“Ah... Aku harus mengabaikan ketidaknyamanan di sekujur tubuhku,” gumam Amanda Santika segera meninggalkan kamar hotelnya.
Amanda Santika tahu bahwa kehidupan sulit menantinya di perusahaan.Di kehidupan sebelumnya, pikirannya kosong ketika dia terbangun di hotel. Itu karena dia baru saja tidur dengan seorang pria yang merupakan jebakan dari dua orang brengsek itu. Dia tidak tahu bagaimana hal itu bisa terjadi, tapi dia sangat malu karena tindakannya itu.Ketika Amanda Santika bangun dan melihat darah dan bintik-bintik merah lainnya di tempat tidur, dia diliputi rasa takut, ngeri, dan rasa bersalah yang besar terhadap pacarnya. Dia telah kehilangan kesuciannya, dan ini merupakan pengkhianatan serius terhadap pacarnya.Amanda Santika pingsan di tempat tidur dan mulai menangis sampai teleponnya berdering. Ketika dia melihat nama di telepon, dia menangis semakin keras.“Raiden,” kata Amanda Santika membaca identitas penelepon di ponselnya.Amanda Santika tidak tahu sudah berapa lama berlalu sebelum dia akhirnya meraih telepon dengan tangan gemetar. Pada saat itu, dia rapuh dan membutuhkan kenyamanan. Dia yakin dia bisa mengetahuinya dari pacarnya.Saat dia mengangkat telepon, suara seorang pria terdengar dari ujung sana. Suaranya dipenuhi kekhawatiran dan kecemasan.Raiden bertanya dengan cemas mengkhawatirkan kondisi Amanda Santika, "Amanda, kenapa kamu tidak mengangkat teleponku tadi? Di mana kamu sekarang?"Suara Amanda Santika menjadi sedikit serak basah karena dia menangis tersedu-sedu. Air matanya terus mengalir di matanya. Namun agar Raiden tidak mengkhawatirkan, dia berusaha menyeka air matanya dan memaksakan senyum di wajahnya lalu berkata, "Raiden, aku baik-baik saja!"Tapi Raiden terus bertanya seolah-olah dia bisa merasakan ada sesuatu yang salah dan berkata, "Amanda, kenapa suaramu menjadi sedikit serak? Apakah kamu sedang menangis?"Pertanyaan itu memecahkan bendungan tangisan dalam diri Amanda Santika. Dia menangis lagi sejadi-jadinya. Tidak peduli seberapa keras pacarnya menghiburnya, semua hal itu sekarang tidak ada gunanya.Raiden tidak menutup teleponnya. Setelah beberapa waktu, Amanda Santika mendengar pria itu berkata, "Amanda, apa yang terjadi padamu? Apa pun yang terjadi, aku akan selalu berada di sisimu."Raiden mencoba menghibur Amanda Santika dan Amanda Santika merasa sangat terhibur setelah mendengarnya. Setelah menutup telepon, dia memutuskan untuk putus dengan Raiden.Raiden adalah pria yang terlalu baik, dan dia pantas mendapatkan seseorang yang lebih baik darinya. Raiden tidak boleh terikat dengan gadis yang hancur selama sisa hidupnya.Setelah itu Amanda Santika berkemas, dia meninggalkan kamar hotel dan kembali ke perusahaan untuk bekerja. Dia berencana mengundurkan diri dari pekerjaannya dan kemudian putus dengan Raiden.Lalu dia akan pergi. Namun, Amanda Santika, di kehidupan masa lalunya, mengalami masalah di perusahaan. Memikirkan kembali, Amanda Santika memiliki senyum dingin di wajahnya, tetapi cahaya gelap muncul di matanya yang seperti sangat putus asa.Di kehidupan sebelumnya, dia dijebak. Tapi kali ini, dia telah kembali agar dia tidak melakukan kesalahan yang