แชร์

20. Buka Baju

ผู้เขียน: 5Lluna
last update ปรับปรุงล่าสุด: 2025-02-12 21:05:15
"Tuan, Nyonya Anna sudah tertidur." Darcy menghadap pada lelaki yang menggajinya itu.

"Lalu bagaimana? Kalian sudah mencari tahu?" tanya Alaric yang sedang menggoyangkan gelas kaca berisi cairan alkohol berwarna cokelat.

"Ya." Kali ini Caspian yang berbicara. "Ayah dari Nyonya bernama Roy dan sejak dulu, dia memang terkenal sebagai lelaki yang suka berganti pacar dan beberapa kali menipu pacarnya demi uang. Anehnya, Nyonya sama sekali tidak tahu ini."

"Ini membingungkan," gumam Alaric mengembuskan napas pelan. "Dia ini sebenarnya peduli pada Anna atau tidak sih?"

"Menurut saya tidak." Darcy dengan cepat membantah. "Kalau Roy ini memang peduli pada Nyonya, minimal dia akan meminta maaf. Tapi coba lihat apa yang terjadi tadi? Pria tua itu malah meminta uang."

"Lalu, aku juga menemukan data ponselnya. Sepertinya si Roy ini menawarkan putrinya ke lebih dari satu orang pria tua," tambah Caspian disertai dengan embusan napas panjang.

Alaric mendengus pelan, dengan sebelah bibir t
5Lluna

Hore, hari ini keburu terbit dua. 😁

| ชอบ
อ่านหนังสือเล่มนี้ต่อได้ฟรี
สแกนรหัสเพื่อดาวน์โหลดแอป
บทที่ถูกล็อก

บทที่เกี่ยวข้อง

  • Pesona Sang Penguasa   21. Pesta Penyambutan

    "BERANI-BERANINYA KALIAN!" Anna refleks memalingkan wajah, ketika mendengar suara keras dari ponsel sang suami. Jangankan dia, dua asisten yang ikut pun memejamkan mata saking kerasnya teriakan yang terdengar itu. "Mom, tolong jangan berteriak seperti itu." Alaric mengembuskan napas pelan. "Kami sedang berada di tempat umum dan sekarang semua menoleh melihat kami." "Menurutmu kenapa aku marah?" hardik Elizaabeth, terlihat sangat marah di layar ponsel putranya. Mereka sedang melakukan sambungan video. "Karena kami tidak memberitahumu tentang kepergian kami?" tanya Alaric tampak begitu tenang, bahkan cenderung terlihat datar. "Tentu saja aku akan marah. Bisa-bisanya kau tidak memberitahu ibumu, sampai aku mengunjungi rumah kalian dan hanya menemui kekosongan di sana." "Sebenarnya, Mom hanya cemburu karena kau tidak mengajaknya." Tiba-tiba saja, Astrid muncul di sebelah sang ibu. "Astrid, apa-apaan kau itu." Elizabeth tentu akan memarahi putrinya. "Aku hanya mengatakan yan

    ปรับปรุงล่าสุด : 2025-02-13
  • Pesona Sang Penguasa   22. Tidak Semudah Itu

    "Bukankah kau mengatakan kalau pria tua yang akan dijodohkan denganmu selalu datang tepat waktu?" tanya Alaric, disertai dengan lirikan mata tajam. "Dia memang mengatakan hal seperti itu tadi." Anna dengan panik mengambil ponselnya, untuk diperlihatkan pada sang suami. "Tapi barusan mengatakan kalau dia mungkin sedikit terlambat, karena ada rapat." "Tidak masuk akal." Alaric yang sudah mulai kesal, memilih untuk berdiri dari tempatnya duduk. "Kalau tahu begini, aku tidak akan menemanimu menemui pria tua itu." Tadi, memang Anna meminta bantuan sang suami agar mereka bisa bersama-sama menemui Pak Fritz. Inginnya sih Anna datang memenuhi undangan pria tua itu demi kesopanan dan untuk menolak dengan cara yang lebih tegas. Siapa sangka malah jadi begini. "Apa aku perlu memesan makan malam lebih dulu?" tanya Anna yang sejujurnya saja agak khawatir. "Kita bisa makan duluan, jika kau sudah lapar." "Aku tidak lapar, tapi hanya ingin segera pulang." Sayangnya Alaric menolak. Lelaki

    ปรับปรุงล่าสุด : 2025-02-14
  • Pesona Sang Penguasa   23. Tolong Aku!

