Share

Membuatku Mual

last update Last Updated: 2024-05-09 20:01:53

Usai mengatakan itu, Ryuga langsung menarik tangan Claudia dan pergi dari tempat tersebut. Dia tidak membiarkan Claudia membenarkan ucapannya atau menambahkan apa pun lagi.

Ditinggal seperti itu, Claire mengepalkan tangannya. Walau bibirnya tersenyum, tapi tubuhnya bergetar dengan tidak nyaman, tampak marah. Bukan hanya rencananya untuk membuat Claudia cemburu dengan keromantisannya bersama Sambara gagal, wanita itu malah membawa seorang pria yang dengan berani menegurnya!

Seumur-umur, ini baru pertama kali ada orang yang memperingatinya seperti itu! Untuk membela Claudia yang selama ini tidak berani melawannya pula!

Yang benar saja! Claire tidak terima!

‘Claudia! Awas saja kamu!’ seru Claire dalam hati dengan penuh kebencian.

“Claire?” panggil sebuah suara membuat Claire tersentak. Dia menoleh dan melihat Sam yang menatapnya bingung. “Kamu kenapa?”

Claire terdiam sesaat, lalu memasang senyuman tipis. “Nggak apa-apa, Kak.
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter
Comments (14)
goodnovel comment avatar
Del Masdeliana
bonusnya kurang
goodnovel comment avatar
Chotimah Chotimah
kenapa iklan tdk bisa di buka untuk membuka kunciny
goodnovel comment avatar
wiwit sriwidayatiningsih
dag dig dug
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Pesona Presdir Posesif   Bukan Siapa-Siapa, Tapi Mengantarkan Pulang?!

    Kaget dengan kehadiran Dirga yang menatapnya tajam, Claudia memaksakan senyumnya. “Loh, kok kamu belum tidur, Dir?” Dirga tertawa hambar. Masih dengan tatapan tajamnya, Dirga kembali bertanya, “Itu yang namanya Ryuga?” Nada bicaranya terdengar tidak ramah. “Siapa dia dan apa hubungannya sama Mbak?” Tak ada senyum sama sekali di wajah tampan pemuda itu. Posisi Claudia bak tengah diinterogasi oleh ayahnya yang kedapatan pulang malam bersama seorang pria. Hal itu sedikit membuat Claudia terintimidasi, tapi saat sadar Dirga hanya pemuda yang dia anggap adik kecil, wanita itu tersenyum tipis. “Bukan siapa-siapa, Dir.” Dirga yang tadinya bersandar pada pintu rumahnya perlahan mendekati Claudia yang tampak mematung di tempatnya. Kini jarak keduanya hanya tersisa tiga langkah, cukup dekat. Claudia menaikkan pandangan dan Dirga menundukkan kepala untuk dapat bersinggungan mata dengannya, “Bukan siapa-siapa tapi mengantarkan pulang?” tanya Dir

    Last Updated : 2024-05-10
  • Pesona Presdir Posesif   Berhenti Memberikanku Perhatian

    “Kak Sam,” lirih Claudia saat melihat sosok tampan itu berdiri di hadapannya. “Pagi, Clau.” Sam menyapa ramah dengan senyuman tipis. Dengan terus-terang, Claudia bertanya, “Kak Sam ngapain ke sini?” Ini pertama kalinya Sam berkunjung kemari. Claire saja belum pernah singgah ke kamar loteng tempat tinggalnya. “Ketemu Om Anton sama Tante Larissa.” Mendengar itu, Claudia merasa sedikit lega. Benar juga, Sam adalah sepupunya Dirga dan keponakannya Anton dan Larissa–orang tua Dirga. “Oh, ya, ya. Masuk, Kak.” Claudia mempersilakan pria itu masuk, lalu membawanya ke arah ruang tamu. “Clau panggilin Om sama Tante dulu.” Namun, belum ada dua langkah, Sam malah menghentikannya. “Clau, tunggu.” “Ya?” “Kakak mau bicara soal semalam …,” ucap Sam menggantung. Demi mendengar itu Claudia menahan napas. Dia terkejut Sam akan lanjut membahas masalah di malam yang lalu, tapi berusaha tetap tenang. “Mau

    Last Updated : 2024-05-11
  • Pesona Presdir Posesif   Dilarang Menjalin Hubungan dengan Pria Lain!

