Share

Bab 99. Pembalasan Mahisa Dahana.

Dia mengamati wajah itu lebih seksama. Seingatnya, saudara tirinya memiliki dua putra. Paksi Jingga dan Mahisa Dahana. Jika pemuda ini Paksi Jingga, usianya kurang tua.

"Kau Mahisa Dahana?"

"Luar biasa. Ternyata paman masih mengingat keponakannya ini. Aku menghormat pada paman Layangsewu," tukas Mahisa Dahana menyatukan kedua tangannya di depan dada. Dewa Jari Maut menahan diri dari rasa kecewa yang dibuat anak buahnya. Mereka gagal melenyapkan Mahisa Dahana yang waktu itu masih sangat kecil. Anak kecil itu sekarang berdiri di depannya, menentangnya. Darahnya mendidih.

"Wajah paman pucat. Pasti tidak menyangka kalau hari ini aku berada di depanmu. Kedatanganku ke sini ingin meminta kembali perguruan Tangan Seribu secara baik-baik dari paman," ujar Mahisa Dahana tersenyum penuh arti pada Dewa Jari Maut.

"Paman sudah lama mengurusi perguruan ayahku, pasti telah lelah. Sudah saatnya sekarang paman beristirahat menikmati hari tua. Ingat paman, manusia
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status