sama.Saat dia memikirkan apa yang harus dilakukan, telepon Amanda Santika berdering lagi. Matanya berkilat jijik dan benci saat melihat identitas sang penelepon. Ternyata identitas penelepon adalah Raiden.Amanda Santika memikirkannya lalu menjawab panggilan diteleponnya itu."Amanda, kamu dimana sekarang?" tanya Raiden dengan nada yang dipenuhi kekhawatiran."Aku sudah pergi ke departemen tempat kamu bekerja, tetapi karyawan lain bilang kamu belum datang. Apakah terjadi sesuatu?" ucap Raiden menambahkan dan sepertinya sedang menggali informasi tentang Amanda Santika.Mendengar orang munafik itu, Amanda Santika merasakan rasa jijik dan benci kepada Raiden. Dia menahannya dan menarik napas dalam-dalam. Suaranya sangat tenang saat dia berkata, "Aku baik-baik saja, Raiden. Tadi aku bertemu dengan seekor anjing gila. Tapi aku sudah mengusirnya. Aku akan bergegas ke perusahaan sekarang!"Amanda Santika menutup telepon tanpa menunggu jawaban.Raiden memegang telepon dan mengerutkan kening. Dia merasa ada sesuatu yang tidak beres pada diri Amanda Santika.Berdasarkan pemahamannya tentang Amanda Santika, dia tahu bahwa dia akan menangis putus asa setelah mengetahui apa yang terjadi padanya. Dia akan dipenuhi rasa bersalah terhadapnya. Namun setelah Raiden mendengar suara Amanda Santika tadi ditelepon, dari nada suaranya sepertinya dia baik-baik saja.Dengan pemikiran itu, hati Raiden terbakar amarah. Dia mengertakkan gigi dan mengutuk pelan, "Amanda Santika, jadi kamu tidak pernah peduli padaku!"Ini berarti Amanda Santika sedang berleha-leha. Itu akan menjelaskan mengapa dia tidak terpengaruh oleh jebakan yang mereka siapkan untuknya.Wayan, yang duduk di sofa mendengarkan Raiden. Matanya bersinar, dan sudut mulutnya sedikit terangkat. Dia tampak sangat bangga dan sinis.Dia tersenyum dan bertanya, "Lihat wajahmu yang muram. Apa yang terjadi? Apakah pelacur itu menutup teleponmu lagi?"Raiden berkata dengan nada sedikit tinggi, "Bukan itu! Tapi dia bilang dia akan segera sampai di perusahaan."Ketika Wayan mendengar itu, dia tampak bersemangat. Dia berkata sambil tersenyum, "Bagus, itu bagus sekali. Saat perempuan jalang itu sampai di perusahaan, dia akan tahu seperti apa kesalahannya yang telah dia perbuat. Aku perlu berada di sana untuk memastikan jebakan ini berhasil!"Wayan tidak sabar untuk melihat Amanda Santika jatuh ke neraka yang dalam. Ini akan sangat menarik. Wayan mengangkat telepon mahal dan menelepon. Dia memerintahkan seseorang dengan dingin, "Bersiaplah!"Saat dia mengatakan itu, ekspresi Raiden berubah. Tapi dengan cepat kembali normal, dan dia menatap Wayan dengan penuh kasih sayang lagi.Amanda Santika datang ke pintu depan Grup Solusi Sinergi dan berhenti. Ekspresinya menghiraukan setiap yang memandangnya, tapi tatapan matanya sedingin es. Dia mengepalkan tangannya erat-erat dan melihat ke pintu masuk perusahaan.Amanda Santika berkata, "Aku telah sampai di perusahaan brengsek ini. Sepasang brengsek itu mempermalukanku dan menghancurkan kehidupan masa laluku. Tapi kali ini, aku tidak bisa membiarkan mereka mencapai tujuan itu!"Amanda Santika menghirup napas dalam-dalam untuk menenangkan