Setibanya didalam markas, Bianca nampak takjub karena ternyata sangat luas sekali akan tetapi Bianca masih belum sadar juga jika pabrik ini bukanlah pabrik makanan ataupun pabrik kebutuhan pokok yang dia pikirkan selama ini! Saat memasuki ruangan kedua, kedua mata Bianca barulah melonglong ketika dihadapannya terdapat banyak sekali senjata api dan juga alat-alat pembuatannya.
Glek.. “Kenapa banyak sekali pistol? Apa itu pistol sungguhan?” Sejenak Bianca memikirkan tentang pistol-pistol tersebut, tapi yang dia pikirkan itu tidak mungkin pistol-pistol asli melainkan ini merupakan pabrik pistol mainan saja. “Ini semua pasti hanya pistol mainan saja,” gumam Bianca. Sementara dibelakang Bianca, Emanuel sedang berbicara dengan seorang anggotanya sambil sesekali melirik kearah Bianca. “Baik Pak, nanti akan saya tambah satu alat lagi agar bisa memproduksi sesuai permintaan pasar,” ujar salah seorang anggota. “Bagus,” Selesai berbicara dengan orang tersebut, Emanuel kemudian menghampiri Bianca yang sedang mengelus-elus salah satu pistol. “Ikut denganku!” titah Emanuel. “Papa tunggu! Kau memproduksi pistol mainan kah?” Tapi Emanuel malah berjalan meningggalkan Bianca, membuat Bianca buru-buru mengekor dibelakangnya. Tibalah Emanuel didalam ruangan pribadi miliknya, ruangan tersebut cukup luas untuk kenyaman Emanuel selama berada di markas, terdapat satu meja besar dan satu kursi juga sofa ditengah-tengahnya, selain itu juga terdapat satu buah lukisan dimana dibelakang lukisan tersebut terdapat tombol yang akan membuk dinding sebelah kanan ruangan tersebut. Dibalik dinding tersebut terdapat satu buah ranjang lengkap dengan rak-rak wine, lemari es, televisi dan lain-lainnya untuk memenuhi kebutuhan Emanuel selama berada di markas. Bianca pun masih hanya berdiri saja sementara Emanuel sudah duduk santai disofa. “Papa, kenapa kita ke ruangan ini? Disini membosankan, hanya ada sofa dan meja kerja,” “Diamlah didalam ruangan ini dan jangan keluar dari sini!” “Tidak mau! Aku mau berkeliling pabrik milik Papa ini, gedung dibelakang aku belum melihatnya, aku rasa gedung dibelakang juga luas sekali Papa apa dibelakang itu gedung tempat pembuatan mainan lain selain pistol?” Karena pusing dengan bawelnya Bianca yang selalu banyak tanya, Emanuel kemudian berdiri dan mengeluarkan pistol yang selalu dia selipkan dipinggangnya. Ditembakkannya keatas pistol tersebut sebanyak satu kali. “Dor,” “Aaaaaaaaa, i-itu pistol sungguhan?” Bianca sampai menganga dan tidak percaya melihat Emanuel menembak. Karena mendengar suara tembakan para anggota The King khawatir terjadi sesuatu dengan Emanuel didalam ruangannya, mereka pun segera mendekati ruangan tersebut namun belum sempat membuka pintu, Emanuel sudah membuka pintunya. “Aku tidak apa-apa hanya uji coba,” “Baik Pak,” “Nanti minta orang untuk perbaiki plafon ruanganku!” “Baik Pak, secepatnya kami akan memperbaikinya,” Ditutupnya kembali pintu ruangan tersebut, Bianca yang sejak tadi masih berdiri sambil gemetaran menjadi ketakutan ketika Emanuel berjalan mendekat. “Papa, kalau aku nakal Papa tidak akan menembakkan itu padaku kan?” Melihat Bianca ketakutan sampai berkeringat dingin, Emanuel pun malah semakin mendekatinya sementara tubuh Bianca malah mencoba menghindar hingga dirinya terjatuh disofa. “Papa, aku janji tidak akan diam-diam lagi mengikutimu! Aku tidak mau ditembak, aku masih muda dan cantik Papa kalau aku mati bagaiamana?” Emanuel malah tersenyum tipis lalu duduk disamping Bianca.. “Kau sudah mengantuk?” tanya Emanuel. “Aku belum mengantuk! Papa, lalu gedung dibelakang itu pabrik apa?” Tapi seperti biasa Emanuel tidak akan menjawab pertanyaan Bianca, salah-salah jika Emanuel memberitahu pabrik apa dibelakang sana Bianca akan semakin tremor karena pabrik dibelakang sana merupakan pabrik pembuatan narkoba. “Besok pagi aku akan mengantarmu