Beranda / Pernikahan / Pesona Tuan Argantara / Bab 17 : Panggilan baru dari Rania

Share

Bab 17 : Panggilan baru dari Rania

Penulis: Fitry Pit
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56
"Cepat lah Bella. Kenapa lama banget sih!" Kesal Rania menunggu ku di mobil.

Seperti yang di katakan om Arga sebelum nya. Begitu jam sekolah usai, kami pulang ke rumah lebih dulu. Dan sekarang, baru lah kamu ingin berbelanja.

"Tara!" begitu masuk ke mobil, aku segera mengeluarkan black card yang di berikan om Arga tadi pagi, dan menunjuk kan nya pada Rania.

"Dapat dari mana?" tanya Rania memperhatikan black card di tangan ku.

"Pemberian dari pak su," jawab ku menyombongkan diri.

"Papa yang kasih?" tanya nya lagi.

"Iya lah! Aku kan istrinya sekarang. Kata om Arga, ini merupakan nafkah dari nya," jawab ku.

"Nafkah lahir?" Aku mengangguk sebagai jawaban.

"Kalau nafkah batin?" tanya nya lagi, membuat aku seketika melotot ke arah nya.

"Jangan nanya yang aneh-aneh Rania,"

"Lah? Emang nya pertanyaan ku salah," tanya Rania.

"Baik lah, kau tidak pernah salah Rania. Kau selalu benar," ucap ku akhirnya.

"Ngomong-ngomong ya, Bell. Mulai sekarang aku harus manggil kamu apa y
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Pesona Tuan Argantara   Bab 18 : Kamu cantik!

    Sebelum keluar kamar, aku kembali mematut diri ini di depan cermin. Memindai kembali penampilan ku, dari atas sampai bawah. "Bismillah, semoga istiqamah ya Allah," yakin ku pada diri sendiri. Dengan langkah mantap, aku mulai melangkah kan kaki keluar kamar. Om Arga dan Rania pasti menunggu ku di meja makan. "Bunda kenapa belum turun, pa?" tanya Rania yang bisa aku dengar. Sepertinya dia benar-benar membiasakan diri memanggil aku bunda. Meski terkadang terdengar lucu, hehehe. "Mungkin sebentar lagi," jawab om Arga. "Pagi semua," sapa ku begitu tiba di meja makan. Membuat kedua orang itu sontak menatap ke arah ku. Om Arga dan Rania menatap diam pada ku. Mungkin penampilan ku pagi ini membuat mereka terkejut. "Kenapa? Apa penampilan ku terlihat aneh?" tanya ku. "Tidak! Bunda terlihat sangat cantik,". balas Rania, membuat ku tersenyum. Aku melirik ke arah ke arah om Arga yang masih terpaku menatap ku. "A-ada apa, om?" tatapan nya membuat ku kurang percaya diri. "Kamu

  • Pesona Tuan Argantara   Bab 19 : Cerita masa lalu

    "Maaf, jika pertanyaan ku membuat kamu tersinggung! Kalau kau tidak ingin menjawab nya tidak masalah," ucap ku merasa tidak enak. Apalagi aku melihat raut wajah Rania tiba-tiba saja berubah, setelah mendengar pertanyaan yang aku lontar kan tadi. "Tidak! Aku akan menjawab nya. Lagi pula bunda pasti penasaran kan? Tapi ini adalah sebuah aib besar. Aku harap setelah mendengar nya, bunda tidak akan menilai buruk papa," jawab Rania kemudian. Aku mengangguk, meski sebenar nya aku merasa was-was. Aib besar seperti apakah yang Rania maksud. Rahasia besar apakah yang tidak pernah di cerita kan Rania padaku. Rasa penasaran ku semakin besar.Aku penasaran tentang ibu nya Rania. Seperti apakah wanita itu? Meski tidak tau wajah nya, karena tidak ada satu pun foto tentang ibunya Rania di sini.Tapi aku penasaran, bagaimana hubungan nya dengan Rania maupun om Arga dulu? Dan alasan apakah yang membuat wanita itu pergi meninggalkan pria sesempurna om Arga. Apa kekurangan om Arga hingga membuat wani

