Share

Bab 107. Komplotan Elang Gunung

Mahisa Dahana duduk bersama Ki Sempana dan Ki Gondo yang saat itu diangkat sebagai penasihat perguruan. Pemuda itu teringat ibunya, Nyai Anjarsewu yang telah meninggal. Seandainya ibunya itu masih hidup, tentu ikut merasakan kebahagiaan hari ini.

Paksi Jingga melihat Mahisa Dahana. Adiknya itu memiliki hati lemah. Pantas tadi dia mendapat laporan bahwa dia sengaja membiarkan anak gadis Dewa Jari Maut hidup.

"Anggap saja hari ini hari bagus karena aku ditetapkan sebagai ketua baru, Mahisa. Akan tetapi, aku tidak akan mengampunimu jika kau melakukan hal bodoh lagi," gumam Paksi Jingga geram dengan tingkah adiknya.

"Sebenarnya hari ini aku tidak ingin membicarakan hal ini, tapi ini sungguh penting untuk kelangsungan perguruan kita. Manggala dan istrinya berhasil melarikan diri. Untuk itu aku ingin menugaskan seseorang yang paling tepat untuk menangkap mereka." Paksi Jingga tersenyum penuh arti pada semua orang.

Semua orang bertanya-tanya. Siapa orang
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status