pulang ke rumah!” kata Emanuel. “Iya Papa, ta-tapi bisakah kau tidak usah membawa pistol?” Emanuel pun tidak lagi menjawab, dia lantas menuju lemari es untuk mengambil dua kaleng minuman berwarna! Padahal jika sedang bersantai begini Emanuel biasanya meminum wine favoritnya tapi karena ada Bianca terpaksa dia mengambil minuman kaleng. Diletakkannya satu minuman kaleng tersebut, sementara yang satunya langsung dibuka oleh Emanuel! Saat Bianca hendak mengambil minuman yang ada dimeja Emanuel justru menyodorkan minuman kaleng dari tangannya yang sudah dibuka lebih dulu. Bianca pun tersenyum mendapatkan perhatian kecil seperti ini dari Emanuel, diraihnya kaleng minuman itu sambil tersenyum. “Terimakasih Papa,” Semakin lama memandangi Emanuel, Bianca semakin merasakan ketertarikan yang berlebih terhadap Emanuel. Dalam hati Bianca sebenarnya sangat bergejolak, mana mungkin dia bisa menyukai Papanya sendiri, Bianca pun selalu mencoba meredam rasa ketertarikannya pada Emanuel yang diluar kewajaran tersebut. Tapi semakin lama berada didekat Emanuel, perasaan tidak wajar yang Bianca rasakan justru semakin dalam! Melihat bibir Emanuel, Bianca merasa ingin sekali merasakannya, melihat tubuh kekar Emanuel, Bianca juga ingin sekali merasakannya dan melihat wajah tampan Emanuel membuatnya hampir gila. Alam bawah sadar Bianca membuat satu tangannya kini mulai berani mendekati wajah Emanuel, semakin dekat jari-jari tangan Bianca dengan bibir milik Emanuel, hal itu membuat Emanuel keheranan dengan sikap Bianca saat ini. Tatapan kedua mata Bianca juga sangat dalam dan sayu, hingga akhirnya jari jemari Bianca berhasil menyentuh bibir bagian bawah Emanuel. Mendapat sentuhan dari Bianca, Emanuel pun sempat terdiam namun akhirnya Emanuel buru-buru menepis tangan Bianca. “Ma-maaf Papa, tadi ada sisa minuman di bibirmu!” kata Bianca, jelas itu merupakan sebuah kebohongan. Tanpa berbicara apapun lagi Emanuel menghindari Bianca dia berjalan kearah lukisan dan menekan tombol dibelakang lukisan itu, sontak saja ruangan rahasia tempat Emanuel beristirahat itu terbuka. Bianca pun terkejut karena yang semula dia kira itu dinding ternyata pintu rahasia, Bianca pun menghampiri Emanuel dan mengikuti Emanuel masuk kedalam ruangan tersebut. “Wah, ada kamar disini? Apakah ini tempat rahasia Papa?” “Kau bisa tidur disini,” “Papa juga akan tidur disini kan bersamaku?” Bianca langsung memeluk erat tubuh Emanuel membuat Emanuel belum sempat menghindar darinya! “Papa, aku mau tidur dengan Papa! Sejak kecil Papa tidak pernah mengunjungiku, sekarang Papa sudah sering mengunjungiku jadi Papa harus tebus dosa-dosa Papa padaku,” “Dosa?” “Hmm, Papa harus mengajak aku jalan-jalan bersama, Papa harus membacakan dongeng saat aku mau tidur dan Papa harus terus bersamaku,” Diraihnya tangan Emanuel oleh Bianca lalu dibawanya Emanuel keatas ranjang mewah tersebut! Bianca langsung tidur terlentang sementara Emanuel masih duduk ditepi ranjang. “Papa, ayo bacakan dongeng sampai aku tidur!” Mafia mana yang mau membacakan sebuah dongeng seperti ini? Emanuel pun sangat tidak mau melakukannya, tapi Bianca kembali memeluk erat tubuhnya. Disaat memeluk tubuh kekar Emanuel, tubuh Bianca semakin bereaksi aneh! Bianca merasakan getaran dalam tubuhnya, sesuatu yang sangat dia inginkan muncul dalam benak Bianca, tubuh penuh otot Emanuel membuat Bianca semakin kesulitan mengendalikan rasa tidak lazimnya. “Papa tubuhmu kekar sekali, apa Papa sangat rajin berolahraga?” satu tangan Bianca meraba bagian perut Emanuel. Tapi Emanuel langsung menahan tangan Bianca agar tidak lagi meraba-raba otot-otot perutnya, Bianca pun menatap lekat-lekat Emanuel. Tapi Emanuel semakin menghindar dengan langsung melepaskan pelukan Bianca lalu bangun dari ranjang tersebut. “Papa, ada apa?” Emanuel langsung pergi meninggalkan kamar rahasia itu, sementara