  • Pesona Tuan Argantara   Bab 20 : Rezeki anak

    Aku memperhatikan setiap gerak-gerik om Arga, mulai dari dia keluar dari kamar mandi. Lalu mengambil baju Koko yang sudah aku siapkan dan memakai nya. Om Arga ingin pergi shalat berjamaah di mesjid. Aku yang masih duduk di sofa, tidak mengalihkan pandangan ku dari nya. Cerita yang tadi siang di cerita kan Rania, masih terbayang dalam ingatan ku. Sulit untuk aku percaya jika masa lalu kelam itu adalah milik om Arga, suami ku. Ternyata di balik sempurna nya seseorang pasti mempunyai masa lalu yang buruk. Di balik baik nya seseorang pasti ada noda hitam yang pernah dia ciptakan dalam hidup nya. Tapi aku harap masa lalu buruk itu bisa dia jadi kan pelajaran untuk menjadi lebih baik ke depan nya. "Kenapa terus menatap ku dari tadi?" tanya om Arga, begitu dia menyadari aku menatap nya dari tadi. "Tidak ada!" balas ku singkat. "Apa ada masalah?" tanya nya lagi, tapi aku hanya menggeleng. "Jika ada sesuatu yang mengganjal dalam hati mu, cerita kan! Jangan memendam nya sendiri," se

  • Pesona Tuan Argantara   Bab 21 Kemarahan Rania

    'Apa yang terjadi?' batin ku merasa bingung. Aku ingin bangkit dari kursi, tapi sesuatu yang lengket seolah menempel pada bagian belakang rok sekolah yang aku kenakan. "Ada apa, Bell?" Tanya Rania, melihat aku yang tidak kunjung bangkit, padahal sudah waktu nya jam istirahat. "Aku tidak tau, Rania! Aku tidak bisa bangkit, seolah ada sesuatu yang menempel di rok ku," adu ku pada nya. "Memang nya apa?" Aku hanya menggeleng sebagai jawaban. Rania lantas menghampiri ku dan memegang tangan ku. "Ayo?" ucap nya menarik tangan ku. Srek! Bunyi kain robek itu seketika terdengar di telinga ku. Aku segera menoleh, dan terkejut saat menyadari jika suara itu berasal dari rok yang aku kenakan. Rasa nya aku ingin menangis saat aku sadar jika seseorang sudah mengerjai ku. Entah siapa yang melakukan itu! Dia menaruh lem di bangku yang aku duduki. Tindakan nya itu benar-benar keterlaluan. "Bunda!" lirih Rania begitu menyadari jika rok ku sedikit robek. Tanpa di perintah kan, gadis itu

  • Pesona Tuan Argantara   Bab 22 : Mandi hujan

    Aku yang ingin menikmati tidur siang dengan tenang. Seketika terusik saat Rania memasuki kamar ku dan mengganggu tidur ku. "Apaan sih, Rania? Aku ingin tidur, jangan ganggu aku!" kesal ku saat Rania menarik selimut yang aku kenakan. "Bun, mandi yuk!" ajak nya sambil menarik tangan ku. "Kayak bayi aja, pakek ngajak mandi segala," ejek ku. "Maksud aku mandi hujan," ucap nya lagi memperjelas. Ya, saat ini di luar sedang hujan, dan cuaca nya sangat dingin. Membuat aku ingin membungkus tubuh ku dengan selimut tebal. Tapi Rania justru mengganggu ku. "Nggak mau!" tolak ku mentah-mentah. "Tapi aku ingin mandi hujan," rengek nya padaku. "Mandi di kamar mandi aja. Gunakan shower, pasti rasa nya sama kayak lagi mandi hujan," ucapan ku lagi. "Nggak sama!" "Sama. Sama-sama air nya mancur dari atas," balas ku tertawa. Sementara Rania, wajah nya sudah di tekuk dari tadi. "Ayolah, bunda! Sesekali juga, pasti seru Loh mandi hujan," ucap nya berusaha merayu ku. "Emang nya bunda ngga

