Home / Pernikahan / Pesona Tuan Argantara / Bab 24 : Di kurung di gudang

Share

Bab 24 : Di kurung di gudang

Author: Fitry Pit
last update Last Updated: 2024-10-29 19:42:56

"Sepertinya nanti siang saya tidak bisa jemput kamu, saya ada meeting di kantor. Tapi saya akan menyuruh sopir untuk menjemput kamu," ucap om Arga begitu menghentikan mobilnya di depan gerbang sekolah.

"Nggak perlu repot-repot, om. Bella bisa pulang sendiri kok!" seru ku.

"Tapi saya tidak ingin terjadi sesuatu sama kamu nanti,"

"Tidak akan terjadi apa-apa, om. Lagian Bella juga udah gede. Bisa pulang sendiri nanti," balas ku.

"Kalau tidak saya suruh Daniel saja yang menjemput kamu, gimana?" tanya om Arga lagi.

"Udah di bilang dari tadi nggak usah, kok ngeyel sih, om?" Gemas ku secara refleks mencubit pipinya.

"Hehehe, maaf, om. Refleks tadi," Aku merasa tidak enak saat om Arga menatap diam ke arah ku. Apakah dia marah atau tidak, aku tidak mengerti arti tatapan nya itu.

"Jadi, kamu tidak ingin di jemput?" Aku kembali menggeleng sebagai jawaban.

"Baiklah! Tapi nanti hati-hati pulangnya, ya," peringat om Arga.

"Baik suamiku," balas ku mengedipkan mata genit. Membuat om
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Pesona Tuan Argantara   Bab 25 : Pelan-pelan, om!

    "Bella! Apa kamu ada di dalam," ucap pemilik langkah kaki yang berada di luar gudang itu. "Bella, jawab saya!" teriak nya lagi, mengetuk pintu dengan keras. Mendengar suara yang terdengar tidak asing di telinga ku. Aku berusaha bangkit dan memanggil nya. Dia harus tau jika aku ada di dalam sini. "Om Arga! Tolong Bella," teriak ku lemah. "Bella! Kamu di dalam," tanya om Arga di luar sana. "I-iya, om. Keluar kan Bella dari sini. Bella takut!" balas ku lagi sambil terisak. "Kamu tenang, ya!Sekarang kamu aman, ada saya di sini! Jangan nangis, saya akan mengeluarkan kamu dari sana," ucap om Arga berusaha menenangkan aku dari luar. "Kamu geser ke samping dulu, ya! Saya akan mendobrak pintu nya," aku segera menuruti apa yang om Arga katakan. Dubrak! Om Arga mulai mendobrak pintu menggunakan tubuh nya. Tapi sayang, pada percobaan pertama tidak berhasil. Om Arga kembali mencoba, hingga pada kali ketiga, barulah pintu itu terbuka lebar. "Om Arga," lirih ku. "Bella, kamu ti

  • Pesona Tuan Argantara   Bab 26 : Memahami wanita itu sulit

    Hal yang nampak dalam pandangan ku saat pertama kali membuka mata adalah, wajah tampan om Arga yang masih terlelap di sampingku. Bangun tidur dengan keadaan ku yang berada di pelukan nya, membuat aku bahagia. Apalagi bisa menatap wajah nya saat pertama kali membuka mata. Dengan pelan-pelan, aku berusaha melepaskan tangan nya yang membelit pinggang ku. Aku cukup hati-hati melakukan nya agar dia tidak terbangun. Om Arga pasti kelelahan karena semalam menjaga ku hingga terlelap. "Mau kemana?" Sentak om Arga kembali menarik ku dalam pelukan nya. "Mau siap-siap ke sekolah, om," balas ku kembali berusaha melepas kan pelukan nya. "Jangan di lepas! Biarkan seperti ini sebentar lagi," ucap om Arga kembali membawaku dalam dekapan nya. Aku membiarkan dia melakukan itu, karena aku juga merasa nyaman berada dalam pelukan nya. "Apa kau tau, semalam aku sangat takut saat Rania mengatakan kau belum pulang sekolah. Aku takut terjadi hal-hal yang buruk padamu. Dan ternyata firasat benar," ung

  • Pesona Tuan Argantara   Bab 27 : Ingin di belikan apa?

