Home / Romansa / Pesona Presdir Posesif / Membongkar Rahasia

Share

Membongkar Rahasia

last update Last Updated: 2024-10-05 21:57:58
Semua orang menolehkan kepala untuk memastikan siapa pemilik suara wanita yang mengudara di belakang.

Claudia sempat berpikir jika mungkin saja itu sosok hantu penunggu Paviliun. Tapi, rasa-rasanya suara wanita itu terdengar familier.

“N-Natasha!”

Emma yang pertama kali bersuara, dia memekik kaget. Wanita paruh baya itu sampai memegangi dadanya serta wajahnya yang memucat.

Selama beberapa tahun terakhir tidak pernah melihat kemunculan Natasha di mana pun, tentu saja kehadirannya sangat mengejutkan bagi keluarga Daksa.

“Ya, ini aku … Natasha.” Wanita itu bicara tanpa beban, mengabaikan tatapan-tatapan yang tidak menginginkan kehadirannya.

“Siapa kamu?” tanya Bahtiar mewakili Aji dan Aland yang belum mengetahui wajah dari Natasha. Suaranya terdengar tidak ramah.

Seharusnya Bahtiar menempatkan setidaknya satu penjaga untuk berjaga di sekitar Paviliun. Namun, dia tidak melakukan itu karena menghargai Aji. Pun, Rudi juga tidak membawa pengawalnya karena Ryuga yang meminta untuk orang
catatanintrovert

Gimana perasaan kalian baca bab iniii????

| 77
Locked Chapter
Continue Reading on GoodNovel
Scan code to download App
Comments (38)
goodnovel comment avatar
Tresna Sumirat Hermiati
seperti dugaanku
goodnovel comment avatar
Listyani Sarah
Terharu sekali dgn apa yg dilakukan aruna sebagai bukti rasa sayang dan cintanya yg mendalam terhadap daddynya sampe aruna rela berkorban melakukan apapun yg bs membuat daddynya tetap bs menikahi orang yg daddy cintai dan sayangi..
goodnovel comment avatar
Debora Mawarni
sedih banget....
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Pesona Presdir Posesif   Bukan Putri Kandung

    Semua anggota keluarga Daksa belum ada yang merespons ucapan Aruna. Pernyataan gadis itu terlalu mengejutkan dan membingungkan.Pun, sosok Natasha yang tidak kalah terkejut mendengar hal yang ke luar dari mulut putrinya itu.“Siapa yang mengatakan itu padamu, Aruna?” tanya Ryuga. Kedua alisnya menukik tajam. Rahangnya mengeras. Manik hitamnya menyorot Aruna dalam. “Natasha?!” Suara Ryuga terdengar penuh penekanan.Mendengar namanya dibawa-bawa, Natasha menggelengkan kepalanya. Dia mendengus kasar. “Bukankah sepanjang waktu Aruna bersamamu, Ryuga?” sindirnya. “Kapan aku memiliki waktu untuk mengatakan hal yang tidak masuk akal itu?!” Wanita itu merasa tertuduh. Mata besarnya mengkilap marah.“Kamu bisa saja menyuruh orang lain untuk mengusik ketenangan Aruna, Natasha!” tuduh Emma.Napas Natasha memburu. “Apa?! Aku bukan kalian–“Bisa hentikan perdebatan tidak berguna ini?” potong Claudia dengan tegas. Dia buru-buru menambahkan, “Apa untungnya saling menuduh tanpa disertai bukti?” Netra

    Last Updated : 2024-10-06
  • Pesona Presdir Posesif   Permintaan Maaf Ryuga (Revisi)

