Beranda / CEO / Pesona Pembantu Tuan David / 103. Beri Aku Waktu

Share

103. Beri Aku Waktu

Penulis: Rizu Key
last update Terakhir Diperbarui: 2024-06-23 14:39:51

Dahi David mengernyit saat menatap istrinya yang menunduk.

"Apa maksudmu?" tanya pria itu.

Lila menegakkan kepalanya dan memberanikan diri menatap wajah David. "Mari kita bercerai," ulangnya dengan tegas.

Tatapan tak percaya David berikan pada istri kontraknya. Dalam benaknya, terasa penuh tanda tanya, mengapa secara tiba-tiba Lila meminta cerai darinya? Terlebih lagi, dadanya semakin nyeri mendengar ucapan tersebut tanpa dia minta.

Padahal dia sendiri tahu bahwa dalam waktu satu setengah tahun pernikahan mereka berdua memang akan berpisah sesuai dengan kontrak yang telah disepakati. Namun, tiba-tiba permintaan cerai itu datang lebih awal dari yang dia bayangkan.

Lila masih terus menatap ke wajah tampan suaminya yang terlihat datar. Pria itu bahkan tak berkedip saat mendengar penegasan permintaan perceraiannya.

David terdiam, dadanya bergemuruh karena mendengar ucapan tersebut dari istri kontraknya. Padahal pernikahan mereka awalnya hanya sebuah perjanjian bisnis semata, namun pria i
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Pesona Pembantu Tuan David   104. Dilema David

    David memutuskan untuk kembali ke kamarnya. Hingga malam tiba, mereka sama sekali tidak bertukar sepatah kata pun. Bahkan saat makan, mereka lebih memilih untuk makan di tempat yang berbeda.Kini, David duduk di kursi kerjanya yang berada di dalam kamar, sambil memijit pangkal hidungnya dengan lembut. Di atas meja, selembar kontrak pernikahan tergeletak dengan diam. 'Belum genap satu setengah tahun, kenapa kamu ingin segera bercerai dariku, Lila?' gumam David dalam hati.Pria itu merasakan dadanya sesak seketika saat mengingat permintaan perceraian yang diungkapkan oleh Lilara sebelumnya. Perasaannya semakin terpuruk ketika dia teringat betapa hangatnya Lila saat mereka berdua bersama."Sial..." gumam David pelan, perasaannya campur aduk antara marah dan menyesal.'Aku tidak bisa melepaskannya begitu saja. Bukan hanya karena aku ingin anak darinya, tapi juga aku tidak ingin ada wanita lain yang berkeliaran di sekitarku. Aku sudah terlalu terbiasa dengan kehadirannya,' gumam pria itu

    Terakhir Diperbarui : 2024-06-23
  • Pesona Pembantu Tuan David   105. Apa Maumu?

    Pagi itu David akan memberikan keputusannya. Dia bersiap menuju ke kantornya untuk bekerja. Sore nanti dia baru akan menemui Lilara. Namun, ketika pintu kamar David terbuka, pria tampan itu melihat Lilara yang juga baru saja keluar dari kamar di sebelahnya. Wanita itu menyeret sebuah koper besar.Hatinya tiba-tiba merasa resah. Dia menduga bahwa istrinya itu sedang mencoba menghindar darinya. Tanpa sadar David terus menatap ke arah koper besar sang istri dengan tajam.Lilara menangkap tatapan tajam suaminya. "Aku mau kembali ke rumahku." David menegakkan kepalanya dan kedua mata mereka saling bertemu. "Apa katamu?" tanya pria itu dengan dingin.Lila mencoba tegar menghadap suami dinginnya, "Aku mau pulang ke rumah lamaku yang sudah kembali padaku. Dan Mas David tidak perlu cemas, aku tidak akan merepotkan Mas lagi. Secepatnya aku akan mengurus perceraian kita sekaligus menyerahkan semua aset RH." Saat mendengar pernyataan tersebut, wajah David tampak terkejut. "Apa kau benar-benar i

    Terakhir Diperbarui : 2024-06-24
  • Pesona Pembantu Tuan David   106. Maaf ...

