Share

68. Ngidam

Ramdan terkekeh saat teringat ucapannya sebelum berangkat ke kantor. Dia menggeleng lemah sebelum menekuri berkas di tangannya. Dia meneliti satu per satu laporan yang ada sebelum membubuhkan tanda tangan. Setelahnya, dia membuka laptop dan membaca satu per satu email yang masuk. Ketika fokus dengan pekerjaannya, ponsel Ramdan berdering nyaring. Dia melirik sekilas ponsel yang tergeletak di meja sebelum menjawab panggilan.

"Hai, Pa. Ada apa?"

"Akhtar, kenapa kamu baru bilang kalau Mama mau punya cucu, hem?"

"Mama?"

"Iya, kenapa? Mama sengaja menyabotase HP Papa setelah dengar cerita kalau istri kamu hamil. Teganya kalian berdua?"

Ramdan terkekeh mendengar kalimat bernada kesal yang dilontarkan ibunya. Dia mengusap dahi dan terus tersenyum sebelum membuka kata.

"Bukannya aku enggak mau kasih tahu Mama, tapi memang belum saatnya. Mama tahu sendiri bagaimana awal pernikahanku, kan?"

"Ya, Mama juga tahu hal itu dari Papa. Tapi, kenapa kamu masih saja enggak kasih tahu Mama, hem? Mama mara
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status