Home / Romansa / Pesona Presdir Posesif / Jangan Ganggu Tunanganku Lagi

Share

Jangan Ganggu Tunanganku Lagi

last update Last Updated: 2024-05-09 14:10:31

Claire tampak kaget dengan balasan ketus pria tersebut, begitu pula dengan Claudia. Wanita tersebut menyikut lengan pria itu, mengisyaratkan agar dia diam. Namun, Ryuga malah semakin menjadi.

“Apa? Apa aku salah?” tanya pria tersebut sembari menatap Claire. “Sudah minta tolong, tapi tidak bisa menyambut dengan lebih baik. Tidak tahu diri.” Dia melipat tangan dan membuang wajah kesal.

Claudia menggigit bibirnya, tidak tahu lagi harus bicara apa. Akhirnya, dia menatap Claire dengan wajah tak berdaya.

“T-tolong abaikan dia, Claire. Aku baru tiba, kok.” Dia mengeluarkan dokumen yang telah dicetak kepada Claire. “Ini dokumennya.”

“O-oh, ya ….”

Claire tampak masih terkejut dengan sosok pria tampan yang datang bersama Claudia. Dia sama sekali tidak menyangka temannya itu akan tiba dengan orang lain. Seorang pria tampan pula!

Penasaran, Claire pun bertanya, “Ini … siapa, Clau?”

Mata Claire menggerayangi sosok Ryuga, m
Locked Chapter
Continue Reading on GoodNovel
Scan code to download App
Comments (23)
goodnovel comment avatar
Meylan Amelia
nicee...ryuga
goodnovel comment avatar
Lily Anna Jacobus
menarik lanjutkan ceritanya
goodnovel comment avatar
Nur Azizah
lanjut dong
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Pesona Presdir Posesif   Membuatku Mual

    Usai mengatakan itu, Ryuga langsung menarik tangan Claudia dan pergi dari tempat tersebut. Dia tidak membiarkan Claudia membenarkan ucapannya atau menambahkan apa pun lagi. Ditinggal seperti itu, Claire mengepalkan tangannya. Walau bibirnya tersenyum, tapi tubuhnya bergetar dengan tidak nyaman, tampak marah. Bukan hanya rencananya untuk membuat Claudia cemburu dengan keromantisannya bersama Sambara gagal, wanita itu malah membawa seorang pria yang dengan berani menegurnya! Seumur-umur, ini baru pertama kali ada orang yang memperingatinya seperti itu! Untuk membela Claudia yang selama ini tidak berani melawannya pula! Yang benar saja! Claire tidak terima! ‘Claudia! Awas saja kamu!’ seru Claire dalam hati dengan penuh kebencian. “Claire?” panggil sebuah suara membuat Claire tersentak. Dia menoleh dan melihat Sam yang menatapnya bingung. “Kamu kenapa?” Claire terdiam sesaat, lalu memasang senyuman tipis. “Nggak apa-apa, Kak.

    Last Updated : 2024-05-09
  • Pesona Presdir Posesif   Bukan Siapa-Siapa, Tapi Mengantarkan Pulang?!

    Kaget dengan kehadiran Dirga yang menatapnya tajam, Claudia memaksakan senyumnya. “Loh, kok kamu belum tidur, Dir?” Dirga tertawa hambar. Masih dengan tatapan tajamnya, Dirga kembali bertanya, “Itu yang namanya Ryuga?” Nada bicaranya terdengar tidak ramah. “Siapa dia dan apa hubungannya sama Mbak?” Tak ada senyum sama sekali di wajah tampan pemuda itu. Posisi Claudia bak tengah diinterogasi oleh ayahnya yang kedapatan pulang malam bersama seorang pria. Hal itu sedikit membuat Claudia terintimidasi, tapi saat sadar Dirga hanya pemuda yang dia anggap adik kecil, wanita itu tersenyum tipis. “Bukan siapa-siapa, Dir.” Dirga yang tadinya bersandar pada pintu rumahnya perlahan mendekati Claudia yang tampak mematung di tempatnya. Kini jarak keduanya hanya tersisa tiga langkah, cukup dekat. Claudia menaikkan pandangan dan Dirga menundukkan kepala untuk dapat bersinggungan mata dengannya, “Bukan siapa-siapa tapi mengantarkan pulang?” tanya Dir