    Lila mendorong pelan tubuh suaminya, merasa tak tahan dengan dekapan hangat yang membuatnya sesak."Lepaskan ...." gumam Lila dengan perasaan berkecamuk.Kedua tangannya mendorong dada bidang David agar segera menjauh darinya. Dia tak mau terbuai dengan dekapan hangat pria dingin itu.David pun mengendurkan pelukannya. Pria itu menatap lekat-lekat wajah Lila, seolah tak ingin melewatkan untuk memandanginya. Namun, di lubuk hati Lila, rasanya sudah cukup memendam penderitaan ini. "Aku tidak ingin dipermainkan lagi, Mas. Aku tidak akan tertipu dengan akting manismu lagi," tegas Lila sembari melepaskan diri dari pelukan David. Wanita itu segera berbalik badan. Dalam langkah gontai, Lila menarik kopernya dengan perasaan yang berkecamuk."Aku tidak peduli jika surat kontrak pernikahan kita sobek. Yang pasti, aku akan tetap mengajukan gugatan perceraian," ujarnya dengan suara bergetar saat hendak mendekati pintu. "Sekarang aku permisi," lanjut wanita itu sembari hendak melanjutkan langka

    Terakhir Diperbarui : 2024-06-24
  • Pesona Pembantu Tuan David   107. Kita Mulai dari Awal

    Merasakan pelukan David yang semakin lama semakin menyesakkan membuat Lila menangis terisak. Dan dalam tangisannya itu, David menyadari betapa egoisnya dia dan kehendaknya telah menyakiti bukan hanya Lilara saja. Namun dirinya juga merasakan sakit yang sama.Perlahan tanganya mengusap lembut kepala dan punggung Lila yang ada dalam dekapannya. David tidak ingin melepaskan Lila dari pelukannya saat itu juga. Hingga dia akhirnya juga ikut terisak menyadari betapa jahatnya dia selama ini. Setelah beberapa menit, tangisan keduanya akhirnya mereda.Sambil mengusap air mata, David membawa Lila duduk di sofa ruang tengah tanpa melepaskan pelukan eratnya. Pria itu menatap istrinya dengan matanya yang berbinar dengan penyesalan."Maafkan aku, Lila ...."Lila memilih diam sembari mengusap air matanya sendiri. Wajahnya benar-benar kacau dan menyedihkan.David meraih tangan Lila dan menggenggamnya lembut. "... Tapi aku tidak ingin bercerai darimu."Lila tidak bisa menahan keterkejutan yang melanda

    Terakhir Diperbarui : 2024-06-25
  • Pesona Pembantu Tuan David   108. Dituduh Pencuri

    Lila menatap lekat-lekat wajah suaminya, mencoba mencari tahu apa yang sebenarnya ada di pikiran David. Mendengar tawaran tersebut membuatnya ingin memanfaatkannya. Namun dia ragu.'Apakah ini hanya janji manisnya lagi? Apa dia benar-benar ingin memperbaiki hubungan ini?' batin Lila.Lagi pula, David hanya mengatakan bahwa dia tidak ingin pisah darinya, itu berarti dia masih diberi kebebasan. Tapi apa yang sebenarnya diinginkannya?"Kalau begitu izinkan aku pulang ke rumah lamaku. Hari ini aku akan mulai tinggal di sana," jawab Lila masih dengan sikap dinginnya.David mengernyitkan dahi, seolah mencoba memahami alasan di balik keputusan Lila. "Kenapa kamu ingin sekali pergi dariku?" tanya pria itu dengan nada seolah terluka.Lila menghela napas. "Aku sudah lelah, Mas. Biarkan aku menata hidupku lagi. Aku ingin mencari kebahagiaan dan rasa nyaman dalam hidupku."David memejamkan kedua matanya, tampak berat menerima keputusan Lila. Meski dia kesal, dia tidak boleh membentak. "Baiklah,"