  • Pesona Tuan Argantara   Bab 23 : Rania sakit

    "Apa yang kalian lakukan? Apa kalian tidak menyadari sekarang sudah pukul berapa?" tanya sosok itu dingin. Mata nya masih terus menatap tajam ke arah kami. Aku dan Rania mendadak diam, bahkan untuk menatap nya saja rasanya tidak berani. "Rania! Gimana ini?" bisik ku pada Rania. "Pa! Papa udah pulang," sapa Rania menghampiri om Arga. Sepertinya gadis itu ingin bersikap semanis mungkin biar tidak di marahi papa nya. "Sejak kapan papa ada di sini? Kenapa Rania tidak mendengar suara mobil papa?" tanya Rania semakin mendekati om Arga. "Sejak kamu dan Rania asik bermain hujan," balas nya dingin. "Hehehe, papa mau ikutan juga?" aku tercengang mendengar pertanyaan yang Rania lontarkan pada om Arga. Apa gadis itu tidak sadar, jika wajah om Arga sekarang sudah memerah? Apa dia tidak takut mendapatkan amukan om Arga. "Masuk ke dalam!" "Bentar lagi, pa. Nanggung, lagi seru ini," balas Rania. "Masuk sekarang atau tetap di luar sampai besok pagi?" tanya nya kejam. Apa om Arga be

  • Pesona Tuan Argantara   Bab 24 : Di kurung di gudang

    "Sepertinya nanti siang saya tidak bisa jemput kamu, saya ada meeting di kantor. Tapi saya akan menyuruh sopir untuk menjemput kamu," ucap om Arga begitu menghentikan mobilnya di depan gerbang sekolah. "Nggak perlu repot-repot, om. Bella bisa pulang sendiri kok!" seru ku. "Tapi saya tidak ingin terjadi sesuatu sama kamu nanti," "Tidak akan terjadi apa-apa, om. Lagian Bella juga udah gede. Bisa pulang sendiri nanti," balas ku. "Kalau tidak saya suruh Daniel saja yang menjemput kamu, gimana?" tanya om Arga lagi. "Udah di bilang dari tadi nggak usah, kok ngeyel sih, om?" Gemas ku secara refleks mencubit pipinya. "Hehehe, maaf, om. Refleks tadi," Aku merasa tidak enak saat om Arga menatap diam ke arah ku. Apakah dia marah atau tidak, aku tidak mengerti arti tatapan nya itu. "Jadi, kamu tidak ingin di jemput?" Aku kembali menggeleng sebagai jawaban. "Baiklah! Tapi nanti hati-hati pulangnya, ya," peringat om Arga. "Baik suamiku," balas ku mengedipkan mata genit. Membuat om

  • Pesona Tuan Argantara   Bab 25 : Pelan-pelan, om!

    "Bella! Apa kamu ada di dalam," ucap pemilik langkah kaki yang berada di luar gudang itu. "Bella, jawab saya!" teriak nya lagi, mengetuk pintu dengan keras. Mendengar suara yang terdengar tidak asing di telinga ku. Aku berusaha bangkit dan memanggil nya. Dia harus tau jika aku ada di dalam sini. "Om Arga! Tolong Bella," teriak ku lemah. "Bella! Kamu di dalam," tanya om Arga di luar sana. "I-iya, om. Keluar kan Bella dari sini. Bella takut!" balas ku lagi sambil terisak. "Kamu tenang, ya!Sekarang kamu aman, ada saya di sini! Jangan nangis, saya akan mengeluarkan kamu dari sana," ucap om Arga berusaha menenangkan aku dari luar. "Kamu geser ke samping dulu, ya! Saya akan mendobrak pintu nya," aku segera menuruti apa yang om Arga katakan. Dubrak! Om Arga mulai mendobrak pintu menggunakan tubuh nya. Tapi sayang, pada percobaan pertama tidak berhasil. Om Arga kembali mencoba, hingga pada kali ketiga, barulah pintu itu terbuka lebar. "Om Arga," lirih ku. "Bella, kamu ti