    "Bella udah nggak papa kok, om?" ucapku setelah om Arga melarang ku untuk pergi sekolah hari ini. "Tapi saya tetap tidak mengizinkan kamu ke sekolah hari ini," tolak om Arga, menurunkan kakinya hingga menyentuh lantai, kemudian bangkit dari tempat tidur. Aku yang tidak terima segera mengikuti langkah kaki om Arga, dan bergelanyut manja di lengan nya. "Om, Bella ke sekolah hari ini, ya?" rengek ku dengan menampilkan wajah puppy eyes. "Tidak boleh," tolak nya. "Jangan gitu dong, om! Bella Bentar lagi ujian, nggak boleh bolos lagi," ucap ku memperingati om Arga, agar dia mengizinkan aku untuk sekolah hari ini. "Tapi kondisi kamu belum sembuh benar, Bella. Apalagi kejadian kemarin pasti membuat kamu ketakukan, kan?" ucap om Arga mencoba memberiku pengertian. "Kemarin Bella memang takut, tapi sekarang tidak lagi. Sekarang Bella udah baik-baik aja kok, om," balas ku melompat-lompat di depan nya agar om Arga percaya jika saat ini kondisi ku sudah membaik. Dan aku tidak terlalu m

  • Pesona Tuan Argantara   Bab 28 : Maaf atas kelancangan istri saya, Presdir!

    Kedatangan aku dan Rania ke sekolah hari ini, menggemparkan seantero sekolah. Bagaimana tidak! Hari ini om Arga juga ikut bersama kami. Katanya ada hal penting yang harus dia selesai kan. Aku tidak mengerti apa maksud dari ucapan nya? Apakah hal penting yang ingin di selesaikan nya adalah tentang kejadian yang menimpa aku kemarin? Jika memang benar, aku tidak tau bagaimana nasib Stella dan kedua teman nya setelah ini. "Eh! Liat deh! Siapa itu? Ganteng banget," "Iya. Btw kenapa dia bareng sama Rania dan Bella," "Gue nggak tau! Mungkin aja itu kakak nya Rania," "Ya ampun! Gue nggak tau kalau Rania punya kakak seganteng itu. Kalau gitu, gue jadi pengen jadi kakak iparnya Rania," "Iya, gue juga mau, dong! Dia terlihat tampan dan gagah. Kayak nya cocok deh sama gue," Bisik-bisik sekelompok siswi itu terdengar sangat jelas di telingaku. Membuat dada ku seketika bergejolak, terbakar rasa cemburu. Aku tidak suka itu. Aku tidak suka ketika ada wanita lain yang mengagumi om Arga,

  • Pesona Tuan Argantara   Bab 29 : Hukuman untuk Stella dan dua temannya

    "Apa maksud kamu, mas? Kenapa memanggil pria ini dengan sebutan Presdir?" tanya nyonya Mahendra pada suaminya. Wanita itu pasti terkejut, terlihat sekali dari raut wajahnya. "Dia adalah bos di tempat aku bekerja. Dan apa yang kau lakukan tadi? Kenapa kau menghinanya?" tanya tuan Mahendra menekan setiap kalimat yang keluar dari mulutnya, sambil menatap tajam sang istri. "Jika sampai aku kehilangan pekerjaan ku gara-gara kejadian ini, maka kau akan menerima akibat," tambah nya lagi. "Ma-maafkan aku, mas! Aku benar-benar tidak tau," balas nyonya Mahendra penuh penyesalan. "Bukan padaku, sekarang minta maaflah pada Presdir. Berani sekali kau menyinggung nya," Kemudian ketiga wanita yang tadinya mendongak angkuh itu, sekarang terlihat menundukkan kepalanya. Sebenarnya yang lebih besar di rasakan oleh ketiga wanita ini, bukan rasa bersalah dan penyesalan atas perbuatan mereka sebelum nya. Melainkan lebih ke rasa takut akan di pecat nya sang suami dari pekerjaan. "Tu-tuan maafkan

