Beranda / Romansa / Pesona Presdir Posesif / Dipanggil Nama Akrab

Share

Dipanggil Nama Akrab

last update Terakhir Diperbarui: 2024-06-14 18:01:04

Melalui sentuhan tangan Ryuga, rambut Claudia disulap menjadi model french braid yang membiarkan rambut panjang bawahnya dibiarkan menjuntai setelah mengepang dua bagian atas rambutnya.

Melalui cermin kecil miliknya, Claudia tersenyum. Ryuga menarik tubuh wanita itu agar menghadap padanya.

Pada akhirnya, Claudia lebih memilih membalik tubuhnya dibandingkan duduk di pangkuan pria itu. Yang benar saja, Claudia masih waras.

“Kok kamu jago, sih?” heran Claudia menatap manik hitam Ryuga. Semakin lama Claudia mengenal Ryuga, pria yang tampak dingin dari luar itu punya kelebihannya tersendiri.

Claudia memberikan dua jempolnya. “Aku suka. Terima kasih ya, Ryuga.”

Ryuga menatap puas melihat hasil pekerjaan tangannya pada rambut Claudia. Dia mendengus, “Terima kasih saja?”

‘Ternyata ada maunya,’ keluh Claudia menggelengkan kepala. Namun, karena dia senang, mangkanya Claudia bertanya, “Ya sudah, kamu mau apa Ryuga?”

Sejurus kemudian, Claudia terpikirkan satu hal. Buru-buru dia menambahkan, “Bole
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (4)
goodnovel comment avatar
Gina Nurpia
ini kok bonus nya gx bisa di buka yah
goodnovel comment avatar
Tresna Sumirat Hermiati
paling juga belanca yg jd mentornya
goodnovel comment avatar
Aqilla Laute Qilla
aku curiga bella yg dtng,,
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Pesona Presdir Posesif   Memastikan Sesuatu

    Di sisi lain, Aruna baru ke luar lima menit setelah kedatangan Dirga ke kediamannya. Seperti yang sudah-sudah, Dirga tak pernah mau masuk ke dalam rumah.Siapa coba yang tidak kesal mendapati sikap kekasihnya seperti itu? Untung stok kesabaran yang Aruna miliki sedalam lautan, jadi itu bukan masalah besar.“Pagi, Dirga sayangggg!” sapa Aruna tiba di hadapan kekasihnya. Dalam sekali lihat, perawakan Aruna tampak menarik perhatian. Gadis itu terlihat segar dengan senyum manis yang selalu terpatri di bibirnya juga matanya yang kerap kali berbinar.Dirga hanya menganggukkan kepala tanpa membalas sapaan kekasihnya. Dia menyodorkan helm yang biasa digunakan Aruna.“Ambil,” kata Dirga dengan nada suaranya yang lempeng. Namun, Aruna menggeleng ragu. Dia menaikkan pandangan untuk menatap manik hitam Dirga.“Aku boleh nggak pake helm nggak? Soalnya takut kepangannya berantakan, Dir,” keluh gadis itu seraya meraba dua kepangan di kepalanya.Sontak itu membuat Dirga menaikkan satu alisnya, menatap

    Terakhir Diperbarui : 2024-06-15
  • Pesona Presdir Posesif   Kebetulankah?

    Mudah saja membuat Aruna yang berisik tiba-tiba menjadi pendiam seperti itu. Dirga sampai melirik berkali-kali, menilai ekspresi wajah yang ditunjukkan Aruna.“A-aku lagi salting, Dir. Jangan kamu lihatin terus!” Diam-diam Aruna sadar jika Dirga memperhatikannya. Aruna membawa kedua tangannya untuk menjadi pembatas agar Dirga tak bisa melihat wajahnya.Sisi wajah Aruna panas.Dirga hanya menggelengkan kepala. Begitu saja salting? Dasar berlebihan.Manik hitamnya fokus ke depan. Keduanya sudah berada di kampus. Dirga sedang mencari tempat parkir.“Lo turun. Gue mau parkir di basemen,” suruh Dirga dengan nadanya yang datar. “Dan langsung ke kelas duluan.”“Nggak bareng? Aku bisa nunggu kamu di sini selagi kamu parkir,” sahut Aruna sedikit kecewa. Dia sudah menurunkan tangannya.“Nggak, Aruna,” tolak Dirga. “Kita pisah di sini.” Maksudnya setelah ini pasti Aruna dan Dirga sibuk dengan kehidupan kampusnya sendiri.Meskipun satu kelas, Dirga selalu menghindari satu kelompok atau berdekatan