diri. Saat dia hendak memasuki pintu, dia mengerutkan kening dan berbalik. Dia melihat seorang pria duduk di sebuah trotoar jalan.Pria itu memiliki wajah tampan dan sosok berotot. Dia jauh lebih baik dari pacarnya sekarang, Raiden. Tapi terlihat pakaiannya sangat kotor.Amanda Santika memikirkannya dan berjalan mendekat. Dia berkata kepada pria itu, "Mohon maaf, bisakah kamu membantu aku? Setelah semuanya selesai, aku akan memberikanmu sebuah imbalan!"Amanda Santika membujuk pria itu dan berjanji kepadanya untuk memberikan imbalan jika dia berkenan untuk membantunya. Namun, dia akan memastikan uangnya dibelanjakan dengan baik.Maulana memandang wanita yang berjalan mendekat. Dia bingung mendengar apa yang dia katakan. Dia melihat sekeliling dan kemudian menunjuk dirinya sendiri. Dia bertanya dengan bingung, "Nona cantik, Anda sedang berbicara dengan aku?"Amanda Santika menghela napas panjang dengan berkata, "Hah...”Lalu melanjutkan ucapannya, “apakah aku terlihat seperti sedang berbicara sendiri? Hanya kamu yang duduk di sini!"Maulana merasa geli dan berkata di dalam hatinya, “Gadis ini memiliki kepribadian yang menarik. Bahkan saat dia meminta bantuan. Bahkan tidak ada satu pun wanita di Kota ini yang berani berbicara seperti itu kepadaku.”Maulana mengangkat alisnya dan bertanya, "Apakah kamu tahu siapa aku?""Wajahmu itu sangat tampan dan sepertinya aku baru saja mengenalmu, jadi bagaimana aku bisa tahu siapa kamu!" ucap Amanda Santika berhenti lalu berkata, "Aku sangat terdesak sekarang. Ya atau tidak membantuku?"Maulana sangat tercengang mendengar ucapan Amanda Santika. Dia mengangkat bahu dan bertanya, "Baiklah, tapi apa yang bisa aku bantu?"“Anggaplah kamu baru saja melakukan cinta satu malam denganku!”"Apa?" ucap Maulana secara terkejut mendengar ucapan Amanda Santika.Bersambung...Maulana terkejut. Gadis itu mengenakan kacamata model yang menutupi separuh wajahnya. Namun, dia tahu Amanda Santika sangat cantik.Sesaat kemudian, sudut bibir Maulana melengkung, dan dia setuju menganggukan kepalanya dengan berkata, "Baiklah, aku akan membantumu."Maulana menyeka debu dari pakaiannya dan mengikuti gadis itu ke dalam perusahaan Grup Solusi Sinergi. Mereka baru saja melangkah melewati pintu ketika dia mendengar keributan."Hei! Bukankah ini Amanda Santika? Di mana dia menemukan wajah yang pria jelek ini?""Dia melacurkan dirinya sendiri tadi malam, tapi dia datang ke perusahaan seolah-olah tidak terjadi apa- apa. Bagaimana dia akan menghadapi pacarnya Raiden?" hardik salah satu karyawan suruhan Wayan untuk mengintimidasi Amanda Santika. "Benar. Manajer Raiden terlalu baik untuknya. Siapa pun bisa melihatnya. Tapi dia masih belum puas. Dia menjual dirinya kepada pria hidung belang! Dasar pelacur!" hina karyawan gadis dipenuhi rasa cemburu ketika dia mengatakan ini.“P