    Hari ini, Claudia seharusnya berangkat lebih siang ke kampus karena dirinya mengajar di kelas malam. Namun, karena keberadaan Sam di rumah yang masih membuatnya sedikit tidak nyaman, Claudia memutuskan untuk tetap datang lebih awal. Tiba di ruangan dosen, saat Claudia hendak masuk, dia berpapasan dengan Claire. Sepertinya Claire akan masuk kelas jam selanjutnya. Claudia pun menyapa, “Hai, Clai–” WHOOSH Claudia membeku. Claire hanya melewati dirinya tanpa sedikit pun melirik ke arahnya. Alis Claudia berkerut dan dia pun menoleh ke belakang, melihat Claire berjalan pergi bersama dengan dua orang lain yang tertawa kecil saat melihat wajah terkejut Claudia. Hal tersebut membuat Claudia agak kebingungan. Namun, kemudian dia menepis pikiran buruk dan hanya membatin, ‘Mungkin, dia terburu-buru ….’ Tapi, ternyata tidak berhenti sampai di sana. Sampai jam makan siang tiba, keduanya sama sekali belum bicara sepatah kata pu

    Last Updated : 2024-05-11
  • Pesona Presdir Posesif   Daddy

    Digoda seperti itu, Claudia malu setengah mati. Wajahnya terasa panas dan tiba-tiba membuatnya kegerahan sehingga Claudia mengibas-ngibaskan tangannya di udara. Tanpa menatap wajah Ryuga, Claudia menjawab dengan penuh percaya diri, “Poin ini tidak seharusnya ada. Aku tidak merasa ini perlu!” Sudut bibir Ryuga terangkat. “Kamu … yakin?” Melihat Ryuga dengan tampang yang seolah tengah mengejek dirinya, membuat Claudia kesal. ‘Sial,’ rutuk Claudia dalam hatinya lantas menatap Ryuga. Pria ini sengaja menggodanya ‘kan!? Sejenak, Claudia terdiam. Dia berpikir percuma saja membantah Ryuga, toh pria itu selalu mempunyai cara untuk membuatnya menyetujui syarat ini, bukan? “Cepat selesaikan sebelum makanannya datang,” tegas Ryuga membuat Claudia kembali tersadar dari lamunannya. ‘Ah! Masa bodolah!’ seru Claudia dalam hati seraya langsung menandatangani dokumen pertunangan kontrak tersebut. “Sudah,” ucap

    Last Updated : 2024-05-12
  • Pesona Presdir Posesif   Perubahan Claudia

    “Apa yang kamu pikirkan, Claudia?” Bisa-bisanya Ryuga bertanya seperti itu dengan entengnya. “A-Aruna p-putrimu, Ryuga?” Claudia dengan gugup memberanikan diri bertanya. Jari telunjuknya mengambang dan mengarah ke luar jendela. Raut wajah Ryuga terlihat berbeda. Pria itu biasanya memasang wajah datar atau dingin. Namun, kali ini tampak agak ramah. “Mmm.” Ryuga mengangguk-anggukkan kepalanya pelan. Dia menatap Claudia dan bertanya, “Ingin bertemu dan berkenalan, Claudia?” Belum sempat merespons, tangan Ryuga lebih dulu membuka kunci pintu mobil. “R-Ryuga!” desis Claudia tertahan. “J-jangan!” tahan Claudia kemudian memegangi pergelangan tangan Ryuga. Namun, Claudia terlambat. Matanya terbelalak saat pintu sebelah Ryuga terbuka. Dengan gerakan cepat dan terburu, Claudia menarik tangannya lalu membuka pintu mobil sebelahnya dengan kasar. Saat Claudia turun dari mobil, saat itulah Aruna melihat punggung belak

    Last Updated : 2024-05-13
  • Pesona Presdir Posesif   Apakah Pertemanan Kita Seburuk Ini?!

