Amanda Santika menghela napas lalu berkata, "Manajer, aku akan menerima permintaan maafnya. Aku tidak peduli apakah dia jahat atau tidak, tapi." Amanda Santika menoleh ke etalase toko, "Bolehkah aku merepotkan manajer untuk menyelesaikan transaksi pembelian benih untukku? Ini sudah terlalu lama, dan aku harus segera pulang."Amanda Santika tidak akan mempermasalahkan orang asing yang membuat keributan dengannya.Bang Alex tertegun seolah-olah tidak percaya dengan respon Amanda Santika, tapi dia dengan cepat mengangguk, "Tentu saja!" Dia memeriksa benihnya dan mengerutkan kening saat melihat benih buah Bluberi. "Nona Santika, apakah kamu masih menginginkan benih buah Bluberi?"Amanda Santika menganggukan kepalanya lalu berkata, "Ya. Aku ingin membeli benih itu."Bang Alex mengingatkan, "Nona Santika, Anda mungkin tidak mengetahui hal ini, tetapi tanah pertanian Kabupaten Greenland tidak cocok untuk menanam buah Bluberi. Orang-orang sudah mencobanya di masa lalu. Hasilnya terlalu kecil
Kerumunan itu berhenti dan memandang Amanda Santika dengan bingung. Pak Dahlan adalah pria yang penggembala anak sapi itu, bertanya, "Nona, ada apa?"Amanda Santika tersenyum dan berkata, "Paman, aku hanya ingin tahu tentang apa yang terjadi pada anak sapi itu?" Anak sapi itu seperti menangis dan meminta bantuan kepada Amanda Santika. Dia tidak bisa mengabaikannya meskipun dia bingung bagaimana anak sapi bisa melakukan semua itu.Pak Dahlan adalah orang yang baik hati. Dia berkata, "Saya mempunyai seekor sapi di rumah. Dia adalah induk anak sapi ini. Saya akan membawanya ke rumah jagal hari ini. Anak sapi tersebut telah menimbulkan masalah sejak pagi hari. la menabrak kandang dan akhirnya keluar. Saya takut ia akan melukai orang lain, jadi saya meminta penduduk desa datang untuk membantu saya menangkapnya."Amanda Santika terkejut. Pantas saja anak sapi itu menangis. Induk dari anak sapi itu akan disembelih. Amanda Santika bertanya dengan sopan, "Paman, bolehkah aku tahu mengapa kamu
Pak Lee pergi ke berbagai desa karena pekerjaannya. Semua orang di lima belas desa Kota Greenland mengenal Pak Lee. Pak Lee akrab dengan Pak Abdurrahman dan istrinya.Pak Abdurrahman tersenyum saat melihat Pak Lee, "Pak Lee, hari ini sudah mulai gelap. Apakah Pak Lee masih berkeliling?"Pak Lee tersenyum, "Tidak, aku sedang mengantarkan barang!"Pak Abdurrahman dan Ibu Amanda bingung lalu bertanya, "Apa maksudmu?"Pak Lee tertawa dan menunjuk ke arah Amanda Santika. "Pak Abdurrahman Wahid, itu putrimu, kan? Dia membeli dua ekor sapi di Kabupaten Greenland, dan dia tidak tahu cara menggembalakannya kembali ke sini. Jadi aku menawarkan bantuan untuk mengirim sapinya ke sini," Pak Lee bergerak untuk mengungkap kebenaran.Pak Abdurrahman dan Ibu Amanda terkejut lalu bertanya kembali, "Dua ekor sapi?" Mereka sudah mempunyai mesin bajak mekanis. Mengapa Amanda Santika membeli dua ekor sapi? Mereka akan menanyakan pertanyaan ini pada Amanda Santika nanti.Mereka berjalan ke bagian belakang
Ibu Amanda menghela napas, "Lupakan saja. Kita bisa memelihara anak sapi itu. Tapi, sepertinya induknya akan mati." Dia tidak tahu harus berkata apa lagi.Amanda Santika tersenyum, "Bu, percayalah, induk sapi tua tidak akan mati secepat itu."Ibu Amanda menggelengkan kepalanya tak berdaya dan berkata, "Baik. Karena kamu sudah membelinya, kamu bisa membuat peraturan sendiri.""Terima kasih Ibu!" Amanda Santika mengucapkan terima kasih dengan gembira. Setelah mengobrol sebentar dengan orang tuanya, Amanda Santika kembali ke kamarnya. Amanda Santika mengunci pintu begitu dia sampai di kamarnya. Kemudian, dia memasuki dimensi lain menuju lahan pertanian rahasia. Dia disambut dengan kejutan besar.Beberapa benih yang disemai beberapa waktu lalu sudah berbunga. Kecepatan pertumbuhannya luar biasa. Timun normal membutuhkan setidaknya dua bulan untuk tumbuh dan matang. Namun, di lahan pertanian rahasia ini, hanya butuh dua hari saja. Amanda Santika mempelajarinya dan yakin timun bisa dipane