Lailah Latifah mengincar untuk merendahkan Amanda Santika karena mereka berasal dari sekolah yang sama. Mereka magang di perusahaan yang sama dan diterima di waktu yang bersamaan. Mereka juga menyukai orang yang sama. Artinya kemanapun mereka menjadi pusat perhatian, orang-orang akan membandingkannya. Baik di sekolah atau di perusahaan, tetapi Amanda Santika lebih unggul daripada Lailah Latifah. Inilah mengapa Lailah Latifah sangat membenci Amanda Santika.Namun, alasan utamanya sebenarnya adalah Raiden. Lailah Latifah sangat mencintai Raiden ketika mereka masih di sekolah. Dia bahkan mengaku pada Raiden, tapi sayangnya dia ditolak.Amanda Santika tidak mengetahui hal ini karena dia hanya menatap Raiden dan yang lainnya tidak penting.Di kehidupan sebelumnya, Amanda Santika dijatuhkan harga dirinya oleh Lailah Latifah ketika dia sampai di perusahaan. Kejadian malam sebelumnya sudah mengguncangnya.“Apakah kalian yakin jika wanita yang berada di foto itu adalah diriku?” tanya Amanda S
“Raiden si Brengsek!” pekik Amanda Santika dan semua orang tercengang dengan pilihan kata-kata Amanda Santika.Semua orang tahu bahwa Amanda Santika dan Manajer Raiden adalah berpacaran. Raiden memperlakukan Amanda Santika dengan sangat baik, meskipun Amanda Santika tidak begitu menarik. Hal itu membuat para wanita di perusahaan itu iri dan cemburu. Raiden sangat teliti dalam cara dia menyatakan cintanya pada Amanda Santika.“Kenapa Amanda Santika mengucap hal itu? Bukankah dia bersama Raiden berpacaran?” tanya salah satu karyawan wanita secara berbisik kepada temannya namun tetap terdengar oleh Amanda Santika. “Entah aku juga tidak tahu,” sahut teman karyawan wanita tersebut.Di tempat kerja, Raiden tidak bisa menjaga Amanda Santika di sisinya, jadi dia meminta teman-temannya untuk menjaga Amanda Santika dengan baik. Dia akan dengan sabar mengajarinya jika dia memiliki sesuatu yang dia tidak mengerti.Di luar jam kerja, Raiden juga selalu perhatian pada Amanda Santika. Amanda Santik
Walaupun Raiden dan Wayan menjebak Amanda Santika dengan pria itu, Raiden sangat marah atas pengkhianatan tersebut ketika dia melihat kemerahan di leher Amanda Santika. Raiden sangat marah sampai dia menampar Amanda Santika! Rasanya Amanda Santika benar-benar mengkhianatinya.Kemarahan Raiden menutupi pikiran jernihnya. Telapak tangannya mengayun dengan cepat ke arah pipi Amanda Santika. Maulana secara spontan menghentikan tangan Raiden untuk menampar pipi Amanda Santika yang kedua kalinya. "Siapa kamu?" Raiden bertanya dengan memasang ekspresi marah dan tatapan tajam yang mengintimidasi ketika seorang pria menghentikannya. Dia belum pernah melihat pria itu sebelumnya, jadi Raiden merasa kebingungan melihat wajah Maulana. Setiap orang yang melihat Maulana pasti terpesona karena penampilannya yang menawan dan sikapnya membela wanita yang luar biasa.“Mungkinkah dia adalah klien perusahaan ini?” ucap Raiden di dalam hatinya dan menahan diri untuk tidak melampiaskan rasa marah karena di
Kata-kata Amanda Santika mengejutkan semua orang.Semua orang kebingungan lalu salah satu karyawan berkata, “Apa yang dia maksud dengan itu?”Maulana terkejut lalu berkata di dalam hatinya, "Apakah Raiden yang mengatur agar seorang pria tidur dengan Amanda Santika? Bagaimana mungkin?”Raiden terkejut, dan sedikit kepanikan melintas di benaknya. Ekspresinya tiba-tiba berubah, lalu dia berkata dengan wajah kaku dan keringat dingin mulai bercucuran, "Amanda Santika, omong kosong