    Last Updated : 2024-05-10
  • Pesona Presdir Posesif   Berhenti Memberikanku Perhatian

    “Kak Sam,” lirih Claudia saat melihat sosok tampan itu berdiri di hadapannya. “Pagi, Clau.” Sam menyapa ramah dengan senyuman tipis. Dengan terus-terang, Claudia bertanya, “Kak Sam ngapain ke sini?” Ini pertama kalinya Sam berkunjung kemari. Claire saja belum pernah singgah ke kamar loteng tempat tinggalnya. “Ketemu Om Anton sama Tante Larissa.” Mendengar itu, Claudia merasa sedikit lega. Benar juga, Sam adalah sepupunya Dirga dan keponakannya Anton dan Larissa–orang tua Dirga. “Oh, ya, ya. Masuk, Kak.” Claudia mempersilakan pria itu masuk, lalu membawanya ke arah ruang tamu. “Clau panggilin Om sama Tante dulu.” Namun, belum ada dua langkah, Sam malah menghentikannya. “Clau, tunggu.” “Ya?” “Kakak mau bicara soal semalam …,” ucap Sam menggantung. Demi mendengar itu Claudia menahan napas. Dia terkejut Sam akan lanjut membahas masalah di malam yang lalu, tapi berusaha tetap tenang. “Mau

    Last Updated : 2024-05-11
  • Pesona Presdir Posesif   Dilarang Menjalin Hubungan dengan Pria Lain!

    Hari ini, Claudia seharusnya berangkat lebih siang ke kampus karena dirinya mengajar di kelas malam. Namun, karena keberadaan Sam di rumah yang masih membuatnya sedikit tidak nyaman, Claudia memutuskan untuk tetap datang lebih awal. Tiba di ruangan dosen, saat Claudia hendak masuk, dia berpapasan dengan Claire. Sepertinya Claire akan masuk kelas jam selanjutnya. Claudia pun menyapa, “Hai, Clai–” WHOOSH Claudia membeku. Claire hanya melewati dirinya tanpa sedikit pun melirik ke arahnya. Alis Claudia berkerut dan dia pun menoleh ke belakang, melihat Claire berjalan pergi bersama dengan dua orang lain yang tertawa kecil saat melihat wajah terkejut Claudia. Hal tersebut membuat Claudia agak kebingungan. Namun, kemudian dia menepis pikiran buruk dan hanya membatin, ‘Mungkin, dia terburu-buru ….’ Tapi, ternyata tidak berhenti sampai di sana. Sampai jam makan siang tiba, keduanya sama sekali belum bicara sepatah kata pu

    Last Updated : 2024-05-11
  • Pesona Presdir Posesif   Daddy

    Digoda seperti itu, Claudia malu setengah mati. Wajahnya terasa panas dan tiba-tiba membuatnya kegerahan sehingga Claudia mengibas-ngibaskan tangannya di udara. Tanpa menatap wajah Ryuga, Claudia menjawab dengan penuh percaya diri, “Poin ini tidak seharusnya ada. Aku tidak merasa ini perlu!” Sudut bibir Ryuga terangkat. “Kamu … yakin?” Melihat Ryuga dengan tampang yang seolah tengah mengejek dirinya, membuat Claudia kesal. ‘Sial,’ rutuk Claudia dalam hatinya lantas menatap Ryuga. Pria ini sengaja menggodanya ‘kan!? Sejenak, Claudia terdiam. Dia berpikir percuma saja membantah Ryuga, toh pria itu selalu mempunyai cara untuk membuatnya menyetujui syarat ini, bukan? “Cepat selesaikan sebelum makanannya datang,” tegas Ryuga membuat Claudia kembali tersadar dari lamunannya. ‘Ah! Masa bodolah!’ seru Claudia dalam hati seraya langsung menandatangani dokumen pertunangan kontrak tersebut. “Sudah,” ucap