    "ALARIC BASTIAN CRAWFORD, APA LAGI YANG KAU LAKUKAN?" Padahal yang empunya nama baru saja keluar dari restoran, ketika ponselnya berbunyi. Namun, yang menyambut Alaric hanyalah teriakan ibunya yang begitu menggelegar. "Mom, kenapa belakangan ini kau sering sekali berteriak?" tanya Alaric berusaha menenangkan diri. "Tidakkah kau merasa tekanan darahmu semakin naik karena itu?" "Aku tidak akan kena tekanan darah tinggi, jika kau tidak menikahi perempuan itu. Coba lihat apa yang dia lakukan padamu." "Namanya, Anna. Lagi pula, istriku tidak melakukan apa-apa." "Kata siapa? Apa kau tidak lihat berita yang sedang beredar sekarang ini?" Kening Alaric langsung berkerut mendengar apa yang dikatakan oleh ibunya. Hal yang membuatnya menoleh pada sang asisten yang kebetulan saja, sudah mengutak-atik ponsel untuk mencari tahu. "Sepertinya Tuan ketahuan" ucap Caspian, sembari memperlihatkan ponselnya. Pada layar ponsel, terdapat sebuah artikel dengan foto. Alaric tidak membaca isi a

    ปรับปรุงล่าสุด : 2025-02-15
  • Pesona Sang Penguasa   24. Multi Bilioner

    "Sejak awal, kau yang menjadi alat pembayarannya, Cantik," ucap Fritz dengan senyum lebar, ketika memperlihatkan dokumen di tabletnya. "Bukan uang, tapi kau Anna Gavesha." "Tentu saja aku berharap kau benar-benar seperti yang dikatakan oleh ayahmu. Masih perawan. Sekali pun tidak, aku rasa kau masih bisa menjadi salah satu bonekaku." Anna menarik napas panjang ketika mengingat apa yang dikatakan Fritz kemarin malam. Demi apa pun, dia sama sekali tidak menyangka akan diperlakukan seperti itu oleh orang tuanya sendiri. "Anna, apa kau mendengarku?" "Kenapa?" Mendengar namanya dipanggil, Anna segera menoleh. "Kau itu kenapa?" tanya Alaric dengan kening berkerut. "Aku kenapa?" Bukannya menjawab, Anna malah balas bertanya. "Setelah kemarin kau memohon untuk ditolong, sekarang kau melamun sepanjang hari?" tanya Alaric dengan nada mencemooh. "Apa kau bahkan mendengar apa yang kami perbincangkan?" Anna melirik sekelilingnya dengan gerakan mata yang cukup pelan. Dia bisa meliha

    ปรับปรุงล่าสุด : 2025-02-15
  • Pesona Sang Penguasa   25. Manusia Purba

    "Pewaris Kaleido Grup, perusahaan yang bergerak dalam berbagai bidang terutama yang berhubungan dengan pariwisata. Pendiri Crescendo Enterprise yang mencakup sekolah musik, studio rekaman, produksi alat musik dan promotor musik." "Anak dari mendiang Alexei Crawford, menteri luar negeri yang paling berbakat. Alaric Bastian Crawford juga pernah menjadi anggota senat, pernah menjabat sebagai menteri sementara dan sedang mencalonkan diri sebagai calon perdana menteri. Jika terpilih, dia akan menjadi perdana menteri termuda di dunia." Anna menjauhkan ponsel dari depan wajahnya dengan ekspresi kesal. Saking kesalnya, hidung perempuan yang tengah berbaring di atas ranjang itu sampai kembang kempis. Anna bahkan kini mendengus. "Sialan!" pekik perempuan yang kini beranjak dari posisi tidurnya di atas ranjang. "Bagaimana bisa aku menikah dengan calon perdana menteri?" Anna masih memekik, sembari memegang sertifikat pernikahannya. "Yang benar saja, Anna!" Perempuan dua puluh lima tahun i