    Terakhir Diperbarui : 2024-06-15
  • Pesona Presdir Posesif   Berujung Kenalan

    Kedatangan Bellanca Grey tentu membuat orang-orang yang ada di Gymnasium heboh. Namanya sedang diberitakan di platform sosial media. Baik itu soal kejuaraan-kejuaraan yang telah diraihnya maupun soal asmara cintanya.Bu Yuli yang sudah kembali dari kamar mandi juga terkejut melihat sosok Bellanca yang tengah membagikan satu dua tips.“Loh? Mentornya diganti? Kenapa Ibu nggak tahu?” Bu Yuli tampak terkejut sendiri.Perhatian Claudia teralihkan dari yang sedang menyimak Bellanca menjadi menatap Bu Yuli. “Tante … nggak tahu?”Cepat-cepat Bu Yuli menganggukkan kepala ke arah Claudia. Matanya yang sedikit membola menunjukkan kalau Bu Yuli juga sama terkejut. Wanita paruh baya itu tidak berbohong.“Sebentar, Clau, Tante cek group dulu,” ucap Bu Yuli mengeluarkan ponselnya untuk mengecek pesan.Siapa tahu dia melewatkan informasi penting mengenai pergantian mentor yang sudah ditetapkan sebelumnya. Dan Bu Yuli menaikkan alisnya tinggi-tinggi membaca informasi pergantian itu baru diberitahukan

    Terakhir Diperbarui : 2024-06-15
  • Pesona Presdir Posesif   Ultimatum

    Seharusnya Claudia hanya sebentar saja berada di dalam toilet. Wanita itu sedang mencuci tangannya di wastafel dan berencana kembali ke Gymnasium.Namun, ada panggilan masuk dari Ryuga sehingga mau tak mau Claudia mengangkat panggilan tersebut.Detik setelah Claudia menerima telepon dengan menjepit ponsel di antara pundak dan telinganya, Claudia membatin, ‘Kenapa aku secepat ini terima telepon dari Ryuga!?’“Claudia Mada, di mana kamu?”Suara tegas Ryuga mengudara. Claudia merespons cepat. “Aku di toilet. Kenapa, Ryuga?”“Sendirian?” Ryuga kembali mengajukan tanya.“Iya … sendirian. Masa rame-rame,” sahut Claudia tidak habis pikir. Dia mengeringkan tangannya menggunakan tissue.“Ada apa, Ryuga? Kamu menelepon untuk menanyakan itu?” Samar Claudia mengerutkan dahinya. Rasanya tidak penting saja menurut Claudia.“Tidak, aku dengar Bella jadi mentor di sana.”Ah, sekarang Claudia mengerti. Bibirnya tersenyum lemah. Dia memandang dirinya sendiri di cermin. Kebetulan di toilet ini hanya ada

    Terakhir Diperbarui : 2024-06-16
  • Pesona Presdir Posesif   Tawaran Bergabung Tim Voli Putri

    Usai dari toilet, Claudia kembali ke Gymnasium. Jaraknya hanya dekat. Tampaknya pendaftaran untuk lomba sudah dibuka.Sebenarnya Claudia kebingungan, dia tak ikut berpartisipasi. Inginnya dia kembali ke ruang dosen. Jadi, dia diam-diam kembali membalikkan tubuhnya.‘Kabur aja deh,’ pikir Claudia.Namun, baru beberapa langkah, seseorang memanggil namanya.“Cla-Claudia.”Claudia mengenali suara itu walaupun hanya pernah terlibat satu kali obrolan dengannya, yakni pada saat bersama Claire di toilet waktu itu.‘Nggak usah dipedulikan. Pura-pura nggak dengar aja, Clau!’‘Siapa tahu ada hal penting yang mau diomongin, Clau.’Dua suara dalam kepala Claudia pada akhirnya membuat Claudia memutuskan mengikuti suara isi kepalanya yang kedua.Tubuh Claudia berbalik. Dia mengatur ekspresi wajahnya menjadi sulit terbaca oleh orang lain.“Ya?”Sosok yang memanggil Claudia itu perlahan melangkah mendekati Claudia. Seorang wanita sepantaran Claudia. Dia dosen muda yang satu prodi dengannya.“Kira-kira