  • Pesona Tuan Argantara   Bab 30 : Ma-mas Arga

    Semenjak hari itu, Stella tidak pernah lagi mengusikku. Dia bahkan selalu menghindar ketika tidak sengaja berpapasan dengan ku. Dan hari-hari yang aku lalui pun mulai terasa aman. Karena tidak ada yang berusaha mencari masalah denganku. Pun dengan om Arga yang semakin hari semakin terlihat perhatian padaku. Dia selalu menghubungi ku setiap saat, memastikan apakah aku baik-baik saja. Atau sekedar menanyakan apakah aku sudah pulang sekolah? Dia terkadang juga menyempatkan waktu di tengah kesibukan nya untuk menjemput ku. Membuat ku selalu di landa kebahagiaan setiap saat. Perhatian demi perhatian yang di berikan nya membuat cintaku tumbuh semakin besar untuknya setiap hari. Membuat aku rasanya benar-benar tidak sanggup jika sampai suatu saat takdir akan memisahkan kami. Om Arga benar-benar telah menempati ruang terdalam di hatiku. Ruang yang belum pernah ada satupun yang berhasil memasukinya. Ruang yang hanya tersimpan namanya saja di sana. Apalagi semenjak kami memutuskan untuk

  • Pesona Tuan Argantara   Bab 31 : Apa masih bisa di perbaiki

    "Hufft! Sangat melelahkan," ucap Rania begitu menjatuhkan dirinya di atas sofa. Setelah menempuh perjalanan yang lumayan lama, akhirnya kami tiba di rumah. Memang terasa melelahkan tapi, kebahagian terasa sangat nyata bagiku. Dimana kami menghabiskan waktu bersama, dan hubungan aku dan om Arga juga menjadi begitu dekat. Aku merasa, hubungan kami sudah terlihat seperti suami istri pada umumnya. Perhatian dan perubahan sikap nya yang sangat nyata, adalah hal yang tidak pernah aku bayangkan sebelum nya. Dan om Arga mengatakan akan mempublikasikan pernikahan kami setelah aku lulus nanti. Eh! Maksudku mas Arga, hehehe. Jangan sampai setelah ini aku salah menyebut namanya, atau... "Satu kali kamu memanggil saya dengan sebutan 'om'. Maka satu kali hukuman," kalimat yang di ucapkan om Arga semalam masih terngiang dalam ingatanku. "Oh ya. Memang hukuman nya apa?" balas ku ikut menantang. Cup! "Hukuman nya seperti itu! Atau mungkin lebih dari itu," balas om Arga tenang. Lebih d

  • Pesona Tuan Argantara   Bab 32 : Aku seorang pendosa!

    "Kesalahan terbesar apa yang pernah kau lakukan?" tanya mas Arga. "Mungkin kesalahan terbesar yang pernah Bella lakukan adalan belum bisa membahagiakan papa. Bella sering membantah dengan apa yang papa suruh. Dulu papa selalu mewanti-wanti Bella untuk mengenakan hijab, tapi Bella selalu mengabaikan semua nasehat dan petuahnya," kenang ku dengan apa yang pernah papa ucapkan sebelumnya. "Bella menyesal karena tidak pernah menjadi anak yang baik untuk papa. Bella selalu menjadi beban untuk papa. Itulah sebabnya sekarang Bella berusaha untuk menjadi lebih baik. Bella ingin papa senang melihat perubahan Bella dari atas sana," tambah ku lagi menahan sesak di dada. Apalagi saat aku merasakan kerinduan yang mendalam padanya. Ternyata benar! Rindu yang paling menyakitkan adalah merindukan seseorang yang telah berbeda alam dengan kita. Rindu yang paling menyesakkan adalah saat kau tidak bisa lagi menatap wajahnya untuk melampiaskan rasa rindumu. Jangan kan melihat wajahnya secara nyata, m