    ปรับปรุงล่าสุด : 2025-02-16
  • Pesona Sang Penguasa   26. Move On

    "TIDAK MAU!" Anna berteriak keras, sembari memeluk tiang tangga. Tentu saja tangga bagian bawah, jadi tidak berbahaya. "Nyonya, kita harus keluar." Darcy dengan sekuat tenaga, menarik tangan perempuan yang lebih muda darinya itu. "Kita harus menjalankan rencana Tuan." "Tapi aku tidak mau." Anna menggeleng, tanpa melepas pelukannya. "Aku suka jadi pusat perhatian, tapi tidak mau jadi terkenal. Aku tidak bisa jadi ibu negara." "Ayolah, Nyonya." Darcy memutar bola matanya karena gemas. "Tuan bahkan belum melakukan kampanye, jadi berhentilah memikirkan tentang politik dulu." "Aku tidak mengerti politik." "Karena itu tidak perlu dipikirkan dan jalani saja hidup dengan biasa." "Tapi aku tidak mau keluar kalau masih banyak wartawan. Lagi pula, kenapa dia bisa tahu rumah perdana menteri?" Sayangnya, Anna masih enggan beranjak. "Karena ini adalah rumah dinas," jawab Darcy juga masih belum mau menyerah. "What?" Tiba-tiba saja, Anna melepas pegangannya pada tiang tangga. Itu me

    ปรับปรุงล่าสุด : 2025-02-16
  • Pesona Sang Penguasa   27. Musuh Dalam Selimut

    "Apa yang kau lakukan?" hardik Astrid dengan kening berkerut tidak suka. "Berhenti merunduk dan duduklah dengan tegap." "Tapi ada banyak wartawan." Sayangnya, Anna masih belum ingin menegakkan tubuhnya. "Duduk dengan tegap sekarang juga, atau aku akan menyeretmu turun dari mobil dan melemparkanmu pada para wartawan itu," desis Astrid makin kesal saja. Mendengar ancaman, mau tidak mau Anna yang duduk sambil merunduk serendah mungkin, kini pelan-pelan menjadi tegap. Dia sempat melirik sang ipar untuk sesaat, tapi pada akhirnya lebih sibuk untuk menutupi wajah. "Apa kau melihat ada wartawan?" tanya Astrid dalam suara mendesis kesal. "Memangnya tidak ada?" Anna malah balas bertanya. "Makanya berhentilah menutupi wajahmu dan lihatlah sekitar." Kali ini kakak dari Alaric itu memekik cukup keras. "Bagaimana kau bisa hidup kalau kau mengabaikan sekitarmu?" "Aku tidak mengabaikan sekitar." Anna dengan cepat membantah. "Aku hanya merasa tidak ingin dikerubuti oleh wartawan dan har

    ปรับปรุงล่าสุด : 2025-02-17
  • Pesona Sang Penguasa   28. Pelajaran Mertua

    "Apa kau ingin mempermalukan keluarga kita?" desis Elizabeth dengan mata melotot. "Untuk apa kau membawa perempuan sialan itu datang ke sini?" "Oh, ayolah Mom." Astrid memutar bola mata karena gemas. "Alaric sudah menyatakan pendapatnya, jadi lebih baik kita ikuti saja dulu dia. Nanti pelan-pelan, aku akan mencari tahu apa yang Anna inginkan dari anak kesayanganmu." Elizabeth tidak langsung membalas putrinya dan malah melotot ke arah sang menantu. Padahal yang dilakukan oleh Anna hanya datang bersama Astrid dan menyapa Elizabeth, tapi sang mertua sepertinya sudah amat sangat kesal. "Kalau bukan karena Al menghalangi pencarian kita, aku pasti sudah tahu apa tujuan anak itu tiba-tiba mau menikah dengan perempuan asing." Kini Elizabeth mendengus keras. "Nah, karena kita sudah di salon, bagaimana kalau kita bertiga menikmati fasilitas di sini." Astrid tiba-tiba saja menepukkan kedua tangannya. "Aku juga?" tanya Anna dengan mata melotot tidak percaya. "Tentu saja kau juga," hard