    Terakhir Diperbarui : 2024-06-16
  • Pesona Presdir Posesif   Bertemu Sekutu

    Bukan kebetulan Bellanca bisa menemui Claudia seorang diri di dalam toilet. Dia menerima informasi dari seseorang. Mengingat itu, Bellanca merasa akan meraih kemenangannya.Dan setelah kepergian Claudia, Bellanca masih menunggu di toilet untuk menemui orang tersebut.“Dia tidak lupa ‘kan aku menunggunya di sini?” ucap Bellanca yang bersandar di dinding toilet dekat kaca wastafel.Dia menolehkan wajah ke arah cermin, melihat hasil kepangannya sendiri. Bellanca teringat ucapan Claudia soal Ryuga. Tanpa sadar dia mengepalkan kedua tangannya yang sedang terlipat di dada.Bellanca tak berbohong jika Ryuga bisa mengepang rambut model French Braid itu karena belajar darinya. Bellanca sering mengepang rambutnya seperti itu dulu saat latihan.“Gue nggak maksud buat lo nunggu, Bellanca.”Lamunan mengenai Ryuga di masa lalu buyar kala seseorang yang dia tunggu datang juga. Bellanca berdecak kesal melihat ke arah jam tangan yang melingkar di tangan kanannya.“Tidak masalah,” pasrah Bellanca yang

    Terakhir Diperbarui : 2024-06-16
  • Pesona Presdir Posesif   Semakin Curiga

    Tak hanya menangani soal urusan kantor, pekerjaan Riel juga menangani soal putri dari atasannya itu serta menangani kisah asmara atasannya sendiri.Setelah memutuskan sambungan telepon dengan Claudia, Ryuga langsung memerintahkan Viona untuk memanggil Riel agar segera menuju ruangannya.“Pak Ryuga.” Sosok Riel dengan kacamata hitam andalan muncul dibalik pintu ruangan Ryuga. Kepalanya menunduk sebentar ke arah Ryuga, “Ada yang harus kulakukan, Pak?”Sepertinya Riel sudah paham betul jika Ryuga sudah memanggilnya, Ryuga akan segera memberikannya tugas.“Mmm. Bisakah kamu pergi kampus untuk memastikan Claudia baik-baik saja?”Demi mendengar itu, pandangan Riel naik untuk menatap Ryuga. Apa katanya tadi?Ryuga menyadarinya jika perintah itu terdengar konyol. Percayalah, Ryuga juga mengakuinya. Masa bodoh jika Riel akan menganggapnya konyol. Toh pria yang jauh lebih muda itu belum tentu berani menganggapnya demikian.“Bu Yuli bilang Bellanca ada di sana,” beritahu Ryuga. “Sudah pasti ala

    Terakhir Diperbarui : 2024-06-17
  • Pesona Presdir Posesif   Sikap Aneh Plus Berlebihan Ryuga

    Om Yel lihat sendiri ‘kan kalau Bu Claudia baik-baik saja?”Aruna mendekat ke arah Claudia. Matanya yang berbinar memindai Claudia dari atas kepala hingga pada kaki jenjang wanita itu.Pun, sama dengan Riel yang memperhatikan wanita itu dengan intens dibalik kacamata hitam yang dikenakannya. Tak lama pria itu menganggukkan kepala dan tangannya merogoh ponsel.“Saya harus memotret kamu untuk dikirimkan pada Pak Ryuga.”Karena Riel dan Claudia lahir di tahun yang sama, Claudia meminta Riel untuk menggunakan bahasa yang santai selayaknya teman.“A-apa? Aku nggak bersedia untuk difoto,” tolak Claudia.Claudia tak habis pikir dengan jalan pikiran Ryuga. Tak salah jika dirinya menganggap ini berlebihan.‘Ryuga memang berlebihan. Hal-hal seperti ini tidak ada di dalam kontrak.’ Claudia membatin.Tiba-tiba saja Aruna menjawil lengan Claudia. Keduanya bersisian dengan tangan Aruna yang masuk ke dalam tangan dosen muda tersebut.“Aruna?” panggil Claudia kebingungan.Gadis itu menoleh lantas ber