apa yang kamu bicarakan?"Kemudian wajah Raiden menjadi cerah seolah-olah ada sesuatu yang baru saja memberinya sebuah ide dan berkata, "Kamu mengatakan semua ini karena kamu marah padaku, bukan?"Amanda Santika merasa terhibur dengan kata-kata Raiden yang tidak tahu malu. Alih-alih marah, dia malah tertawa kecil lalu berkata dengan nadanya yang sombong, "Raiden, kamu dan Nona Wayan seharusnya lebih tahu apakah aku berbicara omong kosong atau tidak!"Amanda Santika tidak menunggu jawaban Raiden. Dia berbalik untu
Setelah Amanda Santika mengejutkan semua orang, dia menoleh ke arah Manajer Michael Ace. Dia melanjutkan ucapannya sambil tersenyum dingin, "Manajer Michael Ace, kamu bilang aku menggoda si pria hidung belang itu. Ternyata kamu telah bersekongkol dengannya. Manajer Michael Ace, aku punya bukti bahwa kamu dan si pria hidung belang itu yang menggoda diriku hingga membius aku sampai tak sadarkan diri!"Amanda Santika menyebut Roy Sifet sebagai ‘pria hidung belang’ karena lelaki itu tidak berbeda dengan bajingan yang selalu haus akan wanita.Setelah Raiden dan Michael Ace mendengar ucapan Amanda Santika, alis mereka bergerak ke atas karena tercengang. Namun, Raiden segera tersadar. Dia tampak sangat kecewa dan menuntut, "Amanda Santika, kamu sudah mengaku mengkhianatiku. Apakah kamu belum cukup atas pengakuan itu? Mengapa kamu menyeret orang lain, seperti Manajer Michael Ace yang tidak bersalah ke dalam masalah ini?” “Memang kamulah penyebab kerusuhan ini, Raiden,” Tepis Amanda Santika s
Wayan sangat geram dan marah ketika dia diinterogasi oleh seorang polisi. Dia menggeram, "Arrgh.... Amanda Santika, aku akan balik menuntutmu karena fitnah dan pencemaran nama baikku!"Wayan tidak menyangka keadaan akan menjadi seperti ini. Itu sepenuhnya di luar rencana mereka.Raiden juga menambahkan, "Amanda Santika, apa yang kamu tuduhkan adalah tidak benar. Ini hanya kesalahpahaman saja!" Tidak seorang pun boleh tahu tentang hubungan rahasia Raiden dengan Wayan meskipun mereka akan bertunangan. Mereka tidak dapat mengungkapkan hubungan mereka sebelum Amanda Santika ditangani karena akan merusak reputasi Wayan dan Raiden.Raiden ingin mempertahankan nama baiknya sebagai pria sempurna. Dia tidak bisa membiarkan hal ini mencoreng citra baiknya.Amanda Santika mendengarkan pertengkaran mereka, dan sudut bibirnya melengkung lalu berkata, "Kalau begitu, apa alasan kamu menyuruh orang lain untuk membiusku? Menjodohkanku dengan pria jelek itu lalu aku diperkosa olehnya? Apa yang kamu dap
Saat Tuan Muda Maulana menyadari bahwa Wayan telah mengenalinya, hal pertama yang dia lakukan adalah menoleh ke arah Amanda Santika. Dia ingin tahu bagaimana reaksi gadis itu ketika dia mengetahui bahwa dia adalah Tuan Muda Maulana yang terkenal sebagai pengusaha sukses di kota ini.“Aku ingin tahu apa ekspresi wanita ini ketika dia tahu siapa aku sebenarnya,” ucap Maulana di dalam hatinya sambil melirik ke arah Amanda Santika dan menunggu responnya. Hasilnya cukup mengecewakannya, Amanda Santika hanya menatapnya dengan tatapan kebingungan.Orang biasa yang tidak memiliki latar belakang penting apa pun seperti Amanda Santika tidak tahu apa-apa tentang orang-orang konglomerat kelas atas di kota ini. Amanda Santika hanya memandang Maulana dengan ekspresi kebingungan seperti tidak percaya. Lalu dia berbalik untuk melihat Wayan sebelum kembali ke Maulana.Tuan Muda Maulana mengerutkan bibirnya dan memperlihatkan senyuman jahat ke arah Wayan lalu berkata, "Nona Wayan, apakah kamu ingin me
