Beranda / Romansa / Pesona Tampan Papa Angkat / Bab 5 Diam-diam mengikuti Papa

Share

Bab 5 Diam-diam mengikuti Papa

Malas berdebat dengan Emanuel akhirnya Adilson pun tidak lagi memusingkan kehadiran Bianca, malah ketiganya duduk berdekatan Bianca, Emanuel dan Adilson.

“Papa ini minumanmu,” disodorkannya satu gelas minuman pada Emanuel.

Emanuel pun menerimanya dan langsung meminumnya.

“Astaga, kau benar-benar sudah menjadi seorang Papa Nuel,” ujar Adilson.

Adilson bahkan terheran-heran dengan Bianca yang sangat menempel sekali dengan Emanuel, bahkan Bianca kembali menggandeng satu tangan Emanuel.

Karena acara peresmian hotel baru tersebut akan segera dimulai, Adilson pun naik keatas podium untuk menyambut tamu undangan yang telah hadir disini! Sementara Bianca tetap menempel dengan Emanuel sambil tersenyum kearah podium.

Acara itu berlanjut dengan menggunting pita di pintu masuk hotel, Adilson kemudian meminta agar Emanuel berada disamping kanannya, tak disangka Bianca justru ikut berada disamping kiri Adilson.

Adilson pun hanya bisa berdehem sambil menahan kesal karena Bianca terus-menerus mendekatinya! Akhirnya proses gunting itu pun telah berakhir, Emanuel bersama dengan Bianca kemudian makan malam bersama dengan Adilson.

“Kakek, makanan favorit kakek apa?” tanya Bianca.

“Kenapa kau ingin tau?” tanya Adilson.

“Aku ingin bisa memasak makanan favorit kakek, lalu menyajikannya untuk kakek,”

“Tidak perlu, kau pikir aku bisa makan hasil masak sembarangan yang ada perutku bisa mulas,”

Emanuel pun melirik kearah Adilson, membuat Adilson pun berusaha untuk tidak terlalu bersikap sinis pada Bianca.

“Makanan favoritku spageti kuning telur!” kata Adilson.

“Aku juga suka itu kek, nanti aku akan buatkan yang enak untukmu! Tentunya setelah aku belajar dengan baik,”

“Terserah kau sajalah, sekarang makanlah makananmu jangan terus bicara,”

“Baik kek,”

Setelah makanan tandas Emanuel pun berpamitan pada Adilson.

“Pa, aku pergi dulu!”

“Hmm, lusa Papa akan mengunjungimu di markas,”

“Dah kakek,”

“Hmm,”

Didalam mobil selama perjalanan pulang, Bianca terus saja mengajak Emanuel bicara tentang banyak hal namun Emanuel sama sekali tidak menanggapinya. Tidak lama kemudian handphone Bianca pun berdering, panggilan masuk dari Lucas.

“Halo Lucas,”

Emanuel pun mencoba mendengarkan dengan siapa Bianca bicara ditelepon.

“Halo Bi, kau sedang apa?”

“Aku masih dijalan bersama Papaku, kami baru pulang setelah bertemu kakek,”

“Oh begitu, ya sudah nanti aku akan menelponmu lagi setelah kau sampai rumah,”

“Baiklah, Bye Lucas,”

Bianca tersenyum sambil menaruh kembali handphone miliknya kedalam tas, sedangkan Emanuel merasa harus lebih extra lagi menjaga Bianca karena banyak laki-laki yang coba mendekatinya, Emanuel tidak mau Bianca sampai salah memilih pasangannya.

“Papa, tadi itu Lucas yang menelpon! Dia laki-laki yang baik dan tampan, kami satu kelas di kampus! Kalau aku dan Lucas berpacaran apa boleh?”

“Usiamu masih terlalu muda,”

“Jadi? Papa tidak mengizinkan aku berpacaran?”

Emanuel mengangguk, membuat wajah Bianca langsung masam! Itu artinya jika nanti dia benar-benar jadi berkencan dengan Lucas, Bianca harus menjalani hubungan backstreet karena Emanuel tidak mengizinkannya berpacaran.

“Baiklah jika begitu, Bia tidak akan berpacaran dulu tapi Papa, besok aku libur kuliah! Boleh ya ikut dengan Papa ke tempat markas-markas yang selalu bodyguard ku ucapkan setiap kali aku bertanya dimana Papa,”

“Boleh ya Pah,”

Akan tetapi Emanuel tidak menjawab itu artinya Emanuel tidak mengizinkan Bianca untuk ikut! Akhirnya mobil pun tiba di rumah milik Bianca tapi Emanuel hanya diam saja dan tidak turun dari mobil.

“Kenapa Papa tidak turun?”

“Pergilah masuk!” kata Emanuel.

“Papa tidak akan masuk ke rumah bersamaku?”

“Hmm,”

Sementara supir Emanuel sudah turun dari mobil untuk melihat kondisi ban mobil tersebut, supir itu merasa mobilnya tidak enak dipakai menduga jika ada ban yang kempes atau bocor.

“Tidak mau! Aku mau Papa pulang ke rumah juga bersamaku,”

“Turun aku bilang!” kata Emanuel dengan tatapan tajam.