    Claire dan dua dosen muda itu terkejut dengan keyakinan Claudia. Mereka tidak menyangka Claudia akan bersikap begitu keras. Namun, walau tahu ucapan Claudia benar, mana mungkin mereka bersedia kalah semudah itu dari Claudia yang hanya seorang diri? Salah satu dosen muda pun mendengus. “Kami dengar dari Claire kamu menyukai tunangannya, dan ternyata sekarang terbukti kalau itu benar. Apa kamu nggak merasa malu sama sekali, Clau? Kulihat-lihat, kamu bahkan tidak menyangkal hal tersebut!” ujarnya dengan nada menyindir. Dosen kedua pun tertawa sinis. “Astaga, konyol sekali. Teman dekat macam apa yang menyimpan rasa untuk tunangan sahabatnya?!” Claudia memasang wajah datar dan menjawab, “Aku tidak akan menyangkal bahwa aku pernah menyukai tunangan Claire, itu kenyataannya.” Dia menambahkan, “Akan tetapi, perlu kalian ketahui kalau itu hanyalah masa lalu.” Tak berhenti sampai di sana, Claudia lanjut berkata selagi menatap Claire lurus, “Sebaliknya,

    Last Updated : 2024-05-13
  • Pesona Presdir Posesif   Bedakan Urusan Pekerjaan dan Pertemanan

    Usai kelas terakhir, Claudia kembali ke ruang dosen lantas menaruh beberapa buku di loker sebelum dirinya pulang.Saat menutup pintu loker, dia tak sengaja menatap ke arah jari manisnya yang tersemat cincin berlian pemberian Ryuga.Senyumnya terbit. Namun, hanya bertahan beberapa detik. Claudia menggelengkan kepala dan mengerjapkan mata, ‘Ngapain aku senyum segala?!’Claudia rasa ada yang salah dengan dirinya. Terlebih soal sikapnya yang berani membalas perlakuan Claire dan dua dosen muda tadi. Memikirkan itu membuat Claudia tanpa sadar melamun.Salah satu dosen yang kebetulan berdiri tak jauh dari Claudia akhirnya menegur. “Claudia, kamu nggak apa-apa?”Perlahan Claudia memutar kepalanya ke arah sumber suara. Ternyata Bu Desi. Claudia langsung tersenyum … sedikit kikuk. “Eh, Bu Desi,” sapanya. “Baru selesai kelas, Bu?” tanya Claudia mengalihkan topik.Dia dengan cepat mengunci pintu loker dan menurunkan tangannya.“Iya

    Last Updated : 2024-05-14
  • Pesona Presdir Posesif   Kamu Menipuku!?

    Mata Dirga menyorot dingin saat pria bernama Ryuga menarik Claudia dan membisikkan sesuatu di telinga wanita itu. Jadi, seperti ini rupanya sosok Ryuga.Tak butuh waktu lama bagi Dirga untuk menarik Claudia agar membuatnya aman di sisinya.“Ada keperluan apa Anda ke sini?”Ryuga sempat mengerutkan dahi mendengar perkataan Dirga lalu melempar pandangan ke arah Claudia.“Mbak sama Ryuga ada urusan kerja, Dirga.” Claudia berucap lebih cepat. Dia membasahi bibir bawahnya.Saat ini pikiran Claudia sedang ribut. Kehadiran Ryuga membuka ingatan Claudia ketika di parkiran tadi. Soal Aruna ….“Gue nggak nanya Mbak,” sahut Dirga ketus. Dia menatap lurus-lurus ke arah Ryuga. “Gue tanya dia.” Tunjuk Dirga dengan dagunya.Ryuga mendengus kasar. Satu tangannya masuk ke dalam saku celana. Manik hitam miliknya menatap tajam Dirga.“Jawabannya sama seperti Claudia.” Ryuga menyahuti Dirga tak kalah ketus.Berani sekali p