"Oi, apakah kalian memperhatikan bahwa tomat Abdul Rozak tiba-tiba tumbuh begitu cepat dan baik?" Setiap orang yang melewati ladang tomat Abdul Rozak pasti akan terkejut ketika melihat tomat yang unggul dan bulat seperti lentera merah. "Iya, aku juga menyadarinya. Aneh. Meski sebelumnya tomatnya tidak cukup baik, tapi sekarang sesempurna ini. Lihat, batang tomatnya sebesar pohon. Buahnya besar dan bulat." "Keluarga mereka selalu mendapatkan panen tomat yang bagus. Beberapa restoran di Kota Greenland dan Kabupaten Greenland memesan tomat dari mereka." "Benar, kalau tidak, mereka tidak akan menanam tomat setiap tahun! Tapi panen terbaru ini sungguh luar biasa. Melihat tomat-tomat itu membuat mulutku berair." Seorang penduduk desa mengulurkan tangan untuk mengambil tomat. "Aku akan mengambil satu untuk dicicipi!" "Oi, sedang apa kalian?" Nani Suryani pergi untuk memeriksa ladang tomat ketika dia melihat kerumunan orang di sana. Dia juga memperhatikan seseorang memetik tomatnya.
Pagi itu, Abdurrahman Wahid menerima kabar dari kepala desa bahwa sebagian besar penduduk desa bersedia menyewa tanah mereka di belakang gunung. Namun, mereka ingin tahu bagaimana cara menghitung biaya sewanya. Sebagian kecil tidak memberikan jawaban konkret. Sejumlah keluarga langsung menolak. Mereka lebih memilih membiarkan tanahnya membusuk daripada menyewakannya kepada keluarga Abdurrahman Wahid. Oleh karena itu, Abdurrahman Wahid dan Amanda Santika memutuskan untuk pergi ke rumah kepala desa untuk mengetahui detailnya dan membuat rencana. Abdurrahman Wahid menyerahkan sebungkus rokok kepada kepala desa dan bertanya, "Kepala desa, apa yang dikatakan penduduk desa?" Kepala desa mengambil rokok dan sedikit mengernyit, "Abdurrahman, Amanda Santika, sebagian besar penduduk desa bersedia menyewa. Tanah di sana berpasir. Kalian bisa menanam kacang tanah, ubi jalar, atau buah naga, tetapi lahannya jauh dari desa. Jika biaya sewanya masuk akal, kamu akan menyelamatkan mereka dari
Nanang Avianto dan teman-temannya mengikuti sekelompok anak-anak itu ke gunung. Sepanjang perjalanan, mereka kembali diperlihatkan betapa pintarnya Si Cokelat Kecil dan Si Cokelat Besar. Mereka tidak memakan apa pun yang ditanam penduduk desa, dan mereka hanya merumput di pinggir jalan.Oki Fahmi mengantar Si Cokelat Kecil dan Si Cokelat Besar ke pegunungan.Nanang Avianto dan kedua temannya menemukan lebih banyak hal menarik ketika mereka sampai di pegunungan. Mereka menemukan sarang burung di pohon, buah beri liar, dan jamur gunung."Jamur apa ini? Indah sekali!" Nanang Avianto memperhatikan jamur berwarna merah cerah. "Ini seperti batu merah delima. Bolehkah aku memakannya?"Oki Fahmi memutar matanya lalu berkata, "Jika kamu ingin mati, maka kamu bisa memakannya!" Mata mudanya dipenuhi dengan rasa jijik, "Tidakkah kamu tahu bahwa semakin berwarna jamur, semakin beracun jamur tersebut? Apakah kamu benar-benar teman sekelas Kak Salman Alfarisi? B