Latest chapter

  • Pesona Tuan Argantara   Bab 50 : Bertemu keluarga baru mama

    POV Arabella"Mas, ini benar rumah nya?" Tanya ku pada mas Arga begitu dia menghentikan mobil nya. Yang di balas anggukan kepala oleh nya.Aku menatap iri pada rumah bercat putih yang ada di depan ku. Bukan karena rumah nya yang begitu besar. Tapi pada sebuah keluarga yang hidup bahagia di dalam sana.Keluarga yang aku rindukan. Tapi tidak pernah terwujud, karena salah satu tiang dari bahagia itu telah pergi. Dan dia memilih tempat lain untuk dia jadikan rumah yang kokoh."Ayo kita turun," ucapan mas Arga menyadarkan aku dari lamunan yang hanya ada di mimpi ku.Aku segera turun dengan mas Arga yang berjalan di sisiku. Begitu tiba di depan pintu, terlihat mama yang menyambut kedatangan kami dengan senyum bahagia."Akhirnya kalian tiba juga, mama pikir kalian tidak jadi datang," ucap mama merangkul ku ke dalam. Aku hanya diam tanpa menolak rangkuman nya.Aku ingin berdamai dengan masa lalu yang terasa menyakitkan itu. Setelah banyak nya nasehat yang mas Arga berikan padaku.Mencoba mem

  • Pesona Tuan Argantara   Bab 49 : Mas, ini benar rumah nya?

    "Gimana penampilan aku, mas,"Tanya Bella begitu aku keluar dari ruang ganti. Untuk sesaat, aku terpaku melihat penampilan Bella yang terlihat saat manis dan anggun di balik gaun berwarna crem yang dia kenakan, juga pasmina nya yang berwarna senada. "Kok bengong sih, mas! Gaun ini terlihat tidak cocok, ya? Padahal ini pilihan kamu sendiri," Ucapan Bella yang bernada sedih, menyadarkan aku dari kekaguman ku. "Cantik!' balas ku singkat. "Bella apa gaun nya ini yang cantik?" Tanya wanita itu lagi. "Gaun nya memang terlihat cantik, tapi akan terlihat lebih cantik ketika kau yang mengenakan nya. Kau terlihat sangat cantik dengan gaun yang kau kenakan ini. Terlihat manis dan anggun," "Udah?" Tanya Bella membuat aku mengernyit bingung. "Apa nya yang sudah?" Balas ku balik bertanya. "Gombalan nya," ucap Bella membuat aku tersenyum. "Sebenarnya Belum. Masih banyak stok yang tersimpan di otak ku," balas ku membuat Bella tercengang. "Ada-ada saja kamu, mas! Aneh tau, nggak? D

  • Pesona Tuan Argantara   Bab 48: my little wife

    "Tuan, ini berkas nya," ucap sekretaris ku menyerah kan berkas yang sebelum nya aku minta."Terimakasih. Kau bisa keluar sekarang," balas ku setelah mengambil berkas yang di berikan sekretaris ku."Baik, tuan. Saya permisi," balas nya lagi segera berlalu dari sana.Aku mulai membuka berkas itu dan membaca nya dengan seksama. Sebelum aku menandatangani nya.Dret... Dret... DretFokus ku tiba-tiba teralihkan saat terdengar nada dering dari ponsel milikku. Aku segera meraih ponselku yang tergeletak di atas meja, dan membaca nama penelpon. Aku tersenyum saat tebakan ku ternyata benar."My little wife," gumam ku membaca nama kontak Bella yang aku simpan di ponselku."Assalamualaikum, mas," ucap salam suara lembut dari seberang sana."Waalaikum salam,""Mas Arga masih di kantor, ya?" "Iya, mungkin sebentar lagi aku pulang. Ada apa, Bella?""Ini, Bella mau nanya, mas. Tadi ada kiriman paket buat Bella, katanya dari mas Arga. Emang nya benar ya, mas?" Tanya Bella dari seberang sana.Karena s