    Terlanjur dibuat kesal oleh darah dagingnya sendiri, Natasha bangkit dari duduknya. Mata besarnya menatap Aruna penuh amarah. “Beginikah sikapmu pada Mommy yang sudah melahirkanmu, Aruna?!” dengus Natasha. Hatinya merasa tercabik karena mendapati Aruna yang sama sekali tidak tertarik baik padanya maupun ayah kandungnya sendiri. “Aku rasa Ryuga tidak mendidikmu dengan sebaik itu.” Natasha menyalahkan Ryuga atas sikap kasar Aruna. Dia melayangkan tatapan kebencian ke arah pria itu. Ryuga sama sekali tidak memberikan respons. Hanya saja dahinya mengerut samar. Apa yang dikatakan Natasha tiba-tiba saja mengganggu isi kepala Ryuga. “Kamu sama sekali tidak berhak mengatakan hal tersebut, Natasha!” tegur Eyang Ila yang sedari tadi diam saja. “Sebaiknya kamu pergi dari sini sekarang,” tambahnya lagi dengan suaranya yang dingin. Benar. Eyang Ila mengusir Natasha. Tanpa harus disuruh dua kali, Natasha memang berniat untuk pergi. Dia mendengus kasar lalu menyeret kakinya untuk segera m

    Last Updated : 2024-10-07
  • Pesona Presdir Posesif   Keceplosan

    Pembicaraan di antara Ryuga dan Aruna berlangsung cukup lama sehingga Emma dan Rudi menyuruh Claudia untuk makan malam tanpa keduanya.Kebetulan dengan apa yang menimpanya hari ini sangat menguras energi Claudia.Satu jam pertama, Claudia masih menunggu dengan menghabiskan waktu untuk mengobrol dengan Emma usai makan malam selesai di halaman belakang.Dua jam berlalu hingga Emma, Rudi, dan Eyang Ila berpamitan pulang, Ryuga juga tidak kunjung ke luar kamar.‘Apa jangan-jangan Ryuga dan Aruna ketiduran?’ tebak Claudia.Beberapa kali Claudia tampak mondar-mandir di depan pintu. Jika bukan karena ucapan Ryuga yang mengatakan ingin bicara padanya, Claudia tidak akan segelisah ini.Jika Claudia pulang sekarang, dia takut Ryuga membutuhkannya.“Jadi pulang nggak, Mbak?”Suara Aland di belakang sana mengejutkan Claudia yang tengah menempelkan telinganya di depan pintu, mencoba mendeteksi suara di dalam kamar. “Aland!” pekik Claudia tertahankan. Dia langsung memegangi dadanya seraya menegakk

    Last Updated : 2024-10-08
  • Pesona Presdir Posesif   Pesona Pria Matang

    Aland yang salah, tapi Ryuga harus ikut bertanggung jawab.Jika bukan karena Aland adalah calon adik iparnya, Ryuga tidak akan mau membantu. Namun, setelah dipikir-pikir memang sebaiknya perasaan Dirga tidak perlu diketahui oleh Claudia.Bisa-bisa itu menambah beban pikiran wanitanya. Ryuga tidak mau Claudia jadi banyak pikiran. Akan lebih bagus jika Claudia hanya memikirkannya seorang.“Mau pake rawit berapa banyak, Ryuga?”Pria itu segera tersadarkan saat mendengar suara Claudia yang bertanya tanpa menoleh ke arahnya. “Satu saja, Claudia,” jawab Ryuga singkat seraya menatap punggung indah Claudia yang sibuk di meja dapur.“Okeee,” sahut Claudia disertai senyuman yang tidak dapat dilihat Ryuga. Pria itu tidak terlalu menyukai makanan pedas. Claudia akan mengingat baik-baik dalam kepalanya.Ryuga mendengus halus mengingat dirinya meminta Claudia untuk dibuatkan mie demi membelokkan topik pembicaraan. Tetapi, untung saja Claudia langsung mengiakan.Sekarang rasanya Ryuga tengah membay

    Last Updated : 2024-10-09
  • Pesona Presdir Posesif   Jangan Sampai Lengah

    Butuh beberapa detik bagi Ryuga untuk mencerna kalimat yang terlontar dari bibir cherry Claudia. Seorang Claudia mengatakan itu tanpa dipancing dulu oleh Ryuga? Jelas Ryuga dibuat speechless. Pria itu mengerutkan dahinya samar. “Ulangi sekali kali lagi, Claudia,” bisiknya dengan suara yang rendah. Rasanya Ryuga ingin merekam suara Claudia barusan dan memutarnya berulang kali sampai dirinya bosan. Claudia menggigit bibir bagian dalamnya. Selagi itu, tangan Claudia yang semula berada di puncak kepala Ryuga perlahan turun hingga menyentuh leher belakang pria itu. Masih saling beradu tatap, Claudia memiringkan kepalanya sedikit ke arah kanan. Dengan mata yang memicing, Claudia berucap, “A-aku–,” jedanya sambil menyunggingkan senyum. “Ah, mie-nya sudah matang, Ryuga.” Claudia dengan cepat membelokkan topik pembicaraan. Ryuga merasakan ada yang hilang ketika Claudia menarik diri dari hadapannya. Dia menggeram tertahan. Sesaat Ryuga memejamkan mata sebelum akhirnya ikut menyusul Claudia.