Ketiganya berkonflik saat melihat tomat mereka yang ditolak oleh seekor sapi. Anak sapi itu tidak mau memakan tomatnya, dan mereka tidak bisa membuangnya. Jadi siapa yang akan memakannya? Mereka sangat terpukul. Nanang Avianto tiba-tiba berseru, “Tunggu, tunggu. Apakah anak sapi itu memutar matanya ke arah kita? Apakah kamu melihatnya?” Selain Amanda Santika, semua orang menoleh ke arah Si Cokelat Kecil. “Ya. Kamu kali ini benar, Nanang. Anak sapi itu memutar matanya dengan jijik ke arah kamu!” Bambang tersentak, “Apakah dia sejenis anak sapi ajaib yang dimiliki oleh Kak Amanda Santika?” Syarif tertawa, “Apakah kita berada di dunia khayalan?” Kemudian, dia menoleh ke arah Amanda Santika dan memuji, “Kak Amanda Santika, Si Cokelat Kecil sangat pintar!” Oki Fahmi dan anak-anak lainnya mengikuti mereka. Pada saat itu, Oki Fahmi berkata, “Itu bukan apa-apa. Si Cokelat Kecil adalah pahlawan yang menyelamatkan induknya, ketika induknya dimasukkan ke rumah jagal Si Cokelat Kecil mena
Oki Fahmi berjalan keluar dengan kepala menunduk dan mengaku demi keringanan hukuman, lalu berkata, "Kak Amanda Santika, maafkan aku. Aku terlalu main-main bersama teman-teman dan lupa mengawasi Si Cokelat. Aku membiarkan dia makan tomat di kebun milik Paman Abdul Rozak." Salman Alfarisi menambahkan penjelasannya, "Kak, Si Cokelat Kecil sudah makan tomat dan kecambah tomat Paman Abdul Rozak." Amanda Santika segera memahami segalanya. Dia berjalan menuju Abdul Rozak lalu berkata, "Paman Abdul Rozak, karena sapiku telah memakan sayuran dan buah-buahan milik Paman, maka aku harus memberikan ganti rugi kepada Paman." Abdul Rozak tersenyum, "Ini hanya beberapa buah-buahan dan kecambah. Tidak perlu ganti rugi. Tapi..." Dia melirik ke arah Oki Fahmi, "Anak itu telah gagal sebagai penggembala sapi. Syukurlah, Si Cokelat Kecil memakan tomat di kebunku. Jika dia telah menerobos masuk ke rumah penduduk desa lain, mereka mungkin tidak akan begitu memaafkan." Amanda Santika langsung menger
Nama panjang Oki adalah Oki Fahmi, anak kecil yang menggembalakan kedua sapi milik Amanda Santika. Oki Fahmi menundukkan kepalanya dan mengikuti di belakang Paman Abdul Rozak. Paman Abdul Rozak memegang seekor anak sapi di tangannya. Oki Fahmi memohon, “Paman Abdul Rozak, bisakah kita tidak pergi ke rumah bibiku? Aku berjanji akan mengawasi Si Cokelat mulai sekarang! Aku tidak akan membiarkan dia melakukan ini lagi!” Si Cokelat adalah nama yang diberikan Oki Fahmi pada anak sapi itu. Oki Fahmi merasa frustrasi. Si Cokelat biasanya sangat patuh. Dia tahu apa yang boleh dimakan dan apa yang tidak boleh dimakan. Namun, ketika Oki Fahmi sedang pergi berburu sarang burung bersama teman-temannya, Si Cokelat mengunyah sebidang bibit muda. Dan dia tertangkap basah. Jantung Oki Fahmi berdebar kencang. Dia malu menghadapi Amanda Santika. Dia telah mengecewakannya. Dia takut sepupunya tidak mengizinkannya menggembalakan sapi lagi. Kemudian, dia akan kembali menerima pukulan dari ayahnya.