Bianca hanya bisa menatap punggung belakang Emanuel. “Kenapa aku seperti menginginkan Papa?” Dirasakannya oleh Bianca bagian bawahnya itu terasa sangat lembab dan basah, itu merupakan efek tadi memeluk erat tubuh kekar Emanuel. “Kenapa basah sekali? Apa aku sudah tidak waras merasakan horny terhadap Papaku sendiri?” Gumam Bianca. “Ini tidak mungkin, aku tidak boleh menginginkan Papaku sendiri! Ini pasti ada yang salah, aku harus secepatnya berpacaran dengan Lucas supaya perasaan gila ini tidak terus menerus mendesakku!” kata Bianca. Keesokan harinya, ternyata bukan Emanuel sendiri yang akan mengantar Bianca pulang melainkan tiga orang anggota The King yang diminta mengantar Bianca untuk pulang. Setelah selesai sarapan bersama Emanuel, Bianca pun bersiap untuk pulang. “Papa, aku pulang dulu ya! Papa jangan telat makan,” “Mari non,” kara salah seorang anggota The King. “Dah Papa,” Tapi Emanuel malah melengos begitu saja dan tidak melihat Bianca sampai masuk mobil dulu, hal itu membuat Bianca langsung mengerucutkan bibirnya karena kecewa. Mobil itupun berisi empat orang dengan Bianca salah satunya untuk mengantar Bianca sampai di rumah dengan selamat! Sepanjang jalan hanya terdapat padang rumput dan lahan hijau yang sepi, tanpa mereka sadari ada yang sedang mengincar kepulangan Bianca. Musuh dari The King yang telah mendapatkan informasi dari salah seorang pengkhianat, sudah bersiap menjegal mobil tersebut. Sebuah dahan pohon berukuran sedang terhalang ditengah jalan yang membuat mobil tersebut terpaksa berhenti sejenak, salah seorang anggota The king kemudian turun untuk menyingkirkan pohon tersebut. Tapi secara tiba-tiba sebuah tembakan melesat dipunggungnya, Bianca dan kedua anggota The king pun terkejut dengan serangan tiba-tiba ini! Kedua anggota The king langsung mengeluarkan senjata masing-masing sehingga terjadilah baku tembak diantara mereka. “Bagaiamna ini? A-aku harus menelpon Papa,” Bianca kemudian menelpon Emanuel dengan gemetaran karena melihat baku tembak didepan kedua matanya! Emanuel yang melihat handphonenya berdering panggilan dari nomor yang belum dia save tapi Emanuel ingat itu nomor Bianca. “Gadis cerewet,” gumamnya lalu langsung memasukkan handphone kedalam saku celananya. Bianca yang semakin panik karena hanya tersisa satu orang anggota The king yang bertahan, mengirimkan voice note pada Emanuel. “Papa ada yang menyerang kami, aku takut Papa aaaaaaaaa,” “Cepat keluar!” ujar salah seorang musuh. Bianca berteriak diakhir voice notenya karena satu orang musuh langsung menariknya keluar dari mobil, coba saja Bianca bisa mengemudikan mobil sudah pasti dia akan mencoba kabur dengan mobilnya, tapi kenyataannya Bianca selama ini hidup seperti princess yang apa-apa serba dilayani sehingga dirinya tidak pernah belajar mengemudi apalagi belajar ilmu bela diri. Mulut Bianca dibekap oleh sapu tangan yang sudah ditambah obat bius, Bianca pun tidak sadarkan diri lalu dibawa pergi oleh musuh. Beruntungnya meskipun ketiga orang anggota The king terkena tembakan, mereka masih selamat dan langsung masuk kedalam mobil untuk kembali ke markas karena mengejar musuh dalam keadaan ketiganya terluka parah itu tidak mungkin. Salah satu dari mereka pun menghubungi anggota yang ada di markas. “Monitor, tolong beri kami bantuan, nona Bianca diculik!” “Kalian dimana?” “Tidak jauh dari peternakan sapi! Nona masih belum jauh,” “Kami akan ambil alih!” Setelah mendapat kabar dari ketiga orang anggota yang terluka, salah seorang segera menghadap Emanuel untuk memberitahunya. “Permisi Pak,” Emanuel yang sedang berada didalam pabrik pembuatan narkoba kemudian merespon. “Ada apa?” “Nona Bianca diculik dalam perjalanan, tiga orang anggota terluka parah jadi mereka tidak bisa mengejar musuh!” Deg… Mendengar Bianca diculik padahal tadi jelas Bianca menelpon dirinya, Emanuel