    Last Updated : 2024-05-12
  • Pesona Presdir Posesif   Perubahan Claudia

    “Apa yang kamu pikirkan, Claudia?” Bisa-bisanya Ryuga bertanya seperti itu dengan entengnya. “A-Aruna p-putrimu, Ryuga?” Claudia dengan gugup memberanikan diri bertanya. Jari telunjuknya mengambang dan mengarah ke luar jendela. Raut wajah Ryuga terlihat berbeda. Pria itu biasanya memasang wajah datar atau dingin. Namun, kali ini tampak agak ramah. “Mmm.” Ryuga mengangguk-anggukkan kepalanya pelan. Dia menatap Claudia dan bertanya, “Ingin bertemu dan berkenalan, Claudia?” Belum sempat merespons, tangan Ryuga lebih dulu membuka kunci pintu mobil. “R-Ryuga!” desis Claudia tertahan. “J-jangan!” tahan Claudia kemudian memegangi pergelangan tangan Ryuga. Namun, Claudia terlambat. Matanya terbelalak saat pintu sebelah Ryuga terbuka. Dengan gerakan cepat dan terburu, Claudia menarik tangannya lalu membuka pintu mobil sebelahnya dengan kasar. Saat Claudia turun dari mobil, saat itulah Aruna melihat punggung belak

    Last Updated : 2024-05-13
  • Pesona Presdir Posesif   Apakah Pertemanan Kita Seburuk Ini?!

    Claire dan dua dosen muda itu terkejut dengan keyakinan Claudia. Mereka tidak menyangka Claudia akan bersikap begitu keras. Namun, walau tahu ucapan Claudia benar, mana mungkin mereka bersedia kalah semudah itu dari Claudia yang hanya seorang diri? Salah satu dosen muda pun mendengus. “Kami dengar dari Claire kamu menyukai tunangannya, dan ternyata sekarang terbukti kalau itu benar. Apa kamu nggak merasa malu sama sekali, Clau? Kulihat-lihat, kamu bahkan tidak menyangkal hal tersebut!” ujarnya dengan nada menyindir. Dosen kedua pun tertawa sinis. “Astaga, konyol sekali. Teman dekat macam apa yang menyimpan rasa untuk tunangan sahabatnya?!” Claudia memasang wajah datar dan menjawab, “Aku tidak akan menyangkal bahwa aku pernah menyukai tunangan Claire, itu kenyataannya.” Dia menambahkan, “Akan tetapi, perlu kalian ketahui kalau itu hanyalah masa lalu.” Tak berhenti sampai di sana, Claudia lanjut berkata selagi menatap Claire lurus, “Sebaliknya,

    Last Updated : 2024-05-13
  • Pesona Presdir Posesif   Bedakan Urusan Pekerjaan dan Pertemanan

    Usai kelas terakhir, Claudia kembali ke ruang dosen lantas menaruh beberapa buku di loker sebelum dirinya pulang.Saat menutup pintu loker, dia tak sengaja menatap ke arah jari manisnya yang tersemat cincin berlian pemberian Ryuga.Senyumnya terbit. Namun, hanya bertahan beberapa detik. Claudia menggelengkan kepala dan mengerjapkan mata, ‘Ngapain aku senyum segala?!’Claudia rasa ada yang salah dengan dirinya. Terlebih soal sikapnya yang berani membalas perlakuan Claire dan dua dosen muda tadi. Memikirkan itu membuat Claudia tanpa sadar melamun.Salah satu dosen yang kebetulan berdiri tak jauh dari Claudia akhirnya menegur. “Claudia, kamu nggak apa-apa?”Perlahan Claudia memutar kepalanya ke arah sumber suara. Ternyata Bu Desi. Claudia langsung tersenyum … sedikit kikuk. “Eh, Bu Desi,” sapanya. “Baru selesai kelas, Bu?” tanya Claudia mengalihkan topik.Dia dengan cepat mengunci pintu loker dan menurunkan tangannya.“Iya