    Last Updated : 2024-10-10
  • Pesona Presdir Posesif   Mie Instan dan Sticky Note

    'Ketuk pintu, panggil nama, atau langsung masuk saja, ya?"Claudia menunjuk ketiga jarinya yang dijadikan sebagai pilihan. Dia sudah berdiri tepat di pintu kamar yang Ryuga masuki tadi dengan nampan yang sempat Claudia simpan di atas meja dekat pintu masuk kamar.Ada dua pilihan yang berisiko. Bisa saja baik Aruna maupun Aland akan memergoki Ryuda dan Claudia ada di satu kamar yang sama. Selagi Claudia memikirkan itu, tiba-tiba saja pintu kamar di depannya terbuka. Terlihat sosok Ryuga muncul dengan wajahnya yang tampak kusut."Kenapa tidak segera masuk, Claudia?" sindir Ryuga dengan suaranya yang setengah ketus. Dia membuka pintu kamar hingga terbuka lebar-lebar. Tadinya Ryuga memang berniat menyusul Claudia karena wanita itu tidak kunjung datang.Dagu Ryuga mengedik ke dalam. "Masuk sekarang." Suara husky-nya terdengar tidak ingin dibantah.Tahu Ryuga menaruh kesal, Claudia segera menganggukkan kepala. "O-oke," jawab Claudia seraya meraih nampan beserta tas bahunya untuk dibawa mas

    Last Updated : 2024-10-10
  • Pesona Presdir Posesif   Cinta Tidak Mengenal Umur

    Di luar pekerjaan utamanya yang hanya mengajar di kelas malam dan kelas non-reguler, Claudia tetap harus berangkat pagi-pagi ke kampus untuk urusan yang lain.Seharusnya pagi ini Claudia sudah di kampus, tapi dia sudah meminta izin pada Bu Yuli untuk berangkat siang sebab ingin menemui ayahnya terlebih dahulu.“Sebagai calon suamimu, aku juga harus ikut untuk bertemu dengan Ayahmu, Claudia.”Pada akhirnya, pagi itu Aruna diantar ke kampus oleh Aland. Sementara Ryuga dan Claudia pergi ke tempat kontrakan Aland tinggal karena Aji masih di sana.Bahtiar menawari Aji untuk singgah di hotel. Namun, ayah dari dua anak itu menolak.“Ryuga,” panggil Claudia kala keduanya sudah turun dari mobil. Dia menahan lengan Ryuga. Refleks, Ryuga menolehkan wajah untuk melihat ke arah Claudia yang baru saja menaikkan pandangan.“Ada apa, Claudia?” sahutnya dengan suara yang mengalun lembut. Kini Ryuga sepenuhnya memutar tubuhnya ke arah wanitanya.Sebelum berucap, Claudia membasahi bibir bawahnya, “Aku i

    Last Updated : 2024-10-11
  • Pesona Presdir Posesif   No Galau Era

    Sepanjang perjalanan menuju kampus, Aruna tidak berhenti mengoceh. Menanyakan ini dan itu pada Aland. Dia membagikan keresahannya karena memikirkan Ryuga dan Claudia yang tengah menemui Aji. Jujur saja, Aruna takut jika yang menghalangi restunya Aji bagi hubungan Ryuga dan Claudia adalah dirinya sendiri. “Apa Aki Aji sungguh tidak menyukaiku?” “Hah?” sahut Aland sedikit menaikkan volume suaranya. Dia melirik Aruna dari kaca spion. “Lo bilang apa barusan, Ar?” Mendengar itu Aruna mengembuskan napas berat. Dia ikut berteriak. “Nggak, nggak jadi. Sudahi aja ngobrolnya.” Lagipula yang barusan Aruna berbicara pada dirinya sendiri. Aland mendengus. “Kasihan Om Aland kayak ikan hah hah hah-an mulu.” Jawaban Aruna membuat Aland tidak habis pikir. Sudah dirinya dipanggil Om, dikasihani seperti ikan pula. “Ada-ada aja nih bocah,” gumamnya pelan seraya menggelengkan kepala. Kebetulan Aland hanya membawa satu helm dan dia menyuruh Aruna yang memakainya. Tidak lama, motor cagiva Aland masuk