langsung merogoh handphone miliknya dan mendapatkan pesan suara dari Bianca, diputarnya pesan suara itu. “Cepat siapkan mobil!” kata Emanuel. Antara menyesal karena tadi mengabaikan telepon dari Bianca, dan khawatir jika sampai Bianca terluka apalagi mati. Belasan mobil langsung disiapkan untuk menyusul mobil yang menculik Bianca, bahkan Emanuel turut ikut langsung untuk menyelamatkan Bianca. Belasan mobil itu memacu kendaraan mereka dengan kecepatan tinggi, didalam perjalanan Emanuel berpikir darimana musuh tau jika Bianca pulang dari markas? Itu artinya musuh tau ketika Bianca ikut ke markas, ini jelas sebuah pengkhianatan. Emanuel mengepalkan kedua tangannya, rahang wajahnya mengeras dan terlihat wajahnya memerah karena benar-benar murka saat ini. “Pak, pasti ada pengkhianat yang menginformasikan tentang nona pada musuh,” ujar salah seorang anggota yang satu mobil dengan Emanuel. “Aku tau,” “Tapi tidak mungkin itu salah satu dari anggota Pak, mereka tidak mungkin berani melakukan hal ini!” “Aku akan merebus kepala si pengkhianat itu!” ujar Emanuel. Bagi Emanuel tidak ada yang sulit apalagi hanya untuk mencari pengkhianat dalam lingkungannya, Emanuel lantas menghubungi orang kepercayaannya yang masih stay di markas untuk mencari tahu pengkhianat itu! Semua data dari anggota dan pekerja di markas harus diteliti satu persatu untuk melihat potensi orang yang berani berkhianat.Anggota The King yang sudah berhasil menemukan titik lokasi dari sinyal handphone milik Bianca, memimpin perjalanan untuk menuju lokasi!Sesampainya di sebuah markas yang merupakan markas mafia lain, group mafia bernama red wolf dengan ketua mereka adalah Alfaro, usianya jauh lebih tua dibandingkan dengan Emanuel, memang sering berkonflik dengan The King, terakhir saudara kembar Alfaro mati ditangan Emanuel karena perebutan wilayah kekuasaan.Hal inilah yang menbuat Alfaro ingin menuntut balas dengan nyawa harus dibayar dengan nyawa! Beruntungnya karena Alfaro bisa membuat seseorang dari lingkungan Emanuel berkhianat terhadap Emanuel, sudah lama mereka mengincar Bianca tapi baru inilah kesempatan baik ditempat yang sepi mereka bisa menculik Bianca dengan mudah.“Pak, kami berhasil dengan mudah membawa pesanan anda!”“Ikat dia kursi!”Bianca kemudian diikat di sebuah kursi, saat salah seorang menyingkap rambut panjang Bianca yang tadi menutupi wajahnya, Alfaro tercengang karena ternya
Kenyataan bahwa dirinya hanyalah putri angkat Emanuel membuat Bianca benar-benar sedih, itu artinya dia tidak memiliki siapapun di dunia ini. Bianca bahkan berpikir jika sebenarnya orangtua kandungnya masih hidup tapi tidak menginginkan kehadiran Bianca sehingga membuang Bianca begitu saja.Saat tiba di rumah, Bianca segera masuk kedalam kamarnya untuk mandi karena tubuhnya kotor dan berkeringat. Setelah selesai mandi, Bianca terus bolak-balik ke lantai satu untuk menunggu kedatangan Emanuel tapi Emanuel belum juga tiba di rumah ini.Hati Bianca semakin dilanda gelisah karena ingin segera mengetahui siapa kedua orangtua kandungnya, hari semakin larut dan Bianca yang sudah kelelahan menunggu Emanuel sampai tertidur disofa ruangan tamu.Barulah sekitar pukul dua pagi, Emanuel tiba di rumah tersebut! Karena Bianca ketiduran di sofa ruang tamu, kedua bodyguard pribadi Bianca pun tidak bisa beristirahat di kamar mereka karena harus menjaga Bianca yang ketiduran“Pak, akhirnya anda datang j