    Terakhir Diperbarui : 2024-06-25
  • Pesona Pembantu Tuan David   109. Jangan Bersedih

    David masih memberikan tatapan tajam pada sang petugas keamanan. Pria itu kemudian memeluk Lila dan berusaha menenangkan sang istri yang tengah kecewa dan bersedih."Maaf, Tuan. Tapi apa yang Tuan Davidson lakukan di sini?" tanya sang petugas keamanan berubah sopan seketika. David menatap angkuh pada sang petugas keamanan. "Aku menemani istriku mengunjungi rumah lamanya. Tapi sepertinya ada masalah di sini," jawab pria tersebut sembari menoleh menatap rumah besar di belakangnya.'Apa terjadi sesuatu dengan rumah ini?' gumam David dalam hati, mencoba memahami keadaan dengan tenang. Niat hati ingin berduaan di rumah lama sang istri nampaknya akan pupus."Rumah lama? Tapi rumah ini milik majikan saya," jawab sang petugas keamanan masih dengan sopan.Lila membulatkan kedua matanya, merasa kaget dan terpukul dengan informasi yang baru saja didengarnya."A-apa? Apa maksudnya, Pak? Rumah ini milik Pak Ridho Hardianto," tegasnya menyebutkan nama sang ayah.Lila merasa ada sesuatu yang tidak

    Terakhir Diperbarui : 2024-06-25
  • Pesona Pembantu Tuan David   110. Aku Bersumpah

    Sesampainya di apartemen, David menyeret koper Lila dan membawa serta tasnya kembali. Lila duduk dengan perasaan sedih setelah tak berhasil mendapatkan rumahnya."Maaf karena aku tidak bisa membantu mengambil kembali rumah tersebut," ujar David saat sudah duduk di samping istrinya.Lila mengusap air matanya yang tak berhenti sejak tadi. "Aku nggak nyalahin Mas David ...." cicitnya.Pria itu menatap nanar pada kesedihan istrinya. Jika dia ingat, Lila selalu saja menderita sejak berpisah dari mantan suami pertamanya. Dan parahnya dia yang menambah penderitaan Lila dengan kontrak pernikahannya."Atau aku paksa saja pria bernama Candra itu agar mau menyerahkan rumahmu?" tanya David memberikan tawaran.Lila menoleh kaget setelah mendengar tawaran tersebut. "Jangan nekat. Aku tidak mau kamu melakukan hal sekotor itu," ucapnya menolak."Tapi tak ada cara lain lagi," sahut David.Lila menautkan kedua alisnya. "Jika kamu melakukannya, aku akan pergi," ancamnya."Jangan. Apa pun asalkan kamu ti

    Terakhir Diperbarui : 2024-06-26
  • Pesona Pembantu Tuan David   111. Mimpi

    Sore itu David kembali ke apartemennya sekitar pukul tiga. Dia langsung mencari keberadaan sang istri yang tak terlihat di mana pun. Dengan panik, David mencari keberadaan Lilara. Sementara Lila sedang duduk di dalam kamarnya sembari melamun."Sayang, kamu sedang apa?" tanya David sembari berjalan mendekat.Lila masih diam di tempatnya. Wanita itu kemudian menoleh menatap suaminya dengan kedua mata yang memerah."Ada apa?" David segera menghampiri istrinya dan berlutut di hadapan Lila.Wanita itu menatap David yang kini meraih kedua tangannya dengan lembut. Sungguh kali ini pria itu benar-benar jauh berbeda dari sebelumnya."Katakan ada apa? Kalau masalah rumah, kamu jangan khawatir. Meski memang sulit karena itu rumah lamamu yang penuh kenangan, tapi jangan putus asa," ujar pria itu."Aku hanya lelah," jawab Lila tak bersemangat.David menghela napas. "Kalau begitu mari makan," ajaknya."Tapi aku belum mandi," sahut Lila.David segera berdiri dari berlutut. "Kalau begitu mandilah dul

