Share

66. Teror

Ramdan mendekati Elea dan menatapnya lekat. Tangannya terulur untuk mengusap lembut kepala sang istri sebelum mengecup keningnya.

"Aku tak akan lama, janji. Selesai urusannya, aku akan ke sini. Nanti aku suruh dua orang berjaga di depan."

Ramdan mengulas senyum tipis sebelum berlalu meninggalkan kamar diiringi tatapan sendu Elea. Dia terus berlari sambil menelepon anak buahnya.

"Kalian ke rumah sakit sekarang! Jaga Elea, jangan sampai ada yang masuk tanpa izinku! Elea ada di rumah sakit dan kamar yang sama seperti dulu!"

Ramdan bergegas mematikan panggilan dan meneruskan langkah hingga sampai di dekat mobil. Dia langsung masuk dan melajukan mobil dengan tergesa menuju kediamannya. Setibanya di sana, Edrik segera mendekat dan membukakan pintu. Ramdan turun dari mobil dan terkejut melihat halamn rumahnya sudah berantakan. Taman yang biasanya rapi dan indah dipandang mata, sekarang dipenuhi puing dan tanah. Lalu, air mancur yang terletak di depan rumah juga sudah tidak berbentuk. Airnya
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status