    ปรับปรุงล่าสุด : 2025-02-18

บทล่าสุด

  • Pesona Sang Penguasa   98. Mimpi Buruk

    "Eh, ketemu dengan teman Papa?" tanya Anna yang kala itu baru menginjak usia delapan belas tahun. "Untuk apa?" "Mereka penasaran denganmu, sekalian saja temani Papa ke tempat pertemuan." Sang ayah berbicara dengan lembut. "Lagi pula, sekarang kau kan sudah lulus." "Benar." Anna mengangguk pelan. "Aku lulus tepat saat baru berumur delapan belas." "Jadi tentu tidak masalah bukan?" tanya sang ayah dengan lembut. "Maksud Papa, kau tidak sedang belajar dan tidak masalah kalau harus begadang selama beberapa hari bukan?" "Tidak masalah sih." Anna kembali mengangguk. "Aku akan pergi menemani Papa." "Anak baik." Sang ayah mengelus pelan kepala sang putri yang kini tersenyum cerah. Anna tentu saja akan senang jika ayahnya senang. Biar bagaimana, sekarang hanya ada mereka berdua saja. Anna pasti akan berusaha untuk melakukan apa pun yang terbaik untuk menyenangkan lelaki yang sudah bersamanya sejak lahir. Kecuali mungkin satu hal. "Maaf, tapi tolong sedikit menjauh." Anna memberita

  • Pesona Sang Penguasa   97. Rencana

    "Apa maksud berita ini Alaric?" Seseorang memukul meja. "Aku sama sekali tidak mengerti." Sayangnya, Alaric harus menggeleng. Bukan tidak tahu apa-apa, tapi dia sedang berusaha menghindar. "Ini berita tentang istrimu, bagaimana mungkin kau tidak tahu apa-apa?" hardik orang yang lain dan membuat Alaric menghela napas. Pagi ini, Alaric memang buru-buru ke kantor karena menerima tentang berita sang istri. Dia bahkan nyaris saja melewatkan sapaan selamat pagi sang istri yang hari ini bangun sedikit lebih terlambat. Jujur, ini membuatnya sakit kepala. "Dengar." Setelah cukup lama terdiam, Alaric akhirnya berbicara juga. "Apa pun yang kalian baca itu tidak benar. Sekali pun itu benar, aku yakin istriku adalah korbannya. Bahkan selama ini pun dia adalah korban grooming." "Kalau begitu berikan bukti dan cepat klarifikasi." Seseorang memberitahu. "Tidak semua orang bisa menerima kenyataan itu." "Sekarang perempuan akan lebih banyak mendukung sesama perempuan." Levi yang biasanya

  • Pesona Sang Penguasa   96. Perempuan Bayaran

    "Calon perdana menteri Alaric Bastian Crawford akhirnya memperkenalkan istrinya pada khalayak umum." Anna membaca judul berita yang ada pada layar ponselnya. "Siapakah sebenarnya Nyonya muda Crawford yang terlihat polos bak malaikat." "Oh, yang benar saja." Anna memekik dan nyaris saja melempar ponselnya. "Kenapa bahasanya menjijikkan begini?" "Kata siapa menjijikkan?" Elizabeth langsung melotot ketika mendengar ucapan menantunya. "Lagi pula, kenapa lompat-lompat? Kau menakuti bayinya." "Mom, bayi di dalam dilindungi plasenta." Astrid memberitahu. "Dia tidak akan takut." "Tapi bukan berarti Anna tidak bisa jatuh kan?" hardik Elizabeth dengan mata melotot. "Kalau dia jatuh dengan keras, bayinya bisa kenapa-kenapa." Mendengar ucapan orang tua itu, Anna dan Astrid langsung terdiam. Mereka dengan cepat memperbaiki duduknya, tidak ingin diceramahi lagi. "Tapi kenapa kalian berdua ada di sini?" Anna kembali bersuara, dengan kening berkerut dan melihat dua orang yang duduk di ki