Ada banyak gudang penyimpanan yang disewakan di sekitar pasar grosir. Namun, Amanda Santika ingin mencari gudang yang tenang, terpencil, dan tidak mencolok. Artinya, lokasinya harus jauh dari pasar grosir.Namun, Amanda Santika tetap mengunjungi pasar tersebut karena banyak pemilik gudang akan memasang pemberitahuan sewa di sana. Amanda Santika berjalan mengelilingi pasar dan memperhatikan gudang yang akan disewakan. Dia mencatat informasi seperti nomor telepon dan alamat pemilik gudang.Amanda Santika mencari gudang yang akan disewakan di setiap jalan dan menyadari tidak ada satu pun yang cocok. Mungkin karena ukurannya terlalu kecil atau terlalu mahal. Beberapa dari gudang yang disewakan terlalu jauh, bahkan sangat terpencil. Beberapa lagi sesuai dengan kebutuhan Amanda Santika, tetapi gudang itu juga disewakan kepada orang lain.Amanda Santika lelah. Dia duduk di sebuah bangku jalan. Saat dia mengeluarkan sebotol air mineral, dia mendengar seseorang berkata, "Nenek, ayo kita sewaka
Setelah Amanda Santika memberi kedua orang tua itu uang sewa setengah tahun, dia merenung dan pergi membeli sepeda listrik roda tiga yang bisa melewati gang-gang kecil. Dia menghabiskan hampir semua uang yang dibawanya. Amanda Santika tidak mengendarai sepeda listrik roda tiga untuk pulang. Dia menyimpannya di rumah sewaan.Setelah itu, Amanda Santika pergi ke toko mainan untuk membeli beberapa mainan untuk Oki dan naik bus pulang ke Desa Padi. Dia tidak menunda jika dia akan ketinggalan bus terakhir. Cukup lama ia mencari gudang dan membeli sepeda listrik roda tiga .Ketika Amanda Santika sampai di Desa Padi, hari sudah gelap. Dia turun dari bus, dan disambut oleh Oki yang secara tiba tiba menerkamnya. Oki melapor kepada Amanda Santika, "Kak Amanda, aku pergi menggembalakan sapi hari ini." Matanya beralih ke seluruh tubuh Amanda Santika hingga tertuju pada tas yang dipegang Amanda Santika. Dia melompat kegirangan dan berkata, "Kak Amanda, apakah itu untukku?"Amanda Santika menepuk
Malam itu, Amanda Santika hendak memasuki dimensi lain ketika ada ketukan di pintunya. Amanda Santika membuka pintu dan melihat ibunya berdiri di luar lalu berkata, "Mama!"Ibu Amanda masuk dan bertanya, "Amanda Santika, kamu bilang temanmu akan mengirim sayuran besok?"Amanda Santika menganggukan kepalanya, "Ya!""Kalau begitu Ibu akan pergi ke Kabupaten Greenland bersamamu besok." Nada suara Ibu Amanda tidak memungkinkan adanya penolakan. Ibu Amanda mengkhawatirkan putrinya. Berjalan-jalan di Kabupaten Greenland adalah satu hal yang cukup riskan. Menjual barang di sana sangat lah berbeda. Dia khawatir Amanda Santika akan pergi sendirian.Amanda Santika tidak punya pilihan selain menganggukan kepalanya dan berkata, "Oke!""Kalau begitu, sebaiknya kamu tidur sekarang. Kamu harus bangun pagi-pagi. Sayuran laku lebih baik di pagi hari. Orang-orang pasti menginginkan sayuran segar!" Saran Ibu Amanda."Baik, Bu. Aku mengerti."“Menjual sayuran? Siapa yang akan membeli sayuran dari kami?”
Saat Amanda Santika sedang memilih sayuran, suara seorang wanita tua terdengar dari luar, “Santika, kamu di sini?”Amanda Santika segera menjawab, “Nenek, aku di sini!”Ibu Amanda melihat seorang wanita tua baik hati dengan gaun bermotif bunga mawar berwarna cerah masuk dengan membawa keranjang sayur.Ibu Amanda menebak bahwa Nenek itu adalah pemilik rumah sewaan. Dia tersenyum dan menyapanya, "Nenek pasti pemiliknya. Halo, aku Amanda Pratiwi, ibu dari gadis ini. Terima kasih telah menjaga Amanda Santika."Wanita tua itu tersenyum dan berkata, "Ibu Amanda, kamu bisa memanggilku Nenek Ipah. Aku sangat menyukai putrimu."Ibu Amanda tersenyum, "Oke, Nenek Ipah."Nenek Ipah berkata, "Kemarin, gadis itu berkata dia akan datang untuk menjual sayuran, jadi aku menunggunya untuk membeli sayuran."Ibu Amanda mengambil keranjangnya dan tersenyum, "Nenek Ipah, kamu tidak perlu datang ke sini secara langsung. Kami dapat mengirimkan sayuran ke rumahmu."Nenek Ipah melambaikan tangannya dan berkata