    Last Updated : 2024-10-12

Latest chapter

  • Pesona Presdir Posesif   Yang Belum Terungkap

    Seorang Riel Waluyo sangat bisa diandalkan dalam pekerjaan, terutama dalam situasi-situasi darurat. Seperti yang terjadi lima belas menit lalu saat Lilia jatuh pingsan. Tanpa banyak bicara, Riel langsung membawanya untuk segera dilarikan ke rumah sakit terdekat bersama Idellia yang ikut membantu.“Tolong cepat ditangani, Sus!”Sementara Lilia ditangani oleh dokter jaga dan suster yang bertugas, Idellia langsung menatap Riel dan menepuk bahunya.“Aku mau membelikan Idellia air minum. Kamu bisa tunggu di sini temani Lilia ‘kan, Riel?” pinta Idellia penuh harap.Riel memberikan anggukan di kepala tanpa mengeluarkan sepatah kata apapun.“Thanks!” ucap Idellia sambil berlari ke luar dari UGD. Di perjalanan tadi, dia sempat mengecek ponsel untuk melihat keberadaan calon suami Lilia yang sudah diberitahu ketika Idellia masih berada di mobil.[Idellia: Cepat ke RS Permata, El! Lilia pingsan.]Hanya selang beberapa menit dokter melakukan pemeriksaan, dia menolehkan wajah untuk menatap Riel–sat

  • Pesona Presdir Posesif   Kemisteriusan Lilia

    “Aman kok, Clau, aman.”Jawaban Lilia tampak sangat meyakinkan. Bahkan untuk membuat Claudia percaya jika dirinya baik, Lilia mendaratkan satu tangannya di atas punggung tangan Claudia lantas mengusapnya lembut.“Lihat wajah gue … emang nggak kelihatan baik-baik aja, Clau?” Selagi bertanya, air wajah Lilia menunjukkan bahwa dirinya terlihat baik.Itu dia masalahnya. Jika Idellia sangat ekspresif, Lilia adalah kebalikannya. Kedua sepupu itu memiliki sifat yang berbanding terbalik. Jadi, Claudia tidak bisa memastikan. Ditambah Claudia belum terlalu mengenal Lilia lebih jauh lagi. Claudia sendiri tipe manusia yang cukup tertutup dan sulit membuka diri. Pun, dia juga merasa Lilia masuk ke dalam tipe tersebut. Itu sebabnya keduanya cocok berteman.Claudia berdehem, “Oke, aku berusaha percaya semuanya baik.” Hatinya merasa sedih. Dia paling dekat dengan Lilia dibandingkan teman-teman dosennya yang lain.Senyum Lilia mengembang, walau kelihatan agak sedikit canggung. Kepalanya mengangguk pel

  • Pesona Presdir Posesif   Extra Part

    Siang itu, Claudia sudah memiliki janji akan makan siang bersama Lilia. Dan sesuai janji Ryuga, dia tidak akan membiarkan Claudia kehilangan waktu bersama temannya meskipun sudah menikah. Hanya saja, ini tidak sesuai yang dibayangkan Claudia. Pandangannya melirik Ryuga yang melangkah bersamanya ke dalam cafe. Mendadak langkahnya berhenti. Otomatis, di sebelahnya Ryuga juga menghentikkan langkah. “Tidak bisakah kamu meninggalkanku berdua saja dengan Lilia, Ryuga?” Suara Claudia terdengar putus asa. Satu kakinya menghentak kesal. Bukan apa-apa, pertemuan makan siang ini hanya untuk dia dan Lilia. Pasti ada sesuatu, duga Claudia, mengingat Lilia tidak mengikutsertakan teman-temannya yang lain. Sebuah masalah karena Ryuga ‘kan tidak diajak. Belum sempat Ryuga memberikan respons, suara Claudia mengudara lagi. “Ayo berpisah di sini saja, Ryuga.” Ekspresi Ryuga tampak kesulitan. Dia sedikit keberatan harus meninggalkan Claudia seorang diri. Tapi, itu pilihan Claudia. Dengan suara yang en