    Last Updated : 2024-05-14

Latest chapter

  • Pesona Presdir Posesif   Mengembalikan Cincin Peony

    Jika bukan karena disibukkan oleh berbagai aktivitas, Claudia lebih rentan terserang penyakit pikiran. Baik memikirkan tentang dirinya maupun sosok terdekatnya seperti pernikahan Lilia yang akan terjadi besok.“Aruna coba gaunnya di ruangan ganti dulu ya, Mommy.”Kesadaran Claudia pulih. Dia menganggukkan kepala saat melihat Aruna dibantu oleh satu orang karyawan untuk mencoba gaun yang sudah dipesan jauh-jauh hari sebelumnya.“Eng~ Mommy tunggu di sini,” jawab Claudia mempersilakan. Satu tangannya naik begitu Aruna melambaikan tangannya. Senyum di bibir cherry Claudia terbit menatap punggung kepergian Aruna yang hilang dibalik pintu ruangan ganti tersebut.Mengenai ucapan Aruna tadi, Claudia sempat membalas sebelum mengajaknya kembali berjalan agar tidak membiarkan Garvi dan Pras menunggu terlalu lama.Claudia mengatakan, ‘Untuk kebaikan masing-masing, Mommy dan Bu Claire memang memutuskan agar tidak kembali bersama seperti sebelumnya.’“Apakah Nyonya juga ingin mencoba gaunnya sekar

  • Pesona Presdir Posesif   Sepotong Pembicaraan

    Kegiatan olahraga berakhir, kegiatan Claudia di kampus pun selesai. Claudia berusaha untuk tidak memikirkan soal Lilia lebih lanjut karena sekarang ini dia akan menemui Aruna untuk pergi ke suatu tempat.“Mommy!”Baru saja Claudia tiba di pintu utama Gimnasium, dia mendengar suara ceria Aruna memanggilnya dari arah samping. Diperhatikannya Aruna yang mendadak memelankan langkah sambil tersenyum malu-malu saat bertukar pandangan dengan dosen-dosen yang ikut berjalan ke luar bersama Claudia.‘Duh, takutnya Mommy malu kalau aku samperin,’ ringis Aruna merasa gamang.Kini, hampir seantero kampus mengetahui jika Claudia adalah Mommy muda-nya Aruna. Sebenarnya kesalahan ada pada dirinya karena dia tidak bisa menahan diri untuk mengunggah kebersamaannya dengan Claudia di sosial media. Dan secara tidak sengaja, Aruna beberapa kali menunjukkan sikap manjanya di hadapan publik.“Rasanya aku pengen seret Aruna ke sini deh, Clau,” celetuk Zoeya yang merasa gemas dengan tingkah malu-malu Aruna.“

  • Pesona Presdir Posesif   Sebuah Kekecewaan

    “Jawabanku tetap tidak!”Detik setelah Idellia melayangkan sebuah penolakan pada teman-teman dosennya, dia meraih bola voli yang ada di dekat kakinya untuk dia pukul sekuat tenaga ke tengah lapangan yang untungnya tidak mengenai dosen lainnya yang ada di sana.Bahunya naik turun menahan amarah yang tiba-tiba saja melambung tinggi begitu Fanya menanyai hal yang tidak ingin Idellia dengar, ‘Besok kamu hadir di pernikahan Lilia ‘kan? Ingat, kalian itu sepupuan loh, Del. Masa kamu tega tidak akan datang, sih?’Satu bulan semenjak Lilia mengumumkan tanggal pernikahan, saat itulah berakhirnya hubungan sepersepupuan Idellia dan Lilia. Mata Idellia memerah kala mengingat hari saat dirinya terpukul dengan kabar bahagia itu. Dia menatap Fanya dengan buas seolah ingin menerkamnya. Sebelum Idellia sempat melakukan sesuatu, aksinya tertahan oleh teriakkan di bawah sana.“APA ADA MASALAH, GUYS?”Sontak baik Idellia maupun yang lain menatap ke bawah lapangan. Seorang pria yang sangat mereka kenali