Bab terbaru

  • Pesona Tuan Argantara   Bab 50 : Bertemu keluarga baru mama

    POV Arabella"Mas, ini benar rumah nya?" Tanya ku pada mas Arga begitu dia menghentikan mobil nya. Yang di balas anggukan kepala oleh nya.Aku menatap iri pada rumah bercat putih yang ada di depan ku. Bukan karena rumah nya yang begitu besar. Tapi pada sebuah keluarga yang hidup bahagia di dalam sana.Keluarga yang aku rindukan. Tapi tidak pernah terwujud, karena salah satu tiang dari bahagia itu telah pergi. Dan dia memilih tempat lain untuk dia jadikan rumah yang kokoh."Ayo kita turun," ucapan mas Arga menyadarkan aku dari lamunan yang hanya ada di mimpi ku.Aku segera turun dengan mas Arga yang berjalan di sisiku. Begitu tiba di depan pintu, terlihat mama yang menyambut kedatangan kami dengan senyum bahagia."Akhirnya kalian tiba juga, mama pikir kalian tidak jadi datang," ucap mama merangkul ku ke dalam. Aku hanya diam tanpa menolak rangkuman nya.Aku ingin berdamai dengan masa lalu yang terasa menyakitkan itu. Setelah banyak nya nasehat yang mas Arga berikan padaku.Mencoba mem

  • Pesona Tuan Argantara   Bab 49 : Mas, ini benar rumah nya?

    "Gimana penampilan aku, mas,"Tanya Bella begitu aku keluar dari ruang ganti. Untuk sesaat, aku terpaku melihat penampilan Bella yang terlihat saat manis dan anggun di balik gaun berwarna crem yang dia kenakan, juga pasmina nya yang berwarna senada. "Kok bengong sih, mas! Gaun ini terlihat tidak cocok, ya? Padahal ini pilihan kamu sendiri," Ucapan Bella yang bernada sedih, menyadarkan aku dari kekaguman ku. "Cantik!' balas ku singkat. "Bella apa gaun nya ini yang cantik?" Tanya wanita itu lagi. "Gaun nya memang terlihat cantik, tapi akan terlihat lebih cantik ketika kau yang mengenakan nya. Kau terlihat sangat cantik dengan gaun yang kau kenakan ini. Terlihat manis dan anggun," "Udah?" Tanya Bella membuat aku mengernyit bingung. "Apa nya yang sudah?" Balas ku balik bertanya. "Gombalan nya," ucap Bella membuat aku tersenyum. "Sebenarnya Belum. Masih banyak stok yang tersimpan di otak ku," balas ku membuat Bella tercengang. "Ada-ada saja kamu, mas! Aneh tau, nggak? D

  • Pesona Tuan Argantara   Bab 48: my little wife

    "Tuan, ini berkas nya," ucap sekretaris ku menyerah kan berkas yang sebelum nya aku minta."Terimakasih. Kau bisa keluar sekarang," balas ku setelah mengambil berkas yang di berikan sekretaris ku."Baik, tuan. Saya permisi," balas nya lagi segera berlalu dari sana.Aku mulai membuka berkas itu dan membaca nya dengan seksama. Sebelum aku menandatangani nya.Dret... Dret... DretFokus ku tiba-tiba teralihkan saat terdengar nada dering dari ponsel milikku. Aku segera meraih ponselku yang tergeletak di atas meja, dan membaca nama penelpon. Aku tersenyum saat tebakan ku ternyata benar."My little wife," gumam ku membaca nama kontak Bella yang aku simpan di ponselku."Assalamualaikum, mas," ucap salam suara lembut dari seberang sana."Waalaikum salam,""Mas Arga masih di kantor, ya?" "Iya, mungkin sebentar lagi aku pulang. Ada apa, Bella?""Ini, Bella mau nanya, mas. Tadi ada kiriman paket buat Bella, katanya dari mas Arga. Emang nya benar ya, mas?" Tanya Bella dari seberang sana.Karena s