    Terakhir Diperbarui : 2024-06-17

Bab terbaru

  • Pesona Presdir Posesif   Aktivitas Favorit Ryuga

    “A–aku butuh ke kamar mandi lebih dulu.”Mata Claudia tampak meringis. Gelagatnya juga tampak gelisah. Melihat gerak-gerik tersebut, Ryuga menafsirkan jika memang Claudia butuh pergi ke kamar mandi untuk menyelesaikan urusannya.Maka, pria itu menganggukkan kepala. “Yasudah. Kamu yang pertama pakai kamar mandinya, Claudia.” Kebetulan ada yang harus Ryuga lakukan selagi menunggu gilirannya mandi.“O–oke, Ryuga. Terima kasih,” ucap Claudia sambil berniat untuk pergi. Namun, Ryuga menahan pergelangan tangan wanita itu. Dia menyeletuk tepat di belakang telinga Claudia, “Kamu akan pergi ke kamar mandi dengan gaun pengantinmu … Claudia?”Dibisiki dengan suara rendah Ryuga kembali membuat Claudia merasa geli. Pandangan Claudia menoleh ke samping, ke arah cermin besar yang menampilkan sosok dirinya dan Ryuga di belakang tubuhnya.“Ah … ya, kancingnya,” lirih Claudia menatap kancing-kancing kecil terletak di belakang gaun pengantinnya. Dia tidak sampai untuk membuka kancing-kancing tersebut.

  • Pesona Presdir Posesif   Menjemput Malam

    Menjelang sore hari, usai semua acara sudah selesai, Claudia dan Ryuga baru akan pergi ke kamar hotel. Berdua saja. Aruna dan keluarganya juga menginap di hotel yang sama. Namun, berbeda lantai dan kamar. “Ryuga,” panggil Claudia sambil menolehkan wajah ke arah Ryuga. Pria itu balas menoleh, “Mmm?” Ryuga menyahut singkat sembari tangannya memberikan rematan halus di sisi lengan kanan Claudia. “Ada apa … sayang?” Manik hitam Ryuga yang menyorot Claudia dalam ditambah suara berat Ryuga yang terdengar seksi di telinganya, membuat Claudia meneguk ludah. Jujur saja, Claudia mulai merasa gugup membayangkan tidak hanya nanti malam dia dan Ryuga akan tinggal bersama, tetapi selamanya. Baru membayangkannya saja tiba-tiba pipi Claudia bersemu. Cepat-cepat dia menepis pikiran itu. ‘Mikir apa, sih, Clau!’ Untungnya Claudia mengajak Ryuga berbicara sehingga hal itu mengaburkan suara-suara di dalam pikirannya. “Kenapa kita tidak satu lantai dengan Aruna dan yang lain, Ryuga?” tanya Claudia pena

  • Pesona Presdir Posesif   Hilang Kewarasan

    Pemberkatan pernikahan Ryuga dan Claudia berlangsung hanya beberapa jam saja. Toh, memang tamu yang hadir juga tidak banyak. Sebelum selesai, para tamu dipersilakan untuk menikmati jamuan yang sudah disiapkan di taman Azzata. Sementara Sang pengantin–Ryuga dan Claudia masih harus melakukan sesi foto, kali ini diminta untuk berfoto dengan sosok lain. “Misiii, Aruna mau ikut foto juga. Tapi, wajib di tengah!” celetuk Aruna–sesosok gadis yang sedari tadi sudah tidak sabar untuk berada di antara Ryuga dan Claudia. Dengan berat hati, Ryuga melerai tautan tangannya dengan tangan Claudia. Ada sedikit ketidakrelaan. Mau tidak mau, Ryuga menggeser beberapa langkah agar Aruna bisa bersebelahan dengan Claudia. Pria itu berkomentar, “Setelah kamu, gantian Daddy juga mau di tengah, Aruna.” Nada suaranya seolah menyiratkan jika Aruna harus setuju dengan apa yang Ryuga katakan. Mata besar Aruna melirik Ryuga dengan horror. Sikap keposesifan Ryuga bahkan berlaku untuk putrinya sendiri. Aruna mengg

