beri kode pada dua orang tersebut, dua pria berbadan tegap ini dan berkulit gelap mendekati Brandi, lalu salah seorang langsung layangkan pukulan ke wajah Brandi.Alice Chen sampai menutup wajahnya, ngeri dia melihat pukulan ini.Bukkkk…krakkk! Terdengar suara pukulan yang sangat keras. Tapi bukan Brandi yang terjengkang, tapi di pengawal ini.Brandi yang tak mau jadi sansak hidup menghindar ke samping, lalu tinjunya yang keras dan selalu di latihnya sejak di sempurnakan Henry, papa angkatnya di Prancis. melayang tepat kena hidung si pria ini.Saking keras pukulan Brandi ini, hidung pria ini patah, darah langsung mengucur deras, kawannya yang melihat itu tidak tinggal diam, dia langsung serbu Brandi
“Brandi….kok kamu dari tadi aku lihat seperti tak tenang begitu?” pancing Alice, matanya menatap wajah Brandi yang terlihat agak beda.“Nggak apa-apa tenang saja!” sahut Brandi cepat, lalu minum wine-nya.Tapi biarpun berkata begitu, bibir dan mata Brandi seakan beri isyarat pada Alice, kalau dua bule yang duduk berjauhan dan kadang menatap keduanya saat ini, dengan pandangan tajam. Saat Brandi balik menatap tajam, si bule ini terlihat salting, tapi saat Brandi melirik ke temannya, orang tersebut sudah ngilang di kegelapan malam dan tempat ini semakin ramai saja dengan wisatawan dari mana-mana.Sehingga Brandi otomatis kehilangan jejak!“Brandi…kamu ini…aparat yang sedang menyamarkah?” tanya Alice lagi, melihat gaya Brandi yang aneh ini.Brandi terdiam sesaat, lalu dia menggeleng dan bilang dirinya hanyalah seorang pengusaha dari Indonesia.“Hmm…pengusaha, mirip sih, apalagi kamu nginap di hotel yang sama denganku, walaupun tongkrongan kamu lebih mirip aparat,” cetus Alice yang tetap
Ponsel Alice Chen bergetar, gadis cantik ini langsung beri kode agar Brandi jangan bicara. Brandi pun mengangguk dan Alice lalu menerima telpon ini di depan Brandi.“Alice kamu di mana?” terdengar suara di seberang telpon.“Aku di hotel Bang, kenapa Bang?” tanya Alice."Baguslah, si James sudah di kirim ke akhirat, kamu aman sekarang, berani sekali tu orang main ancam dengan kamu!” terdengar itu lagi, seakan puas sudah bikin orang yang ingin sakiti adiknya ini tewas.Alice saling pandang dengan Brandi, karena hotel ini sepi, Brandi pun dengar apa yang di bicarakan Alice dengan seorang pria yang dia panggil Abang.Lalu pria ini pesan agar Alice mulai kini hati-hati dan jangan sembarangan kenal dengan pria manapun. Llau klik telponpun di tutup.“Abang kamu Alice yang barusan bicara?” tanya Brandi, Alice pun mengangguk.“Brandi…kamu jangan kaget, Abangku itu seorang mafia…!” sahut Alice apa adanya, gadis cantik ini menata wajah Brandi, apakah pemuda ini kaget.Alice juga bilang, Brandi ja
Plakk…plakkk…plakk…!Walaupun tak terlalu keras, tapi pukulan di perut yang di lakukan Chulbuy dengan tongkat komando, membuat wajah para polisi obesitas ini merah padam, malu bukan main.Apalagi Mapoltabes ini terletak di sisi jalan raya yang padat, sehingga jadi pusat perhatian semua orang yang lalu lalang. Saat tiba di depan Aiptu Sulistyo dan kebetulan yang paling terakhir kena giliran, Chulbuy menatap wajah si polisi ini.“Hmm…perut kamu ini kebanyakan makan uang haram kan? Entah berapa miliar kamu kumpulkan dari uang-uang sogokan itu. Pangkat Aiptu bergaji jenderal kamu ini,” sindir Chulbuy dan plakk, sengaja agak keras menepuk perut si Aiptu ini, hingga wajahnya langsung meringis.Aiptu Sulistyo benar-benar di permalukan Chulbuy yang masih mangkel, karena dulu kena kadalin pria yang kini jadi anak buahnya.Chulbuy lalu berputar di barisan belakang dan dia kaget! Terlihat seorang polwan berpangkat Aipda yang belum terlalu tua, badan terlihat sangat kurus, pucat lagi, kayak ora