Secara sadar Bianca semakin mendekatkan wajahnya dengan wajah Emanuel, lengannya pun semakin erat melingkar di tubuh kekar Emanuel, saat ini tatapan Bianca sudah seperti tatapan wanita binal yang membutuhkan seks impiannya, selama ini Bianca hanya pernah menonton adegan seks dari video di handphone miliknya tanpa pernah merasakan secara langsung bagaimana rasanya! Tapi yang Bianca tau dari video tontonannya itu, wanita akan mendesah dan mengerang nikmat saat diberikan seks yang memuaskan oleh laki-laki lawan mainnya, hal itu selalu membuat Bianca membayangkan betapa nikmatnya jika bisa merasakan miliknya dimasuki oleh kejantanan laki-laki, tapi entah kenapa setiap bayangan nakal itu muncul di kepalanya, tubuh Emanuel lah yang selalu Bianca bayangkan.Apalagi sekarang Bianca mengetahui dirinya tidak sedarah dengan Emanuel, rasa keinginan itu semakin kuat dia rasakan. Bibir berwarna merah muda milik Bianca semakin mendekati bibir Emanuel, deru nafas keduanya sudah saling bersahutan satu
Ditengah gempuran gejolak batin yang dialaminya, Bianca mencoba untuk tetap rilex karena tidak enak pada Lucas apabila sampai memperlihatkan wajah galaunya sekarang! Sementara itu kedua bodyguard yang sudah melihat Emanuel berada didalam cafe ini juga, sebenarnya ingin menghampiri untuk menyapa akan tetapi mereka berdua tidak enak jika mengganggu obrolan diantara Emanuel dengan wanita yang tengah bersamanya, kedua bodyguard itu pun hanya menunggu waktu yang pas saja untuk menyapa Emanuel. Setelah beberapa saat, Emanuel mengakhiri obrolannya dengan Angeline. “Apa kita bisa akhiri pertemuan hari ini sekarang?” tanya Emanuel. “Hmm, bagaimana ya? Sebenarnya aku sangat ingin sekali pertemuan hari ini tidak berakhir dulu, tapi jujur saja aku bukan tipekal wanita egois,” “Kalau begitu aku pamit!” “Tunggu Nuel, a-aku kan kesini naik taxi dan aku harap kau mau mengantar aku pulang,” kata Angeline, padahal Angeline membawa mobil ke cafe ini tapi itu urusan gampang, nanti Angeline tinggal m
Mengetahui Bianca pergi tanpa sarapan dulu bersamanya, Emanuel hanya menghela nafas panjangnya. Sementara Bianca masih terus memikirkan cara agar dirinya bisa terlepas dari rasa ingin selalu dekat dengan Emanuel.“Apa selain aku mencoba berpacaran dengan Lucas, aku juga harus mencari orangtua kandungku? Dengan begitu aku tidak perlu lagi tinggal dengan Papa, dan perasaan ini pasti perlahan akan hilang jika aku tidak pernah lagi bertemu dengan Papa?” dalam hati Bianca.Kedua bodyguard Bianca yang melihat nona mereka pagi-pagi begini sudah melamun, merasa sangat khawatir.“Bi, kenapa melamun? Ceritalah pada kami!” ujar salah satu bodyguardnya.“Ungcle, apa kalian bisa membantuku?”“Membantu apa?” keduanya bertanya secara bersama-sama.“Bantu aku untuk mencari orangtua kandungku, kalian kan merawat dan menjaga aku sejak kecil, kalian pasti sedikit banyak mengetahui kan saat Papa mengadopsi aku?”Kedua bodyguard Bianca langsung ketar-ketir mendengar permintaan Bianca, karena pada kenyataa
Emanuel hanya menggelengkan kepalanya, membuat Adilson sebagai seorang Ayah yang ingin agar putra satu-satunya menikah dan hidup bahagia merasa frustasi bagaimana lagi caranya membujuk Emanuel agar bisa serius dengan satu wanita.“Lalu kenapa kau sangat membatasi diri dari Angeline? Apa dia bukan tipemu? Dia kurang seksi?”“Tidak Papah, Angeline cukup cantik dia juga wanita yang baik,”“Lantas apa lagi yang kau permasalahkan?” tanya Adilson.“Beri aku waktu sebentar lagi,” kata Emanuel.“Ya sudah, Papa akan memberimu waktu Nuel tapi ingat Papa sudah tua dan ingin sekali melihatmu menikah,”Setelah obrolan itu, Adilson pergi meninggalkan rumah untuk berjudi dengan lawan mainnya dari negara lain, sementara Emanuel masih betah berdiam diri sambil melihat layar televisi besar dihadapannya! Padahal handphone Emanuel sejak tadi bergetar karena adanya panggilan masuk dari salah satu bodyguard yang menjaga Bianca selama ini, dia ingin memberitahu Emanuel bahwa malam ini Bianca diizinkan pergi