    Last Updated : 2024-05-14

Latest chapter

  • Pesona Presdir Posesif   Berbagi Istri

    “Sudah dua bulan ….”Pagi itu tiba-tiba saja Aruna bernyanyi dengan suara yang sumbang. Mata besarnya menatap Ryuga dan Claudia bergantian. Kepalanya miring ke arah kiri. Dia pun menyeletuk, “Kapan Aruna bisa tidur bareng Daddy sama Mommy Clau?”Dua bulan waktu yang cukup bagi Ryuga dan Claudia memiliki waktu berdua. Apalagi beberapa kali Aruna mengungsikan dirinya menginap di mansion agar orang tuanya bisa bebas berpacaran. Bukankah Aruna cukup pengertian?Sekarang, Aruna juga ingin bermanja-manja pada Ryuga dan Claudia. Masa bodoh dengan umur. Toh, Aruna setuju ‘Umur hanyalah angka.’Kemudian gadis itu bertopang dagu menggunakan kedua tangan. Mata besarnya mengerjap beberapa kali seraya memasang wajah yang penuh harap layaknya emoji.Claudia yang melihat itu terkekeh pelan. Dia menaikkan satu tangannya di atas meja makan untuk bertopang dagu. Dia berpikir sejenak, “Mmm, tanya Daddy saja, Aruna,” jawab Claudia sambil melirik Ryuga penuh maksud.“Kalau Mommy sendiri, malam ini juga ay

  • Pesona Presdir Posesif   Penjelasan Sebelum Pergi

    Ada pun, di sisi lain seorang gadis muda juga wajahnya ikut memanas dibalik selimut yang dikenakan. Beberapa detik lalu, dia mendengar suara yang memanggilnya dari luar kamar. “Anjani Ruby.”DEGSuara berat itu lagi-lagi mengudara di dalam kamar hotel yang ditempatinya. Anjani menahan napas dibalik selimut. Itu … jelas-jelas bukan suara Aruna.“Gue tahu lo nggak sakit, lo cuma menghindar dari gue ‘kan?”Mata Anjani memejam erat-erat dengan debar jantung berdebar keras mendengar celetukkan suara berat familier itu di luar kamar. Anjani merasa gamang, haruskah dia menyudahi aksi menghindarinya ini?‘Tapi, aku terlalu malu untuk menunjukkan wajah di hadapan Aland hiyaaaa!’ batin Anjani menjerit. Bahkan sangking malunya, dia tidak sanggup menceritakan hal itu pada Aruna tadi. Sangking malunya, Anjani bahkan memutuskan tidak ikut dalam acara resepsi pesta Ryuga dan Claudia.Gadis itu hanya bisa berguling-guling di atas ranjang tidur sambil memikirkan kejadian di kolam renang yang terus b

  • Pesona Presdir Posesif   Akhir Kesalahpahaman (Riel-Diana-Lilia)

    Malam itu acara resepsi berjalan lancar dan terkendali. Para tamu undangan terus berdatangan dan memberikan ucapan selamat pada kedua pengantin. Kebanyakan tamu-tamu yang hadir didominasi oleh kenalan Rudi dan Aji. Pun, Ryuga sendiri hanya mengundang kolega bisnis yang dia percaya. Kini, Tirta datang beserta istri untuk memberikan ucapan selamat. Sosok Tirta memeluk Ryuga erat-erat. “Selamat sekali lagi, Ryu.” Terdengar nada suara Tirta yang mengatakannya penuh keharuan. Akhirnya setelah sekian lama menduda, teman dekatnya itu pun menikah. Keharuan lain dirasakan Tirta karena menyaksikan sendiri perjalanan kisah cinta Ryuga dan Claudia yang cukup berliku. Ryuga menyunggingkan senyum tipisnya. Dia balas menepuk punggung Tirta. “Mmm, terima kasih, Ta.” Selagi masih berpelukan, Tirta berkesempatan untuk berbisik di telinga Ryuga, “Kamu akan suka hadiah dariku, Ryu. Jangan lupa digunakan sebaik-baiknya dengan Claudia!” Mendengar ucapan Tirta, tampaknya Ryuga tahu apa yang dihadiahkan