  • Pesona Tuan Argantara   Bab 47 : Undangan makan malam

    "Itu sepertinya Rania. Ada perlu apa dia memanggil," ucap Bella. Aku hanya menggeleng, karena memang tidak bisa menebak apa tujuan Rania mengetuk pintu kamar kami. "Ada apa Rania?" Tanya Bella begitu membuka pintu. "Ada seorang wanita paruh paya di bawah. Dia datang ingin bertemu dengan bunda," balas Rania. "Siapa?" Tanya ku yang menyusul dari belakang Bella. "Rania juga nggak tau, pa! Tapi katanya, dia ibu nya bunda," jawab Rania. "Emang nya benar, Bun?" Tambahnya lagi menatap ke arah Bella. Membuat yang di tatap mendadak diam. "Mungkin itu memang ibu kamu, Bella. Ayo kita temui dia," ajak ku padanya. "Tapi aku tidak mau bertemu dengan nya, mas!" Tolak Bella menatap sendu padaku. Membuat Rania juga menatap bingung ke arahku. Seolah dia menuntut jawaban 'Ada apa dengan Bunda?' Karena perjalan hidup kedua gadisku ini hampir sama. Mereka sama-sama di tinggalkan oleh wanita yang seharus nya memberikan kasih sayang pada mereka. Tapi aku yakin, di balik kepergian ibunya Bel

  • Pesona Tuan Argantara   Bab 47 :

    Dua hari sudah berlalu sejak kedatangan Dania. Sejak saat itu pula aku melihat wajah Bella sudah tidak seceria biasa nya. Dia lebih banyak murung bahkan jarang bicara padaku, kecuali yang di perlukan saja. "Ada apa denganmu?" Tanya ku menatap intens ke arah Bella. "Aku tidak apa-apa, mas. Memang nya ada yang salah dengan ku," tanya nya balik. "Ada," "Perasaan kamu aja mungkin," balas Bella mengalihkan pandangan nya ke arah lain. "Hadap sini, Bella! Jangan menatap ke arah lain," perintahkan ingin menatap kedua matanya. Ingin tau apa yang saat ini di rasakan nya. Bukankah mata tidak bisa berbohong? Apa yang di sembunyikan oleh hati biasanya akan nampak di matanya. Aku menyentuh kedua pipi Bella dengan tanganku, hingga wajah gadis itu menghadap ke arahku. Aku tatap mata nya dengan lembut, mata yang selalu menatap ku penuh cinta selama ini. "Apa yang saat ini kau rasakan?" "Aku merasa deg-degan, mas! Jangan menatap ku seperti itu!" Balas nya polos, membuat aku terkekeh pe

  • Pesona Tuan Argantara   Bab 46 :

    POV Argantara Sudah satu jam lebih aku berusaha memejamkan mataku, berharap rasa kantuk itu segera menyerang ku. Tapi aku tidak kunjung tertidur. Pikiranku masih berkelana kemana-mana. Percakapan ku dengan mantan istriku sebelumnya, Dania. Masih terus tergiang dalam ingatanku. Rasanya aku tidak percaya jika ibuku sanggup melakukan itu. Memang awalnya ibuku kurang setuju saat aku mengutarakan keinginan ku untuk menikah dengan Dania. Dia sempat menentang hubungan kami, apalagi saat itu aku masih sangat muda. Tapi, karena kesalahan fatal yang terjadi antara aku dan Dania, maka ibu tidak ada pilihan lain selain merestui hubungan kami. Setelah kami menikah, aku melihat sikap ibu sangat baik pada Dania. Dia menyayangi dan juga terlihat sangat perhatian pada Dania. Apalagi saat itu Dania sedang mengandung. Ibu bahkan tidak membiarkan Dania melakukan apapun sendiri. Dia benar-benar menyayangi Dania layaknya anak sendiri. Itulah yang aku lihat saat kami masih hidup bersama dulu. Membuat