  • Pesona Presdir Posesif   Selesai

    Claudia seringkali masih kesulitan untuk menolak permintaan Ryuga dalam urusan ranjang. Akan tetapi, sebagian besar alasannya adalah Claudia sendiri juga menikmati aktivitas keduanya. Seperti yang terjadi beberapa saat lalu, Claudia ikut dengan Ryuga ke perusahaan dan menuruti permintaannya. Mengingat itu kembali membuat Claudia tidak tahan untuk menjambak sisi rambutnya. Dia menghela napas. “Aku rasa aku sudah tidak waras!” cibir Claudia sambil menatap dirinya di depan cermin toilet. Pakaiannya sedikit berantakan dengan beberapa kancing atas yang terbuka. Ketika Ryuga menyentuhnya tadi, itu terasa tidak nyaman bagi Claudia. Tidak seperti biasanya. Demikian, dia meminta Ryuga untuk tidak menjangkau bagian dada. Setengah penasaran, Claudia mencoba menyentuh salah satu dadanya sendiri. ‘Kenapa terasa sakit, ya?’ batin Claudia sambil mengernyitkan dahinya samar. Kedua alisnya bertaut. Namun, Claudia tidak ingin memikirkannya lebih lanjut. Cepat-cepat Claudia merapikannya lalu turun

  • Pesona Presdir Posesif   Berbagi Istri

    “Sudah dua bulan ….”Pagi itu tiba-tiba saja Aruna bernyanyi dengan suara yang sumbang. Mata besarnya menatap Ryuga dan Claudia bergantian. Kepalanya miring ke arah kiri. Dia pun menyeletuk, “Kapan Aruna bisa tidur bareng Daddy sama Mommy Clau?”Dua bulan waktu yang cukup bagi Ryuga dan Claudia memiliki waktu berdua. Apalagi beberapa kali Aruna mengungsikan dirinya menginap di mansion agar orang tuanya bisa bebas berpacaran. Bukankah Aruna cukup pengertian?Sekarang, Aruna juga ingin bermanja-manja pada Ryuga dan Claudia. Masa bodoh dengan umur. Toh, Aruna setuju ‘Umur hanyalah angka.’Kemudian gadis itu bertopang dagu menggunakan kedua tangan. Mata besarnya mengerjap beberapa kali seraya memasang wajah yang penuh harap layaknya emoji.Claudia yang melihat itu terkekeh pelan. Dia menaikkan satu tangannya di atas meja makan untuk bertopang dagu. Dia berpikir sejenak, “Mmm, tanya Daddy saja, Aruna,” jawab Claudia sambil melirik Ryuga penuh maksud.“Kalau Mommy sendiri, malam ini juga ay

  • Pesona Presdir Posesif   Penjelasan Sebelum Pergi

    Ada pun, di sisi lain seorang gadis muda juga wajahnya ikut memanas dibalik selimut yang dikenakan. Beberapa detik lalu, dia mendengar suara yang memanggilnya dari luar kamar. “Anjani Ruby.”DEGSuara berat itu lagi-lagi mengudara di dalam kamar hotel yang ditempatinya. Anjani menahan napas dibalik selimut. Itu … jelas-jelas bukan suara Aruna.“Gue tahu lo nggak sakit, lo cuma menghindar dari gue ‘kan?”Mata Anjani memejam erat-erat dengan debar jantung berdebar keras mendengar celetukkan suara berat familier itu di luar kamar. Anjani merasa gamang, haruskah dia menyudahi aksi menghindarinya ini?‘Tapi, aku terlalu malu untuk menunjukkan wajah di hadapan Aland hiyaaaa!’ batin Anjani menjerit. Bahkan sangking malunya, dia tidak sanggup menceritakan hal itu pada Aruna tadi. Sangking malunya, Anjani bahkan memutuskan tidak ikut dalam acara resepsi pesta Ryuga dan Claudia.Gadis itu hanya bisa berguling-guling di atas ranjang tidur sambil memikirkan kejadian di kolam renang yang terus b