  • Pesona Tuan Argantara   Bab 47 : Undangan makan malam

    "Itu sepertinya Rania. Ada perlu apa dia memanggil," ucap Bella. Aku hanya menggeleng, karena memang tidak bisa menebak apa tujuan Rania mengetuk pintu kamar kami. "Ada apa Rania?" Tanya Bella begitu membuka pintu. "Ada seorang wanita paruh paya di bawah. Dia datang ingin bertemu dengan bunda," balas Rania. "Siapa?" Tanya ku yang menyusul dari belakang Bella. "Rania juga nggak tau, pa! Tapi katanya, dia ibu nya bunda," jawab Rania. "Emang nya benar, Bun?" Tambahnya lagi menatap ke arah Bella. Membuat yang di tatap mendadak diam. "Mungkin itu memang ibu kamu, Bella. Ayo kita temui dia," ajak ku padanya. "Tapi aku tidak mau bertemu dengan nya, mas!" Tolak Bella menatap sendu padaku. Membuat Rania juga menatap bingung ke arahku. Seolah dia menuntut jawaban 'Ada apa dengan Bunda?' Karena perjalan hidup kedua gadisku ini hampir sama. Mereka sama-sama di tinggalkan oleh wanita yang seharus nya memberikan kasih sayang pada mereka. Tapi aku yakin, di balik kepergian ibunya Bel

  • Pesona Tuan Argantara   Bab 47 :

    Dua hari sudah berlalu sejak kedatangan Dania. Sejak saat itu pula aku melihat wajah Bella sudah tidak seceria biasa nya. Dia lebih banyak murung bahkan jarang bicara padaku, kecuali yang di perlukan saja. "Ada apa denganmu?" Tanya ku menatap intens ke arah Bella. "Aku tidak apa-apa, mas. Memang nya ada yang salah dengan ku," tanya nya balik. "Ada," "Perasaan kamu aja mungkin," balas Bella mengalihkan pandangan nya ke arah lain. "Hadap sini, Bella! Jangan menatap ke arah lain," perintahkan ingin menatap kedua matanya. Ingin tau apa yang saat ini di rasakan nya. Bukankah mata tidak bisa berbohong? Apa yang di sembunyikan oleh hati biasanya akan nampak di matanya. Aku menyentuh kedua pipi Bella dengan tanganku, hingga wajah gadis itu menghadap ke arahku. Aku tatap mata nya dengan lembut, mata yang selalu menatap ku penuh cinta selama ini. "Apa yang saat ini kau rasakan?" "Aku merasa deg-degan, mas! Jangan menatap ku seperti itu!" Balas nya polos, membuat aku terkekeh pe

  • Pesona Tuan Argantara   Bab 46 :

    POV Argantara Sudah satu jam lebih aku berusaha memejamkan mataku, berharap rasa kantuk itu segera menyerang ku. Tapi aku tidak kunjung tertidur. Pikiranku masih berkelana kemana-mana. Percakapan ku dengan mantan istriku sebelumnya, Dania. Masih terus tergiang dalam ingatanku. Rasanya aku tidak percaya jika ibuku sanggup melakukan itu. Memang awalnya ibuku kurang setuju saat aku mengutarakan keinginan ku untuk menikah dengan Dania. Dia sempat menentang hubungan kami, apalagi saat itu aku masih sangat muda. Tapi, karena kesalahan fatal yang terjadi antara aku dan Dania, maka ibu tidak ada pilihan lain selain merestui hubungan kami. Setelah kami menikah, aku melihat sikap ibu sangat baik pada Dania. Dia menyayangi dan juga terlihat sangat perhatian pada Dania. Apalagi saat itu Dania sedang mengandung. Ibu bahkan tidak membiarkan Dania melakukan apapun sendiri. Dia benar-benar menyayangi Dania layaknya anak sendiri. Itulah yang aku lihat saat kami masih hidup bersama dulu. Membuat