  • Pesona Presdir Posesif   Sesi Curhat

    Membutuhkan waktu sekitar setengah jam dari flat Diana menuju kediaman Ryuga. Selagi menunggu kedatangan sekretarisnya, Ryuga kembali masuk ke dalam kamar. Manik hitamnya langsung menyorot ke arah Claudia yang tengah menyisir rambut panjangnya di depan meja rias. Ada banyak pertimbangan dalam kepala Ryuga sampai dia menyeletuk, “Temui Diana besok saja. Kamu perlu istirahat yang cukup malam ini, Claudia.” Refleks, Claudia menolehkan wajahnya ke arah Ryuga yang saat ini berjalan menghampiri. Sorot mata Claudia penuh akan protes. “Loh, kenapa? Aku sudah cukup istirahat tadi siang, Ryuga.” Tiba di hadapan Claudia, Ryuga mendaratkan kedua tangannya di bahu Sang wanita. Tubuh tegapnya setengah membungkuk dan kepalanya saling bersejajar. Suara dalam Ryuga berbisik, “Diana sepertinya mengalami patah hati jilid kedua. Aku tidak ingin kamu merasa terbebani ketika mendengarkan cerita Diana nanti.” Melalui meja rias itu pandangan Claudia dan Ryuga saling bersinggungan. Butuh waktu beberapa det

  • Pesona Presdir Posesif   Izin Ryuga

    Panggilan telepon tersambung. Namun, alih-alih suara Ryuga yang terdengar, suara lembut Claudia yang menyapa, “Halo, Diana.” Ketika Claudia sedang asyik-asyiknya memainkan sebuah permainan salon di ponsel Ryuga, nama Diana tertera di layar. Tanpa berpikir panjang, Claudia menggeser ibu jarinya ke arah tombol berwarna hijau. “Kamu masih di sana, Diana? Mau berbicara dengan Ryuga, ya?” Karena tidak ada respons dari lawan bicaranya, Claudia bertanya lagi. “Ryuga sedang di kamar mandi. Nanti aku sampaikan jika kamu menghubungi.” “E–eh, kalau begitu, aku bicara dengan Mbak Clau saja,” ucap Diana dengan suara yang terdengar serak. Hal itu disadari Claudia. Sesaat dia terdiam sebelum kembali menyahut, “Ada apa, Diana?” Entah karena mendapati pertanyaan singkat itu atau karena mendengar suara Claudia yang khawatir, Diana hampir menangis dalam sambungan telepon. Dengan satu tangan yang memegang ponsel dan tangan lainnya meremas gaun di bagian dadanya yang terasa sesak, Diana menimpali,

  • Pesona Presdir Posesif   Berbesar Hati

    Sepanjang perjalanan pulang, Diana benar-benar mengunci mulutnya rapat. Kepalanya menghadap ke arah jendela mobil, enggan menatap Riel yang sedang menyetir. Isi pikirannya sedang membuat keributan sehingga Diana memutuskan diam.‘Tidak bisa, Diana. Tidak bisa kalau begini!’Sementara Riel terus-menerus melirik ke arah Diana dengan perasaan khawatir. Pria itu mengembuskan napas berat saat mobil yang dikendarainya tiba di parkiran flat. Lantas Riel membuka suara, “Beritahu aku apa yang membuatmu tidak nyaman.”Mendengar Riel menyeletuk demikian, Diana menyunggingkan senyum getirnya. “Kamu masih boleh berubah pikiran, Riel.”Usai mengatakan hal tersebut, baru Diana menolehkan wajah. Riel menatapnya tidak mengerti. Dan reaksi itu membuat Diana tiba-tiba saja tertawa dengan miris.Pada satu titik, Diana merasa tidak bisa menahan kegilaannya. Tubuhnya mulai bergetar, menahan tangis yang ingin wanita itu ledakan. Belakangan, Diana terlalu dibuat bahagia. Sekarang, Diana tahu jika kebahagian