  • Pesona Sang Penguasa   95. Perempuan Berdosa

    "Bagaimana kalau kita mendengar sepatah atau dua kata dari Nyonya Muda Crawford?" "Ya?" Anna melotot mendengar pertanyaan yang dilemparkan padanya itu. Padahal tadi Alaric bilang dia hanya perlu duduk cantik di studio, bersama dengan ipar dan mertuanya. Katanya paling hanya perlu sedikit menyapa, tapi kenapa sekarang dia ditanyai begini. "Ambil saja mic-nya." Astrid berbisik pada sang ipar, agar tidak terlalu lama terdiam. "Tidak masalah kan kalau kami menanyai istri Pak Alaric yang baru terlihat ini?" Pembawa acara debatnya bertanya. "Untuk yang satu itu, tanyakan saja langsung pada istriku. Dia yang akan kalian tanyai bukan?" Alaric memilih jawaban yang paling aman. "Jika dia tidak mau, tentu saja kau tidak boleh bertanya." "Jadi bagaimana?" Pembawa acara kembali bertanya pada Anna. "Tentu saja bisa." Mau tidak mau, Anna mengangguk. "Tapi aku jadi takut dengan pertanyaannya." "Tenang saja, kami hanya ingin tahu tentang dirimu." Anna menaikkan kedua alis mendengar u

  • Pesona Sang Penguasa   94. Kakak Ipar

    "Kenapa harus pada saat Anna sedang hamil muda?" tanya Elizabeth dengan mata melotot. "Kenapa tidak sebelumnya atau selepas trisemester pertama?" "Aku ingin melindungi Anna dari dekat," balas Alaric dengan tegas. "Dia memang bisa dilindungi dari dunia politik jika terus di dalam rumah, tapi tidak dalam kehidupan sosial dan sehari-hari. Contoh kecilnya saja pada saat Anna bekerja di butik tempo hari." "Itu benar, tapi ...." "Tolong jangan katakan kalau itu bukan hal yang besar." Alaric memotong ucapan sang ibu. "Sekarang mungkin tidak masalah, tapi bukan berarti suatu hari nanti hal ini tidak akan menjadi besar." Padahal Anna baru saja ingin mengatakan kalau kejadian dulu itu bukan apa-apa, tapi dia batal mengatakannya. Apalagi, sang ibu mertua juga tidak lagi bisa berkata apa-apa. Sepertinya, keputusan Alaric sudah bulat. "Kalau begitu, tolong setidaknya kau perhatikan Anna." Pada akhirnya, Elizabeth memilih untuk menyerah saja. "Jaga dia dengan baik, kalau perlu tambah pen

  • Pesona Sang Penguasa   93. Go Public

    "Biarkan aku menyentuhmu, Anna," bisik Alaric, tepat di telinga sang istri. "Sebentar saja dan aku akan melakukannya dengan pelan tanpa menyakitimu dan anak kita." "Tapi tidak bisa begitu, Al." Anna melenguh pelan, karena merasakan tangan sang suami mulai merajalela. "Kau masih dipengaruhi obat dan mungkin tidak bisa mengendalikan diri." "Aku tahu, tapi aku yakin bisa mengendalikan diri." Sayangnya, Alaric tidak mengindahkan sang istri. "Aku menginginkanmu." Kedua mata Anna yang tadi terpejam, kini membuka. Dia yang baru saja terbangun dari mimpi nakalnya, kemudian melihat ke sisi ranjang yang lain. Di sana, dia bisa melihat sang suami yang tertidur pulas tanpa mengenakan busana. "Oh, sialan!" Anna menyugar rambut panjangnya secara asal. "Padahal aku pikir itu hanya mimpi basah, tapi ternyata sungguhan." Padahal Anna hanya bicara pelan, tapi sang suami menggeliat pelan dan membuka matanya dengan perlahan. Lelaki itu bahkan bangun dari posisi tidurnya, menatap sang istri deng