    Terakhir Diperbarui : 2024-06-26

Bab terbaru

  • Pesona Pembantu Tuan David   190. Akhirnya ... [Tamat]

    Setelah mengetahui siapa yang membuat masalah dengannya, David tentu saja tak tinggal diam. Pria itu memanggil Tristan, orang yang pernah merebut mantan kekasihnya dulu dan berhasil menghancurkan rencana pernikahannya. Dia sendiri mengenal Tristan sebagai anak seorang pemilik perusahaan yang cukup terkenal.Setelah membuat jadwal dan undangan, akhirnya David bisa menemui Tristan. David segera pergi ke Singapura. Dua orang yang sudah lama tak berjumpa itu pun kembali saling berhadapan dengan atmosfer yang penuh dengan ketegangan."Jadi, apa maksud dari semua ini, Pak Tristan?" David langsung memberikan pertanyaan inti meski masih tetap mencoba bersikap sopan pada pria di hadapannya.Tristan melihat laporan yang ditunjukkan asisten kepercayaan David padanya. Kedua alisnya pun saling bertaut. "Saha memang tidak menyukai Anda, Pak David. Tapi saya tidak punya waktu untuk melakukan tindakan kotor seperti ini." Tristan mulai berkilah."Mohon jangan berkilah, Pak Tristan," tekan David menco

  • Pesona Pembantu Tuan David   189. Vito Tertangkap

    Lila menaikkan kedua alisnya. "Aku nggak bentak Mas David ....""Tapi terdengar begitu. Kenapa kamu menyuruhku mandi? Padahal aku capek, Sayang. Aku hanya ingin bermanja - manja denganmu dulu," ujar David dengan ekspresi sedihnya yang berubah menjadi kesal.Lila menatap heran suaminya yang salah sangka. Melihat pertengkaran kecil tersebut, Shiro memilih pergi. Sementara Lila masih menatap suaminya. Dia merasa takut jika David kembali bersikap kasar dan dingin seperti saat mereka masih menikah kontrak."Maaf ...." David menunduk. Pria itu merasa bersalah. Dia pun memeluk sang istri."Aku seharusnya tidak bersikap seperti ini. Maafkan aku, Sayang ...." sesalnya sembari mencium kening Lila dan memeluk lembut wanitanya itu.Lila menghela napas. Sepertinya memang David terlalu banyak pikiran. Wajar saja. Pria itu bekerja tanpa henti. Apa lagi David semakin sibuk selain ikut mengurus anak pertama mereka. Sebelumnya juga dia sering menghadapi masalah dan mungkin saja David sudah jengah."Aku

  • Pesona Pembantu Tuan David   188. Mencari Pelaku yang Kabur

    Keheningan itu membuat Farhan merasa tidak nyaman. Sang bos belum memberikan respon apa pun atas pengakuannya kerena teledor. Perlahan pria itu mendongak, memberanikan diri untuk menatap dan menghadapi sang atasan.David ternyata diam sembari menatap lurus ke arahnya. Ketegangan semakin bertambah saat kedua mata Farhan bertemu dengan iris kecokelatan Davidson."Kalau kamu memang merasa bersalah dan bertanggung jawab soal masalah ini, maka cari dan tangkap karyawan itu! Kamu harus menyerahkannya padaku dan cari tahu alasannya serta pada siapa dia 'menjual' rahasia perusahaan!" David berujar tegas dan dingin saat memberikan perintah.Farhan menelan ludahnya. Sudah lama sekali dia tak diperlakukan sedingin ini oleh sang bos. Namun dia harus tetap patuh."Baik, Pak.""Aku tidak akan memecatmu. Karena bagaimana pun juga kamu telah membantuku agar aku bisa tiba di rumah sakit tepat waktu," imbuh David sembari menyandarkan punggungnya pada sandaran kursi kerja.Farhan lagi - lagi terkejut at