  • Pesona Presdir Posesif   Diana, Lilia, dan Keluarga Waluyo

    Diana hanya pernah bertemu wanita itu satu kali di malam resepsi pernikahan Ryuga Claudia. Untuk pertama dan terakhir kali itu, wanita tersebut sudah menegaskan bahwa dia dan Riel tidak memiliki hubungan apa pun.“Kenapa Lilia juga ada di sini, Yel?” tanya Diana tidak bisa menahan rasa penasarannya.“Aku belum menceritakan padamu soal Lilia dan Kak Nuel. Nanti saja, Diana,” jawab Riel seadanya karena langkahnya sudah semakin dekat di meja makan. Tangan Riel menggenggam tangan Diana lebih erat daripada sebelumnya seiring semua pandangan mata tertuju ke arah keduanya.Memberanikan diri, Diana membalas tatapan itu satu persatu hingga terakhir Diana bertukar tatapan dengan Lilia Lua Latesha. Refleks, Diana juga melemparkan senyum.Kala itu Lilia bereaksi di luar kendalinya. Dia membuang wajah karena tidak sengaja menatap ke arah tangan Diana dan Riel yang saling bertautan. Lilia membatin, ‘Ada apa sama lo sebenarnya, Li!’Karena entah ada apa masalahnya, perasaannya seperti tengah dicubit

  • Pesona Presdir Posesif   Kisah Kita Bukan Drama Korea

    Sesi perpisahan Aruna dan Dirga sudah berakhir. Pemuda itu melerai pelukannya pada tubuh Aruna dengan berat hati. Kedua sudut Dirga tertarik ke atas, memperlihatkan senyum yang Aruna inginkan sejak dulu.Merasa diperhatikan, refleks Aruna ingin menolehkan wajah. Akan tetapi, aksinya tertahan oleh tangan besar yang mendarat di puncak kepalanya. Suara Dirga mengudara, “Berani menolehkan wajah, aku akan menganggapmu ingin kembali padaku, Aruna.”Mata besar Aruna menyipit. ‘Apaan, sih, Dirga,’ ucapnya tidak habis pikir.Detik berikutnya, Aruna merasakan kepalanya diusap dengan sayang. Sesuatu yang tidak pernah Dirga lakukan sekali pun. Mata besar Aruna memejam, dia mengepalkan kedua tangan. Dengan sikap tegas dan berani, dia menepis lengan Dirga, membuatnya cukup terkejut dengan reaksi Aruna.“Udah ‘kan? Aku mau masuk.” Aruna tidak ingin terbawa suasana hanya karena sikap Dirga yang satu itu.Sementara Dirga tampak mengembuskan napas berat. “Kamu bisa masuk sekarang.” Karena Dirga tidak m

  • Pesona Presdir Posesif   Mari Jangan Pernah Bertemu Lagi

    Tampan tapi tidak berperasaan. Julukan itu cocok disematkan untuk seorang Dirga Disastra. Akan tetapi, sejujurnya Dirga hanya cukup payah mengakui apa yang dia rasakan. Apa dia cemburu melihat kedekatan Aruna dan Pras? Dirga hanya menautkan kedua alisnya sambil mendengus kasar begitu mobil yang dikendarainya berhenti tepat di posisi Aruna dan Pras berdiri. Tanpa menatap Aland, Dirga berkata, “Turun duluan, Al.” Suara rendahnya terdengar dingin. Pun, ekspresinya. Mengembuskan napas, Aland menganggukkan kepala, “Oke.” Sementara di luar mobil, Aruna terang-terangan melihat ke arah jendela kaca mobil yang terbuka. Dia tidak menyadari jika Pras sudah menurunkan kepala untuk berbisik rendah di telinganya, “Kamu berhutang penjelasan, Aruna.” Kedua tangan Aruna mengepal di sisi tubuh. Dia sama sekali tidak menyesali tindakannya pada Pras. Gadis itu membatin, ‘Cuma ini satu-satunya cara.’ “Apalagi, Al?” tanya Dirga keheranan melihat Aland yang tidak kunjung ke luar dari mobil. Saat Dirga

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status