  • Pesona Tuan Argantara   Bab 44 : Aku masih mencintaimu

    "Ibuku? Apa maksudmu menuduh ibuku?" Tanya mas Arga dengan raut wajah terkejut sekaligus marah.Dia pasti marah mendengar tuduhan yang di lontarkan Tante Rania. Ya, tuduhan! Mas Arga tidak akan mungkin percaya begitu saja kalimat yang keluar dari mulut Tante Dania."Aku tidak menuduh, tapi aku mengatakan fakta yang sebenarnya. Bukan kah itu yang dari tadi ingin kau dengar jawaban nya? Kau ingin tau alasan apa yang membuat ku pergi meninggalkan kalian kan? Dan itulah alasannya! Alasan nya karena ibumu, Arga!" Ucap Tante Dania bangkit dan menyentuh tangan mas Arga. Seraya menunjukkan tatapan sendunya.Deg! Dada ku rasanya bergumuruh hebat melihat Tante Dania dengan lancangnya menyentuh tangan mas Arga. Ingin rasanya aku berlari dan menarik tangan nya agar menjauh dari suamiku.Tapi aku harus menahan diri. Ingin tau apa yang akan mas Arga lakukan. Apakah dia akan merasa marah dengan tindakan Tante Dania? Atau kah dia akan terlihat biasa saja?"Jangan menyentuhku!" Sentak mas Arga menari

  • Pesona Tuan Argantara   Bab 43 : Ibumu!

    "Sebaiknya kau pulang dulu, Dania! Kau bisa datang lain waktu untuk bertemu Rania. Saat ini dia pasti syok dengan kedatanganmu yang tiba-tiba. Karena saat ini Rania merasa hidup nya sudah sempurna tanpa kehadiran ibu kandungnya. Apalagi sudah ada Bella yang hadir di tengah-tengah kami," ucap mas Arga. "Kau datang menemui nya setelah sekian lama. Dan ini adalah kali pertama Rania melihat wajahmu, dia pasti tidak menyangka jika ibu yang telah meninggalkan nya dulu datang karena merindukan nya. Dia masih labil, jadi biarkan dia merasa tenang dulu," tambah mas Arga lagi sedikit menyindir lawan bicaranya "A-apa katamu? Pertama kali? Jadi kamu tidak pernah memperkenalkan aku pada Rania?" Tanya Tante Dania terkejut. "Jangankan memperkenal, aku bahkan sudah membakar habis semua fotomu. Lagi pula untuk apa Rania mengenal ibunya? Jika ibunya sendiri tidak menginginkan nya?" Balas mas Arga tajam. Membuat mata Tante Dania berkaca-kaca. Dan tanpa aba-aba, air mata itu mengalir dengan begitu

  • Pesona Tuan Argantara   Bab 42 : Kau gila!

    "Kau pasti berbohong!" Tuding Tante Dania terkejut. "Aku tidak berbohong, Dania! Aku mengatakan yang sebenarnya. Aku memang sudah menikah! jelas mas Arga. "Tapi aku tidak percaya! Kau pasti bercanda kan, Ar? Kau tidak mungkin sudah menikah," balas Tante Dania lagi yang menolak percaya penjelasan mas Arga. "Aku pria normal, Dania! Aku butuh seorang istri! Aku menginginkan keluarga yang utuh! Begitu pun Rania yang juga membutuhkan seorang ibu," "Kau tidak normal Arga! Kau gila! Bagaimana bisa kau menikahi seorang gadis yang seusia putrinya! Kau menikah dengan seorang gadis yang masih SMA," hardik Tante Dania menggelengkan kepala nya. "Lalu dimana salahnya, Tante? Apa pernikahan kami di larang secara hukum dan agama? Tidak bukan? Bahkan pernikahan kami sah di mata hukum dan di hadapan Allah! Apa saya harus memperlihatkan buku nikah kami sekarang? Barulah Tante akan percaya!" Tegasku dengan berani. "Kau masih sangat muda! Masih kecil! Harusnya kau sekolah yang benar, bukan nya suda

DMCA.com Protection Status