  • Pesona Pembantu Tuan David   187. Keteledoran Farhan

    Penyelidikan segera dilaksanakan. David memerintahkan anak buahnya terlebih dahulu sebelum melibatkan pihak luar. Apa lagi ini merupakan masalah internal yang memang harus diatasi oleh perusahaan.Di dalam perusahaan yang terlihat baik - baik saja dari luar, para petingginya sedang mencoba membereskan masalah yang ada. David bersama Farhan kini sedang memeriksa beberapa data yang sudah terlanjur tersebar dan sedang mencoba menghentikannya.Farhan sendiri sudah mendapatkan rekaman CCTV yang dia butuhkan. Kini pria itu memeriksa rekaman yang ada. Beberapa video dari beberapa sudut telah dia periksa. Namun tak ada yang mencurigakan. Hingga dia menemukan video di mana saat dirinya sebelum mengantarkan sang bos menuju ke rumah sakit untuk mendampingi sang istri yang melahirkan."I-ini ...." Farhan bergumam sembari membetulkan kacamatanya.Kedua alis pria itu saling bertaut. Kini memorinya tertuju pada saat dia menyerahkan hasil rapat pada salah satu karyawan pria yang dia mintai tolong unt

  • Pesona Pembantu Tuan David   186. Masalah di Perusahaan

    Farhan menarik napas sebelum menjawab. "Maaf, Pak David. Tapi data itu telah bocor."David membulatkan kedua matanya. "Apa?! Bagaimana bisa?" tanya pria itu dengan ekspresi kaget dan tak percaya.Lila pun mendongak menatap heran ke arah suaminya. Terlihat jelas bahwa David sedang terkejut."Maaf, Pak David. Saya dan juga Cindy sedang menyelidikinya. Kami sedang mencari tahu bagaimana data itu sampai bocor," jawab Farhan terdengar ketakutan.David menghela napas kasar. Pria itu kemudian duduk di samping sang istri, tepatnya pada salah satu sisi tempat tidur. Tangan kanannya menggenggam ponsel, sementara tangan kirinya menyugar rambutnya."Kalau begitu teruslah selidiki. Aku akan segera ke kantor," ucap David kemudian sembari menutup panggilan telepon.Pria itu kini menunduk. Lila yang merasa khawatir segera mendekati suaminya dan meraih lengan kekar pria itu dengan lembut."Mas ... Ada apa?" tanya wanita itu khawatir. Melihat dari respon suaminya, dia menduga adanya masalah yang sedang

  • Pesona Pembantu Tuan David   185. Mengganggu Cuti

    Malam itu suhu cukup panas. Bayi mungil David dan Lila mulai rewel karena kegerahan. Beruntung sang ayah dengan sigap menyetel suhu dalam ruangan tersebut agar putranya kembali nyaman."Ternyata dia merasa kegerahan juga," ucap David yang kini berjalan mendekati istri dan anaknya."Iya, Mas. Sekarang cukup sejuk," sahut Lila.Bayi mungilnya masih menangis. Lalu segera saja Lila memberikan ASI padanya. Dan ternyata tak hanya kegerahan saja, bayi kecil itu juga meredakan haus dan lapar."Ternyata lapar juga Adek, ya?" Lila bertanya dengan lembut seolah sedang bertanya langsung pada putranya.David duduk di samping Lila yang sedang menyusui putranya. Tatapan pria itu tertuju pada payudara Lila yang terlihat padat dan berisi. Kini dia menelan ludahnya seolah ikut merasakan kehausan."Kenapa lihatinnya kaya gitu, Mas?" tanya Lila menatap curiga pada suaminya.David tersenyum penuh arti. Pria itu kemudian beralih menatap wajah cantik istrinya."Aku hanya penasaran bagaimana rasanya," gumam