  • Pesona Sang Penguasa   92. Memancing

    "Tunggu dulu, Al." Anna mendorong bahu suaminya dengan cukup keras, sambil berusaha merangkak mundur di atas ranjang. "Aku ini sedang hamil muda loh." "Lalu memangnya kenapa kalau sedang hamil muda?" tanya Alaric dengan tatapan menerawang. "Kita masih bisa bercinta kan?" "Menurut yang pernah kupelajari dan yang baru saja kubaca di internet, trisemester awal sangat rentan dan tidak disarankan untuk bercinta. Apalagi dengan keadaanmu yang seperti sekarang." "Kenapa denganku?" Alih-alih mendengarkan, Alaric malah melepas kancing kemejanya satu per satu. "Kau dipengaruhi obat, jadi tidak mungkin bisa melakukannya pelan-pelan." Anna memekik cukup keras. "Aku akan pelan." "Tidak mungkin kau bisa pelan dalam keadaan seperti ini." Tidak tahan lagi, Anna memilih berteriak. Dia makin panik karena kini sang suami mulai membuka celana. "Tuan aku minta maaf." Padahal Alaric sudah setengah jalan membuka celananya, tapi tiba-tiba saja terdengar suara di belakangnya. Setelah itu, dia

  • Pesona Sang Penguasa   91. Gairah

    "Maafkan aku Nyonya." Tiba-tiba saja, Darcy datang dan membungkuk. "Aku melakukan kesalahan dan pantas dihukum." "Tunggu dulu." Anna yang sedang bersantai sambil mengunyah biskuit, langsung menghentikan aktifitasnya. "Memangnya kau melakukan kesalahan apa?" "Ini tentang pil pencegah kehamilan yang pernah Nyonya minum." Darcy tentu saja akan menjelaskan. "Rupanya itu bukan morning pill, tapi hanya pil KB biasa saja." "Ah, begitu toh." Anna mengangguk paham. "Pantas saja aku tetap hamil walau sudah minum pil, ternyata memang salah ya." "Ya." Darcy ikut mengangguk. "Seharusnya Nyonya meminum morning pill, yang memang diminum sekali saja setelah berhubungan. Kalau pil KB biasa, itu harus diminum rutin baru berfungsi." "Aku juga tahu itu Darcy, tapi terima kasih sudah menjelaskan." Untungnya, Anna sama sekali tidak marah atas keteledoran sang asisten. "Nyonya tidak marah?" "Lalu apa kau sengaja membeli pil yang salah?" Tentu saja Darcy akan menggeleng sebagai jawabannya. It

  • Pesona Sang Penguasa   90. Daftar Mantan

    "Ian? Apa yang kau lakukan di sini?" tanya Marjorie dengan bola mata yang membulat karena terkejut. "Bukankah harusnya itu pertanyaanku?" tanya Caspian dengan senyum lebar. "Kau seharusnya mencari di dalam gedung dan bukan di dalam kamar hotel seperti sekarang." "Oh, soal itu." Marjorie menyelipkan rambut di telinga, berusaha untuk tetap tenang. "Aku tiba-tiba saja merasa tidak enak badan dan perlu untuk segera pulang dan beristirahat." "Tapi kenapa kau tidak memberitahu?" tanya Caspian dengan kedua alis terangkat dan sebelah tangan menahan pintu, sementara yang lainnya bertengger di kusen pintu. "Padahal kita sedang mencari Tuan Alaric yang menghilang loh." "Aku tidak memberitahu?" tanya Marjorie pura-pura bodoh. "Rasanya tadi aku sudah mengirimkan pesan." Sayangnya, Caspian tidak terlihat ingin membalas ucapan perempuan di depannya. Dia justru melihat penampilan Marjorie yang sebenarnya sudah cukup berantakan. Hal yang membuatnya mendengus geli. "Apa kau habis bercinta? K

สำรวจและอ่านนวนิยายดีๆ ได้ฟรี
เข้าถึงนวนิยายดีๆ จำนวนมากได้ฟรีบนแอป GoodNovel ดาวน์โหลดหนังสือที่คุณชอบและอ่านได้ทุกที่ทุกเวลา
อ่านหนังสือฟรีบนแอป
สแกนรหัสเพื่ออ่านบนแอป
DMCA.com Protection Status