Tubuh seksi Bianca yang kini dalam penguasaan tubuh kekar Emanuel dibawahnya, membuat kedua tangan Emanuel ingin meraba lekuk tubuh seksi milik Bianca, sangat sulit rasanya untuk menahan diri dari Bianca yang sedang dalam tahap ingin mencoba segala, bahkan lebih sulit dari melawan ratusan musuh sekalipun pikir Emanuel.“Emm, Papa ssstthhh,”Bianca semakin liar melumati bibir Emanuel, membuat Emanuel pun ikut melakukan hal yang sama! Keduanya sama-sama memejamkan kedua mata, tangan Bianca melingkar di leher Emanuel semenatara kedua tangan Emanuel sedang asik meraba lekuk tubuh Bianca dari pinggang sampai kebagian pahanya.Bahkan saat ini boleh dibilang Emanuel tenggelam dalam kenikmatan yang disuguhkan oleh Bianca sampai-sampai Emanuel semakin menginginkan lebih, dia menjulurkan lidahnya untuk memasuki rongga mulut Bianca membuat Bianca sedikit kesulitan bernafas akan tetapi Bianca merasakan tubuhnya semakin horny kala lidah Emanuel bergerilya membuat geli-geli nikmat didalam rongga mu
Rasanya semakin tidak mungkin bagi Bianca untuk bisa menjalin hubungan terlarang dengan Emanuel, apalagi Bianca mengetahui jika Angeline memanglah wanita pilihan kakek Adilson untuk menjadi isteri Emanuel, ditambah lagi Emanuel terlihat menyukai Angeline.Daripada kesedihannya itu kian menggerogoti malamnya yang panjang, Bianca pun memilih berenang untuk membuat pikirannya rilex.Di sebuah dermaga saat ini sedang dilakukannya transaksi The King dengan pembeli senjata yang telah lama menjadi pembeli setia bagi group The King, pembeli itu berasal dari negara Brazil karena sejak lama The King memang menjadi pemasok senjata bagi negara itu! Emanuel pun langsung ikut memantau di lokasi, namun sejak tadi pikiran Emanuel tidak bisa fokus seperti biasanya.Laki-laki mana yang tidak kepikiran jika dihadapkan dengan wanita secantik Bianca, kulitnya yang putih bersih, lekuk tubuhnya yang seperti gitar Spanyol karena langsing namun bagian bokong dan payudaranya sangat padat berisi, Emanuel terlih
Karena merasa tidak mendapatkan jawaban ditambah hatinya merasa semakin gundah, Bianca pun berdiri dari sofa untuk pergi."Kau mau kemana? Mau pergi begitu saja? Kau bahkan belum mendapatkan jawaban dari apa yang ingin kau tau!" ujar Adilson."Aku kesini bukan untuk berdebat dengan Papah, aku kesini mencari suamiku!" kata Bianca."Baru sekarang kau menganggapnya suami?""Aku pergi dulu Pah!""Berjanjilah padaku untuk memaafkannya jika aku memberitahu dimana keberadaan Emmanuel!" kata Adilson dengan kedua mata berkaca-kaca.Bianca yang melihat sorot kedua mata Adilson berkaca-kaca, akhirnya duduk kembali."Kau juga ingin tau bukan dengan apa yang terjadi pada keluargamu dan mengapa Nuel membunuh mereka?""Ya, tapi anda tidak pernah memberikan penjelasan apapun terhadapku! Yang aku tau hanya suamiku lah yang membunuh mereka dulu dan aku diadopsinya, dan sekarang menjadi isterinya!" kata Bianca.Adilson pun akhirnya angkat bicara, dan menceritakan awal mula mengapa dirinya dan keluarga B
Matinya Alfaro dan juga ketua group Ramosa menjadikan group the King semakin merajai bisnis hitam di negara ini, dan tidak terkalahkan lagi! Suasana didalam markas besar tersebut penuh dengan kepulan asap dampak dari granat yang meledak. Dengan tertatih-tatih Adilson membangunkan Emmanuel, ini adalah kali pertama para anggota group the king melihat sosok angkuh dari seorang Adilson Carlos menangis karena melihat Emmanuel yang terluka parah.Mereka saling bahu membahu membantu yang mati ataupun yang terluka untuk keluar dari markas tersebut! Setelah itu Emmanuel dan anggota yang terluka dibawa ke tempat khusus yang memiliki tenaga medis serta perlengkapan medis yang lengkap untuk menangani mereka.Agar tidak terendus oleh polisi karena jumlah korban yang tertembak sangat banyak, langkah untuk melarikan mereka yang mati atau terluka ke tempat khusus untuk, adalah pilihan yang tepat! Sebuah gedung laboratorium yang memang dialih fungsikan dan sudah bekerja sama dengan group the king unt
