Share

Bab 220. Kepergian Resi Chamala.

Ranggapala memanggil-manggil nama Resi Chamala yang telah pergi dengan panik. Pemuda itu tidak siap kehilangan sang guru yang telah dianggap sebagai orang tuanya. Sejak kecil hanya gurunya itu teman hidupnya.

Diperiksanya nadi di tubuh gurunya. Dia berharap guru sakti itu masih bisa ditolong.

"Bangun, Guru! Kau belum waktunya pergi. Bangunlah." Ranggapala terus melakukan pertolongan dengan cara menyalurkan hawa murni dan menotok titik-titik syaraf yang ada di tubuh Resi Chamala. Hasilnya tetap sia-sia. Laki-laki berselempang kain kuning itu tetap tidak bangun.

"Tidak, Guru. Tidak ...!"

Menyadari gurunya telah tiada, Ranggapala memeluk tubuh kurus itu dengan hati hancur dan berurai air mata.

Raden Prana Kusuma menunduk dalam sebagai penghormatan terakhir kepada Resi Chamala. Selama ini, orang-orang dunia persilatan menganggap Resi Chamala dan dirinya memiliki kesaktian yang imbang. Sebenarnya dia ingin mengadu kekuatan dengan orang itu,
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status