  • Pesona Tuan Argantara   Bab 44 : Aku masih mencintaimu

    "Ibuku? Apa maksudmu menuduh ibuku?" Tanya mas Arga dengan raut wajah terkejut sekaligus marah.Dia pasti marah mendengar tuduhan yang di lontarkan Tante Rania. Ya, tuduhan! Mas Arga tidak akan mungkin percaya begitu saja kalimat yang keluar dari mulut Tante Dania."Aku tidak menuduh, tapi aku mengatakan fakta yang sebenarnya. Bukan kah itu yang dari tadi ingin kau dengar jawaban nya? Kau ingin tau alasan apa yang membuat ku pergi meninggalkan kalian kan? Dan itulah alasannya! Alasan nya karena ibumu, Arga!" Ucap Tante Dania bangkit dan menyentuh tangan mas Arga. Seraya menunjukkan tatapan sendunya.Deg! Dada ku rasanya bergumuruh hebat melihat Tante Dania dengan lancangnya menyentuh tangan mas Arga. Ingin rasanya aku berlari dan menarik tangan nya agar menjauh dari suamiku.Tapi aku harus menahan diri. Ingin tau apa yang akan mas Arga lakukan. Apakah dia akan merasa marah dengan tindakan Tante Dania? Atau kah dia akan terlihat biasa saja?"Jangan menyentuhku!" Sentak mas Arga menari

  • Pesona Tuan Argantara   Bab 43 : Ibumu!

    "Sebaiknya kau pulang dulu, Dania! Kau bisa datang lain waktu untuk bertemu Rania. Saat ini dia pasti syok dengan kedatanganmu yang tiba-tiba. Karena saat ini Rania merasa hidup nya sudah sempurna tanpa kehadiran ibu kandungnya. Apalagi sudah ada Bella yang hadir di tengah-tengah kami," ucap mas Arga. "Kau datang menemui nya setelah sekian lama. Dan ini adalah kali pertama Rania melihat wajahmu, dia pasti tidak menyangka jika ibu yang telah meninggalkan nya dulu datang karena merindukan nya. Dia masih labil, jadi biarkan dia merasa tenang dulu," tambah mas Arga lagi sedikit menyindir lawan bicaranya "A-apa katamu? Pertama kali? Jadi kamu tidak pernah memperkenalkan aku pada Rania?" Tanya Tante Dania terkejut. "Jangankan memperkenal, aku bahkan sudah membakar habis semua fotomu. Lagi pula untuk apa Rania mengenal ibunya? Jika ibunya sendiri tidak menginginkan nya?" Balas mas Arga tajam. Membuat mata Tante Dania berkaca-kaca. Dan tanpa aba-aba, air mata itu mengalir dengan begitu

  • Pesona Tuan Argantara   Bab 42 : Kau gila!

    "Kau pasti berbohong!" Tuding Tante Dania terkejut. "Aku tidak berbohong, Dania! Aku mengatakan yang sebenarnya. Aku memang sudah menikah! jelas mas Arga. "Tapi aku tidak percaya! Kau pasti bercanda kan, Ar? Kau tidak mungkin sudah menikah," balas Tante Dania lagi yang menolak percaya penjelasan mas Arga. "Aku pria normal, Dania! Aku butuh seorang istri! Aku menginginkan keluarga yang utuh! Begitu pun Rania yang juga membutuhkan seorang ibu," "Kau tidak normal Arga! Kau gila! Bagaimana bisa kau menikahi seorang gadis yang seusia putrinya! Kau menikah dengan seorang gadis yang masih SMA," hardik Tante Dania menggelengkan kepala nya. "Lalu dimana salahnya, Tante? Apa pernikahan kami di larang secara hukum dan agama? Tidak bukan? Bahkan pernikahan kami sah di mata hukum dan di hadapan Allah! Apa saya harus memperlihatkan buku nikah kami sekarang? Barulah Tante akan percaya!" Tegasku dengan berani. "Kau masih sangat muda! Masih kecil! Harusnya kau sekolah yang benar, bukan nya suda

DMCA.com Protection Status