“Jadi Kapoltabes di Banjarbaru Om…?” Chulbuy agak kaget. “Iya Chul, besok kamu harus terbang ke sana, untuk sertijab dengan pejabat sebelumnya,” kata Komjen Joko, yang kini jabat Wakapolri.Saat Komjen Joko jelaskan ini dan itu, mata buaya Chubuy malah terfokus pada seorang polwan cantik berpangkat Bripda, yang jadi asisten sang Wakapolri ini.Komjen Joko mendehem, hingga Chulbuy gelagapan dan si polwan ini menahan tawanya.“Itu kemenakanku, sepupu misanmu sendiri, macam-macam ku ketuk palamu,” sungut Komjen Joko, yang tahu track record keponakannya ini.Chulbuy tertawa berderai dan dia pun tak sungkan menyapa sepupu misannya ini.“Hati-hati dengan si playboy ini Rika, mau shopping atau jalan kemanapun, bahkan mobil atau rumah enteng dia belikan. Tapi kamu nggak bakalan jadi nyonyahnya,” kata Komjen Joko peringatkan Bripda Rika, yang kembali tertawa berderai perlihatkan giginya yang putih rata.“Tenang Om, aku dah tahu sepak terjangnya,” sahut Bripda Rika terkekeh. Chulbuy, kembali k
Dahi Chulbuy berkerut, saat melihat seorang pria tampan berbaju militer mendatangi Kanika dan…memeluknya.Keduanya kini mendekatinya. “Komisaris Chul ini suamiku, Kolonel Pakor,” Kanika tak sungkan kenalkan suaminya, yang tingginya hampir sama dengan Chulbuy.Tak kalah tampannya di bandingkan Chulbuy.Kolonel Pakor dengan ramah menyalami Chulbuy, sehingga otomatis hasratnya padam seketika, tak ada minat lagi ajak Kanika aneh-aneh.Chulbuy ingat pesan paman Darlan di Batupecah, jangan sesekali gauli bini orang, atau ilmu kebalnya runtuh dan dia akan tewas mengenaskan.Setelah pasangan ini berlalu, Chulbuy menepuk jidatnya sambil tertawa sendiri. "Hampir saja, ruwah kajian ilmu kebalku, duehh nafsu-nafsuuu...!" gumam Chulbuy.Setelah beri laporan ke atasannya, Chulbuy hari itu juga terbang ke Bangkok.Tak ingin berlama-lama, walaupun Sawika sempat menelponnya apakah butuh kehangatannya lagi. Namun dengan alasan capek tawaran ‘enak’ ini di tolaknya, dia langsung carter private jet dan te
“Aku ikut!” kata Chulbuy saat Kanika bergegas keluar kafe ini untuk kembali ke markas sektor Pulau Kasino, di mana saat ini dilaporkan anak buah Kanika,Chino Hamuk kabur bersama anak buahnya, yang serbu markas polisi sektor itu.“Jangan bunyikan serine, siapa tahu komplotan itu masih berada di sana, juga agar tak bikin kaget warga di Pulau ini!” kata Chulbuy dan Kanika mengangguk dan tak jadi ambil lampu strobo yang bisa di copot di kap mobil, kini mereka tancap gas menuju ke tempat tadi.Belum 5 menitan tancap gas, tiba-tiba mereka berselisihan dengan dua buah mobil yang larinya sangat kencang.“Kanika sini aku yang bawa, kayaknya itu mobil para komplotan Chino Hamuk,” kata Chulbuy.Kanika langsung mengangguk dan mereka pun bertukar posisi dalam kondisi mobil masih jalan, walaupun perlahan.“Maaf..!” kata Kanika saat tak sengaja duduk di pangkuan Chulbuy, sampai tercium bau harum lembut tubuh si Letkol Polisi ini.Sesaat Chulbuy terlena juga dengan bau parfum ini, apalagi tubuh Kanik
Proses pemindahan uang kemenangan Chulbuy yang sangat besar butuh waktu lumayan lama, saking banyaknya kemenangannya ini.Bahkan keduanya masih sempat ngopi di ruangan khusus, sambil menunggu proses ini, di sinilah Huang Lie cerita, kalau dia mengetahui Chulbuy seorang polisi, karena penasaran."Kok tuan bisa begitu tenang main judinya, andai kartu yang terakhir datang beda, kebayang banyaknya tuan kalah? Juga uangku pasti habis!" kata Huang bertanya, karena penasaran."Sebenarnya kenapa aku tenang?Jujur uang yang aku pakai buat main judi itu uang tak halal juga, makanya aku main tanpa beban. Kalau itu uang negara atau uang pribadi, mungkin sama saja kayak anda, pasti guguplah, aku nggak munafik," cetus Chulbuy, hingga Huang Lie tertawa dan langsung jempol. "Hebat, cerdik dan anda layak di sebut dewa judi," puji Huang lagi.Setelah proses transfer beres, mereka pun langsung ke kantor polisi sektor susul Letkol Kanika.Di markas polisi sektor Pulau Kasino…!“Anda berdua harusnya jang