Keesokan paginya, Pak Abdurrahman pergi mencari kepala desa. Nama kepala desanya adalah Abu Bakar. Dia tinggal di sebuah bangunan megah dua lantai di tengah-tengah desa. Ketika Abu Bakar melihat Pak Abdurrahman, dia tersenyum dan berkata, "Pak Abdurrahman, jarang sekali kamu datang menemuiku. Apa yang tujuan kamu menemui aku?" Pak Abdurrahman tersenyum dan berkata, "Pak Abu Bakar, saya perlu bicarakan sesuatu dengan kamu." Abu Bakar selalu senang melihat keluarga Pak Abdurrahman karena Amanda Santika telah mengharumkan nama Desa Padi dengan menjadi pencetak prestasi terbaik di desanya. Abu Bakar dipuji oleh para pemimpin kota dan kabupaten Greenland. Abu Bakar tersenyum dan berkata, " Mari masuk dan duduk di dalam rumahku!" Setelah memasuki rumah Abu Bakar, Pak Abdurrahman langsung berkata, "Pak Abu Bakar, putriku Amanda Santika ingin menyewa beberapa bidang tanah di belakang gunung. Pak Abu Bakar, dapatkah kamu membantu saya menanyakan, apakah penduduk desa bersedia menyewakan
“Bibi, biarkan aku, Bambang dan Syarif membersihkan meja dan piring ini,” kata Nanang Avianto menawarkan jasanya. “Terima kasih, anak-anak baik. Bibi merasa terbantu dengan kehadiran kalian,” balas Ibu Amanda dengan bahagia. Teman-teman Salman Alfarisi membagi tugas mereka, ada yang membereskan meja dan ada juga yang mencuci piring. Setelah ketiga siswa disuruh bersih-bersih, Amanda Santika berdiri dan berkata, “Kita perlu mengadakan pertemuan keluarga.” Ayah dan Ibu Amanda mengangguk. Salman Alfarisi mengantar teman-temannya ke kamarnya. Teman-temannya penasaran dengan ‘pertemuan keluarga’ ini, tapi mereka tahu itu terlalu tidak sopan jika ikut campur. Mereka menyadari bahwa mereka cukup iri pada Salman Alfarisi. Di asrama, Salman Alfarisi berasal dari keluarga termiskin. Namun, setelah tinggal bersama Keluarga Amanda, mereka menyadari bahwa Salman Alfarisi adalah yang paling bahagia di antara mereka. Bagi ketiga teman Salman Alfarisi, ibu mereka sibuk bersosialisasi dengan ora
Ketiga teman Salman Alfarisi itu dikejutkan dengan berbagai hidangan lezat yang dihidangkan di atas meja. Semua hidangan yang dimasak oleh Keluarga Amanda tampak seperti makanan rumahan biasa. Ketiga teman Salman Alfarisi berasal dari latar belakang keluarga yang kuat, dan mereka sering mengunjungi hotel bintang lima di Kabupaten Greenland. Namun, tak satu pun makanan yang memiliki aroma yang sangat lezat jika dibandingkan dengan hidangan sederhana di atas meja. Mereka tidak menyangka masakan sayur sederhana bisa begitu sangat harum, hingga membuat mereka mengeluarkan air liurnya. Aromanya yang menyegarkan nafsu makan mereka, dan juga membuat mereka merasa sangat lapar. Nanang Avianto melihat masakannya dan berkata dengan serius, "Kak Amanda Santika, bau hidangan ini sangat enak sekali. Sepertinya kakak pandai memasak!" Kemudian, Nanang Avianto menoleh ke arah Salman Alfarisi, yang baru saja tiba. Dia berteriak, "Salman Alfarisi, kamu sangat beruntung karena kakak kita dan ibu