Waktu menunjukkan pukul dua belas malam waktu setempat, Emmanuel beserta para anggota the king yang tadinya stay di markas mereka bergegas pergi untuk menyusul rombongan Adilson yang pergi untuk menyerang markas group Ramosa.Entah kenapa Emmanuel merasakan firasat buruk sejak tadi, padahal rombongan anggota the king yang dibawa oleh Adilson adalah rombongan anggota yang sangat terlatih dan profesional untuk menyerang maupun bertahan, tapi Emmanuel seperti merasakan ada sesuatu yang mengganjal.Setelah melakukan perjalanan berjam-jam lamanya, Emmanuel dan sebagainya anggota the king yang ikut bersamanya mulai turun dari mobil dengan perlengkapan senjata masing-masing.Padahal jarak mereka ke markas besar group Ramosa tidak terlalu dekat, namun suara-suara tembakan dari markas besar itu sudah santer terdengar ditelinga Emmanuel dan anggota the king yang baru saja tiba! Emmanuel memberikan instruksi dan strategi sebelum bergerak lebih dekat ke markas tersebut.Setelah menerima instruksi
Diraihnya pinggul ramping Bianca oleh Emmanuel sehingga membuat Bianca duduk diatas pangkuan Emmanuel! Satu tangan Bianca yang semula sedang memegang kain berisi es batu, karena terkejut tiba-tiba Emmanuel menarik pinggulnya, kompres itu pun sampai terjatuh dari tangannya.Emmanuel kemudian semakin mempererat kedua tangannya mendekap pinggul Bianca, tubuh Bianca pun semakin tidak memiliki jarak dengan tubuh Emmanuel, kedua mata mereka saling menatap dan nafas keduanya mulai sama-sama naik turun."Aku mencintaimu Bi,"Satu tangan Emmanuel membelai leher jenjang Bianca kemudian Emmanuel pun segera melumat bibir ranum Bianca, terdengar desahan tipis dari bibir Bianca disela-sela bunyi kecapan beradunya bibir mereka.Tidak ada lagi penolakan yang dilakukan oleh Bianca terhadap Emmanuel, justru kedua tangan Bianca terlihat melingkar dibelakang leher Emmanuel. Keduanya terus berciuman disaksikan oleh Maxima yang seolah mengerti jika kedua orangtuanya sedang tidak dapat diganggu, Maxima terl
Bianca pun tidak kuasa menahan air matanya yang semakin deras membanjiri kedua pipinya, sedangkan Emmanuel masih terus berbicara didepan."Aku tidak berharap kalian akan memaafkan aku, tapi aku berharap kalian bisa tenang dan damai di surganya Tuhan, amin!" kata Emmanuel sambil memandangi foto-foto orangtua Bianca dilayar besar itu.Tidak mau terlalu lama bersedih, Emmanuel pun mengakhiri pembicaraan tentang mendiang kedua mertuanya, dan kini Emmanuel ingin memperkenalkan bayi perempuannya sekaligus memberikan nama untuk bayi perempuannya dan juga hotel ini."Please beri sambutan yang meriah untuk putriku yang cantik, dan juga isteriku yang selalu cantik, Bianca!" kata Emmanuel.Prok, prok, prok.."Naiklah ke podium, setidaknya demi putrimu yang harus segera diberikan nama!" kata Adilson pada Bianca.Bianca yang tadinya enggan untuk naik keatas podium bersanding dengan Emmanuel, namun mengingat ini semua demi bayinya! Akhirnya Bianca pun mengambil alih menggendong baby-nya yang semula
Emmanuel yang sudah tidak tahan lagi ingin segera membenamkan kejantanannya yang telah lama menganggur itu kedalam lubang kenikmatan Bianca, segera melepaskan kedua jarinya dari dalam sana setelah Bianca sampai pada puncak kenikmatannya.Kemudian dengan tergesa-gesa Emmanuel melepaskan pakaian dan celananya sendiri, akhirnya Bianca kembali melihat dan berhadapan secara langsung dengan kejantanan super panjang dan jumbo yang dulu telah merenggut kesuciannya dan membuatnya ketagihan dengan sex.Meskipun Bianca terlihat langsung membuang muka, namun Emmanuel sangat yakin dan paham jika sebenarnya Bianca pun sama seperti dirinya yang sudah sangat ingin melakukan penyatuan ini."Pandangi kejantananku Bi!" perintah Emmanuel."Aku tidak ingin melihatnya," ucap Bianca."Kalau begitu aku akan membuatmu memandanginya," kata Emmanuel.Langsung saja Emmanuel kembali menindih tubuh seksi Bianca dan satu tangannya memasukkan kejantanannya itu kedalam bagian inti Bianca yang telah kembali menyempit!