  • Pesona Pembantu Tuan David   184. Shiro dan Bayi Kecil

    Sehari setelahnya, Lila diperbolehkan pulang. Wanita cantik itu pun berjalan dengan menggendong putranya yang tampan dan menggemaskan."Biarkan Mamah yang gendong. Kamu jalan aja duluan sama David," ujar Helena sembari mengulurkan kedua tangannya."Nggak papa, Mah?" tanya Lila merasa tak enak hati karena membiarkan ibu mertuanya yang menggendong bayinya."Nggak papa. Kamu jalan duluan aja. Mamah juga pengen gendong cucu Mamah," jawab Helena dengan senyuman senang dan terlihat jelas bahwa wanita itu tidak sabar ingin menggendong cucunya untuk pertama kali."Baiklah, Mah. Makasih, ya," ucap Lila sembari menyerahkan putranya pada sang ibu mertua.Lila pun berjalan dengan dituntun oleh suaminya. David begitu protektif pada sang istri yang baru saja melahirkan. Sementara di belakangnya ada ibu beserta salah satu asisten rumah tangga yang membantu membawakan barang - barang mereka.Selama dalam perjalanan pulang, putra kecil David tertidur lelap di pangkuan Lila. Terlihat jelas bahwa bayi m

  • Pesona Pembantu Tuan David   183. Kehangatan Menyambut Bayi yang Manis

    Semua orang yang datang ikut menatap ke arah bayi yang baru saja lahir itu. Mereka ikut penasaran karena David dan Lila tak juga memberi tahu mereka soal jenis kelamin bayinya.Lila pun melirik sang suami. Terlihat David yang sedang tersenyum karena rasa penasaran dari ibunya. Mungkin menurutnya seru merahasiakan jenis kelamin anaknya pada keluarganya sendiri, bahkan sejak kehamilan Lila yang semakin besar."Coba Mamah perhatikan dia laki - laki atau perempuan?" tanya David sengaja ingin menbuat ibunya menebak."Kok gitu? Mamah penasaran, loh. Lila juga nggak mau kasih tahu Mamah pas hamil," protes Helena."Sudahlah, Mah. Nanti kita juga akan tahu sendiri," ucap Norman sembari mengusap lembut bahu istrinya."Tapi Mamah penasaran, Pah. Mamah kan pengen manggil ganteng apa cantik gitu," protes Helena lagi. Terlihat jelas bahwa wanita itu akan sangat menyayangi cucunya."Mas David, kita kasih tahu Mamah saja kenapa, sih? Yang lainnya juga penasaran, tuh," ucap Lila ikut membujuk suaminya

  • Pesona Pembantu Tuan David   182. Welcome, Baby

    Peluh mulai membasahi dahi Lilara. Dengan sigap dan sabar David mengelapnya dengan sapu tangannya. Tak lupa pria itu terus berdoa di dalam hati agar persalinan sang istri berjalan dengan lancar.Saat ini dia semakin menyadari bahwa wanita hebatnya juga sedang berjuang untuk melahirkan anak pertama mereka. Wajah Lila yang terlihat pucat, menunjukkan bahwa wanita itu merasakan kesakitan. Jujur saja sebagai suami, David tentu merasa tak tega saat melihat kesakitan istrinya."Ughhhh." Lila kembali mengejan sesuai dengan instruksi Dokter Nimas. Tangan kanannya menggenggam erat tangan David yang duduk di sampingnya.'Kamu pasti bisa, Sayang,' bisiknya dalam hati.Lila kembali mengejan lagi. Karena pembukaan sudah lengkap, maka wanita itu siap untuk melahirkan anaknya. Suasana di dalam ruangan begitu menegangkan. Apa lagi David terus saja merasakan desiran tak mengenakkan sehingga dia terus saja berdoa untuk keselamatan anak dan istrinya. Sebagai pria yang sudah sangat mencintai mantan pemb

DMCA.com Protection Status