  • Pesona Presdir Posesif   MENIKAH

    Lain halnya di ruangan mempelai pengantin pria, Ryuga saat ini hanya ditemani oleh sahabatnya, dr.Tirta. Pembawaan Ryuga yang tampak tenang diacungi jempol oleh sahabatnya. “Tinggal beberapa menit lagi prosesi pemberkatan pernikahan dimulai, Ryu,” beritahu Tirta saat melirik jam yang melingkar di tangan kirinya. “Kamu dan Claudia akan menikah,” geleng Tirta masih tidak percaya sampai detik sekarang. Selaku orang yang paling mengenal Ryuga sedari lama, Tirta merasa takjub pada akhirnya Ryuga bisa menemukan seseorang yang dicintai dan juga mencintainya. Ryuga memperlihatkan senyum mahalnya. “Mmmm,” angguknya. Kemudian dia merasakan tepukan di pundaknya. Begitu Ryuga menoleh, dia menemukan wajah Tirta tahu-tahu sudah dekat dengannya. Pria itu berbisik di telinga Ryuga. “Sudah siap untuk malam pertamamu, Ryu?” Pertanyaan Tirta jelas menggoda Ryuga. Obrolan semacam ini terkadang terjadi saat pernikahan. Lagipula Tirta adalah orang terdekat Ryuga dan keduanya sama-sama pria. Air wajah R

  • Pesona Presdir Posesif   Siap Menikah? Siap!

    Satu hari bergerak bak dalam satu kedipan. Karena saat membuka mata, Claudia tahu-tahu sudah ada di sebuah ruangan yang terdapat cermin berukuran besar di pojokan sehingga pandangannya tertuju ke arah sana. Claudia meneguk ludahnya dalam-dalam. Di depan cermin tersebut Claudia bisa melihat dirinya sendiri tengah duduk mengenakan gaun pengantin putih dan tengah memegangi buket bunga kecil dalam genggaman kedua tangannya. Wajah cantik yang dilihatnya adalah hasil make up dari satu jam yang lalu. Dia mengangkat satu tangan untuk menyentuh pipinya. Namun, tidak benar-benar menyentuh, dibiarkan mengambang. Claudia bergumam pelan, “I–ini bukan mimpi ‘kan?” Rasa-rasanya baru dua hari yang lalu dia masih sibuk bekerja di kampus, kemudian menghabiskan malam bersama teman-temannya, dan kejadiannya begitu cepat … hari pernikahannya sudah tiba. Claudia akan menikah dengan Ryuga–pria yang dia cintai. Pun, sebaliknya. Pintu besar di hadapannya diketuk. Sebuah suara berat menyeletuk dari luar, “

  • Pesona Presdir Posesif   Vitamin Dosis Tinggi

    Mendadak saja Ryuga terkekeh hambar. Bahkan saat statusnya sudah resmi menjadi suami dari Claudia Mada nanti, Ryuga tetap harus menahan diri?! Wah, buruk sekali nasibnya. “Yang benar saja,” gumamnya pelan sambil menggelengkan kepalanya tidak percaya. Dia sampai membuang wajahnya ke samping. Sial. Raut wajah Ryuga yang tampak kesal membuat Claudia keheranan. Dia bertanya, “Ada apa, Ryuga?” Claudia membenahi posisi duduknya. Sedikit ragu, dia meraih rahang pria itu dan mencoba menggerakkannya agar menatap lurus tepat pada netra matanya. Dia meralat pertanyaannya tadi, “Apa ada yang salah, Ryuga?” Ditodong pertanyaan seperti itu, Ryuga memicingkan mata. Satu tangannya naik, meraih tangan Claudia di sisi rahangnya kemudian tanpa diduga Ryuga mendaratkan kecupan di pergelangan tangan Claudia. Napas Claudia tercekat. Dia tidak bisa berkutik saat pria itu menaikkan pandangan untuk bertukar pandangan. Jantung Claudia kian berdebar kencang. Pertama, karena aksi Ryuga barusan. Kedua, mere