Huang Lie yang duduk di sisi Chulbuy ikutan tegang, bahkan Sawika pucat pasi, melihat Chulbuy yang terlihat berubah wajahnya.Benar-benar pemandangan yang sangat bikin spot jantung berdetak kencang. Bahkan ratusan penonton yang tentu saja paham main judi poker kini sampai tak ada yang berani bersuara, saking tegangnya.Andai ada yang batuk, pasti se antero ruangan kasino yang luas ini akan terdengar jelas.Wajah Chino Hamuk terlihat makin ceria melihat Chulbuy yang berubah wajahnya. Senyum kemenangan makin nampak dari raut wajahnya.Tapi alis Chino Hamuk kini terangkat, saat melihat raut muka Chulbuy kini kembali berubah, senyum tipis tersungging di bibirnya, bahkan kini Chulbul mengisap cerutunya dengan gaya santai.“Anda memang penjudi hebat tuan Chino Hamuk, tak mudah di gertak, tapi…kartu aku adalah…!”Dengan cepat bak main sulap, Chulbuy tarik kartu bawahnya dan memperlihatkan ke semua orang, apa kartu di bawah itu.Lantas, setelahnya dengan santai meletakaannya di atas meja dan
Inilah trik jitu Chulbuy, yang sengaja permainkan emosi para penjudi lain, terutama Chino Hamuk, Huang Lie pun sampai geleng-geleng kepala melihat hebatnya Chulbuy bermain judi.Taktik Chulbuy berhasil, setelah permainan di lanjutkan, lama-lama 3 orang terpaksa keluar dengan wajah keruh, karena keok besar.‘Teror’ mental yang Chulbuy lakukan benar-benar bikin ke 3 penjudi, yang terdiri dari 2 wanita dan satu orang bule ini out, dengan kekalahan tak sedikit.Kini tersisa Chulbuy, Huang Lie, Chino Hamuk dan satu pria berwajah Asia lainnya, yang Chulbuy duga pasti ‘rekan’ Chino Hamuk.Permainan lanjut, ke 4 orang ini silih berganti menang, tapi lama-lama terlihat, kalau Chulbuy dan Chino Hamuk yang paling unggul, bahkan si pria Asia ini siap-siap out, karena modalnya hampir habis, termasuk…Huang Lie.Huang Lie memang kerap mengalah, seakan beri jalan agar Chulbuy unggul, begitu juga dengan si wajah Asia, yang juga berlaku begitu buat Chino Hamuk.Kartu kembali di bagi untuk ke sekian kali
Penjudi lain tak paham apa yang diomongkan Chino Hamuk, tapi Huang Lie sepertinya paham, terlihat kekagetan di wajahnya, tahu Chulbuy seorang polisi!Tapi si mata sipit ini tentu saja tak ingin bertanya, dia seolah sibuk ‘menyusun’ koin—koin miliknya.“Tentu saja, dari mana lagi aku dapat uang kalau bukan uang sogokan itu. Siapa tahu peruntunganku ada di sini dan uang itu nambah berkali-kali lipat. Nggak perlu jadi penyulundup narkoboy agar tajir melintir, lalu sewa centeng-centeng tolol untuk habisi orang yang pernah di sogok!” sahut Chulbuy kalem sambil senyum kecil, hingga mata Chino Hamuk makin mendelik, mendekati melotot.Sindiran Chulbuy tentu saja sangat telak. Tapi Chino Hamuk kini pasang wajah cuek bebek.“Tuan-tuan dan nyonyah, kita siap bermain. Kartu akan segera di kocok dan di bagi!” si pembagi kartu remi mulai kocok kartunya dan menaruhkan di sebuah tempat khusus.Lalu mulai membagi satu kartu yang di telungkupkan pada ke 7 orang ini, lalu kartu kedua sengaja di buka, dua
Chulbuy seolah menemukan Nova dan Kristin dalam diri Sawika, si gadis Thai ini benar-benar pasangan yang sepadan dalam bercinta.Mau gaya apa saja, ho oh terus si Sawika ini.“Gilaa kamu tuan Mike, i like it…!” lenguh Sawika keenakan saat Chulbuy gunakan jurus gendongnya, juga jurus-jurus ‘mabuk’ lainnya hingga Sawika bilang, baru kali ini menemukan partner yang hebat.Mereka terus bercinta hingga tengah malam dan berlanjut terus hingga 3 hari kemudian.Mereka bahkan malas keluar kamar hotel mewah ini, apalagi Sawika sudah pindah ke kamar Chulbuy, tidak lagi di kamar terpisah.“Sayangnya aku pake pengaman tuan Mike, kalau nggak pasti cakep banget blasteran anak kita yaah,” canda Sawika, setelah untuk ke sekian kalinya mereka kembali memadu ciinta.Chulbuy…hanya tertawa saja, teringat ia ucapan ayahnya, yang juga semacam Undang-undang mutlak bagi keturunan Hasim Zailani, yakni tak boleh lari dari tanggung jawab.“Berani berbuat, beranii tanggung jawab, apapun resikonya,” kata Brandi, ya