“Permisi Pak, ban mobilnya ada yang bocor apa mau ganti mobil yang lain saja?”

“Hmm ambilan mobil yang lain,”

Bianca pun mendadak memiliki ide, sementara supirnya mengganti mobil tadi dengan mobil baru yang terdapat di parkiran rumah tersebut, Emanuel menunggu di ruangan tamu rumah, akan tetapi Bianca justru pergi ke parkiran rumah besar itu.

Sambil berjalan perlahan dan mengendap-endap, Bianca mencari mobil mana yang akan membawa Emanuel pergi malam ini! Terlihat sebuah mobil telah dinyalakan mesinnya sedangkan supir itu sedang menyeruput kopi sejenak bersama security.

Bianca pun segera masuk kedalam bagasi mobil agar bisa ikut dengan Emanuel, setelah dirasa mobil siap untuk dibawa supir tadi segera masuk kedalam mobil tersebut untuk menjemput Emanuel di depan pintu rumah.

Mobil pun melaju meninggalkan rumah tanpa Emanuel dan supirnya tau jika Bianca ikut bersama mereka. Perjalanan menuju markas cukup jauh sekitar tiga jam! Markas itu berada ditengah-tengah hutan yang jauh dari pemukiman warga, melewati padang rumput dan peternakan sapi dan kuda.

Setelah tiba di markas, mobil berhenti dan Bianca langsung menendang-nendang bagasi mobil untuk memberi kode jika ada dirinya didalam sini! Emanuel dan supir pribadinya yang baru saja turun, terkejut melihat bagasi mobil berbunyi, mereka bahkan langsung waspada karena mengira ada penyusup yang masuk kedalam bagasi mobil itu.

Emanuel segera mengambil pistol dari pinggangnya, supir pun langsung membuka bagasi itu sementara Emanuel bersiap menembak! Dan ketika pintu bagasi mobil terbuka, seorang wanita cantik dan manis itu tersenyum pada Emanuel dan supir.

“Kau,”

“Nona Bianca,”

Mereka semua terkejut bahkan anggota group The King pun ikut terkejut karena Bianca bisa sampai disini, kelakuan Bianca jelas membuat Emanuel kehilangan kesabarannya! Dihadapan semua orang Emanuel pun langsung marah terhadap Bianca.

“Apa kau sudah gila?” dengan nada tinggi sampai membuat Bianca terkejut.

“Tapi aku ingin ikut dengan Papa kesini,”

“Bagaimana jika tadi aku menembakmu? Atau yang lain menembak karena berpikir kau penyusup? Dimana pikiranmu?” dengan membentak.

Semua orang tidak ada yang berani membantu Bianca jika Emanuel sudah murka seperti sekarang, sedangkan Bianca yang dimarahi sebegitunya langsung tidak terima.

“Kenapa Papa selalu marah padaku? Apa salah seorang anak mau dekat dengan Papanya? Aku hanya ikut ke markas Papaku sendiri, tapi Papa membentak ku dengan kasar,”

“Antar dia pulang,” kata Emanuel pada supir pribadinya.

“Baik Pak, ayo non,”

“Aku benci Papa,”

Bianca malah berlari meninggalkan markas, sontak para anggota The King langsung ingin mengejar Bianca namun Emanuel menaikkan sayu tangannya sebagai perintah untuk mereka tetap diam.

Emanuel pun berlari untuk mengejar Bianca karena hari sudah malam dan ini adalah hutan belantara yang masih banyak binatang buasnya! Akhirnya Emanuel berhasil meraih lengan Bianca hingga membuat gadis itu berhenti berlari.

Hiks…

Hiks…

“Aku tidak pernah liburan dengan Papa, sejak kecil setiap libur sekolah teman-temanku selalu bercerita mereka pergi berlibur dengan Papa dan mama mereka, sementara aku? Aku tidak pernah merasakan itu, kenapa Papa jahat padaku? Kenapa?”

“Ayo kembali ke markas,” kali ini Emanuel berbicara dengan nada rendah.

“Tidak mau,”

“Lantas kau mau pergi kemana? Disini masih banyak binatang buas,”

“Mungkin dimakan binatang buas lebih baik daripada hidup seperti ini,” kata Bianca.

Auuu….

Tidak lama berselang terdengar suara serigala yang mengaung, Bianca pun ketakutan setengah mati dan langsung memeluk Emanuel dengan erat.

“Papa Bia takut,”

Sebenarnya ada rasa ingin tertawa melihat Bianca ketakutan begini, tapi Emanuel menahannya sekuat tenaga.

“Aku mau pulang ke markas bersama Papa,” kata Bianca.

Dilepaskannya kedua tangan Bianca yang memeluk tubuhnya oleh Emanuel, lalu digandengnya dengan erat tangan Bianca! Keduanya berjalan bersama menuju markas, para anggota The King yang akhirnya melihat Bianca dan Emanuel telah kembali, merasa ikut lega.

Karena Bianca memang keras kepala dan Emanuel tidak mungkin membentaknya lagi agar dia mau pulang ke rumah, dengan terpaksa Emanuel pun membawa Bianca masuk kedalam markas.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status