  • Pesona Presdir Posesif   Praktek Usai Resepsi

    Beberapa jam kemudian, saat malam menjelang acara resepsi dimulai, Aruna yang baru selesai dirias langsung tergopoh-gopoh melangkah menuju sebuah ruangan yang sudah dipersiapkan menjadi ruang tunggu pengantin.‘Pokoknya harus sempat ketemu Mommy Clau dulu!’ batin Aruna bertekad. Sebab sudah dipastikan nanti malam dia tidak akan bertemu dengan ibu sambungnya.Di sisi lain, Aruna senang karena akhirnya Ryuga dan Claudia menikah sehingga bisa hidup bersama. Di sisi lain, Aruna juga ingin memiliki banyak waktu bersama Claudia lebih lama. Tapi, Aruna lihat-lihat Ryuga sering kedapatan tidak mau berbagi Claudia dengannya.Aruna memasang senyum lemah begitu menemukan Ryuga dan Riel yang tengah mengobrol di depan ruangan pengantin. Tangannya terangkat, melambaikan tangan. “Daddy!” seru Aruna. Mata besarnya memicing, “Mommy Clau mana, Dad?” sambungnya sambil celingukan.Ditodong pertanyaan seperti itu, Ryuga langsung menjawab, “Masih di dalam, Aruna,” tunjuknya sambil mengangkat jari dan menga

  • Pesona Presdir Posesif   Perlu Napas Buatan

    Di sisi lain restoran, terdapat dua kolam renang dalam hotel Azzata. Satu berada di luar dan satu berada di dalam. Kolam renang privat di dalam ruangan terhubung dengan toilet dan ruangan ganti. Meskipun di luar juga terdapat fasilitas yang sama. Tapi, tadi … Anjani pergi ke kamar mandi yang berada dalam untuk menyelesaikan urusan pribadinya. Siapa sangka dia akan menemukan dua sosok pemuda yang sedang berenang berduaan?! Tanpa menyapa, Anjani terburu memasuki salah satu bilik kamar mandi. ‘Ada hal penting yang lebih darurat!’ Begitu Anjani ke luar dari toilet sekitar sepuluh menit kemudian, dia bermaksud menyapa dua sosok pemuda yang dikenalinya itu. Namun, pandangannya hanya bisa menangkap satu sosok pemuda saja yang masih di area kolam renang. ‘Loh, kok cuma Aland aja, sih? Perasaan tadi sama Dirga ‘kan?’ batin Anjani terdiam di depan pintu kamar mandi. Sesaat, dia merasa gamang untuk meneruskan langkah. Jantungnya berdebar lebih cepat mendapati pemuda itu sendirian. Suara bati

  • Pesona Presdir Posesif   Janji Garvi dan Dirga

    Keterdiaman Aruna membuat Larissa paham. Bagaimanapun, perasaan milik Aruna bukan kehendaknya. Bibirnya tersenyum penuh maklum. Dia kembali menepuk-nepuk pelan tangan Aruna dengan lembut.Mata besar Aruna tampak nanar saat beradu tatap dengan Larissa. Air wajahnya juga murung. Demikian, Larissa merasa sedikit bersalah.“Tante tidak bermaksud ikut campur, Aruna. Lagipula yang menjalani hubungan itu kamu dan Dirga. Jadi, keputusan tetap ada di kamu dan Dir–“Mama ngapain sama Aruna?”Sosok yang menjadi topik pembicaraan Larissa dan Aruna tiba-tiba saja muncul menyela ucapan Larissa. Kedatangannya tidak disadari baik Aruna maupun Larissa yang larut dalam pembicaraan. Refleks Aruna menarik tangannya dari Larissa.“Lagi ngomongin kamu nih, Dir,” jawab Larissa dengan santai.Sontak mata Aruna terbelalak. Dia pikir Larissa akan berdalih, tapi malah mengakui terang-terangan?! Mata besar Aruna melirik Dirga sekilas.Pemuda itu menyugar rambut depannya yang basah ke belakang. Dirga memamerkan j