  • Pesona Presdir Posesif   Menjelang Hari-H

    “Claudia ….”Ekspresi wajah Ryuga sedikit memerah. Rahangnya tampak mengeras. Manik hitamnya menyorot tajam ke arah Claudia. Perlahan Ryuga melangkahkan kaki untuk berjalan mendekati wanitanya.‘Astaga, sepertinya aku membuat kesalahan!’ ringis Claudia dalam batinnya.Tanpa mengatakan apa pun, Ryuga segera menarik lembut tangan Claudia dan menyembunyikan tubuh wanita tersebut dari pandangan sosok pria lain di hadapannya.“Ayolah, yang benar saja,” dengus pria tersebut. Dia menunjuk dasinya yang belum selesai dipasangkan dengan jari-jari tangannya yang terluka. “Wanita itu belum selesai–“Wanita yang kamu maksud wanitaku, Argus Adiwilaga,” sela Ryuga penuh penekanan. Manik hitamnya menyorot tajam Argus.Sosok Argus Adiwilaga terkekeh sinis. Dia sama sekali tidak terintimidasi oleh Ryuga. Pria itu menyahut dengan santai. “Ya, tentu aku tahu siapa wanita cantik di belakangmu.”“Claudia Mada,” jeda Argus sambil berusaha mencuri pandang ke arah Claudia dibalik tubuh Ryuga.Sementara itu Cl

  • Pesona Presdir Posesif   Tidak Diundang

    “Dirga.” Tidak hanya memanggil dengan lembut, Aruna juga mendaratkan satu tangannya di atas tangan Dirga. Mata besarnya menatap Dirga penuh harap. Pandangan Dirga jatuh, menatap tangan Aruna yang menyentuhnya. Jauh di dalam lubuk hatinya, ada perasaan yang tidak bisa Dirga jabarkan dengan gamblang. “Please … Dirga.” Aruna tampak memohon dengan suara yang lirih. Firasatnya mendadak buruk. Lantas pandangan Dirga naik untuk menatap Aruna lagi. Sekelebat wajah Garvi muncul bak layar hologram. Gadis itu kembali berucap, “Kasih tahu aku maksud kamu apa, Dir?” Tangan Aruna meremat halus tangan pemuda itu. Terdengar embusan napas berat Dirga. “Besok selesai kuliah, gue jemput lo, Aruna. Kita ketemu sama Garvi.” Dirga mengatakan itu dengan nada suara yang final. Kepala Aruna mengangguk kuat-kuat. “Oke, besok aku ikut!” sahut Aruna terdengar antusias. Dia belum menyadari keanehan yang bisa ditemukan pada Dirga. Diam-diam pemuda itu bersyukur Aruna berhenti bicara dan berhenti bertanya. K

  • Pesona Presdir Posesif   Fakta Baru

    Selagi Aruna memundurkan langkah, sosok pria itu kian maju mendekati Aruna ditambah senyum seringaiannya yang tampak membuat ngeri.“T–to-long …,” gumam Aruna dengan napas yang terdengar putus-putus. Bahunya naik turun dan badannya tampak gemetar. Perasaannya bergemuruh. Entah apa yang membuatnya sampai bereaksi berlebihan seperti ini.“Runa?” panggil Anjani yang belum membaca keadaan. Dia kebingungan melihat Aruna yang tampak ringkih ketakutan.Sementara Lilia dan teman-temannya di belakang sana menyadari ada kejanggalan. Mereka persis di belakang Aruna. Dengan sigap Lilia langsung maju dan menempatkan dirinya di hadapan Aruna.Gadis itu segera dipegangi oleh Zoya dan Fanya di masing-masing kanan dan kiri. Fanya segera melayangkan pertanyaan, “Kamu baik-baik saja, Aruna?”Namun, Aruna belum memberikan respons. Zoya dan Fanya saling menatap satu sama lain seolah bertanya, ‘Apa yang terjadi?’“Aku mau berbicara dengan gadis kecil itu,” tunjuk sosok pria tadi ke arah Aruna yang tertutu

DMCA.com Protection Status