  • Pesona Presdir Posesif   Akhir Kesalahpahaman (Riel-Diana-Lilia)

    Malam itu acara resepsi berjalan lancar dan terkendali. Para tamu undangan terus berdatangan dan memberikan ucapan selamat pada kedua pengantin. Kebanyakan tamu-tamu yang hadir didominasi oleh kenalan Rudi dan Aji. Pun, Ryuga sendiri hanya mengundang kolega bisnis yang dia percaya. Kini, Tirta datang beserta istri untuk memberikan ucapan selamat. Sosok Tirta memeluk Ryuga erat-erat. “Selamat sekali lagi, Ryu.” Terdengar nada suara Tirta yang mengatakannya penuh keharuan. Akhirnya setelah sekian lama menduda, teman dekatnya itu pun menikah. Keharuan lain dirasakan Tirta karena menyaksikan sendiri perjalanan kisah cinta Ryuga dan Claudia yang cukup berliku. Ryuga menyunggingkan senyum tipisnya. Dia balas menepuk punggung Tirta. “Mmm, terima kasih, Ta.” Selagi masih berpelukan, Tirta berkesempatan untuk berbisik di telinga Ryuga, “Kamu akan suka hadiah dariku, Ryu. Jangan lupa digunakan sebaik-baiknya dengan Claudia!” Mendengar ucapan Tirta, tampaknya Ryuga tahu apa yang dihadiahkan

  • Pesona Presdir Posesif   Praktek Usai Resepsi

    Beberapa jam kemudian, saat malam menjelang acara resepsi dimulai, Aruna yang baru selesai dirias langsung tergopoh-gopoh melangkah menuju sebuah ruangan yang sudah dipersiapkan menjadi ruang tunggu pengantin.‘Pokoknya harus sempat ketemu Mommy Clau dulu!’ batin Aruna bertekad. Sebab sudah dipastikan nanti malam dia tidak akan bertemu dengan ibu sambungnya.Di sisi lain, Aruna senang karena akhirnya Ryuga dan Claudia menikah sehingga bisa hidup bersama. Di sisi lain, Aruna juga ingin memiliki banyak waktu bersama Claudia lebih lama. Tapi, Aruna lihat-lihat Ryuga sering kedapatan tidak mau berbagi Claudia dengannya.Aruna memasang senyum lemah begitu menemukan Ryuga dan Riel yang tengah mengobrol di depan ruangan pengantin. Tangannya terangkat, melambaikan tangan. “Daddy!” seru Aruna. Mata besarnya memicing, “Mommy Clau mana, Dad?” sambungnya sambil celingukan.Ditodong pertanyaan seperti itu, Ryuga langsung menjawab, “Masih di dalam, Aruna,” tunjuknya sambil mengangkat jari dan menga

  • Pesona Presdir Posesif   Perlu Napas Buatan

    Di sisi lain restoran, terdapat dua kolam renang dalam hotel Azzata. Satu berada di luar dan satu berada di dalam. Kolam renang privat di dalam ruangan terhubung dengan toilet dan ruangan ganti. Meskipun di luar juga terdapat fasilitas yang sama. Tapi, tadi … Anjani pergi ke kamar mandi yang berada dalam untuk menyelesaikan urusan pribadinya. Siapa sangka dia akan menemukan dua sosok pemuda yang sedang berenang berduaan?! Tanpa menyapa, Anjani terburu memasuki salah satu bilik kamar mandi. ‘Ada hal penting yang lebih darurat!’ Begitu Anjani ke luar dari toilet sekitar sepuluh menit kemudian, dia bermaksud menyapa dua sosok pemuda yang dikenalinya itu. Namun, pandangannya hanya bisa menangkap satu sosok pemuda saja yang masih di area kolam renang. ‘Loh, kok cuma Aland aja, sih? Perasaan tadi sama Dirga ‘kan?’ batin Anjani terdiam di depan pintu kamar mandi. Sesaat, dia merasa gamang untuk meneruskan langkah. Jantungnya berdebar lebih cepat mendapati pemuda itu sendirian. Suara bati

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status