Emmanuel lantas menyunggingkan senyum dibibirnya lalu mengambil lingerie seksi itu dari dalam lemari, disodorkannya lingerie berwarna merah itu pada Bianca, kemudian dengan wajah ditekuk Bianca segera mengambil lingerie tersebut dari tangan Emmanuel.Jari jemari Emmanuel membelai lembut wajah Bianca."Aku sangat tidak sabar melihat tubuh seksi mu memakainya,"Ditepisnya jari jemari Emmanuel itu oleh Bianca, lalu Bianca pun segera masuk kedalam kamar mandi! Setelah menutup pintu kamar mandinya, Bianca melemparkan lingerie itu ke lantai dan emosinya benar-benar memuncak.Jika dulu Emmanuel yang telah membuat dirinya mengenal sex, dan membuatnya ketagihan tapi kini Bianca sebisa mungkin meredam sisi birahi dalam dirinya karena tidak ingin melakukannya lagi dengan Emmanuel.Sudah satu jam Bianca berada didalam kamar mandi dan hal itu sangat membuat Emmanuel tidak bisa bersabar lagi, diketuknya pintu kamar mandi tersebut oleh Emmanuel."Bi, kenapa lama sekali?"Bianca yang sejak tadi sudah
Satu bulan berlalu dan tidak ada perubahan yang signifikan dari sikap Bianca terhadap Emmanuel, masih seperti biasanya Bianca selalu memagari dirinya dengan tembok yang sangat tinggi dari Emmanuel, sikap dingin, acuh dan sama sekali tidak peduli dengan kehadiran Emmanuel menjadi persoalan yang semakin serius bagi pernikahan keduanya.Bianca memang sangat diratukan oleh Emmanuel, dia dibelikan mobil mewah baru, uang yang tidak terbatas, perhiasan dan memiliki banyak asisten rumah tangga di rumah tersebut, semuanya dilayani oleh asisten rumah tangga bahkan untuk sekedar mengambil air putih sendiri saja tidak diperbolehkan oleh Emmanuel, tapi sepertinya Bianca sama sekali tidak tertarik dengan semua kemewahan yang diberikan oleh Emmanuel untuknya, mobil mewah, uang dan perhiasan tidak pernah dipakainya oleh Bianca, jika boleh Bianca memilih untuk menukar semua kemewahan itu dengan kedua orangtuanya tapi itu adalah hal yang sangat mustahil.Hal itu membuat Bianca tidak bisa memaafkan Emma
Emmanuel hanya menghela nafas panjang mendengar jawaban dari Bianca, dulu Bianca lah yang selalu menantikan dirinya, selalu mengajaknya berbicara walaupun dulu dirinya sangat cuek pada Bianca, dulu juga Bianca lah yang tergila-gila pada dirinya dan menggunakan segala cara untuk dapat perhatian darinya! Tapi sekarang justru kebalikannya, mungkin beginilah hidup kadang dikejar dan kini waktunya untuk Emmanuel mengejar."Setidaknya kau gantilah memakai pakaian tidur dan cuci muka dulu!" kata Emmanuel.Tanpa berbicara lagi, Bianca kemudian bangun dari ranjang."Sudah disiapkan sepasang handuk dan pakaian tidur kita didalam kamar mandi!" kata Emmanuel.Kebetulan sekali Bianca memang tidak membawa baju ganti dari rumah, Bianca pun segera masuk kedalam kamar mandi, untuk beberapa lama Bianca berendam didalam bathtub sambil melamun memikirkan karena kini dia benar-benar sudah resmi menjadi isteri dari Emmanuel."Aku harap kedua orangtuaku di surga tidak mengutukku karena menikahi laki-laki ya