  • Pesona Presdir Posesif   Permintaan Mama Dirga

    Masih di restoran hotel, Aruna dan Anjani baru saja menyelesaikan sarapan keduanya yang terlambat. Pun, susu kotak yang diberikan Emma dihabiskan. Aruna tetap berprinsip jika semua makanan yang diberikan padanya harus dihabiskan sebagai bentuk dari rasa bersyukur. Baru saja keduanya berdiri, tiba-tiba Anjani melihat sosok yang tampak familier baru saja masuk ke dalam restoran hotel. Matanya langsung menatap Aruna lurus-lurus. “Runa, lihat ke belakang deh!” bisik Anjani. Dia menggerakkan ekor matanya. Tidak mungkin langsung menunjuk menggunakan jari tangan. “Itu … Mamanya Dirga bukan, sih?” sambungnya dengan bisikan yang semakin lirih. Tidak ada yang tidak kenal dengan eksistensi orang tua Dirga di dunia entertainment. Terlebih beberapa artis-artis muda yang berada di bawah naungan perusahaan ayah Dirga juga sedang mengenyam pendidikan di Universitas Tunggal Utama. Aruna tidak langsung menoleh. ‘Aku harus gimana, ya?’ pikirnya. Dia menyadari kehadiran orang tua Dirga pada acara pemb

  • Pesona Presdir Posesif   Bukan Konyol, Melainkan Pengertian

    Pemandangan indah hari ini bagi Claudia adalah saat kelopak matanya terbuka, hal yang pertama kali dia temukan adalah sosok Ryuga yang tengah berbaring di sebelahnya. Meskipun pandangannya belum begitu jelas karena baru saja terbangun, tapi tetap tidak mengurangi kadar ketampanan suaminya.Claudia mengerjapkan mata. ‘Aaaaaaaa suami?’ batinnya sambil menarik kedua sudut bibir cherry-nya untuk tersenyum. Menyadari Ryuga sudah menjadi suaminya saja membuat Claudia salah tingkah. Dan saat dia berusaha menyembunyikan wajah, tak sengaja pandangan Claudia jatuh bahkan wajahnya mengenai dada Ryuga. Sesaat, Claudia mematung usai menabraknya.Jantung Claudia mulai berdebar tidak karuan. Tiba-tiba saja muncul keinginan untuk menyentuhnya. Rasa-rasanya semalam Claudia juga sudah menyentuhnya, hanya saja masih sedikit malu-malu. Lantas Claudia menggigit bibir bawah bagian dalamnya.‘Ya ampun, Claudia! Mikir apa, sih, kamu ini!’ rutuknya sambil meringis pelan. Tidak ingin larut oleh pemikiran aneh

  • Pesona Presdir Posesif   Bangun Kesiangan Part 1

    Keesokan harinya, baik Aruna maupun Anjani sama-sama bangun terlambat. Jika alarm Aruna tidak menjerit-jerit, kedua gadis itu tidak akan turun ke restoran hotel untuk sarapan. “Kok lengang, ya?” gumam Aruna saat pandangannya mengedar ke dalam restoran hotel. Di sebelahnya, Anjani bisa mendengar gumaman Aruna. “Kayaknya udah pada selesai sarapan deh, Run.” Ada pun karena jam kedatangan Aruna dan Anjani berada di jam akhir orang-orang selesai bersarapan, jadi hanya menyisakan beberapa anggota keluarga yang tinggal. Mata besar Aruna tidak menemukan dua sosok favoritnya pagi itu. “Pagi, Grammie,” sapa Aruna begitu langkah kakinya berhenti di hadapan Emma yang kini tengah duduk sendirian sambil memakan buah. Anjani ikut menyapa Emma seraya sedikit membungkukkan tubuh. “Pagi, Grammie.” Mendapati kehadiran dua gadis cantik di hadapannya, Emma memasang senyum cerahnya dan membalas ucapan selamat pagi tersebut sebelum menyahut lebih lanjut, “Ya ampun, dua anak gadis baru turun untuk sara

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status